Read More >>"> Warisan Kekasih (Chapter 3) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Warisan Kekasih
MENU
About Us  

Tiga Minggu setelah pertunangan Naufal mengajak Aurora berkencan beralasan sama seperti sebelumnya ingin saling mengenal satu sama lain. Pertama mereka menonton dan karena tak banyak pilihan film yang tayang di bioskop pada jam tersebut serta tak mau memulangkan Aurora terlambat Naufal setuju dengan pilihan Aurora untuk menonton film Indonesia yang sedang tayang yaitu Gadis Ketek, mereka menonton itu dan Naufal tak protes.

Tontonan yang menyesakkan karena dalam cerita itu ada adegan bagaimana pemeran utama pria yang telah berkeluarga akan mengajak pergi mantan kekasihnya dan meninggalkan anak serta istrinya. Walau berakhir wanita masa lalunya meninggal kecelakaan, tetapi jelas menggambarkan bagaimana orang lama tetap menjadi pemenang dihati si Pria.

Hal itu membuat Aurora kembali berpikir akankah kisahnya akan sama yaitu Naufal kembali kepada Vera jika keadaan memungkinkan?

Selama tiga minggu Aurora dan Naufal berusaha saling mendekatkan diri untuk menghilangkan kecanggungan, tetapi sampai sekarang tetap masih ada jarak di antara keduanya. Terutama Aurora yang berusaha menjaga jarak karena ingin menjaga hatinya dari rasa sakit dikecewakan.

Aurora berpikir akan sangat sulit Naufal bisa menerima dirinya mengingat hubungan Naufal dan Vera yang telah berlangsung lama selama lima tahun, tetapi karena Aurora ingin pernikahannya langgeng tanpa ada masalah ke depannya, ia ingin semuanya selesai dengan masa lalu masing-masing. 

Selesai nonton Naufal mengajak makan di restoran yang tak jauh dari tempat mereka nonton. Tak ingin pembicaraan mereka terganggu karena kebisingan pengunjung lain, ia memilih restoran yang memberi mereka privasi. Pelayan datang dan keduanya memesan makan yang tersedia di restoran tersebut.

“Aurora bisa kita bicara serius?" Aurora mengangguk. "Aku tahu mungkin hubungan kita dimulai dari hal yang berbeda dari pasangan lain dan pasti membutuhkan proses dalam banyak hal. Satu hal yang aku minta kita belajar melupakan masa lalu dan sama-sama hanya menatap yang ada di depan yaitu pasangan saat ini.”

Aurora terkejut karena merasa seolah Naufal bisa melihat kegelisahannya tentang kelanjutan hubungan mereka. “Kita bahkan belum kenal dekat saat melakukan pertuangan, jadi aku harap setelah tiga minggu ini hubungan kita harus ada kemajuan dan titik temu apakah kita nyaman satu sama lain." Aurora menunggu Naufal melanjutkan. "Aku tanya selama kita bersama kamu nyaman denganku?"

Aurora diam lalu mengangguk. Menurutnya Naufal secara keseluruhan baik, sikapnya kepada Aurora serta kedua orang tuanya juga baik dan menghormati mereka. "Bagaimana menurutmu tentangku selain yang kamu tahu dari Vera atau selama aku kita saling mengenal. Jujur saja karena kita akan hidup bersama seumur hidup."

Lama Aurora menatap Naufal. "Mas baik selama aku mengenal, tetapi Mas Naufal tahu bukan hanya itu saja pondasi pernikahan selain baik kita belum saling mencintai."

"Ya, cinta juga penting. Namun, kata para orang tua, cinta bisa datang karena terbiasa dan aku harap kita akan saling mencintai seiring kita terbiasa bersama." Kedua diam karena pelayan membawa minuman mereka. "Dan aku minta satu hal darimu dan dari diriku sendiri. Masalah apapun nanti selama tidak ada penghianatan, KDRT Insya Allah kita harus saling berusaha mempertahankan."

"Sama dengan Mas Naufal aku juga menjunjung kesetiaan dan satu lagi Penjudi."

Keduanya sepakat saling mengutarakan keinginan mereka untuk saling setia, tidak saling menyakiti. Namun, masih ada hal yang ingin Aurora pertanyakan dan ini intinya.

“Sebelumnya aku minta maaf jika pertanyaanku menyinggung Mas Naufal.” Pria itu mengangguk. “Kemarin saat ulang tahun perusahaan Mas, aku sempat mendengar kalau belum lama ini Mas mendapat kenaikan jabatan, apakah Vera mengetahui?”

“Apa pengaruhnya dia mengetahui atau tidak aku naik jabatan. Mau sampai kapan kita membicarakan hubungan kita dengan membawa nama mantan?”

Aurora menghela napas untuk kesekian kali. “Karena aku yakin kalau Vera dan keluarganya mengetahui jabatan Mas Naufal saat ini mereka pasti akan menyesal karena telah melepaskan Mas.”

