Loading...
Logo TinLit
Read Story - Bintang, Jatuh
MENU
About Us  

“Darmawisata?” Zayan tampak berpikir keras

Iqbal menganggukkan kepalanya antusias. Dia tak menyangka kalau sekolah mereka memiliki kegiatan bersenang – senang seperti itu. Dia asyik mengisi formulir pendaftaran darmawisata dengan yakin meski persyaratannya memiliki nilai minimal 80 di ujian bulanan yang akan datang

Sementara Zayan hanya menatap kertas formulir itu cukup lama. Dia yakin tentang nilainya. Yang menjadi masalahnya adalah dia begitu malas melakukan hal seperti itu. Dia tak suka menghabiskan waktu untuk bermain atau jalan – jalan. Baginya, di rumah dan tidur itu lebih menyenangkan

“Nggak diisi?” tanya Iqbal

“Gue nggak minat.” Zayan mengembalikan formulir itu pada Iqbal

Iqbal menepuk jidatnya pelan. Dia lupa kalai Zayan memang tak mungkin mau menghabiskan watunya untuk jalan – jalan. Cowok itu hanya beruntung saja memiliki tubuh yang bagus padahal bisa dibilang Zayan tak suka olahraga sama sekali. Dia hanya olahraga ketika terpaksa

Dan membujuk Zayan tentu saja tidak mudah. Iqbal tak banyak tahu apa yang Zayan suka, jadi dia tak bisa membujuk Zayan asal – asalan. Saat dia punya ide berniat untuk mengisi formulir milik Zayan, tangannya langsung dihentikan oleh cowok pemalas itu

“Gue bilang, gue nggak minat.” Dia merebut kembali kertas itu

“Padahal kalau gue pikir – pikir, banyak banget yang minat darmawisata. Kita ‘kan juga belum pernah ikut meskipun diadakan setiap akhir semester.” Iqbal terus mencoba membujuk

Bukannya tidak ada teman lainnya. Tapi Iqbal merasa kalau tidak ada Zayan, dia tidak bisa menjaili siapa pun. Zayan terlalu malas untuk meladeni segala kejailannya sehingga tak pernah membalas, tapi itu justru membuat Iqbal senang menjaili temannya itu seolah diizinkan oleh Zayan

Tak ada jawaban apa pun dari Zayan yang asyik memakan permen karetnya. Tatapannya lurus seperti biasanya. Tanpa ekspresi dan dingin. Dia bahkan tak menoleh pada Iqbal yang terus mencerocos untuk membujuk

“Zay, kayaknya Bintang juga ikut. Dia ‘kan suka senang – senang.

Kalimat terakhir yang Iqbal lontarkan berhasil membuat Zayan memberikan formulir itu lagi pada Iqbal. Iqbal langsung tersenyum dan mengisinya untuk Zayan. Dia yakin betul kalau Zayan memang memiliki sesuatu dengan Bintang. Mungkin suka, atau sekedar tertarik

Memang benar Bintang cewek biasa saja. tidak cantik, tidak juga pintar. Tapi sisi humornya yang duku juga membuat Iqbal bisa berteman dengan Bintang. Mungkin itu hal yang sama seperti apa yang Zayan alami. Dia tak mau meledek Zayan tentang itu sebelum dia tahu betul seperti apa persisnya kejadian itu

“Lo siapanya Bintang?” tanya Zayan akhirnya. Dia sebenarnya memang sangat penasaran sejak pertama melihat Iqbal bersikap seolah akrab dengan Bintang.

Iqbal tersenyum menanggapi, “Dulu tetangga, jadi sering main bareng.

