Read More >>"> KUROTAKE [SEGERA TERBIT] (Chapter 2 : Demo Klub) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - KUROTAKE [SEGERA TERBIT]
MENU 0
About Us  

Tidak butuh waktu lama bagi Chihaya pun terbiasa dengan lingkungan sekolahnya. Sekolah barunya sama sekali tidak buruk. Tidak terlalu luas, namun tidak terlalu sempit juga. Teman-teman sekelasnya juga baik dan ramah.

Tiga hari bersekolah di SMA Sakura, Chihaya sudah mendapatkan empat orang teman akrab.

Shizuka Noumi, yang merupakan teman sebangkunya, lalu dua orang anak lelaki : Takeru Hayashi dan Yuji Harada, serta seorang gadis berambut coklat panjang bernama Sachi Aragaki. 

Shizuka anak yang santai dan supel. Rambut hitamnya panjang sepunggung. Ia juga selalu terlihat modis. Tangannya memakai banyak gelang. Dia suka berdandan. Ia bahkan membawa kosmetik ke sekolah.
Ia menyukai lagu-lagu lama seperti lagu Phil Collins,Evanescence, Air Supply, Bon Jovi, dan Scorpions. Ia bercerita kalau orangtuanya kebetulan punya toko kaset dan suka memutar lagu-lagu itu sehingga tanpa sadar ia juga ikut menyukainya.

Takeru Hayashi. Seorang remaja laki-laki berambut dan bermata coklat. Tingginya sekitar 170 sentimeter. Takeru adalah penggemar idola Jepang. Chihaya cepat akrab dengan Takeru saat mengetahui mereka mengidolakan grup AKB48 dan JKT48. Takeru sangat suka mendengar lagu-lagunya, juga mengoleksi buku foto dan merchandise mereka.

Yuji Harada. Berkebalikan dengan Takeru, ukuran tubuhnya tinggi dan besar, tingginya 180 sentimeter. Ia memiliki rambut hitam lebat, namun sedikit acak-acakan. Wajahnya juga datar dan terlihat malas, mirip karakter Oreki Hotaro dari anime Hyouka.

Sachi Aragaki. Gadis itu memiliki wajah bulat dan rambut cokelat sepunggung yang sedikit bergelombang. Ia memiliki dua lesung pipi yang terlihat saat tersenyum. Senyum gadis itu memiliki daya tarik yang mampu membuat orang memandangnya tanpa berkedip. Penampilan Sachi mengingatkan Chihaya pada salah satu penyanyi Jepang terkenal, Aimer.

Sachi merupakan sahabat dekat Takeru dan Yuji. Mereka bertiga dekat sejak masih SMP.

"Hei, kalian mau keluar kelas?" tanya Shizuka. Saat itu jam istirahat, dan kotak bekal mereka kebetulan sudah kosong.

"Ke mana?" tanya Chihaya pada teman sebangkunya itu.

"Keliling sekolah. Oh ya,sekalian kita lihat-lihat demo klub sekolah," ajak Shizuka.

Chihaya dan yang lain menyetujui ajakan Shizuka. Mereka memasukkan kotak makan mereka ke dalam tas, minum sebentar, membersihkan mulut, lalu ikut menyusul Shizuka keluar kelas.

Chihaya baru ingat kalau hari ini juga ada acara demo klub. Demo klub merupakan acara yang digelar beberapa hari setelah penyambutan murid baru di SMA Sakura. Pada acara ini, setiap murid perwakilan klub di SMA Sakura menampilkan sebuah atraksi dengan tujuan mempromosikan kegiatan klub mereka guna menarik perhatian murid baru untuk menjadi anggota klub tersebut.

Saat hendak keluar kelas, seorang gadis berambut coklat bergelombang yang diikat ponytail terlihat mendekati Chihaya.

"Anu...Kalau tidak salah,namamu Chihaya,kan?"

"Iya."

"Ah, kita belum berkenalan. Aku Kanade Tsukasa." Gadis bertubuh ramping itu menyodorkan tangannya.

Chihaya menjabat tangannya."Chihaya Hamada. Senang bertemu."

Kanade bertubuh ramping,tinggi badannya hanya sebahu Chihaya. Sachi dan Shizuka juga ikut berkenalan dengannya. Kebetulan ia juga ingin melihat demo ekskul. Mereka akhirnya pergi bersama.

Mereka sampai di lantai dasar. Kelas mereka terletak di lantai 2. Di lantai dasar terdapat banyak ruang klub.

Di sepanjang koridor hingga ruang aula sangat ramai,sudah banyak anggota klub-klub SMA Sakura yang mengadakan atraksi untuk menarik minat murid baru agar bergabung dengan klub mereka. Beberapa orang murid perwakilan dari berbagai klub duduk di kursi di depan ruang klub mereka masing-masing, berteriak untuk mengajak murid baru bergabung dengan klub mereka. Sebagian meja dipenuhi oleh rombongan anak kelas 10 yang ingin bertanya tentang klub sebelum mereka membuat keputusan untuk mengikuti klub tersebut atau tidak.

"Ramai sekali," komentar Chihaya. Shizuka dan Sachi mengangguk setuju. Tapi akhirnya mereka berenam tetap berjalan di sepanjang koridor untuk melihat-lihat.

"Shizuka, kau ingin ikut klub apa?"tanya Sachi .

"Aku? Hm, sepertinya Klub Bahasa Inggris menarik," jawab Shizuka. Ia kemudian berhenti di depan ruang Klub Bahasa Inggris. "Kalian duluan saja, aku mau bertanya-tanya dulu!"

Maka mereka berlima pun berlalu dari sana.

"Kurasa aku mau mencoba ikut klub Melukis,deh." Sachi pun masuk ke dalam Ruang Klub Melukis.

"Aku juga deh, kalau begitu," Kanade menyusul Sachi .

"Kamu suka melukis juga?" tanya Sachi pada Kanade.

"Suka. Aku suka menggambar doodle art."

"Ah, tahu, tahu! Aku juga suka menggambar itu!" balas Sachi bersemangat.

Sachi dan Kanade pun masuk ke dalam ruang klub. Di depan ruangan klub,ada pameran dadakan.Beberapa lukisan dipajang,dan di depan lukisan berdiri dua orang murid yang memakai seragam yang dilapisi dengan celemek dengan banyak noda cat dimana-mana serta topi baret hitam layaknya seniman sungguhan sedang menyambut pengunjung.

Tinggallah Chihaya bersama Takeru dan Yuji. Mereka bertiga, juga murid-murid lain melihat pameran sebentar, kemudian berlalu dari sana.

"Kalian mau ikut klub apa, Chihaya, Yuji?" tanya Takeru.

"Aku? Belum tahu,nih. Bingung!" jawab Chihaya seraya menggeleng. Yuji tak menjawab apapun, hanya mengangkat bahu.

Langkah mereka kemudian terhenti di depan ruang Klub Kurotake. Chihaya dan kedua teman laki-lakinya tertarik untuk lewat di depan ruang klub itu ketika mereka melihat ada seorang gadis berambut panjang hitam yang memakai kimono.

Gadis itu ber-cosplay menjadi karakter Enma Ai dari anime Hell Girl di depan ruang klub. Wajahnya didandani hingga terlihat pucat. Ia memakai lensa kontak yang membuat kedua bola matanya menjadi berwarna merah. Di tangannya ada boneka jerami yang diikat dengan benang merah. Sementara itu di sebelahnya ada gadis berambut coklat yang dibando dan memakai seragam sedang berjaga di meja pendaftaran.

"Ippen...shinde miru?" Gadis dengan kimono itu lantas menghampiri mereka dan mengatakan hal yang membuat mereka merinding.

"T-tidak, Senpai," jawab Takeru dengan ekspresi ketakutan. Chihaya juga terlihat ketakutan hingga mundur selangkah.

Di luar dugaan,gadis dengan kimono itu kemudian tersenyum.

"Maaf, apa aku membuat kalian takut?" tanyanya. Ia kemudian membungkuk hormat dan memperkenalkan dirinya."Salam kenal. Namaku Nozomi, kelas 11 IPS 2. Kalian tertarik bergabung di Klub Kurotake?"

Takeru, Chihaya, dan Yuji saling berpandangan.

"Senpai,boleh kami bertanya sebentar?" Chihaya pun memberanikan diri untuk bertanya tentang klub itu. Yuji dan Takeru yang tampaknya tertarik juga ikut bertanya tentang kegiatan apa saja yang dilakukan di klub bernama Kurotake itu.

Dengan sabar Nozomi menjelaskan kepada mereka. Ternyata Klub Kurotake sangat menarik. Klub ini menjadi wadah bagi para murid SMA Sakura yang memiliki minat terhadap bahasa dan budaya Jepang. Di klub ini para anggota mempelajari budaya Jepang, baik tradisional maupun modern.

Wajah Chihaya dan kedua temannya terlihat antusias ketika mendengar penjelasan Nozomi.

Chihaya sendiri memiliki ketertarikan pada budaya Jepang. Ia suka nonton anime sejak kecil. Saat ia dan kedua orangtuanya masih tinggal di Surabaya, Chihaya suka pergi ke tempat penyewaan komik untuk membaca komik atau light-novel Jepang, dan suka mendengarkan lagu-lagu grup idola JKT48 dan AKB48. Namun di tempat asalnya dulu, hobi Chihaya itu justru dianggap aneh oleh teman-temannya.

Chihaya merasa, ini klub yang cocok untuknya.

"Senpai,boleh saya minta formulir pendaftarannya?" pinta Chihaya pada Nozomi.

"Saya juga, Senpai!" Yuji dan Takeru berkata kompak, seolah mendukung ucapan Chihaya. Seakan pikiran mereka terhubung, ketiganya memutuskan bergabung dengan klub ini.

"Boleh. Silakan ambil formulirnya di Izumi," Nozomi menunjuk temannya yang berjaga di meja pendaftaran.

Maka Chihaya, Takeru, dan Yuji mendatangi meja pendaftaran dan meminta formulir pendaftaran klub pada gadis berbando putih. Nama 'Izumi Yoshioka' terjahit di bagian dada kanan seragamnya.

Izumi menyerahkan formulir kepada mereka masing-masing satu lembar. Setelah menerima formulir, Chihaya dan ketiga temannya tak lupa menuliskan nama mereka beserta nomor telepon dan akun LINE di kertas absen yang diberikan oleh Izumi.

"Silahkan diisi, jangan lupa dikumpulkan besok,ya," pesan Izumi. Chihaya dan kedua temannya mengangguk.

"Oh ya, apa aku boleh berfoto dengan Nozomi-senpai?" tanya Chihaya.

"Oh, tentu boleh," jawab Nozomi. Maka langsung saja Nozomi meminta tolong pada Izumi untuk mengambil foto mereka berdua dengan ponsel Nozomi. Izumi juga mengambil foto Chihaya dengan ponsel milik gadis berkacamata itu.

"Terima kasih,ya!" Izumi dan Nozomi melambaikan tangannya pada Chihaya dan kedua temannya ketika Chihaya sudah selesai berfoto, dan berjalan meninggalkan ruang Klub Kurotake.

****

Saat mereka bertiga sudah menjauh dari ruang-ruang klub, Takeru tersenyum sementara Yuji tertawa-tawa. Chihaya memandang mereka dengan heran.

"Kenapa?" tanyanya.

"Gila," balas Yuji sambil tertawa. "Aku tidak percaya kalau aku baru saja mendaftar di klub Kurotake!"

"Iya! Kau tahu alasan pertamaku masuk ke SMA Sakura?" balas Takeru. "Karena aku tertarik dengan klub itu!"

"Kalian berdua sepertinya tahu tentang klub Kurotake,ya," Ucapan Chihaya membuat kedua cowok itu menatapnya.

"Tentu saja," balas Yuji. "Klub Kurotake itu klub istimewa yang diperuntukkan khusus untuk para otaku* di sekolah ini. Klub ini hanya ada di SMA Sakura,"

"Oh ya, Chihaya, ngomong-ngomong kamu tadi langsung tertarik dan memutuskan untuk mendaftar di sana,kan?" tanya Takeru. "Kamu otaku* juga, ya?"

Chihaya mengangguk, wajahnya sedikit memerah. "Y-ya, bisa dibilang begitu..."

Yuji dan Takeru berpandangan, tersenyum. 

Chihaya memandang kedua temannya dengan tatapan aneh. "Tunggu. Jangan bilang... kalian juga otaku?"

"Tentu saja!"

"Eeeh?!" Chihaya ternganga, tak percaya dengan pengakuan kedua teman sekelasnya. Namun sejurus kemudian ia merasa senang karena menemukan teman yang memiliki hobi sama dengannya. 

"Tadinya aku juga tidak tahu kamu otaku,lho. Kita kaget ketika kamu tiba-tiba mendaftar untuk menjadi anggota klub itu," tutur Yuji. 

"Kami memang sejak awal ingin bergabung di klub itu. Yuji bahkan mengumpulkan data tentang anggotanya sebelum masuk ke SMA Sakura," cerita Takeru. "Ngomong-ngomong, Sachi juga otaku,"

"Oh iya," Yuji tiba-tiba teringat sesuatu. "Sebentar, aku mau ke ruang OSIS dulu,"

Pemuda berambut hitam acak-acakan itu kemudian membalik langkahnya dan berpamitan dengan Chihaya dan Takeru. Chihaya bingung melihatnya.

"Yuji ada urusan apa ke ruang OSIS?"

Takeru mengangkat bahu.

"Takeru!"

Takeru dan Chihaya menoleh ketika mendengar sebuah suara berat yang memanggil nama Takeru.

"Oh, Asa,"

Pemuda berambut gelap itu tersenyum seraya mendekati Takeru. "Sedang melihat demo klub juga?"

Takeru mengangguk. Sementara Chihaya memandang kedua cowok itu dengan bingung.

"Ah, Chihaya, kenalkan ini Asa Furuta. Teman satu sekolahku juga saat SMP," Takeru langsung mengenalkan Asa pada Chihaya. Chihaya pun membalas uluran tangan Asa. Asa ternyata berasal dari kelas 10-4. Mereka bertiga kemudian duduk di tangga sambil mengobrol.

"Kalian sedang menunggu apa, atau siapa?" tanya Asa.

"Menunggu teman kami, Sachi dan Shizuka. Shizuka berencana bergabung di Klub Bahasa Inggris, Sachi juga sedang melihat-lihat ruang Klub Melukis. Kami juga menunggu Yuji, teman kami kembali dari ruang OSIS," jawab Takeru.

Asa manggut-manggut. "Kalian mau masuk ke klub apa?"

"Aku dan Chihaya berencana masuk Klub Kurotake," jawab Takeru langsung.

"Kurotake? Ah, sama denganku dong, kalau begitu,"

"Eh? Kamu otaku juga?" Chihaya kaget.

"Iya, aku suka nonton Naruto," ungkap Asa. Ia menunjukkan formulir pendaftaran miliknya. "Tadi aku sudah ke ruang klub itu terlebih dahulu. Aku tertarik ingin bergabung di sana,"

"Kita sama dong, kalau begitu," kata Chihaya sambil tersenyum.

"Oh ya," ucap Takeru. "Chihaya, apa kamu ada waktu setelah pulang sekolah?"

Chihaya mengangguk.

"Kalau tidak keberatan, kau mau ikut dengan kami pulang sekolah nanti?"

****

Ternyata Takeru, Yuji, dan Sachi mengajak Chihaya makan di sebuah restoran Jepang yang berada di dalam salah satu mal di kawasan Cibubur. Asa juga ikut. Mereka tadinya juga ingin mengajak Shizuka, tapi Shizuka tidak bisa ikut karena harus bekerja paruh waktu.

Setelah dipersilahkan masuk oleh salah satu pelayan, mereka berempat masuk ke dalam restoran tersebut. Sambil mengantre, kelima remaja itu pun memilih menu yang akan mereka pesan. Setelah itu mereka membayar makanan pesanan mereka di kasir.

"Jangan khawatir, ini Yuji yang bayar," kata Sachi.

Chihaya merasa sungkan, "Eh, ya ampun, jadi tidak enak. Seharusnya tidak perlu. Aku baru pertama kali ikut bermain bersama kalian. Nanti kuganti,"

"Tidak apa-apa, jangan dipikirkan," sahut Yuji seraya tersenyum. "Anggap saja sekarang kamu bagian dari geng kita,"

Chihaya terpana. "...Arigatou,Yuji,"

Yuji mengacungkan jempolnya.

Setelah Yuji membayar pesanan mereka, kelima remaja itu kemudian duduk di sebuah meja untuk enam orang di dalam restoran. Restoran itu tak begitu ramai. Mereka mulai menikmati makanan yang mereka pesan sambil mengobrol.

"Jadi, kau ikut klub apa, Yuji?" tanya Sachi .

"Aku? Tentu saja Klub Kurotake," jawab Yuji.

"Klub yang penjaganya cosplay jadi Enma Ai,kan?" tanya Sachi memastikan. Yuji mengangguk.

"Kamu jadi ikut Klub Melukis, Sachi?" tanya Takeru.

"Jadi," jawab Sachi. "Ah, ngomong-ngomong terima kasih Yuji, tadi kamu mau mengantarku ke ruang Klub Kurotake untuk ambil formulir pendaftaran. Aku agak malu tadi,"

"Don't mention it," balas Yuji santai sambil menyumpit mie ramennya. Ia tadi bertemu dengan Sachi ketika sedang berjalan di koridor dari ruang OSIS untuk kembali ke tempat Chihaya dan Takeru.

"Kamu jadinya ikut dua klub sekaligus?" tanya Asa pada Sachi. "Melukis dan Kurotake?"

Sachi mengangguk.

"Ngomong-ngomong, tadi kamu ke ruang OSIS ada urusan apa, Yuji?" tanya Takeru.

Yuji meletakkan jari telunjuk di bibirnya sambil memandangi ketiga temannya. "Ssst, ini rahasia kita, ya! Jangan bilang ke siapapun,OK?"

Takeru, Sachi, Asa dan Chihaya mengangguk. Mereka merapat untuk mendengar rahasia yang akan disampaikan cowok bertubuh bongsor itu.

"Aku...sebenarnya juga mendaftar untuk jadi anggota OSIS,"

"EH?!" Keempat temannya terkejut. Yuji buru-buru meletakkan telunjuk di depan bibirnya.

"Wah, sasuga ne, Yuji-san*!" puji Asa dalam bahasa Jepang.

"Tapi kamu akan tambah sibuk,ya," kata Sachi.

"Yah, biar saja. Setidaknya waktuku tidak terbuang percuma," jawab Yuji tenang.

"Kamu tidak berubah,ya. Dulu di SMP jadi murid yang aktif dan sibuk. Sekarang di SMA juga. Semangat, Yuji!" kata Takeru, yang dibalas anggukan kepala dari Yuji.

Diam-diam Chihaya tersenyum senang. Ini pertama kalinya ia merasakan makan bersama teman sekolah. Di Surabaya dulu, ia sama sekali tak pernah mengalaminya.

Sementara Yuji dan Asa mengobrol soal anime, Chihaya mengarahkan pandangan matanya ke pemandangan di luar restoran. Restoran tempat mereka makan kebetulan berada di lantai dua mal. Chihaya memandangi jalan raya depan mal yang mulai macet.

Di jalan itu juga sedang dibangun sebuah jalan layang yang nantinya akan menjadi jalan penyambung dari jalan tol ke salah satu wilayah di perbatasan kabupaten Bogor dan Bekasi. Di sebelah kanan mal terdapat sebuah jembatan penyeberangan yang menghubungkan mal dengan kawasan pertokoan di seberang jalan. Iris coklatnya juga mengamati parkiran mal yang padat, juga beberapa pengunjung yang berjalan di sekitar kawasan mal.

"Ngomong-ngomong soal Kurotake, aku sempat mendengar banyak gosip tentang klub itu," ujar Yuji, yang membuat Chihaya kembali memfokuskan perhatiannya pada obrolan mereka. Sachi, Takeru, dan Asa menatap Yuji penasaran.

"Kudengar, klub Kurotake itu dulu sempat ditutup, tapi kembali dibuka sejak tahun lalu,"

"Ditutup?" ulang Asa. "Kenapa?"

"Alasannya simpang siur. Ada yang bilang anggotanya tidak ada, ada yang bilang kepala sekolah sebelumnya tidak suka dengan klub itu," jawab Yuji.

"Kenapa tidak suka?" tanya Sachi. Yuji mengangkat bahu.

"Kalian tahu, tidak? Konon, di klub itu ada empat orang cowok yang populer. Keempatnya dijuluki 'Geng F4'- nya Klub Kurotake,"

"F4?" ulang Sachi.

"Mirip F4 yang di serial Hana Yori Dango itu?" tanya Chihaya. Ia langsung teringat dengan judul manga terkenal yang sudah diadaptasi ke berbagai judul drama tersebut.

"Betul!" jawab Takeru. 

"Mereka memiliki karisma yang mampu membuat murid terpesona, juga latar belakang yang tidak biasa," sambung Asa yang juga mengetahui gosip tersebut. Ia menunjukkan sebuah foto di akun sosial media klub Kurotake yang ia ikuti pada keempat temannya. Di foto itu ada empat orang lelaki yang sedang berdiri menghadap kamera. Mereka memakai jaket dengan motif dan warna berbeda-beda.

"Cowok berjaket merah marun ini, sekretaris klub. Kabarnya, dia keturunan keluarga konglomerat. Karena itu dia dijuluki 'Sultan Klub Kurotake', karena selain menjalankan tugas sebagai sekretaris, dia jadi donatur utama untuk keperluan klub Kurotake," 

Chihaya manggut-manggut. Sachi terlihat memandang foto itu dengan serius.

Yuji lalu ikut menjelaskan sambil menunjuk. "Lalu, cowok berambut cokelat yang memakai jaket Akatsuki ini, dia bekerja sampingan sebagai model remaja. Ayahnya juga punya pemilik agensi hiburan di Cibubur,"

"Serius?!" tanya Takeru heboh.

"Iya. Tapi kudengar dia juga dikenal sebagai cassanova SMA Sakura. Dia suka menggoda murid perempuan, juga berganti-ganti pacar,"

Takeru, Sachi, dan Chihaya melongo. Mereka bertiga tak habis pikir bagaimana Yuji dan Asa bisa tahu informasi sampai sedetail itu.

"Yang memakai hoodie hijau mirip Shino Aburame dan berambut pirang ini, dia anak dari pengusaha minimarket dan kedai kopi. Nah, kalau yang berjaket abu-abu ini, dia orang yang menjadi ketua klub Kurotake saat ini,"

Chihaya dan yang lainnya langsung memerhatikan foto tersebut dengan serius.

"Aku tadi mendengar gosip saat berada di ruang OSIS. Kabarnya, ketua Klub Kurotake itu dulunya anggota OSIS, tapi ia mengundurkan diri untuk mengurus klub itu. Senior-senior di OSIS bilang kalau ketua klub itu adalah yang paling populer di antara keempat cowok tersebut. Ia disukai banyak murid perempuan di SMA Sakura, tapi semua gadis itu dia tolak," papar Yuji.

"Eh? Kenapa begitu?" tanya Sachi heran.

"Apa Ketua itu sudah punya pacar?" Chihaya ikut penasaran.

Yuji mengangkat bahu tanda tak tahu. Chihaya dan yang lain akhirnya melanjutkan kegiatan makan-makan mereka. 

Selesai makan dan membayar, mereka keluar dari restoran itu. Mereka kemudian menaiki bus dan berhenti di salah satu taman kota yang terkenal di Cibubur. Setelah membeli tiket masuk, mereka bermain ayunan, juga berfoto di dekat air mancur yang ada di taman tersebut.

Ketika sudah lelah, mereka pun duduk di bangku taman di sekitar air mancur.
Mereka mengobrol tentang berbagai hal. Mereka menjadi saling mengenal dan mengakrabkan diri satu sama lain.

Tanpa sadar Chihaya banyak tersenyum dan bersikap terbuka saat berkumpul bersama mereka. Chihaya yang jarang bergaul dan pendiam, hari itu berbicara banyak tentang dirinya, juga hal-hal yang berhubungan dengan hobi mereka. Mereka berempat juga terlihat menerima Chihaya.

Ternyata, seperti ini rasanya memiliki teman.

Saat langit berubah senja, baru mereka berpisah. Yuji, Takeru, Sachi, Chihaya dan Asa pulang ke rumah masing-masing.

