Read More >>"> Di Antara Mereka (Chapter 28) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Di Antara Mereka
MENU 0
About Us  

  Hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan hingga tahun demi tahun berlalu. Tak terasa, 7 tahun sudah Mita hidup tanpa asmara. Sejak dua kali gagal dalam hubungan asmara, Mita mengalami trauma yang sukar lepas dari hatinya. Wanita muda berusia 23 tahun itu telah memiliki gelar 'Sarjana Ekonomi' usai 4 tahun berpendidikan di perguruan tinggi. Mita memiliki postur dengan tinggi 175 cm dengan rambut sebahu. 

  Sebuah perusahaan besar dan terkenal menjadi tempat untuk Mita bekerja sekarang. Wanita yang mengenakan sepatu hills dengan dress itu tengah berjalan membawa setumpuk berkas. Ia adalah seorang sekretaris yang hendak mengunjungi ruang direkturnya. "Permisi Pak, mohon maaf mengganggu. Ini ada berkas yang harus Bapak tanda tangani!" ucap Mita meletakkan berkas-berkas itu di meja. 

  "Oke... Terima kasih!" jawab pria muda yang lantas menyentuh benda hadapannya tersebut. 

  "Sama-sama. Saya permisi Pak!" Mita mengangguk pelan sebelum keluar ruangan.

  Mengingat jam dinding telah menunjuk pukul 11.30, Mita memutuskan untuk beristirahat. Sofa besar di ruang peristirahatan menjadi benda untuk Mita bersandar. Pikirannya berputar kembali pada beberapa tahun lalu. 7 tahun sudah ia tak berjumpa Kenzie. 7 tahun sudah cowok itu berada di negeri Paman Sam. Namun, tidak dengan Gio yang sempat ia jumpai di acara wisudanya. 

  Flashback On

  Sebuah kampus yang cukup besar sangat membahagiakan para mahasiswa/mahasiswinya yang kini usai melaksanakan wisuda. Seperti Mita yang kini tersenyum bahagia hendak menjemput orang tuanya. Gadia itu berjalan keluar. "Mita bukan?" Seorang cowok berambut ikal dan tinggi bertanya tiba-tiba. Langkah Mita terhenti seketika. 

  "Iya. Kamu siapa ya?" Mita bertanya balik dengan kerutan di keningnya. 

  "Aku Gio, sahabat kamu waktu SMP," jawab Lio dengan senyum lebar. 

  "Gio? Kamu beneran Gio?" Mita tak percaya. 

  Cowok yang mengenakan pakaian wisuda dengannya itu menjawab, "iya aku Gio Antaraska Sahabat kamu dulu!" Gio berbinar menatap Mita yang kini mengembangkan senyum. Tak menyangka, usai 7 tahun tak berpisah, kini dapat kembali berjumpa. Gio dapat mengetahui Mita lantaran wajah gadis itu tak berubah. Ia tetap glowing dan cantik. Hanya postur tubuh yang bertambah tinggi dengan aura kedewasaannya. Berbeda dengan Gio yang berubah warna kulit. Cowok yang berkulit sawo matang kala di SMP, kini memiliki kulit putih yang menampakkan ketampanannya. Maka, tak ayal bila Mita tak mengetahuinya. 

  "Waaahhh.... Kamu mahasiswa di sini?"

  "Iya. Aku mahasiswa di sini!"

  "Jurusan apa kamu?"

  "Aku jurusan bisnis."

  "Waaaahh.. Selamat atas kelulusanmu!" ucap Mita. 

  "Oh iya terima kasih. Aku lupa ngucapin selamat ke kamu tadi, maaf ya. Selamat juga atas kelulusan kamu!" respon Gio berjabat tangan dengan Mita. 

