Read More >>"> Kalopsia (2.Penantian yang membuatnya Kesepian ) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Kalopsia
MENU
About Us  

Play Givon- For tonight.

 

.

 

 

 

Sore itu Luna menghabiskan sisa Brownies di loyang dengan secangkir kopi pahit serta ponsel di tangan yang masih menyambungkannya dengan Sandra.

 

Hampir setengah jam dia larut dengan semua ocehan Sandra. Katanya hari ini salju pertama turun, gawat katanya. Karna beberapa handuk kecil serta kaus kaki yang baru saja dia cuci itu sekarang membeku alih alih kering.

 

Sandra bilang harinya sedikit bermasalah karna pengeringnya rusak hari ini. Ketika cuciannya dia angkat dari mesin cuci dia langsung menjemurnya dan lupa bahwa ramalan cuaca akhir bulan November adalah salju pertama turun di Korea.

 

Mendengarnya membuat Luna tertawa kecil, sedangkan di Indonesia justru Hujan yang turun tak tentu. Kata ibu malah musim hujan harusnya datang di bulan Desember.

 

"Oke kak apa Pria itu akhirnya menyatakan cinta?"

 

Tanya Luna pada Sandra di sebrang sana yang justru tertawa kecil. Adik kelas semasa sekolah menengah yang ternyata menjadi sahabatnya itu tampak antusias. Ah, Luna tidak pernah tidak bersemangat jika itu tentang kisah cinta dan romansa picisannya.

 

"Iya, dia mengajakku Minum kopi dan berterus terang dengan perasaannya"

 

"Lalu bagaimana? Ih sumpah kak tahun ini tolong jangan jomblo " lihat seberapa bersemangatnya Luna, padahal Sandra sendiri tidak seantusias itu.

 

"Aku tolak"

 

Dan nafasnya terdengar kasar, menghela dengan satu kali tarikan.

Demi tuhan Luna meruntuki Sandra sekali lagi. Maksudnya adalah bagaimana bisa Sandra menolak beberapa Pria demi menanti seseorang yang tidak jelas kapan akan kembali.

 

Yang sedang mereka bicarakan adalah teman kantor Sandra, pria lokal yang kali ini bernama Han ji sung. Luna tau pria itu sangat sangat tampan sekali. Waktu itu ketika kak Sandra sedang menghabiskan Makan siang dengan bercengkrama bersama Luna lewat panggilan Vidio dia sempat di kenalkan dengan pria Han itu.

 

Pertama kali ketika Luna melihatnya adalah Tampan! Pria itu punya senyum gusi yang tampan. Kata Sandra Han ji sung berada satu divisi dengannya. Tuh kan apa ku bilang Sandra memang cantik. Omong-omong Sandra bekerja di sebuah stasiun televisi lokal yang pasarnya adalah penonton Indonesia. Dan kak Sandra sendiri adalah seorang penerjemah untuk sub-title nya.

 

"Kak kali ini aku serius, jangan menunggu yang tidak pasti coba lihat umur kakak nanti kalau sudah terlambat malah tidak bisa jatuh cinta lho!"

 

Tawanya mengudara di sebrang sana.

 

"Ah, mana ada. Buktinya ada tuh kakek umur Enam puluh tahun yang masih saja jatuh cinta bahkan menikah dengan yang lebih muda. Kemarin ku lihat istri ke empatnya berumur delapan belas. "

 

"Ih, ini tuh beda kak. Kan kakak complicated ini kakak di gantung tanpa kepastian seperti tiang jemuran."

 

"Sadar gak sih Lun malah kamu yang mengomel. Daripada mengomel begini coba aku tanya kapan kamu menikah?"

 

"Nanti, kakak tau kalau aku masih menunggu untuk di lamar" adalah jawaban yang selalu Luna berikan ketika pembahasan mereka malah merembet lebih jauh lagi.

 

"Tuh pacarmu saja tidak jelas begitu, kenapa malah marahin aku ?!"

 

"Tapi kan setidaknya aku punya pacar"

 

"Aku juga punya kok, cuma kan sedang tidak dekat saja "

 

"Tapi kak ini pacarmu tidak ada kabar lho"

 

" Pacarmu juga tidak punya kepastian, kamu juga gantung lho sama sepertiku yang katamu seperti tiang jemuran. Tidak jelas"

 

Baiklah Luna menyerah, selain puitis romansa nya yang membuatku tertawa Sandra adalah Luna versi dewasa. Iya keras kepala.

 

"Tapi kak, coba di pikirkan lagi. Kamu berhak punya orang yang tepat. Bagaimana jika yang kamu lewatkan kali ini justru adalah sebuah jawaban untuk setiap keluh kesah dan penantian kak san?"

 

"Lun akan jadi lebih jahat kalau aku mencari sembuh pada orang lain. Dia tidak mendapat perasaan yang setimpal"

 

"Beri aku satu alasan kenapa Kak Sandra masih bertahan pada orang yang bahkan kakak tidak tau kapan dia pulang. Itu pun kalau dia memang pulang"

 

"Kalau Ku bilang cinta kamu percaya?"

