Alana gadis berusia 23 tahun harus merasakan patah hati yang begitu dalam.Tepat pada tahun ke 3 jadian bersama sang tunangan, pria itu malah melakukan hal tak senonoh di apartemennya sendiri bersama wanita lain. Emosi Alana membeludak, sehingga ia mengalami tabrak lari.
Di sebuah rumah sakit tua yang bernama Lokapala, Alana malah mendapatkan petaka yang luar b...Read More >>"> The Hospital Lokapala (Sudah Terbit / Open PO) (15. Urusan Mendadak) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - The Hospital Lokapala (Sudah Terbit / Open PO)
MENU
About Us  

Malas berpikir siapa yang memberikannya buket bunga mawar putih, Alana hanya meletakkan buket itu di atas meja. Dan meminta tolong kepada Suster Luna untuk membantu dirinya membasuh diri.

 

Namun, Poci mengikuti gadis itu ke kamar mandi.

 

“Kenapa kamu ikut? Sana keluar!” ucap Alana melalui telepati dengan gaya yang mengangkat kaki kiri yang tak dibalut perban itu.

 

Suster yang mendorong menggunakan kursi roda itu lagi-lagi kebingungan atas perlakukan pasiennya ini.

 

Menyadari hal itu, Alana langsung mengklarifikasi. “Hehe, maaf sus, saya hanya menggerakkan otot-otot kaki saya agar tidak hilang rasa.”

 

Setelah sudah bersih, dan mengganti pakaian Alana meminta Suster Luna untuk mengantarnya ke lobi depan. Sontak permintaan itu menjadi pertanyaan untuk suster cantik ini, mengapa pasiennya tidak meminta ke tempat yang lebih indah? Mengapa harus di lobi depan, bukannya di sana tempat orang yang berlalu lalang?

 

Tanpa ingin mengira-ngira, Suster Luna langsung melontarkan pertanyaan itu. “Kenapa di lobi depan, Mbak Alana? Di sana banyak pasien yang baru datang dan juga tamu yang berdatangan untuk menjenguk sanak-saudara yang dirawat di rumah sakit ini.”

 

Wanita yang mengenakan pakaian khusus pasien ini pun tersenyum, ia berucap, “Apa yang sudah suster katakan tadi, itu adalah jawabannya. Saya memiliki harapan besar mengenai keluarga saya ada yang menjenguk saya di sini. Tapi itu mustahil, saya yakin harapan besar saya hanya sebuah angan-angan belaka. Namun, kita tidak bakal tahu kan mungkin saya kali ini ada keluarga saya yang datang kemari.”

 

‘Terutama orang tua saya,’ kalimat ini tidak ia lontarkan, ucapan itu ia simpan di dalam hatinya.

 

Suster Luna tidak ingin bertanya lebih dalam, karena ia melihat manik mata Alana yang berkaca-kaca, mungkin saja wanita itu sangat terluka dengan apa yang ia harapkan saat ini.

 

Alana dan Suster Luna duduk di tempat duduk ruang tunggu. Poci tak ikut, karena tadi ia bilang ada urusan mendadak. Entah apa yang menjadi urusan mendadak sosok makhluk gentayangan?

 

Tidak ada kata yang keluar sejak tadi. Suster Luna memang membiarkan hal ini, bukannya tidak ingin berbincang dengan pasiennya. Hanya saja suster itu tahu diri, ia ingin Alana bisa menyatu dengan dirinya, memberikan ruang untuk wanita tersebut berpikir.

 

Sudah terlewat tiga jam sejak tadi, Suster Luna pun memulai perbincangan, “Mbak Alana, apakah sebaiknya kita ke ruangan untuk Anda  beristirahat? Jika Anda masih ingin di sini tidak apa-apa. Tapi Anda harus makan, biar saya yang membawakan makanannya kemari.”

 

Wanita yang berusia 23 tahun itu hanya mengangguk.

 

“Tapi tidak apa saya tinggal sebentar, Mbak Alana?” tanya Suster Luna kembali, menolehkan badannya karena khawatir dengan pasiennya.

 

Alana kembali mengangguk dan tersenyum, lalu berkata, “Tidak apa sus, saya sudah biasa sendiri. Terima kasih banyak karena sudah mengkhawatirkan saya sebelumnya.”

 

Baru beberapa menit, Alana ditinggal oleh Suster Luna. Ia kini mendengar suara tangisan anak kecil yang sangat menyayat hati.

 

Tidak jauh dari dirinya terdiam, semakin dekat ... lebih dekat ... dan ...

