Alana gadis berusia 23 tahun harus merasakan patah hati yang begitu dalam.Tepat pada tahun ke 3 jadian bersama sang tunangan, pria itu malah melakukan hal tak senonoh di apartemennya sendiri bersama wanita lain. Emosi Alana membeludak, sehingga ia mengalami tabrak lari.
Di sebuah rumah sakit tua yang bernama Lokapala, Alana malah mendapatkan petaka yang luar b...Read More >>"> The Hospital Lokapala (Sudah Terbit / Open PO) (35. Kisah Kematian Clara) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - The Hospital Lokapala (Sudah Terbit / Open PO)
MENU
About Us  

Alana tak bisa tidur, setiap kali merebahkan tubuh ke kanan dan ke kiri matanya tetap terbuka lebar. Ia juga melirik jam dinding yang ada di depannya. Ia memegangi dahinya yang semakin terasa sakit, akibat beban pikiran yang tak henti-henti menekannya mengenai keadaan Suster Luna dan juga sahabat pocongnya itu.

 

Tiap menit dan detik ia selalu berdoa, semoga keadaan mereka baik-baik saja. Dikarenakan hampir 3 jam berlalu setelah mereka meninggalkan rumah sakit ini.

 

Detak jantung Alana semakin cepat, ia tak bisa berpikir jernih apalagi Poci sempat mengatakan jika kekasih dari arwah Clara itu mungkin saja adalah pembunuh berdarah dingin.

 

Semua gerak-gerik David yang tidak Alana ketahui, menjadi momok yang membuat wanita ini semakin tak bisa berpikir.

 

Bagaikan dikurung dalam sebuah ruangan yang begitu gelap dan sempit, segala spekulasi yang terlontar dalam benak gadis berusia 23 tahun ini tak mampu ia susun. Masih abu-abu tak terlihat titik terang atau benang merahnya sedikit pun.

 

Sebelumnya Poci tak pernah bercerita mengenai dirinya pernah ke portal dimensi yang dibuat oleh arwah Clara. Pocong nyentrik itu hanya ingin memendam sendiri saja, dan membiarkan fakta yang bergerak.

 

“Poci kamu di mana?” geram Alana yang tak henti-henti mengharapkan kehadiran sahabat pocong itu untuk segera menemuinya.

 

“Suster Luna, Anda baik-baik saja kan? Semoga tidak ada kejadian apa pun menimpa kalian berdua.”

 

Alana memegangi dadanya yang semakin tak teratur dalam pernapasan. Pikiran-pikiran negatif yang sejak tadi menghantuinya membuat wanita ini semakin tertekan.

 

Tok! Tok!

 

Terdengar ada yang mengetok pintu ruangan Alana. Sontak netra mata wanita ini mengembang, dan ia bangkit dari rebahan, lalu kini ia memposisikan tubuhnya untuk duduk secara perlahan.

 

“Iya, siapa?”

 

Pintu ruangan bergerak, sebentar lagi Alana melihat siapa yang mengetok pintu ruangannya.

 

Pertama ia melihat Poci dengan wajah lelah melangkah ke dalam. Padahal pocong itu bisa saja melewati tembok tanpa menunggu kedua orang yang ada di belakangnya membuka pintu.

 

Tentu saja melihat sahabatnya kembali, Alana berteriak bahagia, “Poci ....”

 

Secara repleks Poci meletakkan telunjuknya di mulut, seakan mengisyaratkan Alana untuk tidak berteriak apalagi memanggil namanya dengan begitu keras.

 

Alana segera menurunkan niatnya, tidak lagi berteriak dan sedikit terkejut akan kehadiran Suster Luna yang berbarengan dengan David Raharja.

 

Namun, di satu sisi ia pun gembira melihat keadaan Suster Luna yang baik-baik saja. Artinya segala spekulasi dan kecurigaan yang Poci lontarkan salah. Buktinya David dan Luna menemuinya dengan keadaan yang tak ada kurangnya satu pun.

 

“Suster Luna dan Pak David?”

 

Melihat wanita itu sedikit bingung, David langsung menundukkan kepala sembari memberi hormat kepada Alana.

 

“Mbak Alana, maaf karena sudah membuat Anda bingung. Suster Luna sudah bercerita tadi sewaktu kami menuju ke sini. Ia bercerita mengenai alasan dirinya mengikuti saya.”

 

Alana menutup mulutnya, karena semua arahan itu adalah pesuruhnya. Wanita ini mengira, pasti David sangat tak menyukai hal itu. Siapa sih yang tidak kesal jika dibuntuti tanpa sepengetahuan. Sama saja semua tindakan itu seperti menandakan orang tersebut memiliki sebuah kejahatan, sampai ada yang mengikutinya dalam diam.

 

“Oh, itu karena ...,”

 

“Karena Anda mencurigai saya? Atau ingin mengetahui kasus kematian Clara?” David langsung memotong ucapan Alana, ia seperti tahu apa isi di dalam benak gadis ini.

 

David dan Luna kini duduk dengan posisi yang berdekatan, serta Alana masih di bed lalu Poci ada di samping sahabatnya.

 

Terlihat pria dewasa itu tak mampu menceritakan sebuah rahasia yang sebenarnya ingin ia pendam. Ia menunduk dan kemudian sedikit mengangkat wajahnya sembari menghela napas berat sebelum ingin menceritakan segala hal terkait detik-detik Clara meninggalkan dunia ini.

 

Pada saat Alana ke portal dimensi Clara. David merasa bersalah jika kekasihnya berusaha untuk mengakhiri hidupnya, dikarenakan pesan yang ia kirim melalui whatsapp. Kendatipun semua yang ia lakukan hanyalah kebohongan.

 

Posisi David begitu sulit. Di satu sisi ia harus menuruti apa yang diperintahkan oleh orang tuanya mengenai calon istri. Orang tua David sama sekali tak menyetujui kisah cinta putra tunggal yang akan mewarisi perusahaan raksasa milik keluarga. Mereka tak ingin putranya menikah hanya dengan gadis sederhana seperti Clara.

 

David mengetahui segala upaya ibunya yang ingin memisahkan dirinya dengan Clara. Pada suatu ketika, ia mendengar ibunya menyewa pembunuh bayaran.

 

“Datangi gadis miskin itu ke rumahnya dan ancam dia. Suruh dia jangan lagi mendekati putra saya!”

 

Karena David benar tahu, sifat ibunya yang melakukan segala cara untuk mendapatkan apa yang ia mau. David memutuskan berbicara dan mencium kaki sang ibunda.

 

“Mah, tolong jangan pernah menyentuh gadis yang sangat aku cintai. Aku sangat menyayanginya, Mah. Jika memang ini yang Mamah mau, tolong lepaskan dia. Aku berjanji akan menuruti apa yang Mamah inginkan.”

 

Keesokan harinya, Clara tiba-tiba memutuskan hubungan secara sepihak. David tak ingin memperpanjang, meski ia tahu kekasihnya itu masih sangat mencintainya. Clara melakukannya karena ia diancam akan dibunuh oleh kedua orang yang tak dikenal.

 

David pun sudah mengetahui hal itu. Meski sakit, pria ini memutuskan untuk mengirimkan sebuah pesan yang pastinya akan menyakiti sang kekasih.

 

Namun, David sudah memiliki firasat sebelumnya. Maka dari itu ia mengirim pesan tersebut di dekat rumah Clara. Benar saja sang kekasih melakukan tindakan yang di luar perkiraannya.

 

Penyesalan menyelimuti pikiran pria yang tak berdaya ini. Ia hanya ingin terlahir dari keluarga biasa saja, agar ia bebas memilih tujuan hidupnya apalagi terkait memilih calon pasangan hidup. Bahkan parahnya David sempat berpikir dirinya ingin menjadi anak yatim-piatu, agar ia bisa bebas memilih kehidupan, tanpa diatur oleh orang tua semacam orang tuanya saat ini.

 

Hidup bergelimang harta, tapi penuh dengan kesengsaraan. Semua itu tidak akan ada yang mau. Terkadang masih saja ada manusia yang membanding-bandingkan kehidupan, yang belum saja indah dari penglihatan semata.

