Loading...
Logo TinLit
Read Story - Dunia Saga
MENU
About Us  

Wajah Saga yang tanpa ekspresi itu kadang-kadang selain membuatku takut juga membuatku bingung. Sebetulnya Saga sedang memikirkan apa? Tatapan mata Saga seringkali dingin karena ia pintar sekali menyembunyikan emosinya.

Di hari kesembilan, aku tidak sengaja menjatuhkan jam tangan Saga gara-gara tersampar tasku. Kukira Saga bakalan murka, tapi ternyata ia hanya diam saja. Ia mengambil jam tangan yang kujatuhkan sementara aku masih dalam posisi reflek membeku ketakutan. Waktu aku membeku itu si Abimayu malah ketawa ngakak gara-gara posisi membeku mirip poci teh. Tau kan? Satu tangan berkacak pinggang, satunya lagi melengkung kayak ujung ceret poci teh.

“Itu jam mahal loh Jo. Harganya sejuta.” Abimayu mengompor-ngompori.

Aku meringis. Bukannya dengan harga sejuta kalau jatuh malah nggak apa-apa?

“Nggak apa-apa.” Kata Saga bahkan sebelum aku sempat minta maaf. Ia memakai jam tangannya lagi seperti model-model yang muncul di iklan jam tangan super mahal.

Walaupun Saga sudah bilang nggak apa-apa duluan, aku tetap minta maaf. Tatapan mata Saga membuatku takut kalau diam-diam ia menyimpan dendam. Kan siapa tau dia diam saja tapi didalam otaknya ia sudah membayangkan membeleh-belehku jadi potongan kecil-kecil.

Saga mengangguk singkat kemudian ngeloyor pergi. Ah, apa aku harus menyembah-nyembahnya minta maaf padanya? Tapi kok rasanya berlebihan sekali.

Lalu saat aku tanpa sengaja mencorat-coret bagian belakang LKS Biologinya karena kukira itu buku LKSku. Wajahku berubah warna menjadi abu-abu jelek waktu aku menutup buku LKS itu dan melihat nama Saga tertera besar-besar dihalaman depan buku LKS. Matilah aku.

Aku mengecek kembali gambar yang sudah kubuat dengan spidol merah. Gambar gurita super besar dengan bunga-bunga. Aku nyaris tidak bisa bernafas menyadari betapa tololnya aku. Saga tau-tau melongokan kepalanya dari belakang punggungku, menatap langsung ke hasil karyaku dibukunya. Aku menoleh panik menghadapnya dengan lutut gemetaran sambil bergumam ‘ehhh’.

Saga menatap wajahku, kemudian menatap gambar yang kubuat. Aku sudah siap jika Saga mendiamkanku seharian- mungkin sih. Soalnya berantem ala cewek kan biasanya  begitu, diem-dieman. Hanya itu jenis bertengkar yang kukenal. Berhubung pengalamanku dengan anak laki-laki nyaris tidak ada.

Aku tidak bisa mempercayai kupingku saat Saga malah mendengus tertawa. May saja bakal ngambek kalau aku ketahuan menggambari buku LKSnya. Ia menertawakan gambarku selama kira-kira lima detik kemudian mengobrol lagi dengan Yugo dengan ekspresi kembali dingin sampai aku heran.

Satu kalinya wajah Saga emang sungguhan sebal adalah waktu aku menyampaikan lagi salam Lintang setelah hari sebelumnya Lintang menelponku. Ia histeris mendengar kabar aku duduk disebelah Saga. Lintang juga kecewa berat karena aku nggak memberitaunya dan ia harus dengar berita itu dari orang lain duluan.

Selama bertelepon Lintang mewanti-wantiku untuk jangan sering sering minta diajarin Saga atau nyontek PRnya. Lintang takut Saga naksir aku gara-gara itu. Padahal aku pikir, kalau Saga tau betapa begonya aku dalam pelajaran Matematika, Saga justru ilfil berat.