Zayan mengangguk mengerti. Dia hanya penasaran itu saja. tapi tiba – tiba telinganya memerah mengingat saat mendengar doa Bintang pada Tuhan yang memintanya menjadi miliknya. Itu sesuatu yang pertama kali Zayan lihat dan sangat menarik meski dia juga malu karena diperlakukan seperti itu

Iqbal menggelengkan kepalanya, “Jangan suka mengkhayal!” tegurnya menjewer telinga Zayan yang benar – benar memerah

“Sok tahu lo!” sanggah Zayan mengambil formulirnya kemudian bangkit untuk kembali ke kelasnya

Beberapa anak menyapanya, tapi dia hanya melirik tak mau menanggapi. Dia berhenti di depan tangga dan menghembuskan nafasnya beberapa kali mengumpulkan seluruh energinya untuk menaiki tangga. Dia menyukai kelas bahasa, tapi malah kelasnya berada di lantai paling atas

Itu melelahkan. Sementara toilet hanya ada di lantai dasar, jadi ketika dia kebelet harus selalu naik – turun tangga yang banyak itu. Cukup lama dia diam di sana sampai akhirnya langkahnya mulai menaiki tangga

“Zay, kayak orang belum di kasih makan seminggu lo,” tegur seseorang

Zayan mendapati Dinda berdiri di belakangnya dengan permen sunduk di mulutnya. Dia tak menyahuti dan kembali menaiki tangga. Melelahkan. Energinya mulai habis hanya karena naik tangga menuju kelasnya

“Mau roti?

Tanpa pikir panjang, Zayan hanya menerima roti itu dan memakannya sebagai pasokan energi menaiki tangga. Beberapa saat kemudian, cewek mungil mendahuluinya sambi bersenandung menghitung jumlah tangga yang dia injak

Itu Bintang. Yang mengejutkan, Bintang melewati dua tangga sekaligus dengan kaki pendeknya itu. Dia juga melompat – lompat setelah berhasil melewati tangga – tangga itu. Entah energi seperti apa yang Bintang miliki, jika saja Zayan mengejarnya, itu bisa membuatnya pingsan dengan kecepatan cewek itu

“Kalah sama bocil lo?” ledek Dinda tertawa sambil berlari mendahului Zayan

“Hah?! Usia gue sama dia nggak beda jauh kali!” kilahnya tak terima. Tapi dia tak ada niatan mengejar Dinda juga

“Mana ada. Bintang paling tua di kelas.” Dinda sedikit berteriak

Zayan memiringkan kepalanya tak mengerti. Dia rasa, wajah Bintang cukup imut untuk usia di atasnya. Ya, memang benar kalau dia tak mengakui Bintang cantik, tapi pipinya chubby dan matanya besar. Bagi Zayan itu cukup imut dan menggemaskan

“Zayan masih di situ?” teriak Bintang melongok ke arah tangga bawah dari atas

“Hm.” sahut Zayan lemas

“Mau gue gendong?

“Nggak. Lo kecil,” cetus Zayan menatap ke atas dan mendapati Bintang tersenyum padanya menunjukkan deretan gigi putihnya. Pipinya juga terlihat semakin tembam dengan kedua matanya yang sangat besar

Dia melanjutkan langkahnya dan berhasil sampai di lantai atas. Itulah kenapa dia sangat tidak suka pergi ke kantin dan memilih untuk tidur di kelas saat jam istirahat. Selain itu, dia juga sengaja sarapan lebih banyak agar tidak merasa lapar sampai siang sebelum kelas khusus dimulai

Bintang bertepuk tangan atas keberhasilan Zayan sampai di atas seakan – akan mereka sedang bertanding. Dia bahkan pura – pura memakaikan sebuah medali ke leher Zayan. Medali itu tidak benar – benar ada! Hanya sebatas imajinasi Bintang saja

“Hari ini penghargaan buat Zayan sebagai orang yang paling malas,” ucap Bintang

Zayan menunjukkan kertas formulirnya pada Bintang dan berjalan ke kelas diikuti Bintang yang masih membaca formulir itu

“Oh, ini. Zayan sih udah pasti bisa ikut. Kalau gue mah nggak akan ikut,” kata Bintang

Langkah Zayan terhenti membuat Bintang menubruk punggung lebar itu. Cewek itu mengusap – usap hidungnya yang benar – benar terbentur punggung Zayan. Dia menatap Zayan melongok wajah cowok itu barangkali terjadi apa – apa karena mendadak berhenti begitu saja

“Ada apa?” Bintang memastikan

“Lo nggak ikut darmawisata?” Zayan menoleh pada Bintang.

