Loading...
Logo TinLit
Read Story - Kutunggu Kau di Umur 27
MENU
About Us  

Cukup satu hari, keadaan bisa berubah dengan mudah. Irish tersenyum dengan lebar sampai-sampai kejadian satu hari ini tidak bisa terlepas dari pikirannya. Semuanya terlalu khayal untuk menjadi kenyataan. Irish bahkan bisa bilang bahwa dia sedang bermimpi. Mimpi yang sejak lama dia kubur dalam-dalam. Tapi ternyata mimpi itu kini menjadi kenyataan. Senyumnya tidak luntur dari depan pagar sampai ke depan pintu kosnya.

“Eitss … lo habis dari mana?” Tangan Jeremy berada di sisi Irish.

“Pergilah. Ini hari libur yah.” Irish memutar bola matanya. Kehadiran Jeremy seketika membuatnya kesal. Pria itu menghalangi dirinya untuk segera tidur.

“Seharian? Ini jam dua belas malam, Rish. Anak gadis mana yang baru sampe rumah jam segini?”

Irish membalik tubuhnya dan besedekap dada. Wajahnya benar-benar kesal. “Lo bukan bapak emak gue. Kenapa jadi kayak orang rumah aja lo.”

“Gue peduli sama lo, Rish. Jangan pulang malem-malem.” Jeremy terlihat frustasi ketika menjelaskan kepada Irish.

“Bahkan gue pernah pulang dini hari jam dua, jam tiga, dan bahkan gue nginep di rumah temen gue atau di kosan temen gue. Lo nggak ada hak ya buat ngelarang gue.”

“Gimana caranya gue punya hak buat ngelarang lo? Nikah sama lo? Ayok, besok kita ke KUA juga bisa.” Irish memukul kepala Jeremy dengan keras. Dia heran kenapa pria itu terlihat sangat kahwatir. Irish pikir dia sedang mabuk tapi tidak tercium bau alkohol di bibirnya.

“Lo habis makan kecubung? Atau lo lagi ga sadarkan diri jalan sambil tidur?”

“Rish, gue masih sadar. Seratus persen sadar. Emang lo nggak bisa bedain gue yang bangun dan tidur?”

“Gini yaa, Jeremy. Gue nggak tahu motif lo apa buat pindah ke kosan gue yang bisa gue cocokologi lo, sengaja pindah ke sini. Gue—“

“Gue mau jagain lo,” jawab Jeremy dengan cepat. Dia mengusap wajahnya dengan pias. Rambutnya dia sisir ke belakang. Matanya kembali menatap mata Irish dengan dalam. Ada keseriusan di dalam matanya. Bersamaan dengan itu, kalimat yang dia lontarkan lebih dari serius. “Gue nggak mau ninggalin lo lagi kayak dulu. Cukup semuanya berakhir berantakan. Sekarang kita mulai dari awal.”

“Dan lo akan ninggalin gue lagi?” Irish menoleh ke samping. Dia sudah muak sebenarnya membahas masa lalu yang tiba-tiba harus kembali dia hadapi. Rasanya takdir memang kembali terulang. Takdir yang belum selesai, kembali datang untuk minta diselesaikan. Semua kehidupan yang berlanjut harus selesai sebelumnya. Salah Irish yang tidak bisa menyelesaikan itu semua.

Dia telah lama memikirkan bahwa semuanya memang telah berakhir dengan baik. Tapi di balik itu ternyata tidak semua orang menganggap semuanya adalah akhir yang baik. Irish, Aksara, dan Jeremy. Semuanya masih sama. Mereka tetap tinggal di tempat yang sama. Mereka tinggal di tahun yang sama. Mereka tinggal di umur yang sama. Waktu seolah berhenti tepat ketika mereka masih berumur tujuh belas tahun. Tahun ketika semuanya harus berakhir dengan terpaksa.

“Gue nggak akan pernah ninggalin lo, Rish. Gue butuh kesempatan.” Jeremy memegang bahu Irish. Wajahnya penuh dengan keyakinan.

Satu hari Irish sudah mendengarkan kata “kesempatan” muncul sebanyak dua kali. Setiap orang memang seharusnya mendapatkan kesempatan. Tapi tidak semua orang bisa mendapatkan kesempatan yang sama. Ada yang hanya terwujud setengahnya, ada juga yang terwujud sepenuhnya. Irish telah mewujudkan sepenuhnya, sekarang dia hanya bisa memberikan setengahnya lagi.

“Kesempatan untuk menjadi teman lagi kan, Jer?” Irish menekankan kata teman. Dia ingin memberikan batas kepada Jeremy.

“Oke. Nggak masalah. Lo boleh nganggep gue temen lagi. Gue nggak bisa berharap banyak sama lo ketika lo masih ada bersama dia. Hati lo emang nggak pernah bisa buat gue.” Jeremy menunduk. Wajahnya berubah sendu.

“Maafin gue, Jer. Lo udah tahu jawabannya dari lama.” Irish membalik tubuhnya. Dia memasukkan kunci dan membuka pintu kamarnya.

