Loading...
Logo TinLit
Read Story - Mari Collab tanpa Jatuh Hati
MENU
About Us  

Hari yang Raya tunggu akhirnya datang juga. Rama menepati janjinya mengajak gadis itu pergi ke pesta pernikahan teman semasa SMP mereka dulu yang bernama Alma. Dia mengabari Raya lewat pesan dan menelfon akan menjemput pukul 9 pagi dari rumahnya. Dengan menaiki sepeda motor yang pernah Raya naiki sebelumnya, Rama sudah ada di depan rumah gadis itu bahkan sebelum jam 9 tepat. Mimi menyambutnya dengan baik, menyuruh laki-laki  itu untuk menunggunya di ruang tengah.

Raya keluar setelah lima menit. Menyambut Rama dengan tawa renyah karena merasa tidak enak sudah membuatnya menunggu terlalu lama. Mereka pamit sekitar pukul sepuluh kurang sepuluh menit, menyalimi Mimi bersama-sama. Ya Tuhan, hanya dengan begitu saja kerja jantung Raya meningkat dua kali lipat.

“Cantik banget lo, Ray," celetuk Rama ketika mereka sudah sampai di tempat tujuan.

Raya menepuk pelan bahunya. “Apaan sih? Sama aja perasaan kayak dulu, kumel.”

Rama mengangguk. “Iya sih sama aja kayak dulu, tetap manis kok.”

“Heh diem, tuh ke Alma, ayo," potongnya cepat, lalu meninggalkan Rama seorang diri di belakang sana.

Seusai menghadiri pesta pernikahan Alma, Rama dan Raya menyempatkan diri untuk pergi ke cafe terdekat dari sana. Rama bilang dia ingin merayakan pertemuan mereka setelah tiga tahun tidak berjumpa. Sungguhan membuat Raya merasa jantungan mendadak. Seperti menyelami kembali perasaan ketika dulu semasa SMA dia menyembunyikan itu dari Rama.

Mereka meminum minuman pesanan bersamaan. Kemudian Raya memperhatikan Rama yang mengajaknya berbicara. Dia ternyata sudah mengeluarkan novel milik gadis itu dan mengangsurkannya ke sisi gelas minuman.

“Oh, novel gue?” 

Rama juga memegang bolpoin di tangannya, entah dia dapat dari mana.

“Gue ambil bolpoin ini dari meja souvenir di pernikahan Alma, haha. Nih, tolong ya ditandatangani pakai nama Rama Aditya, wahai Nona Penulis.”

“Hahaha… malu gue. Sini, gue bakal tulis nama lo pakai tulisan yang cantik banget," ujar Raya seraya menerima bolpoin yang diulurkan oleh Rama.

Saat gadis itu tengah menuliskan tandatangan di halaman pertama dalam novel miliknya, Rama tiba-tiba mengulurkan sebuah undangan. Raya terkejut kala meneliti nama orang yang tertera di sana. Jantungnya seolah berhenti berdetak. Ia melihat  wajah Rama yang kemudian berganti dengan ekspresi datarnya. 

“Gue bakal tunangan, Ray. Minggu depan, atas perjodohan orangtua gue.”

Raya mengulurkan novel miliknya pada Rama dan dia menerimanya kembali. Lantas Raya mengambil undangan pertunangan dengan nama Rama Aditya dan Shelila Putri Rahayu itu ke depan matanya. Tanpa disangka, pertemuan mereka yang dibantu oleh semesta ternyata hanya untuk mengakhiri sebuah rasa yang masih sempat Raya dorong untuk muncul ke permukaan.

“Gue mau bilang, kalau gue sayang sama lo, Ray. Tapi gue nggak mungkin nolak permintaan kedua orangtua gue. Maaf, gue emang cuma kasih harapan doang. Maaf, Raya…”

Raya menghela napas dalam-dalam. Kemudian memaksakan bibirnya untuk melengkung ke atas, membalas tatapan sendu Rama. “It’s okay, Rama selamat. Wah, gue seneng banget lo habis ini bakal jadi manten. Selamat, Rama…”

"Terima kasih, Ray..."

