Loading...
Logo TinLit
Read Story - Yang Terindah Itu Kamu
MENU
About Us  

Akhirnya kompetisi band itu dimulai, bandku harus bersaing mulai dari awal. Aku sebagai personil baru benar-benar terharu. Ini kompetisi pertamaku dan ini juga penampilan perdanaku. Nervous iya, deg degan iya, tapi aku berusaha profesional. Apalagi anggota band yang lain selalu mendukungku. Kami memang jadi semakin akrab dan aku suka circle pertemanan ini.

Sudah hampir seminggu kompetisi band dilaksanakan. Memang kompetisi ini dilaksanakan untuk tingkat kota dan diikuti khusus kalangan pelajar. Tak jarang juga banyak pelajar dari luar kota yang mengikuti perlombaan ini. Ya, ini memang ajang paling mentereng tahun ini.

Setelah melalui seleksi ketat akhirnya group bandkku masuk final. Aku senang sekali. Kesempatan perdanaku tampil dan langsung mendapat kesempatan sebagus ini. Tentu saja hal ini tidak akan kusia-siakan. Lagi-lagi aku ingin sekali membuat Ranti bangga. Aku ingin dia menatapku dengan kagum. Ya ... meskipun selama ini Ranti telah melakukannya.

“Dit, kamu sudah siap?” tanya Daniel.

Memang setengah jam lagi kami akan performa di atas panggung. Ini kesempatan terakhir kami dan aku harus memberikan penampilan terbaikku.

“Iya, udah siap,” jawabku menyakinkan. Daniel hanya tersenyum sambil menepuk bahuku. Kemudian dia tampak memperhatikan ke sekelilingku. Memang kali ini kami sedang bersiap di belakang panggung dan ada ruang terpisah antara anggota band yang lain.

“Pacarmu mana? Kok gak datang. Kalian berantem?”

Aku langsung tersenyum mendengar pertanyaan Daniel. Memang Ranti ikut sebagai panitia di kompetisi band ini, tapi kali ini ada yang harus ia kerjakan lebih dulu. Apa lagi kalau tidak les. Memang acara lombanya diadakan sore sampai malam dan itu adalah jam sibuk pujaan hatiku. Selama ini aku tidak mempermasalahkannya, toh kemarin-kemarin dia sudah menemaniku terus.

“Nanti juga ke sini, kok. Dia agak terlambat,” jawabku akhirnya.

Daniel hanya manggut-manggut mendengarkan. Padahal aku gak tahu dia akan datang ke sini atau tidak. Jarak tempat lesnya dan tempat kompetisi band ini cukup jauh, kalaupun naik angkot akan dua kali. Kalau mau jujur, aku pengen banget dia datang dan melihat penampilanku. Tapi, sudahlah ... aku tidak memaksanya.

Kadang aku merasa aneh dengan hubunganku ini. Ranti tidak pernah menuntutku banyak hal, begitu juga dengan aku. Aku sangat menghormati kesibukannya begitu juga dia. Apa menurut kalian hubungan kami sehat? Tentu, mungkin itu cara kami menyikapi hubungan ini dengan bijaksana. Ya elah ... napa juga aku sok bijaksana gini.

Aku menarik napas panjang sambil mengedarkan pandanganku ke sekitar. Aku melihat semua personil bandku datang bersama pacarnya. Mereka duduk bersebelahan bahkan ada yang bergandengan tangan dan saling tatap tanpa mau jeda.

Huh ... coba aku dan Ranti disuruh gitu, pasti malu banget. Kami dua orang pemalu yang kadang bingung bagaimana cara mengungkapkan perasaan kami. Bahkan kadang untuk mengatasi masalah kami saja sampai berlarut kemudian.

“HEI!!” Sebuah tepukan singgah di bahuku. Aku menoleh dan melihat Indy sedang berdiri di belakangku. Padahal tadinya aku berharap Ranti yang menepuk bahuku. Indy juga salah satu panitia kompetisi lomba band ini, wajar jika dia bisa menerobos masuk sampai ke belakang panggung.

“Udah siap, Dit?” tanya Indy.

Aku tersenyum dan menganggukkan kepala. Selama lomba Indy juga yang banyak membantu group bandku.

