Read More >>"> Salted Caramel Machiato (Izinkan Aku Memelukmu) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Salted Caramel Machiato
MENU
About Us  

Helene menarik tangan Lusi, lalu memilih untuk duduk jauh dari Irene.

 

"Tidak perlu menanggapi Irene dengan serius. Ninit saja santai menghadapi Irene. Biarkan saja orang lain tahu seperti apa watak Irene."

 

Helene melihat Lusi dan berharap Lusi menghentikan keinginannya untuk melabrak Irene.

 

"Tapi aku penyebab Ninit dijadikan bahan olok-olok oleh Irene." Lusi menunjukkan wajah penyesalan.

 

"Tahu nggak? Ninit tertawa ngakak ketika melihat video itu. Dia bilang Irene nggak ada kerjaan merekam orang yang nggak bisa nyanyi. Mending merekam artis atau siapa lah." Helene tertawa kecil. Lusi tersenyum mendengar cerita Helene.

 

"Daripada meladeni Irene, mending kita masuk dan menyelesaikan pekerjaan hari ini."

 

Helene merangkul pundak Lusi. Mengajaknya kembali menyelesaikan pekerjaan yang tertunda. Helene pun sejenak melupakan Dion dari pikirannya.

 

***

 

Malam ini Bayu, Ninit dan Helene menikmati makan malam mereka di sebuah rumah makan yang tidak terlalu besar dan letaknya dekat dengan kantor.

 

Sepulang kerja, Bayu mampir ke ruangan Helene dan mengajak mereka berdua makan malam sambil nongkrong. Katanya dia rindu ngobrol dengan Ninit dan Helene. Bayu suka dengan persahabatan mereka bertiga. Menurut Bayu, Helene dan Ninit adalah teman perempuan yang menyenangkan diajak ngobrol. Lagipula tujuan mereka untuk pulang searah.

 

Di rumah makan, sambil menikmati makanan, mereka tertawa membahas video Ninit.

 

"Nit, suara mu parah banget sih? Nadanya apa kamu nya lari kemana? Nggak konsisten banget sih." Bayu terkekeh geli.

 

"Terus aja ngeledek... cuma Togap yang menghibur aku. Dia bilang, walaupun suaramu seperti kicauan burung gagak, tapi perasaanku ke kamu nggak pernah pudar." Ninit mempraktekkan gaya Togap seperti berdeklamasi saat mengatakannya.

 

"Hahaha, sebenarnya si Togap itu 11 12 sama Bayu. Cuma diperhalus sedikit." Helene menimpali.

 

"Betul banget!" Bayu menjawab sambil mengacungkan jari telunjuknya.

 

"Lagian, kurang kerjaan banget si Irene pakai direkam trus disebarin. Dikira aku bakal terpengaruh sama kayak ginian. Dia belum kenal siapa Ninit?" katanya sambil menepuk dada.

 

Lagaknya macam jawara kampung yang memenangkan lomba balap karung. Terlihat angkuh sekali. Helene dan Bayu hanya bisa nyengir melihat gaya Ninit bicara.

 

"Lama-lama sudah mirip Togap kamu, Nit." Bayu berdecak sambil menggeleng, dia merasa lucu.

 

"Lusi tuh yang terpengaruh, tadi siang nyaris berantem sama Irene di rooftop," celetuk Helene.

 

Dia menghentikan suapannya dan menceritakan secara lengkap kejadian tadi siang di rooftop. Ninit terperangah mendengar cerita Helene, dia tidak menyangka Lusi sedemikian bersalah kepadanya. Ninit bersyukur Helene mencegah perbuatan nekat Lusi. Kalau nggak, bisa ramai jadinya. Padahal itu berawal dari hal yang sangat sepele dan main-main.

 

Setelah makan mereka berpisah, tidak lupa Helene menitip pesan pada Bayu untuk dibelikan bubur ayam kesukaannya pada hari Senin. Soal bubur ayam ini, sebenarnya itu hal yang tidak disengaja. Helene pernah mendatangi Bayu di ruangannya, ada masalah pekerjaan yang ingin dia tanyakan. Melihat Bayu sedang lahap makan bubur ayam di mejanya, Helene tergoda untuk mencicipi. "Enak banget, beli dimana sih?"

 

"Dekat rumah, ini tukang bubur langganan aku. Kenapa?"

 

"Aku boleh nitip nggak?" Helene bertanya ragu-ragu. Dia takut Bayu menolak.

 

"Oke, besok aku bawakan. Jam 7.30 tepat sudah ada di mejamu."

