Alana gadis berusia 23 tahun harus merasakan patah hati yang begitu dalam.Tepat pada tahun ke 3 jadian bersama sang tunangan, pria itu malah melakukan hal tak senonoh di apartemennya sendiri bersama wanita lain. Emosi Alana membeludak, sehingga ia mengalami tabrak lari.
Di sebuah rumah sakit tua yang bernama Lokapala, Alana malah mendapatkan petaka yang luar b...Read More >>"> The Hospital Lokapala (Sudah Terbit / Open PO) (30. Mengakhiri Hidup) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - The Hospital Lokapala (Sudah Terbit / Open PO)
MENU 0
About Us  

David segera menyeka tetesan air matanya yang tak habis-habis menggunakan kain lipat diambilnya di saku kemeja berwarna hitam.

 

Lalu ia kembali fokus dan segera meminta maaf mengenai hal sebelumnya terhadap wanita menggunakan kursi roda yang masih melihatnya dengan tatapan sendu begitu empati.

 

Pria dengan tubuh tegap dan tinggi ini menundukkan kepala sampai sejajar dengan pinggang. Ia menghormati wanita yang bersedia bertemu dengannya.

 

“Saya minta maaf dengan Anda, Mbak sebelumnya. Saya tidak menyangka Anda berbicara mengenai nasib Clara yang tidak tenang setelah kematiannya yang tragis. Saya hanya berusaha ingin membantunya, tapi saya tidak bisa. Maafkan saya juga, karena saya tidak memberikan Mbak untuk melontarkan sebuah kata yang akan dibahas. Malah saya merespon dengan kata-kata negatif dan memotongnya. Sekali lagi saya minta maaf sebesar-besarnya. Dan jika ada hal yang Mbak ketahui mengenai bagaimana Clara saat ini, tolong beritahu saya,” mohon pria yang masih sangat mencintai kekasihnya yang telah meninggal dunia.

 

Kini David dan Alana berada di tempat duduk yang sama di sebuah taman belakang rumah sakit. Ada sedikit jarak di antara mereka, karena sebenarnya ada Poci di tengah-tengah mereka berdua.

 

Namun, ketika duduk berjajar seperti ini. Alana mengingat momen ketika David menangis sesenggukan ketika Clara nekat ingin mengakhiri hidupnya sewaktu itu.

 

Tanpa didasari, ternyata David juga sedang memikirkan hal yang sama. Bahwasanya di sisi kiri ada sebuah ruangan, yang ternyata menjadi tempat di mana pria itu menunggu sang kekasih.

 

Kejadian beberapa pekan lalu, tepat di rumah sakit ini. Dan sampai akhirnya Clara ditemukan tak bernyawa dengan kondisi yang mengenaskan.

 

David memulai pembicaraan. Setelah dia bertanya kepada wanita di sampingnya mengenai nama yang bisa ia panggil.

 

“Mbak Alana, apa yang Anda ketahui tentang Clara kini?”

 

Lagi-lagi Alana dan Poci secara berbarengan menoleh ke samping, mereka terperanjat. Karena tiba-tiba dijejali pertanyaan mengenai arwah yang sesungguhnya begitu mengerikan jika di ceritakan.

 

Poci menyenggol bahu sahabatnya, sembari berbisik, “Na, katakan saya sejujurnya bagaimana sosok kekasihnya yang begitu mengerikan. Agar dia bisa menceritakan hal sesuai dengan fakta, tanpa menyembunyikan sedikit pun mengenai kematian kekasinya itu.”

 

Meskipun tafsiran Poci ditepis akan prasangka mengenai David, adalah salah satu tersangka dalam kasus kematian arwah mengerikan yang ia temui beberapa hari lalu, tapi pocong yang memiliki spekulasi-spekulasi ini tetap mencurigai kekasih Clara.

 

Mengapa Poci masih melabeli David sebagai tersangka mengenai kematian Clara? Karena Poci juga pernah dibawa ke portal Clara pada saat mereka bertemu.

 

Entah mengapa Poci dengan pakaian seperti manusia biasa secara tiba-tiba berada di pesisir pantai dengan ombak yang begitu besar saat itu.

 

Ia membaca plang, di samping tak jauh dari tempatnya berdiri. Tulisan itu dia baca pelan, “Selamat datang di Laut Biru”

 

Jujur saja, Poci baru pertama kali ke tempat ini dan ia tak menyangka dirinya seperti masih hidup. Ia pikir saat itu ia tersesat, dan ia juga terheran bukannya ia adalah sosok pocong yang masih menunggu sahabatnya yang sedang sakit di rumah sakit Lokapala? Mengapa dia bisa sampai di pesisir pantai?

 

Ketika ia tak mampu menjawab seribu pertanyaan dalam benaknya yang tidak akan terjawab oleh siapa pun. Ia memutuskan untuk berjalan beberapa meter, kendatipun pantai tersebut begitu sepi dan sangat gelap.

