Airmata di Ujung Timur
Airmata di ujung Timur adalah kumpulan puisi tentang kemanusiaan, tentang manusia yang menderita, khususnya di ujung Timur, yaitu Tanah Papua. Airmata di Ujung Timur terinspirasi dari pengalaman penulis ketika menjadi sukarelawan di Tanah Papua, khususnya bagi mereka yang menyandang HIV/AIDS. Mereka yang miskin, khususnya kaum wanita dan anak-anak adalah golongan yang rentan. Penulis menggubah puisi-puisi ini untuk mengetuk nurani dan kesadaran setiap insan untuk tidak mendiskriminasi mereka. Mereka yang perlu ditolong adalah mereka yang diberikan Tuhan sebagai tanggung-jawab mereka yang kuat. Mari saling bertolong-tolongan menanggung beban kehidupan di dunia ini tanpa memandang perbedaan-perbedaan yang ada di antara kita.
antonvwBODHIDHARMA
Jikalau kamu memiliki waktu,
Kau tak akan pernah yakin akan waktu,
Kebenaran yang membebaskan kita,
Hampir selalu kebenaran yang tidak pernah kita mau dengar.
Bodhidharma pun berkata:
“Kebenaran adalah apa yang ada di balik penegasan dan penyangkalan”
“Kau adalah kulitku”:
“Empat unsur dalam alam: angin, air, bumi, dan api
adalah kosong, kebenaran adalah ketiadaan.
“Kau adalah tulangku”:
“Kebenaran menundukkan hati beku dan kesombongan, keangkuhan dan angkara murka.
“Kau adalah sumsumku”:
“Cahaya, suara, sabda, Firman, jiwa menyatu jadi satu,
dalam ikatan,
sekali waktu dan untuk selama-lamanya.
“Kau adalah dagingku”:
Aku berpikir dengan akal,
Karena itu aku tidak mau sadar,
Pada saat berpikir,
Aku berada dalam dunia tak nyata dan fana,
Bentuk-bentuk ekspresi kultural,
Dunia abstraksi,
Dunia masa lampau,
Dunia dalam diri sang pribadi,
Dunia masa depan.
|
How do you feel about this chapter? |
|||||
|
|
|
|
|
|
| 0 | 0 | 0 | 0 | 0 | 0 |
Similar Tags