  "Terima kasih juga," jawab Mita. Cewek itu dapat mengobrol santai dengan Gio lantaran tak mengingat memori lukanya di masa lampau. Tak peduli dengan Gio yang pernah melukainya beberapa tahun lalu. Sebab yang lalu sudahlah berlalu, sekarang biarlah sekarang. Tiada perlu untuknya mengingat-ingat kembali. Dua insan itu tampak bahagia dapat saling berjumpa di momen yang bahagia pula. 

  Sebelum kembali berpisah, Gio mengambil gambar bersama Mita yang lantas berpamitan. Gadis itu menghampiri orang tuanya di depan kampus untuk segera melakukan pemotretan.

  Di ruangan khusus, keluarga Miko mengambil gambar momen kelulusan Mita itu. Dengan background yang tersedia, tiga insan itu tampak tersenyum menatap kamera yang lantas menangkap wajah mereka. 

  "Selamat ya Nak!" ucap Lani mengecup pipi Mita. 

  "Happy graduation anak Papa!" Miko memeluk Mita sejenak. Pasangan suami istri itu tersenyum lebar menatap putri semata wayangnya yang kini telah usai menempuh pendidikan. Tiada hal lain yang dapat mereka ungkapkan kecuali rasa syukur atas kelulusan Mita. 22 tahun sudah Lani dan Miko berjuang membesarkan Mita. Merawat Mita bersama hingga dewasa. Peluh keringat yang keluar dari tubuh mereka telah terbayarkan dengan Mita yang memakai pakaian wisuda di universitas. Lani dan Miko tak merasa gagal menjadi orang tua. Namun, malah sebaliknya. Mereka berhasil membesarkan Mita hingga dapat berdiri di kampus ini. Mereka berhasil membantu Mita untuk mencapai gelar impiannya. Rasa syukur yang besar mereka panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa. Karena-Nyalah Mita dapat berada di posisi sekarang. Posisi yang sangat membanggakan. Meski begitu, masih banyak harapan di benak Lani dan Miko tentang putri semata wayangnya. Berharap Mita dapat menjadi orang sukses sepertinya agar dapat selalu membahagiakannya. 

  Flashback Off

  Itulah momen Mita berjumpa dengan Gio. Namun, gadis itu tak lagi memikirkannya. Meski ia telah bekerja. Namun, rasa trauma terhadap hubungan asmara masih tetap ada. Mita pun rasa nyaman dalam kesendirian. Tiada membutuhkan pasangan. Meski, ia telah ada seorang cowok yang mengungkapkan perasaan padanya, Mita tetap pada pendiriannya. Itu terjadi kala ia menduduki bangku SMA. Mita menolaknya mentah-mentah dengan alasan tak ingin berpacaran. Alhasil, cowok itu menjauhinya dengan terpaksa. Mengingat rasa cinta pada Mita yang besar, tak pelak membuat ia ingin memiliki hatinya. Namun, tak bisa. Dari itulah kekecewaan tercipta hingga berputus asa. Dengan terpaksa, ia pun menjauhi Mita. 

  Tak hanya itu, 2 tahun lalu pun terdapat hal yang sama. Di waktu yang berbeda, dua cowok mengungkapkan perasaannya pada Mita. Namun, gadis itu tetap abai dengan alasan ingin fokus menjalani pendidikannya. Dari dua alasan tersebut, hanya trauma yang menjadi faktor utamanya. Meski begitu, Mita tak ingin membeberkan alasan yang sebenarnya. 

                               ๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน

  "Mas Arga saya pamit dulu!" ucap Gio baru saja mengunjungi kafe pertama Arga. Cowok itu akan kembali ke kafe kedua Arga yang dikelola Gio. 