Irish tidak mengatakan apa-apa. Dia menutup pintu kamarnya dengan cepat tanpa menatap Jeremy kembali. Dia paling sebenarnya benci bertemu dengan orang-orang yang ada di masa lalu. Mereka hanya berusaha untuk menyakitinya untuk kedua kalinya. Tapi sayangnya memang dia harus bertahan untuk tetap mengikuti takdir Tuhan yang tidak pernah dia sangka-sangka itu. Irish memegang pintu kamarnya. Dia menunduk dan berpikir dengan dalam.

“Jer, kalau pertama kali yang gue temui itu lo, mungkin perasaan ini nggak pernah jatuh ke Aksara. Mungkin kisah gue nggak akan serumit ini. Tapi maaf, Jer. Gue emang bukan orang yang baik yang bisa membalas perasaan lo. Tapi terima kasih karena sudah selalu ada.”

Irish meninggalkan pintu itu. Dia kembali ke kehidupan pribadinya. Hidup sendiri dengan kamar berukuran tiga kali tiga meter. Penuh barang dan sesak. Tapi Irish menyukai kamarnya. Dia telah nyaman tinggal di tempat itu. Meskipun banyak suara-suara yang menganggu seperti saat ini.

Irish membuka balkonnya. Dia menghirup udara malam sepuasnya. Dia tidak takut jika besok dia tidak bisa bangkit dari tempat tidurnya. Malam ini dia hanya ingin menikmati langit malam. Langit yang hanya dihiasin oleh bulan. Polusi udara sudah berhasil membuat kota ini sama seperti kota-kota metropolitan lainnya.

Kegalauan Irish harus tertunda ketika ada panggilan telepon yang masuk ke ponselnya. Siapa lagi kalau bukan Zoey. Perempuan itu memang selalu menelepon sesukanya. Tidak peduli pagi buta, siang ketika dia tidur, bahkan malam hari pun Zoey akan melakukannya. Irish heran kenapa perempuan itu selalu memiliki banyak waktu untuk meneleponnya meskipun untuk mengabari sesuatu yang tidak penting. Lebih herannya lagi kepada dirinya sendiri ketika mau-mau saja mengangkatnya dalam keadaan apapun.

“Heem,” gumam Irish ketika sambungan telepon itu dimulai.

“Gilak, lo beneran dateng ke gedung pernikahan gue? Lo juga nggak minta gaun yang aneh-aneh. Padahal gue bisa aja ganti kok. Tante gue udah sangat welcome.” Zoey langsung menyerocos begitu saja. Perempuan itu memang memiliki tenaga yang lebih-lebih dari dirinya.

“Gue menerima apapun yang lo bikin deh. Pokoknya yaudah itu juga bagus.”

“Eh tadi katanya tante gue, temen cowok lo itu beli gaun dan satu set jas buat pernikahan. Si Aksara bukan yang dimaksud? Kan gue nyuruh lo dateng sama Aksara tadi. Bener nggak? Rish, ayoo cerita ke gue.”

“Seriusan dia beli gaun pernikahan sama satu set jas? Prepare banget. Gue aja belum setuju.”

“Tapi lo udah mulai terbuka kan sama dia? Lo beri dia kesempatan kan?”

“Bentar-bentar kenapa lo nanyain ini tiba-tiba?”

“Hihi. Gue habis dapet rekaman cctv dari tante gue. Lo berdua ciuman di ruang ganti. Busett dah lancar bener itu mulut.”

“AAARGGGHHH. BERHENTI ZOEY. GILA APA BAHAS ITU TENGAH MALEM GINI!” Irish histeris dibuatnya. Mereka berdua juga terlalu bodoh untuk melakukannya di tempat umum. Beruntungnya tidak ada yang mengehentikan mereka. Kalau ada bagaimana? Sudah lain cerita.

“Tante gue syoklah lihat lo berdua. Tapi seru juga kisah kalian.”

“Tapi lo harus tahu Zoey, Jeremy tinggal di sebelah kamar gue.”

“SEBELAH KAMAR LO? SEBELAH LO? ANJIR! SERIUSAN INI? OMAIGATTT. MIMPI APA GUE.” Irish menjauhkan telepon genggamnya. Suara Zoey terlalu nyaring di telinganya. “Terus-terus. Lo gimana?”

“Gimana apanya?” tanya Irish seolah tidak paham dengan apa yang dimaksud.

“Ishh. Masa harus gue perjelas juga sih, Rish.” Zoey terlihat menggebu-gebu.

“Dia minta kesempatan yang sama seperti yang gue kasih ke Aksara. Dia ternyata masih memiliki perasaan yang sama. Gue harus gimana ya, Zoey.”

“Pantes lo kelihatan lesu waktu jawab telepon gue. Ternyata emang ada masalah. Tapi untungnya gue telepon kan, jadi lo bisa cerita sama gue.”

“Iyaa. Makasih yaa. Tapi kayaknya gue lagi butuh waktu sendiri. Gue mau off sementara waktu. Ini lebih baik daripada gue harus banyak mikirin sesuatu yang serumit ini.”

“Yaudah kalau gitu. Take your time. Gue akan balik seminggu lagi. Ntar kita bisa jalan-jalan ya. Good night sweety. Muach.”