 

Begitulah awal dari kisah bubur ayam yang sering dibawakan Bayu untuk Helene. Beberapa teman mereka banyak yang salah menduga kedekatan Bayu dan Helene. Tetapi mereka berdua tidak peduli dan tidak ada hasrat untuk menjelaskan bagaimana hubungan mereka. Hanya Ninit yang tahu.

 

***

 

Hari Sabtu,

 

Pagi ini Thalita disibukkan dengan memilih beberapa buah baju yang ada di lemari. Sebenarnya dia bukanlah jenis perempuan yang mau direpotkan hal-hal seperti ini. Tetapi Sabtu ini sangat istimewa, karena Dion akan mengajaknya pergi jalan-jalan. Bukan atas permintaannya tetapi kemauan Dion sendiri. Itu adalah sesuatu yang sangat langka dalam kamus kedekatan mereka beberapa bulan terakhir ini.

 

Entah angin apa yang membuat Dion berubah. Sampai sekarang Thalita belum yakin kalau Dion jatuh cinta padanya. Tatapan mata laki-laki itu bukanlah tatapan mata seorang yang sedang kasmaran. Dion sering menatap lembut padanya, tetapi Thalita juga tahu, kadang-kadang Dion juga menatap seperti itu kepada perempuan lain.

 

Laki-laki ini masih menjadi tanda tanya besar untuknya. Ketika Dion mengajaknya, Thalita terkejut sekaligus bersyukur ada sedikit kemajuan dalam hubungan mereka. Biarlah kali ini dia yang begitu mencintai Dion, Thalita yakin suatu saat Dion akan berbalik mencintai dirinya. Mamanya pernah bilang, lebih baik bersama laki-laki yang sangat mencintai kamu daripada kamu yang sangat mencintai dirinya. Mama tidak ingin Thalita merasakan sakit hati dan terluka. Namun, Thalita mengabaikan kata-kata mama. Semua karena Dion.

 

***

 

Sesuai rencana, Sabtu ini Helene akan mendatangi Dion. Namun, pagi ini dia bangun dengan sakit kepala yang sangat hebat. Tadi malam dia tidak bisa tidur memikirkan apa saja yang harus dia katakan pada Dion. Otaknya sampai lelah berpikir.

 

Apakah dia harus membujuk laki-laki itu? Belajar memaklumi semuanya dan mengalah. Apakah dia harus menerima dan berharap suatu saat Dion akan kembali seperti dulu. Apakah ada sangkut pautnya dengan perempuan itu? Atau...Ah, tak taulah!

 

Kalimat penghiburan melintas di kepalanya, "Sabar Len, Dion hanya sedang sibuk."

Namun, kali ini Helene harus menanyakan langsung pada Dion untuk memuaskan hatinya.

 

***

 

Dion menyambut kedatangan Thalita. Dia memang mengundang Thalita untuk datang ke kos. Dia ingin mengajak Thalita jalan-jalan. Sebenarnya Dion bermaksud menjemput Thalita, tetapi perempuan itu berkeras ingin melihat kos Dion dan akan datang sebelum jam yang ditentukan. Dion mengalah.

 

Pagi-pagi dia sudah bersiap membuat sarapan. Mendadak hatinya ngilu, dia teringat pada Helene yang selalu datang Sabtu pagi dan menagih sarapan pagi hasil masakan Dion.

 

"Biarin aku dianggap tidak tahu malu, aku hanya rindu masakanmu." Begitulah selalu katanya setiap Sabtu pagi saat datang menagih sarapan.

 

Namun, pagi ini dia memasak bukan untuk Helene, tapi untuk perempuan lain. Untuk perempuan yang tidak dicintainya, yang hanya diberikan harapan kosong belaka. Sebagai laki-laki dia sangat tidak keren. Tetapi hanya itu yang bisa dia lakukan untuk menjauhi Helene. Dion tidak ingin Helene lebih menderita apabila terus bersamanya. Lagipula dia sudah berjanji untuk meninggalkan Helene.

 

***

 

Mereka berdiri berhadapan, Thalita menengadah memandang Dion yang menundukkan kepalanya dan menatap Thalita lembut.