 

Tanpa merasa ketakutan sedikit pun melanda, ia terus melaju. Bahkan sempat ia merasakan angin malam yang sejuk, tapi sangat membahayakan bagi kesehatan. Ia masih memikirkan kesehatannya, karena dia masih bingung akan dimensi yang dibuat oleh arwah lain.

 

Ia hanya menikmati suasana yang ada. Walaupun hanya kesunyian yang mengelilinginya di tengah malam dingin ini. Ia benar-benar menikmatinya.

 

Poci melihat plang tanda tidak boleh berenang ke laut, karena saat ini ombak laut tidak bersahabat.

 

Namun, ketika ia asyik menikmati sepoi-sepoi angin malam sembari bersenandung musik klasik milik young mozart. Ia tiba-tiba menghentikan langkahnya.

 

Ia melihat ada sepasang kekasih yang sedang berbicara. Ia tak tahu apa yang sedang mereka bicarakan, tampaknya begitu serius karena ekspresi wajah mereka saling bertaut. Poci tak mampu melihat dengan jelas siapa wanita dan pria yang sedang serius tersebut.

 

Bahkan Poci sempat berpikir, jika mereka akan melakukan hal-hal melanggar hukum di tempat ini. Akan tetapi ia segera menepis segala kecurigaannya itu.

 

Dikarenakan si wanita menggenggam tangan pria dengan erat, sembari mereka berdua menghadap ke laut lepas.

 

Beberapa menit mereka hanya menjaga pose seperti itu, dan tampak mereka kembali berbicara. Entah apa yang mereka diskusikan di malam-malam begini.

 

Poci sempat-sempatnya melontarkan sebuah perkataan, “Haduh, kenapa mereka mencari tempat gelap dengan angin yang begitu besar? Tidak hanya itu ombak lautan ini begitu mengerikan? Seperti mau tsunami saja.”

 

Ketika Poci terus memutuskan untuk mengintai sepasang kekasih yang baginya saling mencintai satu sama lain itu. Tak disangka, sepasang kekasih tersebut melangkah dengan pelan menatap ombak yang bisa saja melenyapkan nyawa mereka jika mereka meneruskan langkah ke dasar laut.

 

Sontak hal itu membuat Poci panik, ia seakan melihat adegan dua orang yang memutuskan untuk melakukan tindakan bodoh. Yaitu mengakhiri hidup dengan cara yang sia-sia.

 

Tentu saja Poci, sosok yang begitu menghargai kehidupan meski ia tahu hidup tidaklah mudah untuk dijalani, segera berlari dan berteriak begitu kencang.

 

“Woi! Kalian yang di sana, tolong hentikan langkah kalian. Kalian mau ke mana? Apakah kalian tidak membaca plang besar yang menunjukkan jika tidak ada seorang pun diperbolehkan untuk mendekati laut!”

 

“Hallooo! Apakah kalian mendengarkan suaraku? Tolong jangan melakukan tindakan bodoh! Dan pikirkan apa yang akan terjadi jika kalian melakukan hal itu. Pastinya orang-orang yang menyayangi kalian akan sangat sedih.”

 

“Tolong dengarkan aku! Kalian manusia yang diberikan logika dan kecerdasan yang begitu luar biasa. Hanya orang bodoh yang melakukan tindakan bodoh seperti itu!”

 

Teriakan Poci bagaikan angin, tak akan pernah mereka dengar. Poci berhenti sejenak, ia tampaknya lelah mengejar sepasang kekasih itu karena memang jarak mereka lumayan jauh.

 

Namun, Poci tak mempedulikan itu. Yang ia pikirkan saat ini adalah, ia harus bisa menyelamatkan nyawa kedua orang itu.

 

Ia terus berlari, meski kakinya sedikit sakit karena tak sengaja waktu berlari kaki kanannya keseleo.

 

Urat-urat di dalam leher Poci terlihat, kini ia berteriak sampai batas maksimal. “Kalian hidup di dunia ini pasti memiliki tujuan dan tujuan itu pasti sangat berharga. Jika tidak bisa diselesaikan tolong jangan melakukan tindakan untuk mengakhiri hidup. Sama saja kalian memutus takdir yang sudah ditetapkan. Apa kalian pikir jika kalian mengakhiri hidup akan menyelesaikan masalah? Kalian akan menjadi arwah gentayangan yang tidak akan tenang!”

 

Suara Poci tiba-tiba hilang. Penglihatan pocong itu kabur, dan ia tak bisa melihat apa pun. Semuanya tampak gelap.

 

Bersambung.

