Airmata di Ujung Timur
Airmata di ujung Timur adalah kumpulan puisi tentang kemanusiaan, tentang manusia yang menderita, khususnya di ujung Timur, yaitu Tanah Papua. Airmata di Ujung Timur terinspirasi dari pengalaman penulis ketika menjadi sukarelawan di Tanah Papua, khususnya bagi mereka yang menyandang HIV/AIDS. Mereka yang miskin, khususnya kaum wanita dan anak-anak adalah golongan yang rentan. Penulis menggubah puisi-puisi ini untuk mengetuk nurani dan kesadaran setiap insan untuk tidak mendiskriminasi mereka. Mereka yang perlu ditolong adalah mereka yang diberikan Tuhan sebagai tanggung-jawab mereka yang kuat. Mari saling bertolong-tolongan menanggung beban kehidupan di dunia ini tanpa memandang perbedaan-perbedaan yang ada di antara kita.
antonvwEPISODE DUA
(AIDS/HIV, Kanker, Malaria, TBC, Gula Darah/DM)
Maka,
Isyarat demi isyarat terpampang di sini,
Di dalam kefanaan dinamika,
Segi-segi kehidupan yang sementara,
Di dalam sukacita,
Di dalam penderitaan,
Perpecahan mewarnai awal kehancuran,
Maka,
Lengkaplah satu episode lagi.
Gagah itu lemah,
Sombong itu buta,
Mulut semanis-manisnya,
Membohong sebesar-besarnya,
Maka,
Di sana ada batu kesengsaraan,
Ratap tangis, isak dan gelak tawa,
Berbaur jadi satu,
Busuk, lagi pengap,
Dan,
Dunia pun menjadi kelam,
Gelap, serta semakin pengap.
AIDS/HIV, kanker, malaria, TBC, gula darah/DM,
Maka,
Dituntunlah manusia dari dosa, aib, dan alibi,
Diajarilah manusia bumi dengan segala cobaan,
Diisinya iman manusia sedikit demi sedikit,
Dari segala yang pahit,
Yang getir, yang asam,
Agar kuasa kegelapan,
Terdorong musnah dari pikiran manusia.
|
How do you feel about this chapter? |
|||||
|
|
|
|
|
|
| 0 | 0 | 0 | 0 | 0 | 0 |
Similar Tags