 

"Jangan memberiku jawaban yang sama. Kak ketika sedang menanti seseorang kakak tidak hanya harus belajar bersabar. Tapi juga harus siap dengan semua semua kemungkinan. Dua jawaban yang kakak tau kan?"

 

"yes i know "

 

"Kak Sandra tau kan kalau kecewa adalah bagian dari penantian itu sendiri?"

 

"Iya tau, tapi balik lagi lun. Ini tuh sama aja kayak kamu juga. Emang kalau kamu nungguin cowok yang sekarang sama kamu apa kamu juga udah bisa memastikan kalau dia bakal bawa kamu untuk melangkah lebih jauh lagi? Kamu juga punya konsekuensi yang hampir serupa."

 

Percakapan mereka akhirnya terputus sampai di situ. Percakapan tentang kecewa pada penantian akhirnya hanya menguap begitu saja. Pertanyaan lain sempat terpotong ketika tidak menemukan celah untuk menjawab atau mendebat argumen. Sedangkan di sisi lain Katanya, Sandra harus segera pergi. Sore itu brownies Luna sudah habis bersama cerita mereka tentang ketidak jelasan mengenai manusia spesies Pria. Ah padahal bukan tentang manusianya, banyak hal tentang cinta yang sangat ajaib sekali.

 

***

 

Sandra mematikan sambungan telfonnya dan memasukkan di saku Coat yang dia kenakan. Merapatkan syal serta menghela nafas lelah. Dia sedang mengingat tentang percakapannya dengan Ji Sung Sore ini. 

Masih segar di ingatannya bagaimana pria dengan rambut coklat itu berkata dengan gugup. Memberanikan diri menatap padanya. 

 

Mengungkapkan perasaannya yang sempat membuatnya berada pada Ambang bisu. Karna harus kembali menolak seseorang demi orang lain di hatinya yang enggan pergi meski sudah bertahun tahun menetap dengan sebuah perasaan samar dan ketidak pastian yang di bebankan padanya seorang diri.

Dia mengingat semua penolakan yang dia berikan. Bisa jadi apa yang di katakan Luna benar adanya bahwa dia cukup pengecut untuk membuka diri. Takut meninggalkan ketidak pastian sedangkan dirinya sendiri berdiam dalam sebuah percakapan yang sama sekali lagi. Tentang keluh kesah rindu yang dia punya. Luna adalah orang yang selalu memberikan tempat untuk bercengkrama berkali-kali perihal hati. 

 

Jika membicarakan tentang Ji Sung , pria itu begitu baik Sandra sediri juga tidak buta tentang perasaan pria itu. Semua afeksi yang pria itu berikan sudah cukup membuatnya mengerti bahwa dia di anggap spesial. 

 

Dan jika dia bertanya apakah ada seseorang yang mau menjadi bagian dari hatinya menggantikan seseorang yang saat ini masih dia tunggu, maka Ji Sung akan menjadi orang pertama yang melangkah maju lebih dulu. Pria itu tulus, bahkan ketika dia menceritakan semua perihal orang yang nanti hingga membuatnya bertahan untuk sendiri. Dan ji sung menghargainya.

 

Tapi Sandra tetap tidak menerimanya, karna dia tidak berani memulai sesuatu sebab apa yang dia mulai bersama orang lain masih belum dia selesaikan bahkan hingga saat ini.

 

JiSung sendiri tau seberapa banyak Sandra menyukai pria itu. Dia mampu membuat Sandra memberikan hatinya lebih dari yang pria itu minta. Dari cara wanita itu menceritakan dengan mata yang menyorot teduh dia tau bahwa orang yang sedang dia ceritakan mengambil lebih banyak dari setengah dunianya.

 

Sandra, Ji Sung membenci bagaimana wanita itu saat sedang meratapi penantiannya lagi dan lagi karna setiap di tanya perihal keadaannya jawaban tentang dia yang baik baik saja tidak pernah benar-benar nyata.

 

***

 

Gwanghwamun sore itu sedang ramai saat dia berkunjung. Dia berjalan-jalan di sekitar istana Gyongbokgung. Dalam satu Minggu dia akan berkunjung ke Gwanghwamun sekitar dua kali. Berjalan-jalan di sekitar istana atau hanya duduk di kejauhan ketika kakinya sudah lelah melangkah.

 

Terkadang dia akan menyewa Hanbok dengan warna senada yang selalu sama. Hijau mint dengan hiasan rambut bunga sakura.

Jika di tanya kenapa, jawabannya mungkin akan membuat Luna kembali murka.

Dia hanya berharap di temukan lagi oleh orang yang membuatnya kembali ke Gwanghwamun setiap di hari Jumat dan Selasa. Kim Taehyung, adalah pria yang mengambil alih seluruh dunianya.

 

Dulu, bersama Taehyung dia sering menghabiskan waktu untuk menikmati indahnya istana Gyongbokgung dengan menyewa dua baju tradisional Korea itu.

Mereka akan menghabiskan waktu dengan berjalan berkeliling. Pria yang empat tahun ini tidak dia temui. Lihat seberapa gila Sandra mencintai pria itu.