Sebagai orang yang telah lama mengenal Vera dan keluarganya, ia meyakini hal tersebut karena orang tua Vera orang yang sangat haus pujian. Jika mengetahui calon menantunya adalah seorang asisten direktur teknik dan operasional tentu mereka akan memberikan restu tidak seperti selama ini yang selalu menolak memberi restu hubungan Vera dengan Naufal..

“Lantas aku harus lari memohon kepada mereka dan tetap mengharapkan restu mereka sambil mengatakan sekarang jabatanku naik, begitu?" Naufal menggeleng dengan wajah geram. "Lima tahun hubunganku dan Vera, kurasa selama itu aku cukup mengenal sifat mereka yang gila seragam dan jabatan.”

Aurora tak membantah memeng begitu keluarga temannya.  

“Hal yang aku takutkan jika hubungan kami dilanjutkan, misal dalam pernikahan kami berjalan  dan Vera mengenal atau bertemu dengan pria berjabatan tinggi serta bisa memberi lebih segalanya dariku. Apa kamu yakin dia tak akan meninggalkanku?" Aurora tak bisa menjawab. "Lebih baik hubungan kami berakhir sekarang daripada nanti setelah kami memiliki anak yang akan jadi korbannya.”

Naufal sangat marah karena kembali membahas orang-orang dari masa lalunya, tetapi memang mereka harus menyelesaikan masa lalu supaya mereka tak akan bisa mengusik hubungan keduanya. Hubungan mereka pasti akan selalu dibayangi masa lalu jika tidak secepatnya diselesaikan dan itu sudah resikonya saat menerima tawaran menjadi tunangan pengganti Aurora.

“Dengar Aurora, tak akan ada sedikitpun keinginan kembali bersama Vera. Aku sudah terlalu kenyang dengan hinaan mereka karena bagi mereka orang yang bekerja di perusahaan swasta tidak ada apa-apanya bahkan dengan PNS dari golongan terendah sekalipun dan tak ada jalan aku untuk kembali kepada Vera atau mereka. Aku memilih tinggal bersama orang yang menghargai dan menerimaku, apakah jawabanku ini cukup?”

Aurora akhirnya mengangguk. 

“Tetapi bukankah Vera baik, buktinya selama ini hubungan kalian baik-baik saja?” Naufal hanya mengangkat bahu tak peduli.

“Seperti yang aku katakan Vera adalah masa lalu yang tidak patut dikenang dan tak akan lagi kutengok ke belakang. Sekarang aku balik tanya, seandainya Hilman ingin kembali kepadamu dengan mengikuti keyakinanmu apa kamu akan menerimanya kembali?”

Aurora diam sejenak berpikir lalu menggeleng. Gelengan Aurora memuaskan Naufal.

“Tidak. Belum apa-apa dia sudah plin-plan. Apa jadinya jika kami telah menikah dia kembali ke keyakinan sebelumnya, bukankah sama saja dia mempermainkan agama?”

“Bagus. Kita sepakat masa lalu di tinggalkan di belakang dan tak perlu lagi kita menengoknya bahkan mengenangnya.” Manik mata keduanya saling bertemu dan bersama-sama mengangguk, Naufal menggenggam kedua tangannya sambil mata tak lepas menatap Aurora. “Kita memiliki niat baik yaitu menikah. Tolong jangan memikirkan orang lain, pikirkan diri kita sendiri."

Mereka tak melepaskan pegangan bahkan saat pelayan membawakan seluruh pesanan mereka. Jika selama ini mereka masih minim bersentuhan, kali ini Naufal beberapa kali memperlakukan Aurora lebih mesra dari hari-hari sebelumnya.

“Aku minta jangan ada keraguan dalam hatimu Aurora. Sebelum pernikahan banyak yang bilang akan banyak godaan, aku minta kita tetap fokus pada tujuan kita untuk merajut pernikahan yang bahagia dunia akhirat.”

“Amin.” Hanya itu yang bisa Aurora katakan. Kalau kemarin ia masih sempat ragu, hari ini setelah Naufal meyakinkan Aurora jika dia serius dengan pernikahan ini, maka Aurora mencoba mempercayainya.

Naufal sempat kesal karena lagi-lagi Aurora ragu, tetapi kemudian ia melihat bagaimana hubungannya dengan Vera cukup lama terjalin begitu juga Aurora dengan mantannya. Banyak hal yang tidak Aurora ketahui  tentang Vera, jika dia tak sebaik yang gadis itu duga. Kalau nanti mereka telah menikah ia bisa meminta Aurora menjauh dari Vera karena ia meyakini mantan kekasihnya akan memberi pengaruh buruk. Apalagi jika setelah menikah Vera masih ada di sekelilingnya bisa-bisa akan menghancurkannya.

Selama tiga minggu mendekatkan diri dengan Aurora ia mulai mengenal beberapa hal tentang calon istrinya itu. Dulu Naufal tak pernah menatap Aurora lebih dari sekedar mengetahui jika gadis lembut itu sahabat Vera. Hanya saja semenjak pertunangan, Naufal semakin mencoba mengenali bagaimana Aurora dan salah satunya menanyakan sosok Aurora dari keluarganya terlebih dulu.