 

"Aku hanya ingin memelukmu sekali saja. Mungkin aku terlalu cepat sekali lagi menyatakan perasaanku sedangkan kamu butuh waktu. Kamu ingin semua berjalan setahap demi setahap sedangkan aku ingin bersama denganmu saat ini hingga seterusnya. Aku tidak bisa sabar dengan pendekatan mu. Aku tidak bisa menerima kata-katamu kalau kamu masih butuh waktu untuk benar-benar yakin dengan perasaanmu. Aku akan meninggalkanmu Dion, dan tak akan kembali lagi. Cukuplah sudah. Namun, izinkan aku memelukmu sekali saja. Aku hanya ingin merasakan dirimu dalam dekapanku. Mungkin dengan merasakan detak jantungku, kamu akan tahu betapa dalam rasa cintaku padamu."

 

Untuk yang kedua kali Thalita menyatakan perasaannya pada Dion dan laki-laki itu berkata dia masih butuh waktu untuk menjawab. Akhirnya Thalita memilih untuk mundur karena dia sudah yakin, Dion tidak akan pernah jatuh cinta padanya.

 

Dion memeluk Thalita, dan Thalita membalas dengan memeluk Dion erat. Seakan tidak mau melepaskan Dion. Laki-laki itu mencium rambutnya. Menambah kepedihan di hati Thalita.

 

***

 

Melihat Dion memeluk perempuan itu di ambang jendela, hati Helene terasa diringkus dengan kepedihan dan dia merasakan kesakitan yang begitu dalam.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Aranka
3979      1337     6     
Inspirational
Aranka lebih dari sebuah nama. Nama yang membuat iri siapa pun yang mendengarnya. Aland Aranka terlahir dengan nama tersebut, nama dari keluarga konglomerat yang sangat berkuasa. Namun siapa sangka, di balik kemasyhuran nama tersebut, tersimpan berbagai rahasia gelap...
Attention Whore
202      169     0     
Romance
Kelas dua belas SMA, Arumi Kinanti duduk sebangku dengan Dirgan Askara. Arumi selalu menyulitkan Dirgan ketika sedang ada latihan, ulangan, PR, bahkan ujian. Wajar Arumi tidak mengerti pelajaran, nyatanya memperhatikan wajah tampan di sampingnya jauh lebih menyenangkan.
Kumpulan Quotes Random Ruth
1772      931     0     
Romance
Hanya kumpulan quotes random yang terlintas begitu saja di pikiran Ruth dan kuputuskan untuk menulisnya... Happy Reading...
HEARTBURN
360      263     2     
Romance
Mencintai seseorang dengan rentang usia tiga belas tahun, tidak menyurutkan Rania untuk tetap pada pilihannya. Di tengah keramaian, dia berdiri di paling belakang, menundukkan kepala dari wajah-wajah penuh penghakiman. Dada bergemuruh dan tangan bergetar. Rawa menggenang di pelupuk mata. Tapi, tidak, cinta tetap aman di sudut paling dalam. Dia meyakini itu. Cinta tidak mungkin salah. Ini hanya...
When I\'m With You (I Have Fun)
618      351     0     
Short Story
They said first impression is the key of a success relationship, but maybe sometimes it\'s not. That\'s what Miles felt upon discovering a hidden cafe far from her city, along with a grumpy man she met there.
BELVANYA
306      207     1     
Romance
Vanya belum pernah merasakan jatuh cinta, semenjak ada Belva kehidupan Vanya berubah. Vanya sayang Belva, Belva sayang Vanya karna bisa membuatnya move on. Tapi terjadi suatu hal yang membuat Belva mengurungkan niatnya untuk menembak Vanya.
Sahabat Selamanya
1168      706     2     
Short Story
cerpen ini bercerita tentang sebuah persahabatan yang tidak ernah ada akhirnya walaupun mereka berpisah jauh
Marry Me
434      304     1     
Short Story
Sembilan tahun Cecil mencintai Prasta dalam diam. Bagaikan mimpi, hari ini Prasta berlutut di hadapannya untuk melamar ….
DEUCE
633      346     0     
Short Story
\"Cinta dan rasa sakit itu saling mengikuti,\" itu adalah kutipan kalimat yang selalu kuingat dari sebuah novel best seller yang pernah kubaca. Dan benar adanya jika kebahagiaan dan kesakitan itu berjalan selaras sesuai dengan porsinya..
Senja di Pelupuk Mata
651      422     1     
Short Story
Telah lama ku menunggu senja datang dengan membawa sejuta senyuman. Kesendirian telah mengutukku beberapa tahun silam. Sunyi beserta sepilah teman yang senantiasa menemani hari-hariku. Tak memiliki saudara adalah garis takdir untukku. Tinggal di desa yang penduduknya acuh akan sekitar bukan pilihan utamaku. Aku melarikan diri dari gubuk tempat dimana aku dibesarkan. Pernikahanku berlangsung tanpa...