 

Clara dinyatakan selamat oleh dokter, ia hanya perlu istirahat dalam waktu beberapa hari. Di saat kegundahan itu pun David berjanji kepada kekasihnya.

 

“Clara, aku akan tetap berada di sisimu bagaimanapun juga. Seharusnya sebagai pria yang memiliki cinta tulus kepadamu, aku bisa menyelamatkanmu. Bukan menghindari masalah seperti ini. Memang aku sangat menyayangi dan menghormati kedua orang tuaku, tapi mereka sudah sangat keterlaluan mengenai diriku yang hanya dijadikan boneka tak berperasaan. Meskipun kita tidak bisa bersama di kehidupan ini, aku bersumpah kita akan bersama setelah kematian kita berdua!”

 

Sudah tidak ada jalan keluar lagi bagi David dan Clara. Jika dilanjutkan semuanya akan tetap sama. Clara akan terbunuh oleh pembunuh bayaran sang ibunda, sedangkan David akan hidup seperti mayat hidup tanpa makna yang berarti.

 

Bagi pria ini yang terbaik adalah mengakhiri hidup secara bersama, agar mereka dapat hidup bersama di alam baka.

 

Pada suatu malam mereka menuju ke Laut Biru. David tahu di sana adalah lautan yang memiliki ombak begitu besar. Ia sudah memikirkan begitu matang, jika mereka menenggelamkan diri pastinya akan hanyut begitu saja.

 

Namun, tak disangka mereka sedang dibuntuti oleh seseorang.

 

Seorang wanita yang sudah menyediakan air berbahan kimia begitu keras. Ia mengikuti kedua sepasang kekasih itu tanpa disadari.

 

Saat Poci berada di portal ini, pocong itu tak sadar ternyata ada seseorang juga yang mengintai sepasang kekasih itu.

 

Pocong tersebut hanya fokus berteriak untuk memastikan mereka tidak melakukan tindakan yang gegabah.

 

Wanita bernama Jesika begitu muak dengan apa yang sudah dilihatnya saat ini. Ia menggelengkan kepala sembari menaikkan sudut bibirnya, melontarkan kalimat penuh cacian terhadap pasangan itu.

 

“Bodoh! Kalian benar-benar pasangan yang sangat serasi, sama bodohnya! David pria malang yang sangat bucin dengan wanita miskin. Dan Clara wanita miskin yang mengharapkan kisah bak cerita disney yang berakhir bahagia bersama pangeran kaya raya. Bodoh ... bodoh .... Kalian hanyalah manusia yang mementingkan perasaan bodoh! Jika saja aku tidak ingin merebut harta dari keluarga Raharja dan menghancurkan keluarga jahat itu, aku akan membiarkan putra tunggalnya bersemayam di laut lepas bersama kekasihnya!”

 

Saat David dan Clara sudah tekad melakukan hal tersebut, Jesika dengan lihai pelan-pelan melangkahkan kakinya. Ketika ombak besar ingin menenggelamkan mereka, dengan cepat Jesika melepas tangan David yang menggenggam erat tangan Clara.

 

Lalu wanita kejam itu menuangkan air kimia berbahan keras ke wajah kekasih David. Clara berteriak kencang karena kesakitan.

 

Karena jarak pandang David yang tak memadai akibat suasana gelap, serta ia memiliki penglihatan minus. Ia hanya bisa berusaha mencari Clara, tapi wanita itu sudah tak lagi digenggamnya.

 

Saat itu Jesika bak malaikat penolong. Ia memanipulasi keadaan, berusaha menarik tangan David yang kehilangan keseimbangan karena ombak yang menerjang.

 

“David, kamu tidak apa-apa?”

 

Mereka lolos oleh amukan ombak Laut Biru. Mata David memerah, dengan wajah yang kebingungan dan berusaha mencari kekasihnya yang kini entah di mana.

 

“Clara! Clara di mana kamu?” teriak kencang yang terus berulang membuat David frustasi.

 

Jesika berusaha memeluk pria itu dengan erat, ia bertindak seakan ingin menenangkan pria ini. “Sudah ... Clara sudah tidak ada, David. Kamu harus mengiklaskannya.”