Bintang seketika tertawa dan masuk ke kelas tak menjawab. Jelas tidak akan pernah meski dia sangat menginginkannya. Nilainya tak akan pernah cukup untuk memenuhi persyaratan itu. Jika dia belajar begitu keras, kepalanya akan sakit dan menjadi seperti orang gila

Jadi, Bintang berusaha penuh untuk tetap seperti biasanya saat mengerjakan soal dan tidak pernah menganggap darmawisata itu menyenangkan. Melihat yang lain pergi berjalan – jalan, Bintang tentu ingin

Bintang mengembalikan formulir itu pada Zayan, “Nanti juga tahu alasannya gue nggak bisa ikut darmawisata,” kilahnya duduk di bangkunya saat bel masuk berbunyi

Zayan sama sekali nggak mengerti dengan maksud cewek itu, tapi karena malas banyak bicara, dia menunggu saja apa sebenarnya maksud Bintang. Dia rasa, seorang Bintang akan menjadi aneh kalau benar – benar tidak mengikuti darmawisata. Sementara selama ini yang dia tahu, Bintang adalah cewek yang sangat suka dengan bersenang – senang

“Bintang, semester ini kalau bisa semua anak ikut darmawisata loh,” tegur Pak Budi

“Nggak deh, Pak.” Bintang terkekeh pelan. Dia tidak mau terlalu memaksakan dirinya untuk belajar

“Khusus kamu, minimal nilai enam puluh. Bagaimana?

Bintang diam cukup lama. Selama ini, dia tak pernah mendapat nilai di atas 40 saat ujian harian, mingguan dan bulanan. Jadi, dia yakin itu juga tidak akan bisa dia capai. Apalagi dalam waktu satu minggu lagi, dia tidak akan bisa mengejar materi apa pun

“Saya ‘kan nggak bisa dapat nilai di atas tiga puluh, Pak. Kecuali kalau ada keajaiban,” ujarnya cengengesan

Itu cukup mengejutkan bagi Zayan. Dia tidak tahu kalau Bintang memiliki masalah dengan nilai pelajarannya. Dia tak pernah berpikir kalau cewek itu tidak pintar walaupun dia tahu Bintang sedikit konyol dan petakilan

Zayan akhirnya mengerti. Hanya saja, dia kurang percaya tentang cewek yang tidak bisa mendapatkan nilai di atas tiga puluh itu. Nilai tiga puluh itu terlalu kecil dari nilai seratus bagi Zayan

“Nanti Zayan yang ngajarin,” ucap Pak Budi tersenyum pada Zayan

Zayan mengangkat kepalanya dan mengembuskan nafasnya pelan, “Saya nggak penyabar, Pak,” tolak Zayan

Memang benar Zayan pintar, tapi tidak semua orang pintar bisa mengajar. Dan Zayan bahkan tidak pernah mau setiap kali orang tuanya memintanya untuk membantu adiknya di rumah mengerjakan PR. Apalagi mengajari Bintang. Dia tidak tahu caranya

“Coba dulu. Nanti kalau memang beneran nggak sabar, ya sudah. Bintang juga sudah biasa nggak ikut darmawisata.” Pak Budi membujuk

Zayan menoleh pada Bintang yang mengacungkan jempolnya. Tentu Bintang senang karena dia akan memiliki waktu sedikit lebih banyak dengan Zayan. Walaupun dia juga yakin sebenarnya cowok pemalas itu tidak akan tahan mengajarinya. Guru les privatnya saja tak betah berlama – lama

“Baik, Pak,” pupus Zayan. “tapi kalau tiba – tiba mukanya memar, hidungnya penyok, bukan salah saya loh.” Zayan melotot ke arah Bintang yang seketika bergidik ngeri mendapatkan ancaman dari seorang psikopat itu

Pak Budi tertawa menanggapi, “Itu lebih bagus. Biar tahun ini dia bisa naik kelas.