  "Iya," jawab Arga. Telah lama ia berjuang untuk menggapai impiannya. Yakni, memiliki bisnis cafe. Dan kini pun tergapai. Arga tak lagi susah berjualan di angkringan. Melainkan, hanya duduk di ruangan pribadinya sembari memantau para pekerjanya melalui CCTV. Tatapannya lurus pada video para pekerjanya yang subuk bekerja. Disela hal itu, pikiran Arga melayang pada 5 tahun lalu. Di kala ia harus  menghabiskan malam di angkringan. Bersusah payah melayani pembeli. Arga rela mengorbankan waktu istirahatnya untuk mencari uang. Lelah dan bosan, namun harus ia lakukan. Demi memenuhi kebutuhannya dan Gio. Namun, ia tetap ikhlas menjalaninya. Omset dalam sebulan Arga gunakan untuk modal berdagang, makan, kebutuhan sekolah Gio dan sisanya untuk tabungan. Makanan yang mereka makan setiap hari tidak selezat makanan para insan diluar sana. Mengingat Arga juga harus menabung guna menggapai harapannya. Tak pelak membuat ia dan Gio harus makan seadanya. Beruntung, Gio selalu menerima. Terselip harapan dan do'a di benaknya untuk kesuksesan Arga. Dari itu, ia  dapat ikhlas menerima makanan sederhana dari Arga. Gio tau tentang hal yang harus ia lakukan guna meringankan Arga. Salah satunya ialah menurut dengannya. Sebab dia adalah insan yang baik. Tiada pernah mengajarkan hal buruk apapun pada Gio. Melainkan, sebaliknya. Arga selalu meminta Gio untuk taat beribadah dan bersyukur. Tentu saja, Gio menurutinya hingga kesabaran mereka membuahkan hasil yang sekarang. Arga dapat menjadi bos muda yang berhasil membangun bisnis kafe yang telah berdiri sejak 1 tahun lalu. Dan kini, Gio telah lulus dari perguruan tinggi. Hal itu tak lepas dari campur tangan Arga juga. Dua insan itu sangat bersyukur dengan kehidupannya kini. Perjuangan yang tak mudah telah mereka rasakan. Termasuk perjuangan Gio selama di SMA. Cowok itu membuat gorengan untuk ia jual di kantin sekolahnya. Hal itu ia lakukan selama tiga tahun. Untuk apa? Tentu saja untuk tabungan saat di perguruan tinggi. Mengingat biaya untuk pendidikan tersebut sangatlah mahal bagi Arga yang tak mampu memenuhinya sehingga Gio harus menabung untuk dapat menyelesaikan jenjang pendidikan itu. Ia menabung dengan uang hasil dari penjualan gorengannya setiap hari hingga dapat membiayai kuliahnya sendiri. 

  "Maaf Yo, bukannya aku nggak mau biayain kamu kuliah. Tapi, biaya kuliah itu mahal dan aku nggak sanggup membiayainya. Aku hanya sanggup membiayai sekolah kamu hingga lulus SMA, maafkan aku ya!" 

  Itulah ucapan Arga 8 tahun lalu yang selalu menempati benak Lio. Hanya karena kalimat itu, semangat Gio berkobar untuk menggapai gelar yang diinginkannya. Ia meluangkan waktu di malam hari untuk membuat gorengan yang akan ia jual di sekolah. Dari itu, ia merasakan sulitnya sebuah perjuangan. Namun, semua terbayarkan dengan Gio yang menyandang gelar sarjana. 

  Tak seperti Lica sekarang. Dikala banyak temannya yang berbahagia dengan gelar sarjana, ia merasa biasa saja. Lantaran memilih melanjutkan pekerjaan sang Ibu yang kini tak lagu muda. Usianya yang telah renta membuatnya tak mampu bekerja. Sehingga Licalah yang melanjutkan pekerjaannya. Gadis itu tak berniat menempuh pendidikan hingga perguruan tinggi lantaran malas berpikir panjang dalam menjalani prosesnya. Dan kini, ia tengah menikmati pekerjaannya sebagai pedagang online.