 

“Kenapa kamu menyelamatkanku?” David mendorong tubuh Jesika dan berteriak kepadanya.

 

Tak henti ia mencari Clara berharap kekasihnya itu selamat sama seperti dirinya. Namun, naas David melihat kondisi kekasihnya dalam keadaan yang begitu mengenaskan beberapa jam kemudian di tepi pantai berjarak cukup jauh dari tempatnya kini.

 

Pada malam itu juga, David membawa jazad Clara yang sudah meninggalkan dunia. Sewaktu diselidiki dan diotopsi, dokter mengatakan bahwasanya sebelum meninggal wajah Clara terkena cairan air keras yang dapat menghancurkan wajahnya.

 

Saat itu juga, David membayar dan mengerahkan penyelidikan penuh terkait siapa yang memberikan air keras itu. Namun, karena sudah bercampur dengan air laut dan tidak ditemukan bukti sama sekali. Membuat sulit untuk menemukan siapa orangnya yang tega melakukan hal itu.

 

David tidak langsung menuduh Jesika, karena pada dasarnya pria ini tak memiliki kecurigaan sama sekali kepada wanita yang akan dijodohkan dengan kedua orang tuanya.

 

Jika dipikir dengan logika, tidak ada siapa pun lagi selain dirinya dan juga Jesika pada saat kejadian itu.

 

David memiliki sebuah rencana yang gila terkait dirinya dan juga Jesika, pada saat diacara pernikahan.

 

“Saya ingin menembak Jesika saat acara pernikahan di depan kedua orang tua saya, dan saya juga akan mengakhiri hidup dengan cara yang sama,” ucap David yang lemas setelah menceritakan semua kejadian terkait kematian kekasih tercintanya.

 

Deruan air mata mengalir. Karena ia benar-benar tertekan dalam kondisi ini.

 

“Kenapa Anda ingin melakukan itu, Pak?” tanya Alana penuh penasaran.

 

“Bayangkan saja. Siapa lagi yang menyiram wajah Clara menggunakan air keras selain Jesika? Dia juga harus merasakan hal itu. Saya ingin orang tua yang sangat saya hormati itu juga melihat kejadian tragis tersebut. Orang tua yang katanya menyayangi putranya, sampai membuat putra satu-satunya ini memiliki pikiran gila!”

 

“Tapi semua itu akan menghancurkan hidup Anda, Pak. Dan tentu saja arwah kekasih Anda semakin tidak tenang,” desis Alana yang tentunya tak menyetujui tindakan liar David.

 

Poci mengangguk dan dibarengi oleh Suster Luna.

 

David menyeka air matanya, lalu ia sedikit memaksakan tersenyum simpul. Ia mengangguk, seakan menyetujui apa yang dikatakan oleh Alana.

 

“Betul sekali. Clara pasti tidak akan setuju dengan rencana gila saya itu. Dan saja juga sudah memutuskan untuk menindak lanjuti kasus ini dan saya akan buka kasus ini kembali untuk diselesaikan di kepolisian.”

 

Pikiran dan rencana David yang sempat membuat semua merinding jika dibayangkan itu, kini dihempas. Dikarenakan beberapa waktu lalu ia bertemu dengan arwah kekasihnya, yang meminta semuanya harus dilakukan secara hukum berdasar.

 

David tidak akan melepaskan Jesika, ia pun mengerahkan orang kepercayaannya untuk mencari tahu seluk-beluk keluarga wanita itu.

 

Bersambung.

