ELEGI UJUNG TIMUR (3)
Manakala kubaca majalah dan harian,
Terpampanglah dunia di sana,
Penderitaan, kepedihan, kepiluan tiada putus-putusnya,
Malapetaka, kedurjanaan, sakit penyakit dan dosa-dosa sarat,
Dan dunia pun dibajiri alibi, aib laknat oleh pendosa.
Bumi pun menjerit perih,
Luka-luka dengan kotoran di tubuh,
Sedangkan,
Langit hanya mampu merunduk diam,
Bisa lelap akan segala tingkah laku isi bumi.
Kini,
Tangis bumi bergulir,
Tercurah jadi hujan bak airmata,
Airmata-airmata di ujung Timur,
Dan bumi pun turut berduka.
Langit merayu bumi dengan lemah lembut,
“Jangan kau bersedih, bumi!”,
Bumi pun gelisah ruah dalam kepasrahan,
Yah, Allah, Engkau telah membuang kami,
Menembus pertahanan kami,
Engkau telah murka, pulihkanlah kami”
Hari bergulir pada hari,
Namun tiada kunjung sudah,
Pengap yang topang tindih,
Dan benih-benih hitam kian gelap pekat,
Di berbagai kota dan desa tergerogoti,
Oh, Allahku,
Jangan biarkan kami musnah, pulihkanlah kami!
Airmata-airmata di ujung Timur, Papua …