Duduk disebelah Saga juga membuatku terkenal mendadak, banyak anak yang nggak kukenal mengenal namaku bahkan menyapaku di lorong. Beberapa dari mereka memandangku dari atas kebawah sambil menyipitkan mata atau sekedar melirikku sekilas kemudian mendengus. Ada juga yang terang-terangan mengajakku kenalan supaya aku bisa membantu mempromosikan mereka ke Saga.

Namun berhubung, aku melihat sendiri eskpresi sadis Saga sewaktu aku menyampaikan salam Lintang padanya (Saga beneran dengar kali ini), membuatku kapok untuk juga jangan sampai menyampaikan salam dari kakak-kakak senior yang suka mencegatku saat jam istirahat atau pas pulang sekolah.

Beberapa orang juga memintaku untuk membagikan nomer handphone Saga. Padahal aku baru bertukar nomer telepon Saga kira-kira seminggu setelah aku duduk disebelah Saga. Sewaktu aku mengeluarkan handphoneku dari dalam tas. Saga takjub memandang handphoneku untuk pertama kalinya. Handphoneku sudah tua sekali, baterai handphoneku sudah menggembung dan sering copot sendiri. Handphone ini kumiliki dari zaman aku masih kelas 6 SD. Berhubung ibuku orangtua tunggal, aku nggak tega untuk meminta barang baru mewah dari beliau.

Selain itu, sepertinya semua orang menghubung-hubungkan apapun yang kulakukan dengan Saga. Saat aku berangkat sekolah memakai jepit rambut, Oza bilang aku ingin tebar pesona pada Saga. Esoknya saat aku berangkat sekolah terburu-buru sampai lupa sisiran, anak-anak yang lain bertanya apa aku sudah putus asa menarik perhatian Saga. Astaga. Aku lupa sisiran bukan karena aku putus asa. Semenjak masuk SMU panjang rambutku sudah mencapai punggung, tebal lurus agak mengikal. Biasanya rambutku kuikat ekor kuda supaya tidak berantakan tapi karena bangun kesiangan rambutku belum sempat kutata rapih jadi agak mengembang berantakan tapi nggak seberantakan rambut yang habis disambar angin topan juga.

Awalnya memang canggung duduk dengan Saga tapi namanya terpaksa duduk bersebelahan selama berminggu-minggu tanpa sadar aku terbiasa juga. Gara-gara sudah terbiasa duduk disebelahnya, diakhir minggu bulan ini, aku lepas kontrol dan mulai memasang ekspresi tidak jelas saat menggambar. Aku punya kebiasaan mengubah-ubah ekspresi wajahku sesuai gambar yang kubuat atau saat aku terlibat percakapan dengan diriku sendiri di dalam kepala atau saat aku mengingat kejadian-kejadian yang pernah terjadi padaku atau saat berkhayal.

Saking serunya, aku sampai lupa kalau teman sebangkuku bukan May, bukan Lintang dan bukan pula anak perempuan.

“Sudah.....wajahmu aneh... Ekspresimu bener-bener aneh.” Ujar seseorang dengan suara seperti tercekik menahan tawa di sampingku.

Aku tersentak kaget, tersadar dari khayalan lalu buru-buru menoleh. Disebelahku, Saga tertawa sampai memegangi perutnya.

"Kamu ngapain sih? Lagi pertunjukan ekspresi wajah? Latihan syuting sinetron?" Tanya Saga sambil menghapus air mata tawanya.

Lah jahat banget, emangnya ekspresiku barusan kayak ekspresi aktris sinetron saat sedang ngomong dalam hati lalu di zoom kamera?!