  Plastik hitam dengan data diri costumer telah banyak terpakai untuk item pembeliannya. Di pagi menjelang siang ini, Lica membuka pintu ruangan itu. Netranya menangkap banyak plastik hitam berisi item pesanan costumer yang berserakan di lantai. Ruangan khusus penampung pesanan itu Lica tempati untuk bekerja di rumah. 100 item harus dikirimkan ke beberapa daerah mulai hari ini. Gadis itu memindahkan semua ke bakul hitam yang terpasang di jok motor maticnya. Usai itu, Lica mengeluarkan kendaraan itu dari garasi yang lantas ia pakai guna ke kantor pos. 

  Butuh waktu 35 menit untuknya tiba di tempat tujuan. Lica mengurus berkas bukti pengiriman sebelum kembali pulang. 

  Begitulah, kerjaan Lica sehari-hari. Ia harus bolak-balik ke kantor pos guna mengirim pesanan yang datang dari berbagai provinsi. Beruntung, gadis itu senang menikmati pekerjaannya. Tiada pernah ia mengeluh sekalipun. Sebab, jerih payahnya selalu membuahkan hasil yang memuaskan. Yakni, omset yang cukup fantastis. Lica dapat menghasilkan Rp. 10.000.000 dalam sebulan. Mungkinkah hal itu menjadi gerbang kesuksesannya? Entahlah, biar takdir yang menjawabnya. Tiada orang yang mampu menerka itu. Mengingat Lica adalah wanita royal yang sangat senang berbelanja. Setiap hari Minggu, ia selalu mendatangi supermarket guna menyenangkan diri. Lica suka belanja pakaian, make up dan skincare dengan harga yang tak murah. Tak dipungkiri bahwa ia mengeluarkan banyak omset dagangannya hanya untuk berbelanja keinginannya. Lagipun, Lica bukanlah insan yang suka menabung. Lebih baik ia mempercantik diri daripada susah menabung. Begitulah prinsipnya. 

  Sangat berbeda dengan Mita yang selalu menyisakan gajinya untuk menabung. Ia sangat suka melakukan itu sejak duduk di bangku SMA. Mengingat Lani yang pernah bercerita bahwa kesuksesannya ia dapat dari menabung. Dahulu, Lani hanyalah seorang karyawan restoran dengan gaji yang cukup kecil. Ia selalu menghemat uang makan agar dapat menyisakan gaji untuk tabungan. Lani rela makan dengan sayur rebus dan tahu/tempe setiap hari. Tanpa peduli dengan wajahnya yang tak seputih teman-temannya, Lani tak pernah membeli make up ataupun skincare. Wanita itu sangat mengutamakan tabungan. Begitulah setiap bulannya. Seiring waktu yang terus berjalan, Lani dapat membangun restoran usai tabungannya cukup. Hal itu terjadi di usianya yang menginjak 22 tahun. Lani pun meninggalkan pekerjaannya sebagai karyawan dan memilih untuk mengembangkan restorannya sendiri. Dengan kegigihan dan kesabarannya, restoran Lani tersebut dapat terkenal hingga ramai pengunjung. Dari itulah ia sukses. Barulah ia mempercantik diri usai kesuksesannya tergapai. Lagipun omsetnya sangatlah besar dan lebih dari cukup. Maka, tak ayal jika Lani merasa bebas membeli skincare guna mempercantik diri. Wanita itu kian senang merawat wajahnya. Tak hanya dengan skincare, melainkan juga ke klinik kecantikan guna mencegah keriput di wajahnya. Terbukti hingga kini wajah Lani masih seperti wanita muda. Wajahnya sangat mulus, putih nan glowing. 

  Hal itu membuatnya percaya diri kala bersama sang putri  sekarang. Sebab keduanya sama-sama terlihat muda. Dua insan itu menempati sofa keluarga. "Anakku, Mita. Tidak terasa sekarang kamu sudah dewasa. Sudah bisa bisa bekerja. Bagaimana pekerjaan kamu? Apakah menyenangkan?"

  Mita mengangguk-angguk. "Sangat menyenangkan Ma. Aku bisa kerja dengan santai sambil nyemil."

  "Alhamdulillah kalau kamu senang. Ada yang mau Mama omongin ke kamu."

