Loading...
Logo TinLit
Read Story - Salted Caramel Machiato
MENU
About Us  

Ares meraba kantong celananya, memastikan benda itu masih berada di situ. Jantungnya berdetak cepat, dia menjadi begitu gelisah. Ares meyakinkan diri bahwa keputusan yang diambil adalah benar.

 

Ares berkali-kali menggosok kedua telapak tangannya, sebentar dia menoleh ke arah pintu masuk restoran belum juga dilihatnya Helene melewati pintu itu. Dia menggoyang-goyang kakinya, mengembuskan napas perlahan. Sangat tidak mudah ketika harus dihadapkan dengan cinta. Lebih mudah baginya mengambil keputusan untuk perusahaan. Enam bulan mengenal Helene, mencintainya dengan tulus membuat Ares yakin untuk meminta Helene hidup bersamanya selamanya.

 

Sudah beberapa hari dia memikirkan untuk melamar Helene. Malam ini... ya malam ini dia menanti dengan perasaan tak tenang.

 

Dia melihat Helene berjalan melewati pintu, masih dengan baju kerjanya. Kemeja lengan panjang berwarna baby pink dan rok pensil di atas lutut berwarna putih. Matanya tertuju pada Ares yang berdiri menyambut kedatangannya, senyumnya mengembang, matanya berbinar indah. Ares memeluk Helene, mengecup pipinya. Tuhan, aku mencintai perempuan ini.

 

"Maaf, sedikit terlambat... jalanan macet. Kamu tahu lah, jalanan di Jakarta nggak pernah ramah kalau hari kerja." Helene melihat Ares yang sedikit gugup.

 

"Ada sesuatu yang terjadi?" Helene bertanya, keningnya berkerut samar.

 

"Tidak...semua baik-baik saja." Ares menjawab gugup. Aku yang sedang tidak baik-baik saja, tambahnya dalam hati.

 

"Kamu tahu, minggu depan aku akan berangkat keluar kota. Aku suka sih keluar kota, tapi terkadang aku juga ingin menolak." Helene cemberut, tangannya dilipat di depan dada. "Aku sedang tidak dalam mood yang baik untuk bepergian." katanya lagi, wajahnya masih memancarkan rasa jengkel.

 

"Kenapa? Takut rindu padaku?" Ares menggoda, dia ingin mencairkan suasana.

 

"Mungkin... " Helene menjawab, tersenyum sangat lebar.

 

"Aku yang akan merindukan kamu." Ares berdeham, menelan ludah untuk membasahi kerongkongannya yang terasa kering. Sekaranglah saatnya, pikirnya.

 

Ares mengeluarkan benda yang sedari tadi berada di kantongnya. Memegangnya dengan seribu perasaan berkecamuk di hati. Malam ini dia harus bisa menerima apa pun keputusan Helene.

 

Helene melihat kotak yang dipegang Ares dengan tatapan heran dan bingung. Ah, semoga tebakannya tidak benar. Sesungguhnya kalau saat itu datang, dia belum siap untuk menjawab.

 

Ketika Ares memintanya untuk hidup bersamanya selamanya. Helene terpana, dia melihat kesungguhan di mata Ares. Tuhan, aku harus bagaimana?

 

Helene mengangguk pelan, dia menerima Ares. Hati kecilnya tak ingin kehilangan laki-laki ini, tak ingin melukai perasaan Ares.

Ares mencium tangannya, "Andaikan bisa, aku ingin memelukmu sekarang." Ares tersenyum riang.

"Helene, apakah kita perlu membuat pesta pertunangan. Mengatakan kepada semua orang kalau kamu dan aku akan selalu bersama."

 

"Bisakah, hanya kita berdua saja. Aku anggap malam ini kita sudah bertunangan. Waktunya tidak tepat untuk mengadakan pesta. Aku sedang sibuk. Aku harap kamu mengerti." padahal Helene belum siap untuk sebuah pesta.

 

Ares menggenggam tangan Helene lembut, "Aku mengerti, aku hanya ingin kamu merasa bahagia dengan hubungan kita. Aku tidak akan memaksa, karena aku mencintai kamu... aku tidak akan pernah bosan mengatakannya berkali-kali."