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Lady Cyber (Sang Pengintai)
2395      930     8     
Mystery
Setiap manusia, pasti memiliki masa lalu. Entah itu indah, atau pun suram. Seperti dalam kisah Lady Cyber ini. Mengisahkan tentang seorang wanita bernama Rere Sitagari, yang berjuang demi menghapus masa lalunya yang suram. Dibalut misteri, romansa, dan ketegangan dalam pencarian para pembantai keluarganya. Setingan hanya sekedar fiksi belaka. Jika ada kesamaan nama, peristiwa, karakter, atau s...
Ending
4992      1311     9     
Romance
Adrian dan Jeana adalah sepasang kekasih yang sering kali membuat banyak orang merasa iri karena kebersamaan dan kemanisan kedua pasangan itu. Namun tak selamanya hubungan mereka akan baik-baik saja karena pastinya akan ada masalah yang menghampiri. Setiap masalah yang datang dan mencoba membuat hubungan mereka tak lagi erat Jeana selalu berusaha menanamkan rasa percayanya untuk Adrian tanpa a...
FORGIVE
1988      708     2     
Fantasy
Farrel hidup dalam kekecewaan pada dirinya. Ia telah kehilangan satu per satu orang yang berharga dalam hidupnya karena keegoisannya di masa lalu. Melalui sebuah harapan yang Farrel tuliskan, ia kembali menyusuri masa lalunya, lima tahun yang lalu, dan kisah pencarian jati diri seorang Farrel pun di mulai.
Menemukan Kebahagiaan di Tengah Pandemi
220      161     1     
True Story
Siapakah yang siap dengan sebuah perubahan drastis akibat Virus Corona19? Pandemi akibat virus corona 19 meninggalkan banyak luka dan trauma serta merenggut banyak kebahagiaan orang, termasuk aku. Aku berjuang menemukan kembali makna kebahagiaan. Ku kumpulkan foto-foto lama masa kecilku, ku rangkai menjadi sebuah kisah. Aku menemukan kembali makna kebahagiaan di tengah pandemi. Kebahagiaan itu ad...
Hyeong!
161      140     1     
Fan Fiction
Seok Matthew X Sung Han Bin | Bromance/Brothership | Zerobaseone "Hyeong!" "Aku bukan hyeongmu!" "Tapi—" "Seok Matthew, bisakah kau bersikap seolah tak mengenalku di sekolah? Satu lagi, berhentilah terus berada di sekitarku!" ____ Matthew tak mengerti, mengapa Hanbin bersikap seolah tak mengenalnya di sekolah, padahal mereka tinggal satu rumah. Matthew mulai berpikir, apakah H...
Dia & Cokelat
570      404     3     
Short Story
Masa-masa masuk kuliah akan menjadi hal yang menyenangkan bagi gue. Gue akan terbebas dari segala peraturan semasa SMA dulu dan cerita gue dimulai dengan masa-masa awal gue di MOS, lalu berbagai pertemuan aneh gue dengan seorang pria berkulit cokelat itu sampai insiden jari kelingking gue yang selalu membutuhkan cokelat. Memang aneh!
Konspirasi Asa
2609      879     3     
Romance
"Ketika aku ingin mengubah dunia." Abaya Elaksi Lakhsya. Seorang gadis yang memiliki sorot mata tajam ini memiliki tujuan untuk mengubah dunia, yang diawali dengan mengubah orang terdekat. Ia selalu melakukan analisa terhadap orang-orang yang di ada sekitarnya. Mencoba untuk membuat peradaban baru dan menegakkan keadilan dengan sahabatnya, Minara Rajita. Tetapi, dalam mencapai ambisinya itu...
Mimpi Membawaku Kembali Bersamamu
607      429     4     
Short Story
Aku akan menceritakan tentang kisahku yang bertemu dengan seorang lelaki melalui mimpi dan lelaki itu membuatku jatuh cinta padanya. Kuharap cerita ini tidak membosankan.
Dolphins
568      358     0     
Romance
Tentang empat manusia yang bersembunyi di balik kata persahabatan. Mereka, seperti aku yang suka kamu. Kamu yang suka dia. Dia suka sama itu. Itu suka sama aku. Mereka ... Rega Nicholando yang teramat mencintai sahabatnya, Ida Berliana. Namun, Ida justru menanti cinta Kaisal Lucero. Padahal, sudah sangat jelas bahwa Kaisal mengharapkan Nadyla Fionica untuk berbalik dan membalas cintanya. Sayan...
HAMPA
396      272     1     
Short Story
Terkadang, cinta bisa membuat seseorang menjadi sekejam itu...