  "Silakan Ma!" jawab Mita menunduk. 

  "Kamu kan sudah dewasa, angka hidupmu sudah dua puluh dua. Mungkin sudah saatnya kamu berumah tangga. Apakah kamu sudah punya calonnya?"

  "Belum Ma." Mita menggeleng. Gadis itu tetap ada dalam trauma. Jikalau ingin cinta, Mita ingin dari masa lalu, bukan orang baru. 

  "Mama nggak maksa kamu buat menikah sekarang. Tetapi, jika ada orang yang melamar kamu pun Mama sama Papa akan setuju, asalkan kamu juga suka sama orangnya," tutur Lani. 

  "Tapi aku nggak niat buat cari calon pasangan!" desak Mita dengan bibir manyun. 

  "Ya sudah terserah kamu aja. Mama hanya bisa berdo'a semoga esok kamu bisa mendapatkan pasangan yang baik!" Terbesit sebuah keinginan di benak Lani untuk memiliki menantu. Teringin ia melihat Mita bahagia dengan pasangannya. Menempati pelaminan dengan seribu bahagia. Namun, apakah bisa terwujud secepatnya? Mengingat jodoh ada di tangan Tuhan, siapapun tak dapat menerka. 

  Lani tak tahu bahwa Mita mengalami trauma sejak 7 tahun lalu. Sebab gadis itu tak ingin memberitahu. Mita takut jika Lani memaksanya kembali ke psikolog. Sebab tak ingin itu. 

  "Aamiin... Makasih Mama." Mita mengecup kedua pipi Lani sebelum akhirnya pergi. 

  Singgasana menjadi pilihan Mita untuk beristirahat. Namun sebelum itu. Ucapan-ucapan Lani tadi ia putar di benaknya. Sang Mama tampak ingin melihat menikah. Namun, Mita belum berjumpa jodohnya.

