Hujan terus menderu, mengingatkannya pada hari pertama ia menemukan keajaiban mimpi. Joanne melirik ke arah meja belajarnya, tertulis di note kecil tentang beberapa bagian-bagian dalam mimpi yang masih ia ingat. Di ingatannya sudah tidak tertinggal sisa mimpi yang terjadi minggu lalu.
Tapi di kertas itu tertulis apa yang ia lihat secara sepintas, juga tentang anak kecil yang terus kekurangan kasih sayang. Selebihnya tersimpan di hatinya, namun tak bisa terungkap lagi dengan kata-kata.
Suara nyaring rintik hujan yang jatuh disekitaran seng rumah terdengar bagai alunan musik di antara malam yang gelap. Bahkan hari ini pun, mobil yang sama persis seperti kemarin terus berada di sana. Ia bisa melihat diantara gelap, mobil hitam mengkilap dengan sengaja menghidupkan lampu bagian depan
Tak terlihat dengan jelas apakah ada pengemudinya atau tidak. Tapi ia merasa tidak nyaman dengan keberadaan mobil yang sama semenjak seminggu lalu.
Sejenak ia melempar pandangannya lagi keluar dan menemukan mobil itu sudah melaju dengan kecepatan penuh menembus hutan diantara jalannya.
Setelah melihat mobil itu menjauh, Kelegaan menghampiri Joanne. Ia beranjak ke atas kasurnya, mulai mengatur detak jantungnya beriringan dengan detak jam yang semakin kencang terdengar. Kemudian Joanne terlelap diringi suara napas yang teratur.
-
Lorong itu hadir tepat pada saat Joanne mulai tidak percaya dengan mimpinya. Ia mengira lorong tersebut adalah bagian dari mimpi yang ia buat sendiri. Tapi nyatanya, semuanya masih mirip. Lorong dengan banyak pintu yang ramai dilalui banyak orang. Langit-langit biru tidak pernah Nampak muram dan berubah mendung. Semua keindahan ini harus diperlihatkan pada semua orang yang berada di alam bawah sadar mereka.
Joanne memandangi langit-langit yang belum berubah. Diantara lampu gantung yang berada di dekatnya, ada beberapa cahaya yang menyinari. Setelah lepas dengan sendirinya, cahaya itu mulai redup, menampakkan bentuk bulat berwarna abu-abu yang kusam. Kemudian benda itu pergi menjauh, menghilang di langit-langit biru
“Kau melihat langit lagi,” Lirih suara lelaki yang amat ia kenal
“Bukankah menakjubkan?
“Apa?
“Dunia mimpi itu menakjubkan, untuk pertama kalinya aku menemukan bola lampu yang bisa berganti sendiri.” Mata Joanne berbinar-binar bahagia
Lelaki itu menyodorkan telinganya, lalu memegang telinganya sendiri. “Coba kau dengar, ada suara seperti purr... purr... yang terdengar.
Joanne menjinjitkan kakinya, setinggi apapun ia berusaha memanjangkan lehernya, ia tetap tidak bisa mendengar suara yang di deskripsikan oleh lelaki itu
“Pft- coba saja kau sedikit lebih tinggi lagi, sekitar... segini?” Lelaki itu menarik tangannya kemudian meletakkannya di atas kepala Joanne tanpa menyentuh
Joanne berubah cemberut
“Itu bukan bola lampu, katanya itu bintang. Saat mereka ingin tidur, mereka akan bersarang pada salah satu lampu. Saat mereka bangun, cahaya mereka akan semakin redup lalu kembali ke atas langit sana,” lanjut lelaki itu
“Kenapa mereka malah bercahaya terang saat tertidur?”
“Insting bertahan hidup? Mungkin tidak ada predator yang akan memangsa mereka kalau mereka bersinar terang.
“Tapi, tidak ada predator apapun di sini kan?
“Siapa tau?” Lelaki itu mengedikkan bahunya, kemudian berjalan ke depan. Ia berusaha menghindari beberapa orang yang hampir menabraknya
Joanne segera ikut melangkahkan kakinya. Dari tadi ia hanya berdiam diri, namun tiada satu orang pun yang menabraknya. Mereka semua menghindar seolah tau dirinya berdiri di sana
“Kalau kita hanya diam saja, mereka tidak akan menabrak?
“Benar, karena saat diam mereka bisa merasakan keberadaanmu. Tapi saat berjalan, keberadaanmu nihil untuk terlihat karena perpindahan yang terjadi. Rasanya mirip seperti alat yang bisa mendeteksi hawa panas dari manusia? Jadi saat kau bergerak, hawa panas itu bisa saja berada di tempat lain yang tidak bisa diprediksi.” Jelas lelaki itu
Sedetik kemudian, langkah mereka terhenti. Tak jauh dari tempat mereka berdiri, dua lelaki yang sudah sangat mereka kenal berdiri di sana
Keduanya segera melihat satu sama lain
“Bombi dan bambi!” ucap keduanya bersamaan.
Joanne menggeleng perlahan, “Mereka tidak mungkin mengenali kita, kan?
“Iya, mereka memiliki ingatan yang singkat. Tapi, jangan sampai ketahuan kalau kita adalah pemimpi sadar.
“Kau belum menjelaskan apa yang akan terjadi kalau sampai mereka tau-
“Mereka akan memberimu permen.
“Permen- Lihat! Apa yang mereka lakukan sekarang?!” Suara Joanne meninggi
“Shhhh!”
Bombi mengeluarkan sebuah selang panjang dari tas yang ada di pinggangnya itu. Selang itu ia dekatkan ke salah satu pintu yang berada di dekat mereka. Pintu itu berwarna kuning bercampur oranye. Namun, warna kuning mendominasi hampir keseluruhan pintu
Bombi menarik tuas di dekat mulut selang, tuas yang ditarik kemudian melimpahkan cairan berwarna merah pekat yang terlihat kental. Karena tekanan kuat cairan, Bambi memegang erat-erat tas di pinggang bombi
Seketika warna Oranye mulai naik dari dasar pintu, hampir menghabiskan warna kuning pada pintu. Kemudian Bombi segera mengerakkan tuas ke depan dan menggulung sesuatu di balik tasnya. Selang itu pun hilang di dalam tas kecil miliknya.
“Untuk apa itu?” rasa penasaran menjalari tubuh Joanne
“Penghilang mimpi buruk- bukan, pereda mimpi buruk. Warna merah di dunia mimpi berarti mimpi menyenangkan. Tapi untuk menetralisir mimpi buruk, warna merah tidak bisa masuk secara tiba-tiba. Karena itu, warna gradiasi dari pintu itu akan langsung menutupi warna mimpi buruk.
“Itu artinya warna kuning adalah tanda mimpi buruk?
“Benar.” Lelaki itu mengangguk yakin. “Oh! Sepertinya kita harus melarikan diri lagi!
“Hah?! Lagi?!”