🌾 a documentary story🌾
Tak ada identifikasi bahwa cuaca saat itu tengah mendung. Tapi Toronto sendiri tengah berbicara di tengah hiruk-pikuk penduduk kota. Tepatnya ia mengaum kepada semesta bahwa hari itu, sabtu, adalah hari baik bagi orang-orang keren yang ingin menjadi dirinya sendiri.
Tak terkecuali oleh Gaung.
Banyak kamera berjajar rapi, wartawan muda hingga senior tengah bersiap untuk meliput kesempatan emas yang dinantikan oleh seorang tokoh utama buku terlaris abad terkini.
[[PLEASE WELCOME MR. GAUNG SANGKARA!!!]]
Toronto, 2030 / Jumpa pers
Halo ini Gaung, lulusan Teknik Mesin Fakultas Teknik UI (Universitas Indonesia). Sebelumnya salam kenal, aku pikir aku adalah tipe laki-laki yang suka hal-hal simple. Tapi orang tuaku begitu merepotkan. Sebagai anak tunggal kaya raya, ceilah. Ngga-ngga, aku sedikit bercanda, jadi begini saja, sungguh? Aku harus serius untuk membicarakan ini?
Tentang diriku? Sebentar, aku harus menjawab telepon ibundaku. Hehe!
Baiklah!
Aku akan mulai serius,
Jadi, ini adalah kisahku. Sebenarnya aku sedikit malu akibat tulisan-tulisan aneh yang ditulis oleh mantan kekasihku itu, Kelana. Seperti yang kalian dengar dia adalah penulis terkenal abad ini. Tapi sebagai seseorang yang gentle katanya, aku harus membantunya meluruskan semua ini agar terlihat lebih menarik.
Kita bersama selama tujuh tahun dan itu seperti lampu yang hampir rusak. Lebih tepatnya kita berdua putus-nyambung. Dengan tulisannya yang menyajikan bahwa aku adalah orang yang benar-benar buruk, sepertinya itu bukanlah sebuah kesalahan. Ya, kalian benar!
Dari awal kalian yang sudah membaca kisahku dengannya dalam bentuk buku trilogy mungkin sudah sangat jengkel denganku. Tapi lihatlah, kita sama-sama bisa berjalan meski dari arah yang berlawanan. Aku pun juga sampai di titik ini berkat kerja kerasku. Meski aku sudah tidak diterima di negaraku, aku bersyukur bisa mengulang dan memperbaiki segalanya dari nol di negaraku yang baru.
Ya! Benar 100% aku memang pindah kewarganegaraan, dan kini aku masih memiliki profesi keren, pekerjaanku pun bisa dibilang cukup bergengsi. Maaf, aku tidak ingin menyombong, tapi aku harap mantanku, Kelana, melihat ini.
Baik, aku benar-benar bertele-tele ya, apa aku boleh mulai bercerita sekarang?
)(
PENERIMAAN MAHASISWA BARU 2022
Semua berawal ketika aku diterima menjadi maba (mahasiswa baru) jalur mandiri di Universitas negeri paling bergengsi di Indonesia. Aku ingat sekali saat itu, tepat pada hari rabu. Aku dipaksa oleh ibundaku menyerahkan berkas validasi terakhir. Di situlah pertemuan pertamaku dengannya.
Untuk Kelana, pertama aku harus minta maaf kepadanya. Sebetulnya, dia tidak terlalu cantik, menawan, atau bahkan seksi. Tapi sungguh aku tidak bisa berbohong. Auranya benar-benar terlihat bahwa dia adalah wanita yang mahal. Jika aku ajak dia check-in saat itu juga pastinya dia menolak. Ya! dia bukan wanita gampangan.
Dan itu benar, aku mencoba mengajaknya, dan tertolak.
"Check-in yuk!" ajakku.
Aku tidak mendapat balasan kata, lebih tepatnya aku mendapat tamparan di muka. Sakit! oh tentu saja.
Aku mendekati gadis berhidung mancung itu, pipinya agak chubby. Bibirnya tebal, mungkin jika aku kecup saat itu juga dia akan menguburku hidup-hidup.
"Anak mandiri kak?" aku sontak basa-basi.
"Hemmm!" jawabnya cuek, dia terlihat kesal melihat wajahku.
Tapi itu lucu.
Namun lebih anehnya lagi, gadis itu menoleh kedua kalinya, seolah matanya menelanjangiku. Matanya melihat dari atas ke bawah, dari bawah ke atas, berlangsung selama beberapa detik. "Benar-benar bikin nafsu kejantananku naik," ujarku dalam hati. Tapi benar, dia tidak cukup seksi, tapi kenapa aku bisa berpikir sejauh itu? Tolong.
Ternyata aku terlalu percaya diri. Saat itu aku benar-benar dalam kondisi di luar nalar. Compang-camping memakai ripped jeans. Sepatu Vans-ku memang tergolong keluaran lama, tapi karena aku manusia yang menghargai trend jadi gayaku terlihat cukup usang. Aku tak menyadari bahwa saat itu penampilanku benar-benar menjijikkan. Kemeja kotak-kotak oversize pun tak bisa menolong penampilanku. Padahal aku merasa keren saat itu, tetapi gadis itu, ya, gadis itu merendahkan ku.
"Mahasiswa baru? itu bajunya nggak mencerminkan anak UI,"
"Sial!," ungkap ku dalam hati.
"Pakai celana sobek-sobek, mau konser?"
"Emmm, bisa dibilang begitu, kau tahu? banyak wanita diluar sana yang melirikku, jadi hati-hati ya!"
"Mimpi!"
Gadis itu tak ingin lama berdebat, ia meninggalkanku begitu saja. Baru kali ini ada seorang gadis yang tidak tertarik denganku. Bukankah aneh? Aku rasa visual ku tidak begitu jelek.