  Gadis itu memilih berdo'a kala waktu isya' tiba. Bibirnya berkomat-kamit tanpa suara. "Ya Allah... Jikalau Mama dan Papa menginginkan aku untuk menikah secepatnya. Berikan jalan yang terbaik untukku. Berikan lelaki yang baik dan sabar padaku. Serta berikan kami kebahagiaan selalu... Aaamiin!" Mita mengusap wajah dengan dua tangan yang masih tertutup mukena. Ia pun melepas kain penutup aurat itu lalu digantungkannya ke lemari.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Putaran Waktu
716      481     6     
Horror
Saga adalah ketua panitia "MAKRAB", sedangkan Uniq merupakan mahasiswa baru di Universitas Ganesha. Saat jam menunjuk angka 23.59 malam, secara tiba-tiba keduanya melintasi ruang dan waktu ke tahun 2023. Peristiwa ini terjadi saat mereka mengadakan acara makrab di sebuah penginapan. Tempat itu bernama "Rumah Putih" yang ternyata sebuah rumah untuk anak-anak "spesial". Keanehan terjadi saat Saga b...
Coneflower
3391      1543     3     
True Story
Coneflower (echinacea) atau bunga kerucut dikaitkan dengan kesehatan, kekuatan, dan penyembuhan. Oleh karenanya, coneflower bermakna agar lekas sembuh. Kemudian dapat mencerahkan hari seseorang saat sembuh. Saat diberikan sebagai hadiah, coneflower akan berkata, "Aku harap kamu merasa lebih baik." โ€” โ€” โ€” Violin, gadis anti-sosial yang baru saja masuk di lingkungan SMA. Dia ber...
Hei, Mr. Cold!
315      259     0     
Romance
"Kau harus menikah denganku karena aku sudah menidurimu!" Dalam semalam dunia Karra berubah! Wanita yang terkenal di dunia bisnis karena kesuksesannya itu tak percaya dengan apa yang dilakukannya dalam semalam. Alexanderrusli Dulton, pimpinan mafia yang terkenal dengan bisnis gelap dan juga beberapa perusahaan ternama itu jelas-jelas menjebaknya! Lelaki yang semalam menerima penolakan ata...
Semu, Nawasena
7334      2728     4     
Romance
"Kita sama-sama mendambakan nawasena, masa depan yang cerah bagaikan senyuman mentari di hamparan bagasfora. Namun, si semu datang bak gerbang besar berduri, dan menjadi penghalang kebahagiaan di antara kita." Manusia adalah makhluk keji, bahkan lebih mengerikan daripada iblis. Memakan bangkai saudaranya sendiri bukanlah hal asing lagi bagi mereka. Mungkin sudah menjadi makanan favoritnya? ...
SEPATU BUTUT KERAMAT: Antara Kebenaran & Kebetulan
6314      1970     13     
Romance
Usai gagal menemui mahasiswi incarannya, Yoga menenangkan pikirannya di sebuah taman kota. Di sana dia bertemu seorang pengemis aneh. Dari pengemis itu dia membeli sebuah sepatu, yang ternyata itu adalah sebuah sepatu butut keramat, yang mana setiap ia coba membuangnya, sebuah kesialan pun terjadi.
Love is Possible
126      118     0     
Romance
Pancaroka Divyan Atmajaya, cowok angkuh, tak taat aturan, suka membangkang. Hobinya membuat Alisya kesal. Cukup untuk menggambarkan sosok yang satu ini. Rayleight Daryan Atmajaya, sosok tampan yang merupakan anak tengah yang paling penurut, pintar, dan sosok kakak yang baik untuk adik kembarnya. Ryansa Alisya Atmajaya, tuan putri satu ini hidupnya sangat sempurna melebihi hidup dua kakaknya. Su...
Me, My Brother And My Bad Boy
3417      1717     0     
Romance
Aluna adalah gadis cantik yang baru saja berganti seragam dari putih biru menjadi putih abu dan masuk ke SMA Galaksi, SMA favorit di ibu kota. Sejak pertama masuk ia sudah diganggu seorang pria bernama Saka, seorang anak urakan dan bad boy di sekolahnya. Takdir membuat mereka selalu bertemu dalam setiap keadaan. Berada dalam satu kelas, satu kelompok belajar dan satu bangku, membuat mereka sering...
Dialog Tanpa Kata
13224      3863     19     
Romance
Rasi mencintai Sea dalam diam Hingga suatu hari Sea malah dinikahi oleh Nolan kakak dari Rasi Namun pernikahan Sea dan Nolan yang terlihat aneh Membuat Rasi bebas masuk ke kehidupan Sea Bahkan selalu menjadi orang pertama saat Sea membutuhkan bantuan Akankah Sea berpaling pada Rasi atau lagilagi perasaan Rasi hanya sebuah dialog dalam hati yang tak akan pernah terucap lewat kata Sea pada Rasi Ras...
Premium
Cinta si Kembar Ganteng
3178      972     0     
Romance
Teuku Rafky Kurniawan belum ingin menikah di usia 27 tahun. Ika Rizkya Keumala memaksa segera melamarnya karena teman-teman sudah menikah. Keumala pun punya sebuah nazar bersama teman-temannya untuk menikah di usia 27 tahun. Nazar itu terucap begitu saja saat awal masuk kuliah di Fakultas Ekonomi. Rafky belum terpikirkan menikah karena sedang mengejar karir sebagai pengusaha sukses, dan sudah men...
Warisan Kekasih
805      553     0     
Romance
Tiga hari sebelum pertunangannya berlangsung, kekasih Aurora memutuskan membatalkan karena tidak bisa mengikuti keyakinan Aurora. Naufal kekasih sahabat Aurora mewariskan kekasihnya kepadanya karena hubungan mereka tidak direstui sebab Naufal bukan seorang Abdinegara atau PNS. Apakah pertunangan Aurora dan Naufal berakhir pada pernikahan atau seperti banyak dicerita fiksi berakhir menjadi pertu...