“Eh?” Zayan tampak kebingungan. Karena memang dia tidak tahu kalau Bintang sebenarnya sudah kelas dua belas. “Dia tinggal kelas?” tanya Zayan masih terheran – heran

Semuanya mengangguk menanggapi, “Ya lo mikir aja, mana mungkin orang yang nggak bisa dapat nilai di atas tiga puluh bisa naik kelas dan lulus,” ujar yang lain

Zayan menoleh ke bangku Bintang yang hanya cengengesan tak merasa malu atau marah sama sekali dengan hal itu

“Gue nggak suka cewek bodoh,” gumamnya pelan.[ ]

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
MANTRA KACA SENIN PAGI
3748      1351     1     
Romance
Waktu adalah waktu Lebih berharga dari permata Tak terlihat oleh mata Akan pergi dan tak pernah kembali Waktu adalah waktu Penyembuh luka bagi yang sakit Pengingat usia untuk berbuat baik Juga untuk mengisi kekosongan hati Waktu adalah waktu
Interaksi
540      372     0     
Romance
Ada manusia yang benar benar tidak hidup di bumi, sebagian dari mereka menciptakan dunia mereka sendiri. Seperti halnya Bulan dan Yolanda. Bulan, yang terlalu terobsesi dengan buku novel dan Yolanda yang terlalu fanatik pada Korea. Dua duanya saling sibuk hingga berteman panjang. Saat mereka mencapai umur 18 dan memutuskan untuk kuliah di kampus yang sama, perasaan takut melanda. Dan berencana u...
My SECRETary
568      363     1     
Romance
Bagi Bintang, menjadi sekretaris umum a.k sekum untuk Damar berarti terus berada di sampingnya, awalnya. Tapi sebutan sekum yang kini berarti selingkuhan ketum justru diam-diam membuat Bintang tersipu. Mungkinkah bunga-bunga yang sama juga tumbuh di hati Damar? Bintang jelas ingin tahu itu!
GEANDRA
476      378     1     
Romance
Gean, remaja 17 tahun yang tengah memperjuangkan tiga cinta dalam hidupnya. Cinta sang papa yang hilang karena hadirnya wanita ketiga dalam keluarganya. Cinta seorang anak Kiayi tempatnya mencari jati diri. Dan cinta Ilahi yang selama ini dia cari. Dalam masa perjuangan itu, ia harus mendapat beragam tekanan dan gangguan dari orang-orang yang membencinya. Apakah Gean berhasil mencapai tuj...
Sahabat Selamanya
1207      736     2     
Short Story
cerpen ini bercerita tentang sebuah persahabatan yang tidak ernah ada akhirnya walaupun mereka berpisah jauh
A Day With Sergio
1829      811     2     
Romance
KATAK : The Legend of Frog
434      351     2     
Fantasy
Ini adalah kisahku yang penuh drama dan teka-teki. seorang katak yang berubah menjadi manusia seutuhnya, berpetualang menjelajah dunia untuk mencari sebuah kebenaran tentangku dan menyelamatkan dunia di masa mendatang dengan bermodalkan violin tua.
Mawar Putih
1439      764     4     
Short Story
Dia seseorang yang ku kenal. Yang membuatku mengerti arti cinta. Dia yang membuat detak jantung ini terus berdebar ketika bersama dia. Dia adalah pangeran masa kecil ku.
The Ruling Class 1.0%
1437      604     2     
Fantasy
In the year 2245, the elite and powerful have long been using genetic engineering to design their babies, creating descendants that are smarter, better looking, and stronger. The result is a gap between the rich and the poor that is so wide, it is beyond repair. But when a spy from the poor community infiltrate the 1.0% society, will the rich and powerful watch as their kingdom fall to the people?
Ken'ichirou & Sisca
14342      3002     1     
Mystery
Ken'ichirou Aizawa seorang polisi dengan keahlian dan analisanya bertemu dengan Fransisca Maria Stephanie Helena, yang berasal dari Indonesia ketika pertama kali berada di sebuah kafe. Mereka harus bersatu melawan ancaman dari luar. Bersama dengan pihak yang terkait. Mereka memiliki perbedaan kewarganegaraan yang bertemu satu sama lain. Mampukah mereka bertemu kembali ?