Salah satu hal bagaimana Naufal mendekatkan diri dengan Aurora adalah sebisa mungkin mengantar jemput gadis itu berangkat dan pulang kerja. Beruntungnya, tempat Aurora bekerja di dekat proyek yang sedang Naufal kerjakan dan itu memudahkan mereka sering bertemu.

"Makan-lah, nanti keburu dingin."

Sejak lima menit lalu Naufal mengamati cara Aurora makan. Ia lebih dulu selesai karena Naufal terbiasa makan dengan cepat. Dari hasil pengamatannya secara fisik Aurora cukup cantik, tetapi kalau membandingkan dengan mantan-mantannya terdahulu, Aurora jelas kalah seperti perkataan atasannya tempo hari. Saat ini yang Naufal butuhkan bukan hanya cantik, tetapi memiliki kepribadian yang baik.

“Saat berumah tangga yang kita cari bukan lagi cantik dan tampan, tetapi bagaimana kita bisa cocok dalam segala hal. Paling penting cocok dalam komunikasi karena Sembilan puluh persen pernikahan adalah ngobrol.”

Begitu pesan atasannya tadi dan dari tiga minggu perkenalan mereka, Naufal tidak kesulitan membangun komunikasi atau obrolan. Harapannya berawal dari pertunangan tanpa berpacaran, hubungan mereka akan lancar tanpa halangan sampai pernikahan.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
29.02
380      181     1     
Short Story
Kau menghancurkan penantian kita. Penantian yang akhirnya terasa sia-sia Tak peduli sebesar apa harapan yang aku miliki. Akan selalu kunanti dua puluh sembilan Februari
Premium
RESTART [21+]
5028      2219     22     
Romance
Pahit dan getir yang kurasa selama proses merelakan telah membentuk diriku yang sekarang. Jangan pernah lagi mengusik apa yang ada di dalam sini. Jika memang harus memperhatikan, berdirilah dari kejauhan. Terima kasih atas semua kenangan. Kini biarkan aku maju ke depan.
TWINS STORY
626      452     1     
Romance
Di sebuah mansion yang sangat mewah tinggallah 2 orang perempuan.Mereka kembar tapi kayak nggak kembar Kakaknya fenimim,girly,cewek kue banget sedangkan adiknya tomboynya pake banget.Sangat berbeda bukan? Mereka adalah si kembar dari keluarga terkaya nomor 2 di kota Jakarta yaitu Raina dan Raina. Ini adalah kisah mereka berdua.Kisah tentang perjalanan hidup yang penuh tantangan kisah tentang ci...
Kita
526      348     1     
Romance
Tentang aku dan kau yang tak akan pernah menjadi 'kita.' Tentang aku dan kau yang tak ingin aku 'kita-kan.' Dan tentang aku dan kau yang kucoba untuk aku 'kita-kan.'
Aku Benci Hujan
4918      1386     1     
Romance
“Sebuah novel tentang scleroderma, salah satu penyakit autoimun yang menyerang lebih banyak perempuan ketimbang laki-laki.” Penyakit yang dialami Kanaya bukan hanya mengubah fisiknya, tetapi juga hati dan pikirannya, serta pandangan orang-orang di sekitarnya. Dia dijauhi teman-temannya karena merasa jijik dan takut tertular. Dia kehilangan cinta pertamanya karena tak cantik lagi. Dia harus...
Return my time
254      216     2     
Fantasy
Riana seorang gadis SMA, di karuniai sebuah kekuatan untuk menolong takdir dari seseorang. Dengan batuan benda magis. Ia dapat menjelajah waktu sesuka hati nya.
ATHALEA
1216      519     1     
Romance
Ini cerita tentang bagaimana Tuhan masih menyayangiku. Tentang pertahanan hidupku yang akan kubagikan denganmu. Tepatnya, tentang masa laluku.
After School
1430      853     0     
Romance
Janelendra (Janel) bukanlah cowok populer di zaman SMA, dulu, di era 90an. Dia hanya cowok medioker yang bergabung dengan geng populer di sekolah. Soal urusan cinta pun dia bukan ahlinya. Dia sulit sekali mengungkapkan cinta pada cewek yang dia suka. Lalu momen jatuh cinta yang mengubah hidup itu tiba. Di hari pertama sekolah, di tahun ajaran baru 1996/1997, Janel berkenalan dengan Lovi, sang...
A - Z
2567      873     2     
Fan Fiction
Asila seorang gadis bermata coklat berjalan menyusuri lorong sekolah dengan membawa tas ransel hijau tosca dan buku di tangan nya. Tiba tiba di belokkan lorong ada yang menabraknya. "Awws. Jalan tuh pake mata dong!" ucap Asila dengan nada kesalnya masih mengambil buku buku yang dibawa nya tergeletak di lantai "Dimana mana jalan tuh jalan pakai kaki" jawab si penabrak da...
Perihal Waktu
368      252     4     
Short Story
"Semesta tidak pernah salah mengatur sebuah pertemuan antara Kau dan Aku"