 

Seseorang yang masih dia ingat raut wajahnya. Bahkan setelah bertahun tahun dia masih menjadi sepayah ini karna Taehyung.

 

Dua tahun menjalin kisah tanpa pernah menyakiti satu sama lain bukanlah hal yang mudah, semua mereka lewati dengan saling memahami. Pertengkaran-pertengkaran kecil yang pernah mereka alami tidak pernah berakhir sebagai pertengkaran yang panjang. Semua selesai dengan saling mengerti.

Jika Sandra adalah sebuah mangkuk kosong yang retak maka Taehyung adalah coklat hangat yang memenuhi cangkir retak Sandra tanpa henti meskipun dia tau cangkir itu tidak akan pernah penuh. 

***

 

"Aku pulang "

 

Sandra berseru lirih yang hanya dibalas suara gemerincing lonceng kecil dan juga suara kaki-kaki kecil yang berlari mendekat. 

Sandra berjongkok dan melebarkan tangan. 

Bersiap memeluk anjing kecil dengan bulu coklat ,yang menyambutnya riang dengan ekor yang bergerak lincah.

 

"Aihh yeontan kamu menunggu lama? Maafkan aku ya "

 

Sandra memeluk anjing itu erat dan menggoyang goyangkan pelan. 

Selalu seperti ini, hanya yeontan yang menyambut kepulangannya. 

 

Di ambang pintu yang masih terbuka kecil ponselnya berdering kecil di saku coat nya.

Ada nama Ken juga Grub angkatan fakultas yang mengiriminya pesan singkat yang dalam sedetik mampu membuatnya paham jika acara reuni sepertinya akan di adakan lagi.

Sandra memilih acuh, ia memasuki rumahnya setelah menutup pintu dan tak lupa menguncinya. Dan tentu saja di ikuti langkah kaki Yontan yang mengekor. Menuju dapur kecilnya, dia hanya menginginkan sesuatu yang hangat saat ini. Membuatnya meraih toples tempat bubuk coklat yang dia simpan, susu kental manis dan sedikit Creamer. Meraciknya sehingga satu gelas coklat panas telah siap. Yeontan tentu saja mengikuti kemana pun Sandra pergi meskipun hanya menuju sofa miliknya. Lampu tengah sengaja ia matikan dan yang tersisa hanya pencahayaan dari balkon yang ia sibak tirainya di temani Yeontan yang bergelung manja dipangkuan.

 

Membuatnya ingat ketika ia pertama kali bertemu dengan yeontan. Nostalgia kecil itu berputar di kepalanya. Pertemuan nya untuk pertama kali terjadi di Sebuah petshop yang menampung anjing anjing terlantar pemiliknya adalah Ken, temannya saat di bangku kuliah.

Begitu datang ia disambut riuh suara anjing yang bersaut-sautan.

Sandra tentu saja senang, dia menyukai jenis jenis puppy yang menggemaskan, namun netranya tertarik dengan anjing coklat ya tertidur pulas di dalam kandang

 

Awalnya Ken melarang Sandra mengadopsi anjing itu karna yang satu itu upnormal.

Dia punya masalah dengan organ dalam. Ken bilang anjing itu sering terlihat kesusahan bernafas jika lelah berlari-lari.

Tapi Sandra, dia malah menginginkannya. Ken sebenarnya enggan melepas yang satu itu karna dia juga ingin merawatnya sampai sembuh. Khawatir dia tidak di perlakukan khusus. Tapi Sandra adalah gadis ambisius yang keras kepala. Dia harus mendapat apa yang dia mau bagaimana pun caranya. Dia akhirnya bernego dengan Ken selama beberapa menit hingga anjing itu berhasil dia adopsi setelah meyakinkan Ken jika dia akan menyayangi Yontan dan memperhatikan kesehatannya. Dia tersentuh, pasti rasanya sesak ketika tak ada yang menginginkannya .

Ia merasa dia tak jauh berbeda dengan Yeontan.

 

'' Bukakah aku memang lebih baik tidak pergi''

 

Dia bergumam sendiri. Melihat jam 

yang terpasang di dinding. 

Pukul delapan malam, sebenarnya Sandra ada janji malam ini. Sebuah reuni tahunan yang selalu diadakan setiap tahunnya 

Sandra sendiri biasanya datang. Bukan untuk sekedar bertukar kabar pada teman teman yang lama tak berjumpa, yang bahkan tak ada waktu untuk sekedar bertukar kontak chat satu sama lain tapi juga mencari atensi pemuda yang dulu pernah singgah pada hari harinya. Yang menjadi alasan tiap rindunya selama ini.  Tapi Sandra tidak pernah mendapatkan hasil yang meredakan semua rasa ingin tahunya. Kim Taehyung seolah hilang bersama bumi.

 

Dia selalu pulang sendiri, membawa semua rasa rindu kembali.

 

"Aku tidak akan pergi malam ini tanie,,"

 

Ia men

gusap surai gelap coklat yeontan 

 

"Dia tidak akan datang,mungkin memang aku harus belajar untuk tidak mengharap apa pun"

 

.

 

To be continued.

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags