Loading...
Logo TinLit
Read Story - Semu, Nawasena
MENU
About Us  

Keesokan harinya, kediaman Akira sudah disibukkan oleh para pelayan yang kembali beraktifitas untuk melayani majikan mereka. Lebih dari sepuluh pelayan yang dibutuhkan untuk mengurus rumah sebesar itu, Tuan Alan dan Nyonya Nala sudah berangkat lebih awal untuk bekerja.

Akira yang posisinya masih berada di dalam kamar untuk bersiap-siap, serta Rosalina yang tengah sarapan di ruang makan ditemani beberapa pelayan. Jarang sekali kakak beradik itu mengobrol bersama, seperti ada sekat yang menjadi penghalang untuk bisa saling mendekat satu sama lain.

Disela-sela Rosalina tengah menikmati sepotong roti selainya, terdengar suara ketukan pintu rumah beberapa kali. Satu pelayan pun berjalan, bergegas untuk memeriksa.

"Tunggu!" seru Rosalina dan membuat pelayan tersebut berhenti.

"Iya Nona?" tanyanya sembari berbalik badan, menghadap Rosalina.

"Biar saya saja yang membuka pintunya," balas Rosalina lalu berdiri, menyisakan separuh roti yang belum habis di atas piring makan.

"Tapi Nona, sarapan anda belum habis. Biar saya saja yang membukakan pintunya," ucap si pelayan tersebut dengan sopan.

"Saya sudah kenyang, biar saya saja yang membukanya. Lanjutkan saja tugas mu," balas Rosalina sedikit kesal. "Lain kali, jangan membuat ku mengulanginya dua kali. Kau seharusnya paham apa posisi mu di rumah ini," pungkasnya dan hanya bisa membuat pelayan tersebut menundukkan kepala.

"Dan juga ganti selai roti itu, kau seharusnya paham kalau aku benci kacang! Ck, kenapa kalian cuman menyediakan sesuatu yang disukai Kakak, tidak orang tua tidak pelayan, kalian semua sama saja," sebal Rosalina menghentakkan kakinya, pergi menuju pintu rumah.

Ketukan pintu terus berbunyi seiring dengan langkah Rosalina yang sedang menuju ke sana. Sebelum membukanya, terlihat ia tengah mempersiapkan diri sebaik mungkin, seperti tahu siapa yang berada di balik benda persegi panjang itu.

"Huh," hela Rosalina membuang napas berat, degup jantungnya berdetak lebih cepat. Tangan kanannya mulai terangkat memegang gagang pintu, lalu membukanya.

"Ha-halo Kak," sapa Rosalina gugup, tatapannya yang semula ketus kini berubah menjadi lebih teduh, sikapnya benar-benar berubah seratus delapan puluh derajat.

"Eh iya Rosa, apa kabar?" balas Genandra ramah.

"Kabar aku baik Kak," Rosalina masih berusaha mengontrol detak jantungnya, laki-laki di hadapannya sekarang benar-benar sudah menyetir gila isi pikirannya. Dia masih menaruh perasaan berat kepada Genandra.

"Oh ya Kak sampai lupa, sini Kak masuk dulu!" ajak Rosalina mempersilahkan Genandra untuk masuk ke dalam rumah, dan duduk di kursi ruang tamu.

Tanpa membuang kesempatan emas, Rosalina pun ikut duduk di samping laki-laki itu, jarak mereka berdua cukup dekat. Genandra sedikit menggeser posisinya menjauh dari Rosalina, ia merasa sedikit tidak nyaman.

"Gue harap Akira segera keluar," batinnya, ia masih berusaha menjaga sikap sebab dia adalah adik kandung Akira.

"Oh ya Kak, kemarin aku habis lihat pertandingan Kak Genan lho! Selamat ya tim Black Spider menang," ucap Rosalina tersenyum lebar.

"Iya thanks," balas Genandra menanggapinya dengan ramah. "Lo suka basket kayaknya," tebak Genandra dan diangguki semangat oleh Rosalina.

"Lebih tepatnya gue suka sama pemainnya, gue rela menonton di manapun asal dia ada," balas Rosalina menyiratkan sebuah asa dalam manik mata hitamnya. Ia berharap, Genandra mau mengakui perasaannya.

"Oh ya Kak, tunggu di sini sebentar ya! Gue mau nunjukin sesuatu," kepala laki-laki itu mengangguk, Rosalina pun bergegas melipir pergi menuju ke suatu tempat yang Genandra tidak ketahui apa tujuannya.

Tubuh gadis itu mulai menghilang ditelan waktu, Genandra sempat tersenyum smirk setelah mendengar perkataan Rosalina barusan. Kalau boleh jujur, Genandra mengetahui kalau anak itu masih menaruh rasa kepada dirinya. Namun Genandra lebih memilih untuk mengacuhkannya, lagipula dia sudah menjadi milik seseorang sekarang.

"Lagi mikirin apa? Sorry ya gue lama," bibirnya tersenyum merekah, baru saja ia memikirkan tentang Akira dan orangnya langsung muncul di hadapannya. Bukankah takdir pun merestui hubungan mereka?

"Pagi Tuan putri," sapa Genandra seraya berdiri, menghampiri Akira dan membelai lembut kepalanya.

"Iya pagi," balas Akira, entah kenapa membuat ekspresi Genandra menjadi berubah. Apa ada yang salah dengan jawabannya?

"Cuman pagi doang? Pangerannya mana?" kecewa Genandra memanyunkan bibirnya, ia sudah berusaha bersikap romantis kepada dirinya, kenapa Akira tidak membalasnya dengan hal yang sama pula.