 

 

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Meteor Lyrid
407      305     1     
Romance
Hujan turun begitu derasnya malam itu. Dengan sisa debu angkasa malam, orang mungkin merasa takjub melihat indahnya meteor yang menari diatas sana. Terang namun samar karna jaraknya. Tapi bagiku, menemukanmu, seperti mencari meteor dalam konstelasi yang tak nyata.
Dinikahi Guru Ngaji
637      471     1     
Romance
Hobby balapan liar selama ini ternyata membuat Amara dipindahan ke Jakarta oleh Kedua orang tuanya, Rafka begitu kahwatir akan pergaulan bebas yang selama ini terjadi pada anak muda seperti putrinya. Namun, saat di Jakarta ternyata Amara semakin tidak terkendali, Rendra akhirnya akan menjodohkan cucunya dengan seorang duda anak satu. Shaka adalah guru Ngaji di TPA tidak jauh dari rumah ...
Hei, Mr. Cold!
315      259     0     
Romance
"Kau harus menikah denganku karena aku sudah menidurimu!" Dalam semalam dunia Karra berubah! Wanita yang terkenal di dunia bisnis karena kesuksesannya itu tak percaya dengan apa yang dilakukannya dalam semalam. Alexanderrusli Dulton, pimpinan mafia yang terkenal dengan bisnis gelap dan juga beberapa perusahaan ternama itu jelas-jelas menjebaknya! Lelaki yang semalam menerima penolakan ata...
Story Of Chayra
10322      2825     9     
Romance
Tentang Chayra si cewek cuek dan jutek. Sekaligus si wajah datar tanpa ekspresi. Yang hatinya berubah seperti permen nano-nano. Ketika ia bertemu dengan sosok cowok yang tidak pernah diduga. Tentang Tafila, si manusia hamble yang selalu berharap dipertemukan kembali oleh cinta masa kecilnya. Dan tentang Alditya, yang masih mengharapkan cinta Cerelia. Gadis pengidap Anstraphobia atau phobia...
Yang Terindah Itu Kamu
8980      3149     44     
Romance
Cinta pertama Aditya Samuel jatuh pada Ranti Adinda. Gadis yang dia kenal saat usia belasan. Semua suka duka dan gundah gulana hati Aditya saat merasakan cinta dikemas dengan manis di sini. Berbagai kesempatan juga menjadi momen yang tak terlupakan bagi Aditya. Aditya pikir cinta monyet itu akan mati seiring berjalannya waktu. Sayangnya Aditya salah, dia malah jatuh semakin dalam dan tak bisa mel...
Kutunggu Kau di Umur 27
3929      1766     2     
Romance
"Nanti kalau kamu udah umur 27 dan nggak tahu mau nikah sama siapa. Hubungi aku, ya.” Pesan Irish ketika berumur dua puluh dua tahun. “Udah siap buat nikah? Sekarang aku udah 27 tahun nih!” Notifikasi DM instagram Irish dari Aksara ketika berumur dua puluh tujuh tahun. Irish harus menepati janjinya, bukan? Tapi bagaimana jika sebenarnya Irish tidak pernah berharap menikah dengan Aks...
Semu, Nawasena
7334      2728     4     
Romance
"Kita sama-sama mendambakan nawasena, masa depan yang cerah bagaikan senyuman mentari di hamparan bagasfora. Namun, si semu datang bak gerbang besar berduri, dan menjadi penghalang kebahagiaan di antara kita." Manusia adalah makhluk keji, bahkan lebih mengerikan daripada iblis. Memakan bangkai saudaranya sendiri bukanlah hal asing lagi bagi mereka. Mungkin sudah menjadi makanan favoritnya? ...
Mari Collab tanpa Jatuh Hati
3413      1492     2     
Romance
Saat seluruh kegiatan terbatas karena adanya virus yang menyebar bernama Covid-19, dari situlah ide-ide kreatif muncul ke permukaan. Ini sebenarnya kisah dua kubu pertemanan yang menjalin hubungan bisnis, namun terjebak dalam sebuah rasa yang dimunculkan oleh hati. Lalu, mampukah mereka tetap mempertahankan ikatan kolaborasi mereka? Ataukah justru lebih mementingkan percintaan?
Love is Possible
126      118     0     
Romance
Pancaroka Divyan Atmajaya, cowok angkuh, tak taat aturan, suka membangkang. Hobinya membuat Alisya kesal. Cukup untuk menggambarkan sosok yang satu ini. Rayleight Daryan Atmajaya, sosok tampan yang merupakan anak tengah yang paling penurut, pintar, dan sosok kakak yang baik untuk adik kembarnya. Ryansa Alisya Atmajaya, tuan putri satu ini hidupnya sangat sempurna melebihi hidup dua kakaknya. Su...
Dialog Tanpa Kata
13222      3862     19     
Romance
Rasi mencintai Sea dalam diam Hingga suatu hari Sea malah dinikahi oleh Nolan kakak dari Rasi Namun pernikahan Sea dan Nolan yang terlihat aneh Membuat Rasi bebas masuk ke kehidupan Sea Bahkan selalu menjadi orang pertama saat Sea membutuhkan bantuan Akankah Sea berpaling pada Rasi atau lagilagi perasaan Rasi hanya sebuah dialog dalam hati yang tak akan pernah terucap lewat kata Sea pada Rasi Ras...