 

***

 

Helene memandangi cincin yang melingkar di jari manisnya. Perasaannya masih tak menentu, benarkah semua ini?

 

Aristides... aku tak pernah melafalkan namamu di hatiku. Salahkah aku?

Aristides... aku ingin berada di dekatmu. Tapi aku tidak yakin untuk hidup bersamamu selamanya. Ah, aku bingung!

Aristides... aku akan berusaha membuka pintu hatiku lebar-lebar untukmu. Hanya untukmu.

 

***

 

"Vin, aku harus bagaimana?" Dion meremas rambutnya, terlihat kalut. Di hadapan Davina dia berubah menjadi dirinya sendiri. Tidak ada kesan sok tegar yang kadang dia tunjukkan. Untuk sekali ini dia menyerah. Dion tidak bisa menahan ketakutannya kehilangan Helene.

 

"Bertahun-tahun kamu tidak pernah melihatnya, dia sengaja pindah kos menghilang dari kamu. Seharusnya kamu bisa melupakan Helene. Dia juga harus bahagia Dion, tidak harus dengan kamu." Davina berusaha mengatakan kebenaran pada Dion. Sebenarnya Davina merasa kasihan melihat Dion seperti ini. Hampir tiga tahun laki-laki ini tak bisa menemukan pengganti Helene.

 

Beberapa hari yang lalu Dion menelepon dirinya, di tengah kesibukan mengurus pernikahannya, Dion ingin bertemu. Ada yang ingin dia katakan. Dion membutuhkan bicara dengan Davina secara langsung. Davina menyanggupi. Dion tidak pernah meminta hingga memohon kepadanya. Davina tahu, pasti ada sesuatu yang penting yang ingin Dion sampaikan.

 

Begitu bertemu, Dion langsung mengatakan kalau Helene sudah punya kekasih. "Lalu kenapa? Bukankah kalian memang tidak mungkin bersama? Kamu tidak pernah punya keberanian untuk datang padanya, bicara dengannya."

 

"Mungkin selama ini dia juga menunggu kamu, sampai berapa lama dia sendiri? Begitu dia memiliki kekasih, kamu merasa dia dirampas dari tanganmu. Dia pernah jadi milikmu tapi kamu sudah melepaskan dia dengan sangat menyakitkan. Kalau sekarang dia bahagia, kamu harus merelakannya."

Davina terus bicara, dia ingin membuka jalan pikiran Dion bahwa Helene bukan miliknya lagi. Dion tidak boleh egois. Dia sudah bersikap jahat pada Helene.

 

Dion terperangah, dia tahu bahwa dirinya sudah sangat bersalah pada Helene.

"Aku ingin datang padanya dan meminta maaf. Mungkin dengan begitu, aku bisa merasa lega." Dion menunduk lemah, semangatnya hilang seolah ditelan ombak.

 

***

 

"Kapan kamu pulang?" Ares bertanya untuk yang ke sejuta kali pada Helene, baru tiga hari dia tidak bertemu Helene rasanya sudah begitu lama.

 

"Hari Sabtu nanti aku akan pulang." Helene hanya bisa tertawa kecil setiap mendengar Ares kumat rasa rindunya. "Kamu itu lho, seperti remaja yang baru mengenal cinta saja." Helene pernah protes.

 

"Memang benar begitu... norak ya?" Ares bertanya dengan lagak tak berdosa, sangat polos.

 

"Nggak sih... heran aja gitu! Masak sudah seumur ini, 30 tahun lebih... kamu nggak pernah pacaran?"

 

"Pernah, aku pernah punya pacar... tapi tidak pernah sampai membuatku begini?" Ares berkata jujur. Memang dia belum pernah hingga setergila-gila ini pada seorang perempuan.

 

"Aku tidak tahu harus takjub, terharu atau bahagia dengan ceritamu." Helene tertawa geli.

 

"Kamu... tunggu nanti kalau sudah pulang. Akan aku... " Ares berhenti, tidak melanjutkan kalimatnya.

 

"Akan apa? Lanjutkan dong... aku kan jadi penasaran sama hukuman yang akan aku terima." Helene masih tertawa.

 

"Aku cium aja boleh? Helene... aku merindukanmu."