Helaan napas panjang keluar dari mulut Akira, sepertinya anak itu sedang terkena demam kerajaan.

"Pagi juga Pangeran, kelihatannya suasana hati mu sedang baik sekarang," balas Akira menuruti kemauan dari Genandra.

"Tentu saja karena kau, Nona," Genandra mengangkat beberapa helai rambut Akira dan menciumnya.

Tubuh Akira gemetar sesaat, bulu kuduknya berdiri seperti duri-duri landak. Jantungnya berdetak kencang, Akira memalingkan muka untuk menyembunyikan perasaan malunya.

"Ehem, gue rasa sudah cukup main kerajaannya Genan," ucap Akira tak berani menatap mata Genandra.

"Oke, lebih baik kita berangkat sekarang. Lo sudah siap kan?" 

"Sudah, ayo!" balas Akira dan menitipkan pesan kepada salah pelayan untuk Rosalina, kalau dia akan berangkat sekolah sekarang.

Di teras rumah, Genandra membukakan pintu mobil untuk Akira. Setelah selesai, mesin kendaraan itu pun menyala, dan berjalan meninggalkan kediaman menunju sekolah.

Tepat beberapa detik setelah mobil itu pergi, Rosalina kembali menuju ruang tamu sembari membawa sesuatu yang ingin ia tunjukkan kepada Genandra. Senyumnya menjadi samar, ketika tidak dapat menemukan siapapun di sana.

"Kak Genan kemana?" gumam Rosalina.

"Nona, Kakak anda sudah berangkat ke sekolah bersama temannya, dia ingin saya menyampaikan pesan ini kepada anda," ujar pelayan seketika membuat darah Rosalina mendidih sampai otak. Dia benar-benar marah.

"AH!" desahnya membanting benda tersebut ke lantai sampai pecah, padahal ia sudah mempersiapkannya cukup lama dan sebaik mungkin, namun ternyata tidak memiliki harga sama sekali.

"Padahal sedikit lagi..... sedikit lagi tujuan gue bisa tercapai, akhirnya gue memiliki waktu mengobrol sama orang yang gue suka," lirih Rosalina frustasi seraya mencengkram rambutnya kuat-kuat.

"Baiklah, kalau memang ini yang lo mau Kak. Jika gue nggak bisa memiliki lo, maka Akira juga. Gue bakal buat lo benci sebenci bencinya dengan dia, dan memisahkan kalian berdua selamanya," pungkas Rosalina dengan tatapan penuh kebencian.

 

 

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Marry Me
445      313     1     
Short Story
Sembilan tahun Cecil mencintai Prasta dalam diam. Bagaikan mimpi, hari ini Prasta berlutut di hadapannya untuk melamar ….
LELAKI DENGAN SAYAP PATAH
8329      2663     4     
Romance
Kisah tentang Adam, pemuda single yang sulit jatuh cinta, nyatanya mencintai seorang janda beranak 2 bernama Reina. Saat berhasil bersusah payah mengambil hati wanita itu, ternyata kedua orang tua Adam tidak setuju. Kisah cinta mereka terpaksa putus di tengah jalan. Patah hati, Adam kemudian mengasingkan diri dan menemukan seorang Anaya, gadis ceria dengan masa lalu kejam, yang bisa membuatnya...
My Sunset
6874      1474     3     
Romance
You are my sunset.
Langit Jingga
2660      931     4     
Romance
"Aku benci senja. Ia menyadarkanku akan kebohongan yang mengakar dalam yakin, rusak semua. Kini bagiku, cinta hanyalah bualan semata." - Nurlyra Annisa -
Gue Mau Hidup Lagi
387      249     2     
Short Story
Bukan kisah pilu Diandra yang dua kali gagal bercinta. Bukan kisah manisnya setelah bangkit dari patah hati. Lirik kesamping, ada sosok bernama Rima yang sibuk mencari sesosok lain. Bisakah ia hidup lagi?
love like you
435      308     1     
Short Story
NI-NA-NO
1414      654     1     
Romance
Semua orang pasti punya cinta pertama yang susah dilupakan. Pun Gunawan Wibisono alias Nano, yang merasakan kerumitan hati pada Nina yang susah dia lupakan di akhir masa sekolah dasar. Akankah cinta pertama itu ikut tumbuh dewasa? Bisakah Nano menghentikan perasaan yang rumit itu?
Luka Adia
749      457     0     
Romance
Cewek mungil manis yang polos, belum mengetahui apa itu cinta. Apa itu luka. Yang ia rasakan hanyalah rasa sakit yang begitu menyayat hati dan raganya. Bermula dari kenal dengan laki-laki yang terlihat lugu dan manis, ternyata lebih bangsat didalam. Luka yang ia dapat bertahun-tahun hingga ia mencoba menghapusnya. Namun tak bisa. Ia terlalu bodoh dalam percintaan. Hingga akhirnya, ia terperosok ...
My Idol Party
1427      713     2     
Romance
Serayu ingin sekali jadi pemain gim profesional meskipun terhalang restu ibunya. Menurut ibunya, perempuan tidak akan menjadi apa-apa kalau hanya bisa main gim. Oleh karena itu, Serayu berusaha membuktikan kepada ibunya, bahwa cita-citanya bisa berati sesuatu. Dalam perjalanannya, cobaan selalu datang silih berganti, termasuk ujian soal perasaan kepada laki-laki misterius yang muncul di dalam...
Dia yang Terlewatkan
369      249     1     
Short Story
Ini tentang dia dan rasanya yang terlewat begitu saja. Tentang masa lalunya. Dan, dia adalah Haura.