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Ayugesa: Kekuatan Perempuan Bukan Hanya Kecantikannya
6913      1985     204     
Romance
Nama adalah doa Terkadang ia meminta pembelajaran seumur hidup untuk mengabulkannya Seperti yang dialami Ayugesa Ada dua fase besar dalam kehidupannya menjadi Ayu dan menjadi Gesa Saat ia ingin dipanggil dengan nama Gesa untuk menonjolkan ketangguhannya justru hariharinya lebih banyak dipengaruhi oleh keayuannya Ketika mulai menapaki jalan sebagai Ayu Ayugesa justru terus ditempa untuk membu...
Mari Collab tanpa Jatuh Hati
2136      1116     2     
Romance
Saat seluruh kegiatan terbatas karena adanya virus yang menyebar bernama Covid-19, dari situlah ide-ide kreatif muncul ke permukaan. Ini sebenarnya kisah dua kubu pertemanan yang menjalin hubungan bisnis, namun terjebak dalam sebuah rasa yang dimunculkan oleh hati. Lalu, mampukah mereka tetap mempertahankan ikatan kolaborasi mereka? Ataukah justru lebih mementingkan percintaan?
Semu, Nawasena
4933      2314     4     
Romance
"Kita sama-sama mendambakan nawasena, masa depan yang cerah bagaikan senyuman mentari di hamparan bagasfora. Namun, si semu datang bak gerbang besar berduri, dan menjadi penghalang kebahagiaan di antara kita." Manusia adalah makhluk keji, bahkan lebih mengerikan daripada iblis. Memakan bangkai saudaranya sendiri bukanlah hal asing lagi bagi mereka. Mungkin sudah menjadi makanan favoritnya? ...
Story Of Chayra
7396      2518     9     
Romance
Tentang Chayra si cewek cuek dan jutek. Sekaligus si wajah datar tanpa ekspresi. Yang hatinya berubah seperti permen nano-nano. Ketika ia bertemu dengan sosok cowok yang tidak pernah diduga. Tentang Tafila, si manusia hamble yang selalu berharap dipertemukan kembali oleh cinta masa kecilnya. Dan tentang Alditya, yang masih mengharapkan cinta Cerelia. Gadis pengidap Anstraphobia atau phobia...
HURT ANGEL
102      79     0     
True Story
Hanya kisah kecil tentang sebuah pengorbanan dan pengkhianatan, bagaimana sakitnya mempertahankan di tengah gonjang-ganjing perpisahan. Bukan sebuah kisah tentang devinisi cinta itu selalu indah. Melainkan tentang mempertahankan sebuah perjalanan rumah tangga yang dihiasi rahasia.
SEPATU BUTUT KERAMAT: Antara Kebenaran & Kebetulan
5550      1781     13     
Romance
Usai gagal menemui mahasiswi incarannya, Yoga menenangkan pikirannya di sebuah taman kota. Di sana dia bertemu seorang pengemis aneh. Dari pengemis itu dia membeli sebuah sepatu, yang ternyata itu adalah sebuah sepatu butut keramat, yang mana setiap ia coba membuangnya, sebuah kesialan pun terjadi.
Dinikahi Guru Ngaji
427      319     1     
Romance
Hobby balapan liar selama ini ternyata membuat Amara dipindahan ke Jakarta oleh Kedua orang tuanya, Rafka begitu kahwatir akan pergaulan bebas yang selama ini terjadi pada anak muda seperti putrinya. Namun, saat di Jakarta ternyata Amara semakin tidak terkendali, Rendra akhirnya akan menjodohkan cucunya dengan seorang duda anak satu. Shaka adalah guru Ngaji di TPA tidak jauh dari rumah ...
Renjana
336      243     2     
Romance
Paramitha Nareswari yakin hubungan yang telah ia bangun selama bertahun-tahun dengan penuh kepercayaan akan berakhir indah. Selayaknya yang telah ia korbankan, ia berharap agar semesta membalasnya serupa pula. Namun bagaimana jika takdir tidak berkata demikian? "Jika bukan masaku bersamamu, aku harap masanya adalah milikmu."
Meteor Lyrid
286      210     1     
Romance
Hujan turun begitu derasnya malam itu. Dengan sisa debu angkasa malam, orang mungkin merasa takjub melihat indahnya meteor yang menari diatas sana. Terang namun samar karna jaraknya. Tapi bagiku, menemukanmu, seperti mencari meteor dalam konstelasi yang tak nyata.
Salted Caramel Machiato
7279      3530     0     
Romance
Dion seorang mahasiswa merangkap menjadi pemain gitar dan penyanyi kafe bertemu dengan Helene seorang pekerja kantoran di kafe tempat Dion bekerja Mereka jatuh cinta Namun orang tua Helene menentang hubungan mereka karena jarak usia dan status sosial Apakah mereka bisa mengatasi semua itu