"Meeooongg, meeongg, meonggg".
Mendengar tangisan anaknya, induk kucing itu berlari kencang untuk segera sampai menemui anaknya.
" Aduh, ibu kan masih cari makan. Kalian tenang sebentar dulu", ucap induk kucing sambil berbaring.
Dan langsung saja induk kucing itu disergap oleh ketiga anaknya. Mereka langsung meminum ASI karena sudah lapar. Sejak tadi, induk kucing itu berjalan kesana kemari untuk mencari sisa makanan, dari tadi yang ditemuinya hanya sisa ikan bagian kepala dan tulang. Tapi, walaupun begitu induk kucing tetap memakannya. Lumayan daripada tidak dapat sama sekali, mungkin kalo akan berjalan lebih jauh lagi akan menemukan sisa-sisa daging ikan yang banyak. Tetapi, karena telinganya yang awas dia mendengar suara meongan dari anaknya yang sudah terbangun sejak ditinggal tadi. Maka dari itu, ia cepat berlari menembus kerumunan manusia yang sedang memulai aktivitas seperti biasa di pasar. Saat terbaring, ia tersadar akan keberadaan kucing belang yang kemarin. Kemanakah ia?. Mungkin dia sedang berada di tempat kediamannya untuk saat ini.
"Hei, mama. Liat ada kucing lucu!" seru anak kecil bergigi jarang tersebut sambil menunjuk ke arahnya.
"Iya nak, biarlah mereka tidur. Jangan diganggu. Kasian", ucap mamanya yang sedang sibuk memilih sayur mayur yang tersedia di bedak tersebut.
"Mama, boleh tidak aku ambil salah satu?" tanya bocah tersebut.
"Jangan. Kamu kan sudah punya Moly dirumah".
Bocah itu tertunduk lesu, ia ingin sekali memelihara anak kucing yang lucu. Anak kucing itu melihat ke arahnya dengan tatapan matanya yang masih mengantuk. Tapi hal itu tidak membuat hilang akan kegemasannya.
" Tapi ma, aku belum punya kucing kecil ini. Lihatlah dia lucu sekali kan ma?" tanya bocah itu.
"Tidak, jangan pisahkan dia dengan induknya. Kasihan. Dia masih butuh seorang ibu".
Bocah itu cemberut karena keinginannya untuk memiliki anak kucing tidak terkabulkan. Mama dari si bocah tersebut segera mengajaknya untuk pergi dari situ, daripada anaknya tantrum di tengah tengah keramaian pasar.
Induk kucing yang melihat kepergian bocah tadi, menghembuskan nafas lega. Karena ia juga tidak ingin jika dipisahkan dengan ketiga anaknya. Yang namanya keluarga harus bersama-sama. Walaupun nasibnya yang tidak pasti, akan tetapi si induk kucing yang melihat anaknya utuh ia bisa bersyukur. Ketiga anaknya meringkuk mendekati tubuh induknya,mereka mencari kehangatan di tengah hawa sedingin ini. Cuaca akhir-akhir ini memang tidak stabil. Kadang panas, kadang dingin. Untuk saat ini, cuaca masih sangat dingin karena matahari belum menampakkan dirinya. Induk kucing juga merapatkan tubuhnya untuk mereka yang sedang tertidur pulas. Sebenarnya ia juga merindukan kasih sayang seorang induk kucing.
Dulu, ia juga dilahirkan dengan nasib yang seperti ini. Induknya yang berwarna abu-abu berusaha untuk memenuhi kebutuhan menyusu. Tapi, tubuh sang induk sangatlah kurus, apalagi seluruh hidupnya dihabiskan untuk mencari makanan hingga ke semua tempat. Akibatnya ia jadi gampang terkena penyakit kulit. Hingga tidak butuh waktu lama dalam keadaanya yang seperti itu ditambah perutnya yang selalu kelaparan, akhirnya sang induk kucing itu mati meninggalkan ia yang masih kecil. Dari sana lah ia sudah menjadi kucing jalanan hingga kini. Sudah sering mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dari manusia jika ia sedang mencari sisa makanan. Mulai dari tendangan, siraman air kotor, pukulan, semua sudah ia rasakan. Tak hanya dari manusia saja, dari sesama kucing juga tak jarang dia terlibat dalam perkelahian. Namun itulah kehidupan yang harus dijalaninya entah sampai kapan.
Lagipula, ia sudah lumayan tua untuk ukuran usia kucing.
"Cepatlah besar nak. Nanti ibu akan mengajarimu berburu ikan yang lezat", ucap si induk kucing tersebut sambil menjilati tubuh ketiga anaknya.
Induk kucing itu selalu memberikan kasih sayang yang tak terhingga, walaupun nasibnya yang juga tidak karuan, tapi ia selalu berusaha memberikan apapun yang terbaik untuk anak-anaknya. Ia ingin anaknya tumbuh kuat seperti dirinya. Ia tidak sabar menunggu mereka tumbuh besar.