 

Hah!

 

Alana menghembuskan napas lega, ia pikir dirinya akan melihat sosok yang sangat mengerikan lagi. Tapi ini begitu berbeda dengan sosok lainnya. Sangat jauh berbeda, sosok itu adalah anak kecil usianya sekitar 5 tahun. Padahal wajahnya sangat menggemaskan, tapi sayang ia tak berhenti untuk menangis.

 

Melihat lobi sangat ramai, ia berbisik menyuruh sosok itu menunggunya sebentar. Alana menggunakan kursi roda yang ia dorong sendiri ke arah resepsionis.

 

“Mbak, bisa saya minta selembar kertas dan pinjam pulpen sebentar?”

 

Alana menulis dengan cepat, apa yang ia tulis. Ternyata tulisan surat untuk Suster Luna, ia tak ingin membuat susternya semakin khawatir akan keberadaannya.

 

Ini isi suratnya :

-Suster Luna, maaf saya meninggalkan tempat ini lebih dulu karena ada urusan mendadak. Suster jangan khawatir ya, saya akan balik ke ruangan sebelum jam 5 sore-

 

Hati wanita cantik ini bergerak ingin membantu anak kecil itu, meskipun ia sendiri tak tahu bagaimana cara menghentikan tangisan anak kecil atau bagaimana cara agar anak kecil itu terdiam.

 

Setelah meletakkan surat dengan batu yang ada di atasnya (batu itu ia ambil di salah satu tamanan hias yang ada di dekat resepsionis). Lalu ia menggendong anak itu untuk dipangkunya, walaupun dengan kaki sakit ia mampu menahan tubuh anak kecil tersebut dipangkuannya.

 

Ada beberapa yang melihat sikap aneh Alana, dan mereka pun mencibir gadis malang ini.

 

“Apa yang dilakukan wanita itu? Kasian ya cantik-cantik tak waras!”

 

“Dia sedang menggendong siapa? Aneh sekali gadis itu.”

 

“Mungkin dia adalah ibu muda yang kesehatan mentalnya rusak, karena anaknya mungkin sudah meninggal. Maka dari itu dia bersikap layaknya menggendong seorang anak kecil. Duh kasian sekali.”

 

Masih banyak lagi pendapat manusia yang melihatnya, tapi hal itu tidak dipedulikan sama sekali oleh Alana. Ia hanya fokus mendorong kursi roda yang semakin berat ia jalankan menggunakan kedua tangannya karena sosok anak kecil yang berada di pangkuannya.

 

Merasa sudah aman, dan di koridor ini tidak banyak orang yang berlalu lalang. Alana pun bertanya dengan suara lembut dan berharap ia bisa menenangkan tangisan anak kecil yang begitu sakit ini.

 

“Dik, kamu kenapa? Bisakah kamu menceritakan hal yang membuat kamu sedih seperti ini? Tolong janganlah menangis, hal ini membuatku sakit juga. Jadi bisakah kamu berhenti menangis?” Air mata Alana bergelimang air mata, ia tak sanggup melihat anak kecil menangis seperti itu.

 

Anak kecil itu tak menjawab, ia hanya berjalan seperti menunjukkan kepada Alana jika sumber kesedihannya ada di sana.

 

“Ruang Melati,” gumam Alana ketika diajak ke ruangan itu.

 

“Di sini? Memang ada apa di ruang ini, dik?” tanya Alana yang tak tahu apa.

 

Sosok itupun menghilang menuju ke dalam ruangan. Alana pun menghela napas terlebih dahulu, lalu membuka pintu dengan mengucapkan salam penuh sopan santun.

 

“Selamat siang, Pak ... Bu ... saya ke sini hanya,” ucapannya terhenti ketika melihat Poci ada di sana sedang bermain dengan sosok anak kecil lainnya.

 

“Lah, kok kamu di sini Poci?”

 

Apa ini adalah urusan mendadak yang disebut hantu dan juga manusia?

