Loading...
Logo TinLit
Read Story - The Hospital Lokapala (Sudah Terbit / Open PO)
MENU
About Us  

Alana segera menoleh ke arah Poci yang menampilkan sebuah kebingungan. Ia memiringkan kepalanya, seraya melakukan telepati kepada Poci.

 

‘Ci, kamu kenapa menangis? Ada masalah apa?’

 

Poci tak menyaut, ia hanya berusaha menyeka air matanya yang terus mengalir deras tanpa ia bisa hentikan.

 

Tiba-tiba Poci memegangi kepala bagian kirinya yang terasa sakit dan tubuh pocong itu hendak ingin rubuh.

 

Sontak spontan Alana berteriak khawatir, “Poci kamu kenapa?”

 

Wanita dengan tatapan sendu itu menoleh ke sekeliling. “Apakah ada seseorang selain kita di sini, Mbak Alana?”

 

Alana semakin merasa ada yang tidak beres. Dari mana wanita itu tahu namanya, padahal ia tak pernah bertemu apalagi mengenal. Apa mungkin dia lupa dengan wanita yang ada di hadapannya saat ini?

 

“Alana? Maaf sebelumnya, Mbak tahu saya?” tanya Alana sembari masih memastikan sahabatnya dalam keadaan baik-baik saja.

 

Wanita dengan rambut yang terurai berwarna coffe itu mengangguk.

 

Poci kini sudah merasa baikan. “Alana, jangan fokus denganku. Fokus saja dengan wanita di depan, dan jangan menoleh ke samping. Hal itu membuat kecurigaan jika manusia melihatnya, kamu akan dibilang tidak waras seperti berbicara seorang diri. Karena mereka tidak bisa melihatku.”

 

Mendengar pinta sahabatnya, ia mengangguk pelan lalu kembali fokus ke depan.

 

“Mbak Alana, maaf kedatangan saya sudah membuat Mbak merasa bingung. Mbak tidak perlu tahu saya. Saya kemari hanya ingin melihat kondisi Mbak saja. Saya izin pulang dan semoga Mbak Alana cepat sembuh.”

 

Tentu saja Alana tidak puas dengan penjelasan wanita yang tiba-tiba muncul dan kini akan meninggalkannya begitu saja, tanpa menjelaskan apa pun.

 

“Tunggu Mbak, Anda siapa?” tanya Alana saat wanita itu sudah berbalik arah.

 

Wanita itu kembali menundukkan kepala dan berucap, “Seperti yang saya katakan tadi kepada Mbak Alana. Mbak Alana tidak perlu tahu saya siapa, saya hanya ingin melihat kondisi Mbak. Saya pamit undur diri.”

 

Alana hanya bisa berdiam diri dengan penjelasan yang tampak tegas itu. Ia menyoroti punggung wanita yang sedikit terlihat kurus. Lalu ia menoleh ke arah samping, kembali mengkhawatirkan keadaan sahabatnya.

 

“Poci kamu kenapa? Kamu masuk angin ya? Eh, tapi hantu apakah bisa masuk angin?”

 

Alana masih saya bisa bercanda dalam situasi seperti ini. Tapi ia benar-benar bertanya bukan ingin bercanda.

 

Tiba-tiba rasa sakit di kepala Poci menghilang, ia juga tak tahu pasti. “Aku tidak tahu. Entahlah pada saat aku melihat wanita itu, seperti aku memiliki ingatan terkaitnya. Tapi terlihat samar-samar dan gelap.”

 

Hmm!

 

Alana mengeram. “Jangan-jangan dia adalah ....”

 

“Ah sudahlah, jangan menimbulkan opsi yang aneh-aneh lagi.”

 

Belum sempat menyelesaikan uraian kata yang terlontar dari mulutnya, Poci sudah memotong ucapan Alana sembari menghempas tangannya. Agar sahabatnya itu tak memberikan opsi yang aneh-aneh.

 

Poci membantu mendorong kursi roda sahabatnya sampai ke ruangan, tapi pada saat ia menuju ke ruang Mawar. Poci dan Alana mendengar kegaduhan di sebuah ruang miliki dokter muda Arka.

 

Tampak pintunya tidak di tutup maksimal, ada celah di sana. Karena penasaran Poci dan Alana memutuskan untuk mengintip apa yang sudah terjadi.

 

Ternyata Suster Luna dan Dokter Arka sedang berargumen begitu dahsyat.

 

Suster Luna yang terlihat tak bisa marah dan mengamuk seperti saat ini, membuat Poci dan Alana merasa begitu terkejut. Ia melemparkan sesuatu ke arah Arka, lalu dengan cepat dokter itu menghalau benda tersebut dan memegangi kedua pergelangan tangan wanita yang sebagai rekan kerjanya itu.

 

Ada apa ini sebenarnya?

 

Terdengar Suster Luna berteriak kencang mengarah ke dokter yang tampak terlihat ia sangat menghormati dokter itu sebelumnya.

 

“Kamu adalah adik penjahat itu kan?! Aku tahu, kakakmu yang bernama Arya. Dia telah membuat Suster Naya meninggal!”

 

Arka mengkerutkan dahinya. ‘Kenapa dia tahu cerita ini?’ desis Arka dalam hatinya bertanya.

 

“Apa kamu tahu, siapa aku?! Aku adalah adik yang akan membalaskan kematian kakaknya! Aku tahu sifatmu jahat seperti sifat kakakmu itu!”

 

“Hey! Suster Luna, jika kamu tidak tahu kejadian 10 tahun silam, tolong jangan mengatakan hal yang tidak benar,” sahut Arka yang mulai terpancing akibat amarah Luna.

 

Jujur saja Alana dan Poci yang sedang menguping tak paham apa yang sebenarnya mereka bahas. Kejadian 10 tahun lalu? Kematian seorang suster bernama Naya?

 

Bola mata Alana mengembang, ia mengingat hal ini. Sebelumnya ia pernah bertanya kepada Suster Luna menyangkut kejadian kelam yang ada di rumah sakit ini 10 tahun silam. Terkait kematian seorang Suster yang disebut Suster ‘N’ dan sampai saat ini belum diketahui siapa yang membunuh suster itu.

 

Apakah ini ada sangkut pautnya dengan dokter tampan bernama Arka? Dan apa-apaan ini, kenapa Suster Luna mengaku jika dia adalah adik dari Suster N itu? Apalagi pembahasan yang menuduh Arka memiliki kakak sebagai pembunuh Suster N.

 

‘Suster N? Suster N itu ternyata Suster Naya dan merupakan kakak dari Suster Luna. Pantas saja setiap kali aku bertanya masalah kejadian kelam di rumah sakit ini 10 tahun silam, Suster Luna tidak mau sama sekali menceritakan hal ini. Ternyata ...,’ gumam Alana dalam hatinya.

 

Brak!

 

Karena tak sadar ada benda di samping, Alana menyenggolnya membuat benda tersebut terjatuh. Sontak kegentingan itu buyar seketika. Hal ini membuat Arka dan juga Luna menoleh ke arah sumber suara.

 

“Siapa itu?”

 

Poci langsung membawa Alana lari dengan mendorong kursi roda sahabatnya begitu cepat. Mereka bersembunyi di balik tembok ruangan. Untung saja mereka tak ketahuan.

 

Alana dan Poci mengatur napas dengan wajah ketakutan, jikalau mereka sampai ketahuan menguping perbincangan yang begitu serius itu. Mereka tidak tahu nasib mereka seperti apa nantinya.

 

“Ci, apa Dokter Arka tidak terlihat?”

 

Poci memastikan melirik ke kanan dan ke kiri, semuanya tampak terlihat aman.

 

“Tidak, ia sepertinya sudah menuju ke ruangannya sekarang. Haduh, hampir saja kita ketahuan Na, akibat tindakan cerobohmu itu!”

 

“Iya ... iya maaf Ci. Namanya saja serius mendengarkan sampai aku tidak sadar ada benda di depan ruang Dokter Arka. Tapi jika dipikir-pikir mengenai perbincangan mereka yang memiliki hubungan kerja sama baik, mereka adalah orang yang sebenarnya memiliki dendam. Sepertinya Suster Luna sangat benci Dokter Arka.” Pendapat Alana seperti sangat berpikir keras.

 

Beda dengan Poci yang tampak seperti tak memusingkan hal itu. Seperti biasa, ekspresinya begitu datar sampai Alana tak tahu sebenarnya apa yang dipikirkan sahabat pocongnya itu.

 

“Mereka memiliki kisah masing-masing yang kita tak bisa ikut campur. Biarkan lah mereka menyelesaikan masalah mereka masing-masing.”

 

Bagaimana pun juga Poci adalah makhluk yang terlihat amat cuek, tapi Alana tahu sebetulnya sahabatnya itu juga memikirkan kisah yang sedang Suster Luna dan Dokter Arka alami.

 

***

 

Pertemuan kedua pria dewasa di sebuah caffe mewah dengan ruangan tertutup. Kedua pria ini saling bertatapan dengan wajah yang sama-sama tegas. Lalu meneguk wine yang sudah berada di genggaman mereka masing-masing.

 

"Ojisan, watashi no tanon da koto wa yatsu ta no ?" (Paman, apakah kamu sudah melakukan apa yang aku pinta?)

 

“Sore wa nani nitsuite desu ka?” (Tentang apa?)

 

Pria yang berusia 10 tahun lebih tua itu tampak begitu santai menjawab pertanyaan dari keponakan laki-laki satu-satunya itu.

 

Namun, berbeda dengan pria yang berusia mendekati akhir 30 an itu. Ia menyoroti pamannya dengan tajam dan ingin mendengarkan tak hanya kalimat pertanyaan kembali. Ia yakin, pamannya pasti berbohong mengenai hal ini.

 

“Shira nai furi wa suru nani ojisan!” (Jangan pura-pura tidak tahu paman!)

 

Bukannya menjawab, pria yang hampir berusia 40 tahun, tapi memiliki wajah sama seperti keponakannya yang tampak terlihat sangat awet muda malah tertawa tipis. Lalu mencondongkan tubuhnya dengan tatapan tajam ke arah sang keponakan.

 

"Mi te kudasai Tanaka ie no atotsugi no musuko wa, senjuumin no josei ni muchu datsu ta you desu." (Lihatlah, putra pewaris keluarga Tanaka sepertinya sudah tergila-gila dengan seorang wanita pribumi.)

 

Perkataan pria yang lebih dewasa darinya itu membuat tak nyaman. Ia mengalihkan pandangannya, seraya meneguk kembali wine yang hampir habis itu.

 

“Yuta, watashi tachi no kazoku wa senjuumin no josei niyotte hakai sa re ta koto wa omoidashi te kudasai. Genjuumin no josei to koi ni ochi ta anata no chichioya wa mi te kudasai, soshite kare wa higeki teki nani ketsumatsu wa mukae mashi ta. Shitagatte, anata ga native no josei to koi ni ochi ta baai, anata no hahaoya wa kesshite doui shi mase nichi.” (Ingat Yuta, keluarga kita hancur gara-gara wanita pribumi. Lihatlah ayahmu yang jatuh cinta dengan wanita pribumi, dan ia berakhir tragis. Maka dari itu ibumu tidak akan pernah setuju jika kamu jatuh cinta dengan wanita pribumi.)

 

Hah!

 

Yuta hanya bisa menghela napas. Ada gemuruh sakit yang ia tanamkan dalam dirinya sendiri. Ia pikir keluarga Tanaka adalah keluarga yang masih memiliki pola pikir penjajah pada saat Jepang menjajah Bangsa Indonesia dulu. Mereka masih saja memberikan tembok penghalang, atau bahkan tingkatan yang tidak bisa diterobos begitu saja.

 

Sebenarnya Yuta sudah bosan terlahir di keluarga yang begitu dihormati oleh masyarakat, baik di negaranya di Jepang ataupun di Indonesia. Bahkan ia sempat berpikir untuk terlahir di seorang ibu dan ayah biasa-biasa saja dan berkebangsaan Indonesia, agar ia bisa menikah serta hidup bersama dengan wanita yang ia cintai, yaitu Alana.

 

Namun takdir berkata lain, sekeras apa pun ia melawan takdir. Yuta adalah putra tunggal sekaligus pewaris Keluarga Tanaka yang begitu dihormati.

 

Tanpa basa-basi lagi, Yuta kembali memohon kepada adik ayahnya itu. Sebagai pemilik rumah sakit elite swasta, pria ini berharap sang paman dapat membantunya.

 

“Yoshi ojisan, watashi wa kono kazoku no meirei ni shitagai masu. Shikashi, watashi wa anata ni tasuke wa motome masu. Aisuru josei ni wa itsumo me wa samashi te hoshii. Kare ga sugu ni kaifuku shi, tsuujou doori katsudo wa jikkou dekiru you ni kaiteki sa wa teikyou shi masu.” (Paman Yoshi, aku akan menuruti perintah keluarga ini. Tapi aku mohon bantuanmu. Aku ingin wanita yang aku cintai selalu terjaga kondisinya. Berikan kenyamanan agar dia bisa cepat sembuh dan bisa melakukan aktivitas seperti biasa.)

 

Pertemuan mereka singkat, Yuta segera meninggalkan caffe mewah itu tak lupa ia membungkukkan tubuhnya memberi hormat kepada adik ayahnya itu.

 

Setelah memastikan keponakannya keluar dari ruangan, pria bernama Yoshi itu mengubah ekspresi wajahnya. Kini terlihat sangat serius.

 

Sembari bergumam, “Keluarga Tanaka sepertinya sudah dikutuk, akan selalu mencintai wanita pribumi!”

 

Bersambung.

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Janji-Janji Masa Depan
15866      3638     12     
Romance
Silahkan, untuk kau menghadap langit, menabur bintang di angkasa, menyemai harapan tinggi-tinggi, Jika suatu saat kau tiba pada masa di mana lehermu lelah mendongak, jantungmu lemah berdegup, kakimu butuh singgah untuk memperingan langkah, Kemari, temui aku, di tempat apa pun di mana kita bisa bertemu, Kita akan bicara, tentang apa saja, Mungkin tentang anak kucing, atau tentang martabak mani...
Peri Untuk Ale
5774      2346     1     
Romance
Semakin nyaman rumah lo semakin lo paham kalau tempat terbaik itu pulang
Love is Possible
170      157     0     
Romance
Pancaroka Divyan Atmajaya, cowok angkuh, tak taat aturan, suka membangkang. Hobinya membuat Alisya kesal. Cukup untuk menggambarkan sosok yang satu ini. Rayleight Daryan Atmajaya, sosok tampan yang merupakan anak tengah yang paling penurut, pintar, dan sosok kakak yang baik untuk adik kembarnya. Ryansa Alisya Atmajaya, tuan putri satu ini hidupnya sangat sempurna melebihi hidup dua kakaknya. Su...
Di Antara Mereka
6973      2186     3     
Romance
Mengisahkan seorang cewek dan cowok yang telah lama bersahabat. Mereka bernana Gio dan Mita Persahabatan mereka di tahun ke dua tidaklah mudah. Banyak likaliku yang terjadi hingga menyakiti hati Keduanya sempat saling menjauh karena suatu keterpaksaan Gio terpaksa menjauhi Mita karena sang Ibu telah memilihkan kekasih untuknya. Karena itu Mita pun menjauhi Gio. Gio tak dapat menerima kenyataan it...
SURGA DALAM SEBOTOL VODKA
9956      2248     6     
Romance
Dari jaman dulu hingga sekarang, posisi sebagai anak masih kerap kali terjepit. Di satu sisi, anak harus mengikuti kemauan orang tua jikalau tak mau dianggap durhaka. Di sisi lain, anak juga memiliki keinginannya sendiri sesuai dengan tingkat perkembangan usianya. Lalu bagaimanakah jika keinginan anak dan orang tua saling bertentangan? Terlahir di tengah keluarga yang kaya raya tak membuat Rev...
Renjana
537      392     2     
Romance
Paramitha Nareswari yakin hubungan yang telah ia bangun selama bertahun-tahun dengan penuh kepercayaan akan berakhir indah. Selayaknya yang telah ia korbankan, ia berharap agar semesta membalasnya serupa pula. Namun bagaimana jika takdir tidak berkata demikian? "Jika bukan masaku bersamamu, aku harap masanya adalah milikmu."
Premium
GUGUR
15511      2053     9     
Romance
Ketika harapan, keinginan, dan penantian yang harus terpaksa gugur karena takdir semesta. Dipertemukan oleh Kamal adalah suatu hal yang Eira syukuri, lantaran ia tak pernah mendapat peran ayah di kehidupannya. Eira dan Kamal jatuh dua kali; cinta, dan suatu kebenaran yang menentang takdir mereka untuk bersatu. 2023 © Hawa Eve
Buku Harian
967      578     1     
True Story
Kenapa setiap awal harus ada akhir? Begitu pula dengan kisah hidup. Setiap kisah memiliki awal dan akhir yang berbeda pada setiap manusia. Ada yang berakhir manis, ada pula yang berakhir tragis. Lalu bagaimanakah dengan kisah ini?
HURT ANGEL
175      136     0     
True Story
Hanya kisah kecil tentang sebuah pengorbanan dan pengkhianatan, bagaimana sakitnya mempertahankan di tengah gonjang-ganjing perpisahan. Bukan sebuah kisah tentang devinisi cinta itu selalu indah. Melainkan tentang mempertahankan sebuah perjalanan rumah tangga yang dihiasi rahasia.
Meteor Lyrid
560      391     1     
Romance
Hujan turun begitu derasnya malam itu. Dengan sisa debu angkasa malam, orang mungkin merasa takjub melihat indahnya meteor yang menari diatas sana. Terang namun samar karna jaraknya. Tapi bagiku, menemukanmu, seperti mencari meteor dalam konstelasi yang tak nyata.