Airmata di Ujung Timur
Airmata di ujung Timur adalah kumpulan puisi tentang kemanusiaan, tentang manusia yang menderita, khususnya di ujung Timur, yaitu Tanah Papua. Airmata di Ujung Timur terinspirasi dari pengalaman penulis ketika menjadi sukarelawan di Tanah Papua, khususnya bagi mereka yang menyandang HIV/AIDS. Mereka yang miskin, khususnya kaum wanita dan anak-anak adalah golongan yang rentan. Penulis menggubah puisi-puisi ini untuk mengetuk nurani dan kesadaran setiap insan untuk tidak mendiskriminasi mereka. Mereka yang perlu ditolong adalah mereka yang diberikan Tuhan sebagai tanggung-jawab mereka yang kuat. Mari saling bertolong-tolongan menanggung beban kehidupan di dunia ini tanpa memandang perbedaan-perbedaan yang ada di antara kita.
antonvwELEGI UJUNG TIMUR (4)
Kelaparan, kepincangan sosial, gizi rendah, prahara,
Diskriminasi, stigmasi, konflik keluarga, resesi,
Di seluruh bilangan negeri.
“Engkau telah mengguncang bumi dan membedahnya,
perbaikilah retak-retaknya,
sebab bumi telah bergoyang”
Dan,
Airmata-airmata di ujung Timur,
Kian deras tiada jua mau henti,
Bersama dukaku tersayat sembilu,
Duhai,
Sahabat-sahabatku ...
Langit pun mencengkeram ujung belahan bumi,
Bumi pun melekatkan tangannya, sekuat-kuatnya,
Ke tangan langit, demikian erat lekat,
Mentari mau bersinar redup, lembut,
Santun ke arah bumi di ujung Timur.
Rembulan menerangi dengan sinar temaram,
Merayu, menghibur dari hari bersama hari,
Manakala senja mengembang,
Cakrawala membiaskan cahaya warna warni.
Dan bumi hanya sanggup diam, sunyi, sepi senyap.
“Aku berseru kepada Allah, yang Maha Tinggi,
kepada Allah yang menyelesaikan bagiku”
|
How do you feel about this chapter? |
|||||
|
|
|
|
|
|
| 0 | 0 | 0 | 0 | 0 | 0 |
Similar Tags