 

Bersambung.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
EFEMERAL
107      98     0     
Romance
kita semua berada di atas bentala yang sama. Mengisahkan tentang askara amertha dengan segala kehidupan nya yang cukup rumit, namun dia di pertemukan oleh lelaki bajingan dengan nama aksara nabastala yang membuat nya tergila gila setengah mati, padahal sebelumnya tertarik untuk melirik pun enggan. Namun semua nya menjadi semakin rumit saat terbongkar nya penyebab kematian Kakak kedua nya yang j...
MANGKU BUMI
115      106     2     
Horror
Setelah kehilangan Ibu nya, Aruna dan Gayatri pergi menemui ayahnya di kampung halaman. Namun sayangnya, sang ayah bersikap tidak baik saat mereka datang ke kampung halamannya. Aruna dan adiknya juga mengalami kejadian-kejadian horor dan sampai Aruna tahu kenapa ayahnya bersikap begitu kasar padanya. Ada sebuah rahasia di keluarga besar ayahnya. Rahasia yang membawa Aruna sebagai korban...
Premium
Cinta si Kembar Ganteng
2924      906     0     
Romance
Teuku Rafky Kurniawan belum ingin menikah di usia 27 tahun. Ika Rizkya Keumala memaksa segera melamarnya karena teman-teman sudah menikah. Keumala pun punya sebuah nazar bersama teman-temannya untuk menikah di usia 27 tahun. Nazar itu terucap begitu saja saat awal masuk kuliah di Fakultas Ekonomi. Rafky belum terpikirkan menikah karena sedang mengejar karir sebagai pengusaha sukses, dan sudah men...
Peri Untuk Ale
3990      1960     1     
Romance
Semakin nyaman rumah lo semakin lo paham kalau tempat terbaik itu pulang
Janji-Janji Masa Depan
11553      3109     11     
Romance
Silahkan, untuk kau menghadap langit, menabur bintang di angkasa, menyemai harapan tinggi-tinggi, Jika suatu saat kau tiba pada masa di mana lehermu lelah mendongak, jantungmu lemah berdegup, kakimu butuh singgah untuk memperingan langkah, Kemari, temui aku, di tempat apa pun di mana kita bisa bertemu, Kita akan bicara, tentang apa saja, Mungkin tentang anak kucing, atau tentang martabak mani...
Semu, Nawasena
6735      2606     4     
Romance
"Kita sama-sama mendambakan nawasena, masa depan yang cerah bagaikan senyuman mentari di hamparan bagasfora. Namun, si semu datang bak gerbang besar berduri, dan menjadi penghalang kebahagiaan di antara kita." Manusia adalah makhluk keji, bahkan lebih mengerikan daripada iblis. Memakan bangkai saudaranya sendiri bukanlah hal asing lagi bagi mereka. Mungkin sudah menjadi makanan favoritnya? ...
Ayugesa: Kekuatan Perempuan Bukan Hanya Kecantikannya
7224      2164     204     
Romance
Nama adalah doa Terkadang ia meminta pembelajaran seumur hidup untuk mengabulkannya Seperti yang dialami Ayugesa Ada dua fase besar dalam kehidupannya menjadi Ayu dan menjadi Gesa Saat ia ingin dipanggil dengan nama Gesa untuk menonjolkan ketangguhannya justru hariharinya lebih banyak dipengaruhi oleh keayuannya Ketika mulai menapaki jalan sebagai Ayu Ayugesa justru terus ditempa untuk membu...
Dinikahi Guru Ngaji
571      426     1     
Romance
Hobby balapan liar selama ini ternyata membuat Amara dipindahan ke Jakarta oleh Kedua orang tuanya, Rafka begitu kahwatir akan pergaulan bebas yang selama ini terjadi pada anak muda seperti putrinya. Namun, saat di Jakarta ternyata Amara semakin tidak terkendali, Rendra akhirnya akan menjodohkan cucunya dengan seorang duda anak satu. Shaka adalah guru Ngaji di TPA tidak jauh dari rumah ...
Hei, Mr. Cold!
287      236     0     
Romance
"Kau harus menikah denganku karena aku sudah menidurimu!" Dalam semalam dunia Karra berubah! Wanita yang terkenal di dunia bisnis karena kesuksesannya itu tak percaya dengan apa yang dilakukannya dalam semalam. Alexanderrusli Dulton, pimpinan mafia yang terkenal dengan bisnis gelap dan juga beberapa perusahaan ternama itu jelas-jelas menjebaknya! Lelaki yang semalam menerima penolakan ata...
Story Of Chayra
9497      2682     9     
Romance
Tentang Chayra si cewek cuek dan jutek. Sekaligus si wajah datar tanpa ekspresi. Yang hatinya berubah seperti permen nano-nano. Ketika ia bertemu dengan sosok cowok yang tidak pernah diduga. Tentang Tafila, si manusia hamble yang selalu berharap dipertemukan kembali oleh cinta masa kecilnya. Dan tentang Alditya, yang masih mengharapkan cinta Cerelia. Gadis pengidap Anstraphobia atau phobia...