Itu pertemuan terakhir Raya dengan Rama, laki-laki yang sudah gadis itu sukai sejak lama, sejak masa SMP. Pertemuan yang dia pikir bisa jadi awal yang baik untuk hubungannya  dengan Rama ternyata hanya akan berakhir jadi perpisahan.

 

***

 

 

Tiga hari pasca Raya menerima surat undangan pertunangan Rama, Siska memaksa gadis itu untuk pergi keluar rumah, padahal Raya sendiri masih galau. Namun, Siska agaknya tahu dengan perasaan Raya dan ingin memberikan hiburan, makanya dia datang memaksa dengan menarik-narik yang lebih tua untuk berpisah dari tempat tidur yang nyaman.

Dan di sinilah Raya kini, taman yang kalau sore-sore pasti ramai pengunjung. Siska dengan superceria mengajak gadis itu berlari ke kedai ice cream, dia membelikan Raya satu cup sebagai hiburan. Raya bersyukur sekali, patah hatinya dengan cepat hilang karena Siska mengajaknya keluar. Sepertinya Raya memang kurang menghirup banyak udara segar, sejak menangis semalaman selama tiga hari berturut-turut.

"Senang, Kak Ray?"

Raya mengangguk patah-patah. "Senang banget, makasih ya... Kalau nggak dipaksa keluar gini, kayaknya gue bakal nangis lagi deh."

Siska mengerucutkan bibirnya. "Udah ah, jangan dipikirin terus. Ayo senang-senang aja, kasihan itu matanya udah kayak panda tahu."

"Ya udah, jangan ngobrolin Rama lagi. Kita emang udah nggak jodoh. Bahkan dari masa-masa SMP, SMA, sampai sekarang." Raya menunduk sekilas memperhatikan dua kakinya yang terbalut sandal. Kemudian dia kembali mendongak dengan senyum cerah yang kontras dengan kondisi matanya. "Ayo, move to other topic, ceritain soal lo sama Reza."

"Reza?"

Raya mengangguk mantap, "mm."

Ketika keduanya asik berjalan-jalan menyaksikan anak-anak bermain sambil mendengarkan cerita Siska, tanpa terduga tiba-tiba pandangan dua gadis itu terfokus ke satu objek yang sama. Sekitar dua meter dari mereka, Reza tengah bergandengan dengan seorang gadis dan sibuk bermesraan. Tidak ada ekspresi canggung sama sekali yang ditampilkan cowok itu. Siska sudah menegang di tempatnya. Dia mempercepat langkah, mengahampiri Reza, lalu melayangkan satu tamparan keras.

Raya buru-buru mengerjar gadis itu dan memintanya untuk tenang. Namun, Siska sudah terlajur patah hati dan sangat emosi melihat kejadian tak terduga itu.

“Oh, lo balik lagi sama mantan lo, Za? Hebat ya, bisa banget lo kibulin gue. Dasar brengsek!”

Setelah memaki seperti itu, Siska berbalik badan dan berlari seraya mengusap kedua pipinya yang dialiri air mata. Tanpa menghiraukan Reza, Raya buru-buru mengerjar Siska. “Siska!”

“Sis, tunggu!”

Langkah Reza tertahan oleh cekalan gadis di sebelahnya. Laki-laki itu mengerang frustasi dalam detik yang sama. "Gue perlu ngomong sama Siska, Del."

"Jangan, Za. Kamu kan udah janji bakal lupain dia. Kamu harus mulai mengabaikan gadis itu apapun yang terjadi."

"Tapi, bukan dengan kayak gini caranya, Del."

Dela melebarkan senyum manisnya. "Semuanya pasti baik-baik aja, Za. Percaya ya sama aku."