 

***

 

Ares menghitung waktu demi waktu, memandangi kalender di meja kerjanya. Menandai kepulangan Helene dengan spidol merah. Tak sabar menanti tanggal itu datang. Perempuan ini sudah menjungkirbalikkan hidupnya.

 

***

 

Rasa ingin bertemu Helene begitu mendesak dirinya.

Dia mempersiapkan kata-kata yang harus dia ucapkan pada Helene saat bertemu nanti. Atau malah dia tidak sempat mengatakannya karena Helene begitu muak melihat dirinya. Dia harus mengakui kesalahannya pada Helene, tak ada pembelaan diri. Seperti saat dia mengaku dosa kepada Tuhan. Dia hanya bisa pasrah dan berserah, apa pun yang terjadi.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Janji
493      344     0     
Short Story
Dia sesalu ada, dan akan tetap ada.
SANTA GIRL
518      268     5     
Short Story
Ternyata! Santa itu nyata. Ada yang pernah melihatnya di Litlagea, uptown Loughrea. Bukan seorang kakek dengan kereta rusa, tapi seorang gadis kota yang kamu sukai.
The Hallway at Night
5530      2396     2     
Fantasy
Joanne tak pernah menduga bahwa mimpi akan menyeretnya ke dalam lebih banyak pembelajaran tentang orang lain serta tempat ia mendapati jantungnya terus berdebar di sebelah lelaki yang tak pernah ia ingat namanya itu Kalau mimpi ternyata semanis itu kenapa kehidupan manusia malah berbanding terbalik
STORY ABOUT THREE BOYS AND A MAN
15001      2981     34     
Romance
Kehidupan Perkasa Bagus Hartawan, atau biasa disapa Bagus, kadang tidak sesuai dengan namanya. Cintanya dikhianati oleh gadis yang dikejar sampai ke Osaka, Jepang. Belum lagi, dia punya orang tua yang super konyol. Papinya. Dia adalah manusia paling happy sedunia, sekaligus paling tidak masuk akal. Bagus adalah anak pertama, tentu saja dia menjadi panutan bagi kedua adiknya- Anggun dan Faiz. Pan...
Heliofili
2725      1195     2     
Romance
Hidup yang sedang kami jalani ini hanyalah kumpulan berkas yang pernah kami tandatangani di kehidupan sebelumnya— dari Sastra Purnama
My Sweety Girl
11571      2615     6     
Romance
Kenarya Alby Bimantara adalah sosok yang akan selalu ada untuk Maisha Biantari. Begitupun sebaliknya. Namun seiring berjalannya waktu salah satu dari keduanya perlahan terlepas. Cinta yang datang pada cowok berparas manis itu membuat Maisha ketakutan. Tentang sepi dan dingin yang sejak beberapa tahun pergi seolah kembali menghampiri. Jika ada jalan untuk mempertahankan Ken di sisinya, maka...
Pahitnya Beda Faith
473      341     1     
Short Story
Aku belum pernah jatuh cinta. Lalu, aku berdo\'a. Kemudian do\'aku dijawab. Namun, kami beda keyakinan. Apa yang harus aku lakukan?
Love is Possible
168      155     0     
Romance
Pancaroka Divyan Atmajaya, cowok angkuh, tak taat aturan, suka membangkang. Hobinya membuat Alisya kesal. Cukup untuk menggambarkan sosok yang satu ini. Rayleight Daryan Atmajaya, sosok tampan yang merupakan anak tengah yang paling penurut, pintar, dan sosok kakak yang baik untuk adik kembarnya. Ryansa Alisya Atmajaya, tuan putri satu ini hidupnya sangat sempurna melebihi hidup dua kakaknya. Su...
TEA ADDICT
317      211     5     
Romance
"Kamu akan menarik selimut lagi? Tidak jadi bangun?" "Ya." "Kenapa? Kan sudah siang." "Dingin." "Dasar pemalas!" - Ellisa Rumi Swarandina "Hmm. Anggap saja saya nggak dengar." -Bumi Altarez Wiratmaja Ketika dua manusia keras kepala disatukan dengan sengaja oleh Semesta dalam birai rumah tangga. Ketika takdir berusaha mempermaink...
My Sunset
7444      1612     3     
Romance
You are my sunset.