Kata Pengantar
Sedikit berkeluh kesah, buku ini sebenarnya bukan sekadar rangkaian naskah puisi melainkan hanya ragam kata yang ditumpahkan secara semena-mena di atas kertas. Namun, saya berharap siapa pun yang membacanya dapat merasa terkait untuk sejumlah halaman yang ada di dalamnya. Setidaknya, biarkan sejumlah tulisan di buku ini mewakili rasa yang mungkin tidak bisa diucapkan. Mengingat, saya memahami bahwa tidak semua manusia bisa berbicara dengan lantang terkait apa yang ada di dalam kepala dan hatinya. Tak apa, kadang tidak perlu dipaksa sebab semua punya ruang tersendiri untuk berteriak, entah di keramaian atau sekadar melenyapkannya di dalam tulisan.
Selain itu, buku ini adalah janji untuk semua orang yang ingin menepati, buku ini adalah kado untuk siapa pun yang bertambah umur pada tahun ini, serta buku ini adalah doa semoga kalian selalu damai, aman, senang, bahagia, apa pun hajat yang ingin kalian realisasikan, mari aamiinkan bersama.
Mengapa judul bukunya adalah Gerhana di Istana. Sederhananya saja sebenarnya saya ingin mendoakan setiap ketidakmungkinan di dunia ini bahwa masih bisa tetap terjadi, sehingga bagi kalian yang membaca setiap bait demi bait agar memahami bahwa tidak apa kadangkala merasa lelah atau sekadar ingin berhenti, bahkan ingin menyerah silahkan saja. Ketika sudah terlalu kuat berusaha mungkin ada baiknya untuk mulai percaya bahwa tak ada yang mustahil sehingga lebih baik berserah diri.
Oleh sebab itu, untuk kalian yang membacanya selamat merayakan diri kalian, selamat mencintai dalam diam, selamat berteriak lantang melalui doa sunyinya bersuara keras.
Salam
Akbar Evandio