Tetapi aku benar-benar penasaran. Aku menumpuk berkasku di atas berkasnya. Tertulis nama gadis itu 'Arum Kelana Swaravati' maba prodi Pendidikan Dokter angkatan 2022.
"2022?" aku terkejut, namun yang membuatku lebih terkejut ialah dia mengambil program Pendidikan Dokter jalur mandiri. "Orang kaya!" ujarku.
Tak muluk-muluk pertemuanku dengan mantanku yang kerap disapa Kelana itu memang sangat tidak bagus. Buruk memang, tapi aku salah, ketika aku melihatnya jalan jauh dan semakin menjauh. Dia sebenarnya adalah gadis yang ramah, dengan bukti ia mudah tersenyum dengan temannya.
Namun, yang disayangkan saat itu aku masih saja penasaran.
Jujur saja, teman-temanku selalu mengecap aku dengan predikat cowo brengsek sejak aku duduk di bangku sekolah menengah atas. Aku tak menyadarinya, aku pun juga tak tahu pasti. Namun jika kalian menanyakan apa aku sudah pernah tidur dengan gadis, aku tak bisa menjawabnya, bukankah itu privasi? Hehe.
Jujur saja yang kedua kalinya, meskipun aku sudah memacari dua anak pejabat pun. Aku masih penasaran dengan seorang gadis bernama 'Kelana'.
Mengenai kedua pacarku tersebut, ya benar! Aku memang sedang menjalani hubungan tidak sehat dan berselingkuh.
Mereka anak orang kaya, dan mereka tak tahu jikalau aku menyelingkuhi mereka. Aku rasa mereka benar-benar bodoh.
Yang pertama, 'Gladis Enggarles Gutama' aku sudah menjalin hubungan backstreet selama dua bulan dengannya. Ia tidak masuk UI (Universitas Indonesia), lalu memutuskan hubungan jarak jauh denganku dengan masuk jalur mandiri di UB (Universitas Brawijaya). Aku bosan, akhir-akhir ini dia selalu menuntut untuk selalu bertelepon tiap malam. Mungkin sebentar lagi aku akan putus dengannya. Kita lihat saja nanti.
Yang kedua, 'Ares Gitri Hastabuwana' anak Yogyakarta yang pindah ke Tangerang. Sebenarnya aku menganggapnya sebatas Friend with benefit. Tapi dia ngotot ingin diakui pacar meski aku meminta backstreet. Lebih-lebih dia juga memilih untuk mengenyam pendidikan di London School of Public Relations (LSPR Jakarta).
)(
Belum cukup ya tentang diriku?
Baiklah aku lanjut saja, jangan kaget kalau aku adalah perokok berat. Namun disisi lain aku juga suka olahraga dan senang menjaga pola makan.
Olahraga yang paling aku sukai yakni futsal dan golf, namun sesekali aku bermain voli. Jika berbicara mengenai teman, lebih tepatnya aku memiliki sebuah geng tongkrongan yang isinya orang-orang lucu. Mereka juga banyak yang tampan, kaya apalagi.
Berbicara mengenai basecamp, tidak terlalu pasti, tapi kalau party ya bisa sampai Singapore bahkan Dubai, meski cuma sehari.
Kembali tentang aku dan Kelana. Rumit sebenarnya, tapi aku senang ia menjadi sutradara film sukses yang kini berkecimpung di area Hollywood. Aku pikir bolak-balik USA-Indo untuknya sekarang memang sulit. Tapi aku berpikir yang terbaik dan selalu mendoakan agar hidupnya tidak sulit, itu saja.
Pertama bertemu dengannya memang begitu penasaran. Bahkan yang kedua pun, masih sama.
Usai dari validasi berkas di ruang BAK-UI. Aku memperhatikan Kelana yang sedang bersenda gurau dengan teman-temannya. Gadis berambut warna hitam pekat itu meninggalkan bau harum miliknya di sampingku. Aku berpikir bahwa jenis parfumnya benar-benar mahal.
Aku penasaran setengah mati dan terobsesi untuk mencari nomor teleponnya untuk segera ku hubungi. Kuberanikan diri untuk meminta ke salah satu temannya sepulang dari kampus. Respon temannya juga tak cukup bagus, namun aku masih saja memaksa.
Hingga Kelana datang dengan sendirinya, mengambil ponselku dan menulis sendiri nomor WA miliknya.
"Ini! lain kali jangan paksa temanku, be a gentle," usai mengetik ia segera berpaling dan meninggalkanku.
Aku membeku, usai dia memberikan hal yang benar-benar membuatku terobsesi, dengan mudahnya ia memberikan padaku. Aku semakin berkepala besar, seolah mudah untuk mendekati semua gadis di kampus paling terkenal.
Langsung ku raih tangannya, aku menahannya.
"Tunggu, boleh aku mengantarmu pulang?"
"Tak perlu!"
"Kalau begitu, boleh ku ikuti kau?"
"Jangan ikut!"
"Aku sedang memaksa!"
"Itu sia-sia, lihat! pacarku menjemput ku!"
Ya! Itu adalah yang pertama kalinya, gadis yang membuatku penasaran sudah memiliki pacar, secara tak langsung dia mematahkan hatiku. Meskipun banyak gadis yang kukejar sudah berpacaran, mereka tetap memilihku, Tapi Kelana berbeda. Lalu kalau dipikir-pikir 'Juan Banara' kating (Kakak Tingkat) Hukum-UI. Selera Kelana bukanlah laki-laki yang gemar main-main sepertiku. Aku mengakui keunggulan pacarnya saat itu, bahwa dia cukup tampan.