****

*otaku = istilah Jepang untuk orang-orang yang mendalami hobi tertentu, seperti gim, anime, dan lain-lain

*sasuga ne, Yuji-san= hebat sekali, Yuji!

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Perfect Love INTROVERT
9892      1837     2     
Fan Fiction
Lady Cyber (Sang Pengintai)
2353      902     8     
Mystery
Setiap manusia, pasti memiliki masa lalu. Entah itu indah, atau pun suram. Seperti dalam kisah Lady Cyber ini. Mengisahkan tentang seorang wanita bernama Rere Sitagari, yang berjuang demi menghapus masa lalunya yang suram. Dibalut misteri, romansa, dan ketegangan dalam pencarian para pembantai keluarganya. Setingan hanya sekedar fiksi belaka. Jika ada kesamaan nama, peristiwa, karakter, atau s...
Putaran Roda
532      351     0     
Short Story
Dion tak bergeming saat kotak pintar itu mengajaknya terjun ke dunia maya. Sempurna tidak ada sedikit pun celah untuk kembali. Hal itu membuat orang-orang di sekitarnya sendu. Mereka semua menjauh, namun Dion tak menghiraukan. Ia tetap asik menikmati dunia game yang ditawarkan kotak pintarnya. Sampai akhirnya pun sang kekasih turut meninggalkannya. Baru ketika roda itu berputar mengantar Dion ke ...
Sherwin
352      234     2     
Romance
Aku mencintaimu kemarin, hari ini, besok, dan selamanya
Galang dan Refana
592      376     0     
Short Story
“Untuk apa kita diciptakan di dunia? “ seorang gadis yang sudah cukup lama ku kenal mengajukan sebuah pertanyaan. Ia melemparkan pandangan kosongnya ke sebuah dimensi ruang. Tangannya yang dipenuhi perban memeluk lutut seolah tangah melindungi tubuh dan jiwa rapuhnya
love like you
428      304     1     
Short Story
Soulless...
5340      1216     7     
Romance
Apa cintamu datang di saat yang tepat? Pada orang yang tepat? Aku masih sangat, sangat muda waktu aku mengenal yang namanya cinta. Aku masih lembaran kertas putih, Seragamku masih putih abu-abu, dan perlahan, hatiku yang mulanya berwarna putih itu kini juga berubah menjadi abu-abu. Penuh ketidakpastian, penuh pertanyaan tanpa jawaban, keraguan, membuatku berundi pada permainan jetcoaster, ...
Kafa Almi Xavier (update>KarenaMu)
649      379     3     
Romance
Mengapa cinta bisa membuat seseorang kehilangan akal sehatnya padahal prosesnya sesederhana itu? Hanya berawal dari mata yang mulai terpikat, lalu berakhir pada hati yang perlahan terikat. °°°°##°°°° Berawal dari pesan berantai yang di kirim Syaqila ke seluruh dosen di kampusnya, hingga mengakibatkan hari-harinya menjadi lebih suram, karena seorang dosen tampan bernama Kafa Almi Xavier....
STORY ABOUT THREE BOYS AND A MAN
13482      2718     34     
Romance
Kehidupan Perkasa Bagus Hartawan, atau biasa disapa Bagus, kadang tidak sesuai dengan namanya. Cintanya dikhianati oleh gadis yang dikejar sampai ke Osaka, Jepang. Belum lagi, dia punya orang tua yang super konyol. Papinya. Dia adalah manusia paling happy sedunia, sekaligus paling tidak masuk akal. Bagus adalah anak pertama, tentu saja dia menjadi panutan bagi kedua adiknya- Anggun dan Faiz. Pan...
Asa
4244      1283     6     
Romance
"Tentang harapan, rasa nyaman, dan perpisahan." Saffa Keenan Aleyski, gadis yang tengah mencari kebahagiaannya sendiri, cinta pertama telah di hancurkan ayahnya sendiri. Di cerita inilah Saffa mencari cinta barunya, bertemu dengan seorang Adrian Yazid Alindra, lelaki paling sempurna dimatanya. Saffa dengan mudahnya menjatuhkan hatinya ke lubang tanpa dasar yang diciptakan oleh Adrian...