"Siska..." Jauh sekali dalam hati Reza masih ada nama Siska di sana. Nama yang sudah menetap sejak Dela dulu memilih pergi ke luar negeri. Kini, saat Dela datang lagi dan Reza berjanji untuk tetap mencintai, nama Siska menyeruak dari dalam hatinya dan menghancurkan ekspektasi itu.
 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
UFUK
12      10     0     
Inspirational
Hara merasa senang dengan fakta bahwa teman barunya ternyata punya kisah hidup yang tidak lebih baik darinya. Sayangnya Hara tak cermat, semakin bersemangat ia memanfaatkan rahasia Kai, semakin banyak ia terlibat masalah. Hebatnya setiap masalah yang tercipta mampu menjarakkan Hara dari dunianya yang kacau. Kehadiran Kai berhasil membuat Hara kembali berani bermimpi. Lalu saat gadis tomboy ...
Memento Merapi
21544      2277     1     
Mystery
Siapa bilang kawanan remaja alim itu nggak seru? Jangan salah, Pandu dan gengnya pecinta jejepangan punya agenda asyik buat liburan pasca Ujian Nasional 2013: uji nyali di lereng Merapi, salah satu gunung terangker se-Jawa Tengah! Misteri akan dikuak ala detektif oleh geng remaja alim-rajin-kuper-koplak, AGRIPA: Angga, Gita, Reni, dan Pandu, yang tanpa sadar mengulik sejarah kelam Indonesia denga...
HOME
336      250     0     
Romance
Orang bilang Anak Band itu Begajulan Pengangguran? Playboy? Apalagi? Udah khatam gue dengan stereotype "Anak Band" yang timbul di media dan opini orang-orang. Sampai suatu hari.. Gue melamar satu perempuan. Perempuan yang menjadi tempat gue pulang. A story about married couple and homies.
Game Z
6296      1781     8     
Science Fiction
Ia datang ke ibukota untuk menuntut ilmu. Tapi, anehnya, ia dikejar dengan sekolompok zombie. Bersama dengan temannya. Arya dan Denayla. Dan teman barunya, yang bertemu di stasiun.
Rela dan Rindu
8836      2252     3     
Romance
Saat kau berada di persimpangan dan dipaksa memilih antara merelakan atau tetap merindukan.
Katanya Buku Baru, tapi kok???
508      345     0     
Short Story
SENJA
564      436     0     
Short Story
Cerita tentang cinta dan persahabatan ,yang berawal dari senja dan berakhir saat senja...
Hunch
39575      5557     121     
Romance
🍑Sedang Revisi Total....🍑 Sierra Li Xing Fu Gadis muda berusia 18 tahun yang sedang melanjutkan studinya di Peking University. Ia sudah lama bercita-cita menjadi penulis, dan mimpinya itu barulah terwujud pada masa ini. Kesuksesannya dalam penulisan novel Colorful Day itu mengantarkannya pada banyak hal-hal baru. Dylan Zhang Xiao Seorang aktor muda berusia 20 tahun yang sudah hampi...
Peri Hujan dan Sepucuk Mawar Merah
922      549     8     
Short Story
Sobara adalah anak SMA yang sangat tampan. Suatu hari dia menerima sepucuk surat dari seseorang. Surat itu mengubah hidupnya terhadap keyakinan masa kanak-kanaknya yang dianggap baginya sungguh tidak masuk akal. Ikuti cerita pendek Peri Hujan dan Sepucuk Mawar Merah yang akan membuatmu yakin bahwa masa kanak-kanak adalah hal yang terindah.
Until The Last Second Before Your Death
478      341     4     
Short Story
“Nia, meskipun kau tidak mengatakannya, aku tetap tidak akan meninggalkanmu. Karena bagiku, meninggalkanmu hanya akan membuatku menyesal nantinya, dan aku tidak ingin membawa penyesalan itu hingga sepuluh tahun mendatang, bahkan hingga detik terakhir sebelum kematianku tiba.”