Kecupan dari sebrang sana itu mengakhiri percakapan keduanya. Irish berterima kasih kepada Tuhan. Setidaknya setiap dia tidak baik-baik saja, masih ada teman seperti Zoey yang siap ada di sampingnya. Zoey sangat berharga untuknya.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Manuskrip Tanda Tanya
5445      1684     1     
Romance
Setelah berhasil menerbitkan karya terbaru dari Bara Adiguna yang melejit di pasaran, Katya merasa dirinya berada di atas angin; kebanggaan tersendiri yang mampu membawa kesuksesan seorang pengarang melalui karya yang diasuh sedemikian rupa agar menjadi sempurna. Sayangnya, rasa gembira itu mendadak berubah menjadi serba salah ketika Bu Maya menugaskan Katya untuk mengurus tulisan pengarang t...
Seberang Cakrawala
120      109     0     
Romance
sepasang kekasih menghabiskan sore berbadai itu dengan menyusuri cerukan rahasia di pulau tempat tinggal mereka untuk berkontemplasi
IKRAR
18138      3189     3     
Romance
Ikrar berarti janji yang bersungguh-sungguh. Moira telah berikar kepada sang ayah yang mengidap kanker paru-paru untuk memenuhi permintaan terakhirnya, yaitu menikah dengan anak sahabatnya. Pria itu bernama Ibram Ganinta Miyaz. Namun, sayangnya Ibram bukanlah pria single, dia mempunyai kekasih bernama Anindira yang tak kunjung menerima pinangannya. Akan tetapi, setelah mendengar berita Ibram meni...
Cinta untuk Yasmine
2298      994     17     
Romance
Yasmine sama sekali tidak menyangka kehidupannya akan jungkir balik dalam waktu setengah jam. Ia yang seharusnya menjadi saksi pernikahan sang kakak justru berakhir menjadi mempelai perempuan. Itu semua terjadi karena Elea memilih untuk kabur di hari bahagianya bersama Adam. Impian membangun rumah tangga penuh cinta pun harus kandas. Laki-laki yang seharusnya menjadi kakak ipar, kini telah sah...
Strange and Beautiful
4731      1297     4     
Romance
Orang bilang bahwa masa-masa berat penikahan ada di usia 0-5 tahun, tapi Anin menolak mentah-mentah pernyataan itu. “Bukannya pengantin baru identik dengan hal-hal yang berbau manis?” pikirnya. Tapi Anin harus puas menelan perkataannya sendiri. Di usia pernikahannya dengan Hamas yang baru berumur sebulan, Anin sudah dibuat menyesal bukan main karena telah menerima pinangan Hamas. Di...
SURGA DALAM SEBOTOL VODKA
9379      2072     6     
Romance
Dari jaman dulu hingga sekarang, posisi sebagai anak masih kerap kali terjepit. Di satu sisi, anak harus mengikuti kemauan orang tua jikalau tak mau dianggap durhaka. Di sisi lain, anak juga memiliki keinginannya sendiri sesuai dengan tingkat perkembangan usianya. Lalu bagaimanakah jika keinginan anak dan orang tua saling bertentangan? Terlahir di tengah keluarga yang kaya raya tak membuat Rev...
GAUNG SANGKARA
1627      743     0     
Action
Gaung Sangkara, mendapatkan perhatian khusus mengenai pengalamannya menjadi mahasiswa Teknik paling brutal di kampusnya. Dimana kampusnya adalah sebuah universitas paling top di Indonesia, ia mendapatkan banyak tekanan akan nama-nama besar yang berusaha menindas bahkan membunuh dia dan keluarganya. Hal tersebut berpengaruh terhadap kondisi sosial dan psikologis-nya. Lahir dari kalangan keluarga d...
Meteor Lyrid
534      372     1     
Romance
Hujan turun begitu derasnya malam itu. Dengan sisa debu angkasa malam, orang mungkin merasa takjub melihat indahnya meteor yang menari diatas sana. Terang namun samar karna jaraknya. Tapi bagiku, menemukanmu, seperti mencari meteor dalam konstelasi yang tak nyata.
Putaran Waktu
952      599     6     
Horror
Saga adalah ketua panitia "MAKRAB", sedangkan Uniq merupakan mahasiswa baru di Universitas Ganesha. Saat jam menunjuk angka 23.59 malam, secara tiba-tiba keduanya melintasi ruang dan waktu ke tahun 2023. Peristiwa ini terjadi saat mereka mengadakan acara makrab di sebuah penginapan. Tempat itu bernama "Rumah Putih" yang ternyata sebuah rumah untuk anak-anak "spesial". Keanehan terjadi saat Saga b...
HURT ANGEL
167      131     0     
True Story
Hanya kisah kecil tentang sebuah pengorbanan dan pengkhianatan, bagaimana sakitnya mempertahankan di tengah gonjang-ganjing perpisahan. Bukan sebuah kisah tentang devinisi cinta itu selalu indah. Melainkan tentang mempertahankan sebuah perjalanan rumah tangga yang dihiasi rahasia.