“Ranti mana?” tanyaku kemudian. Indy langsung tersenyum mendengar pertanyaanku.

“Emang dia gak bilang ke kamu, Dit?” Indy malah balik bertanya. Aku menghela napas panjang.

“Iya, dia bilang mau les dulu terus ke sini. Aku tanya kamu, siapa tahu dia udah datang.”

Indy manggut-manggut mendengar ucapanku. Mungkin dia melihat raut sedih di wajahku, tapi aku sebisa mungkin menutupinya. Aku gak mau mengubah moodku nantinya. Ini bukan masalah besar dan hampir mirip saat aku lomba futsal saat SMP dulu. Ya ... anggap saja seperti itu.

“Dit!!! Sepuluh menit lagi kita naik,” Daniel mengingatkan dan kujawab dengan anggukkan kepala.

“Udah, santai, Dit. Nanti kalau Ranti udah datang, aku suruh nyamperin kamu, deh.”

Aku kembali mengangguk dan membiarkan Indy berlalu pergi. Sepertinya dia kembali ke depan panggung, mungkin juga menunggu Ranti. Berulang aku menarik napas dan menghembuskannya dengan perlahan. Aku mencoba fokus kali ini.

Aku memejamkan mata sambil melantunkan doa. Aku berharap tidak gugup dan tidak ada kesalahan kali ini. Sekali lagi aku menarik napas, tapi aku langsung tersentak saat hidungku mencium aroma parfum yang sangat kukenal. Aku menghembuskan napas sambil perlahan membuka mata.

Aku terbelalak kaget dengan bola mata yang hampir keluar, saat kulihat makhluk cantik pujaanku sudah berdiri sejajar di depanku.

“Ranti!!!” seruku. Ranti hanya tersenyum sambil menganggukkan kepala. Kulihat dia masih mengenakan seragam putih abu-abunya dengan beberapa peluh menempel di kening mulusnya.

“Kamu baru datang?” Kembali Ranti tersenyum sambil menganggukkan kepala.

“Maaf, aku sedikit terlambat. Tadi ada try out, tapi aku berusaha mengerjakannya dengan cepat. Aku gak ingin ketinggalan momen ini.”

Aku hanya tersenyum dengan mataku yang tanpa kedip menatapnya. Ingin sekali aku peluk gadis cantik di depanku ini sambil kukecup pipinya. Namun, sayangnya nyaliku hanya secuil. Lagi-lagi pria berpikiran konvesional ini sangat primitif untuk hal seperti itu.

“Iya gak papa. Aku seneng kamu bisa datang.”

Ranti kembali tersenyum dan terus menatapku. Aku sampai tersipu dibuatnya. Memang penampilanku kali ini sedikit beda, tentu saja karena ini final aku tampil sekeren mungkin. Kaos putih dengan celana hitam dan kemeja hitam sebagai outer aku kenakan dengan baik, ditambah topi pet hitam yang selalu kupakai saat tampil membuat kece penampilanku.

“Aku ... aku naik dulu, ya!” ucapku gugup mengusik keheningan kami.

Ranti tersenyum kembali sambil menganggukkan kepala. Sedari tadi Daniel terus melirikku dan aku jadi tak enak sendiri. Aku sudah membalikkan badan dan meninggalkan Ranti. Aku berjalan bersama group bandku naik ke panggung. Sesaat sebelum aku naik, aku menoleh ke tempat Ranti berada tadi dan dia sudah tidak ada.

“Dia ke mana? Apa dia marah karena kutinggal begitu saja?” gumamku dalam hati.

Aku mencoba fokus dan kini sudah berada di atas panggung. Mataku langsung mengerjap saat melihat penonton yang hadir kali ini. Ini lebih banyak dari sebelumnya. Aku menghela napas panjang sambil mencoba mengatur debaran dadaku. Kali ini aku deg degan bukan hanya karena kehilangan sosok Ranti di belakang tadi, tapi juga melihat banyaknya penonton.

Kami masih menyetel alat musik, mencoba menyelaraskan dengan nada yang akan kami mainkan. Kemudian tiba-tiba mataku beredar ke depan panggung dan aku langsung terkejut saat melihat ada makhluk manis berseragam putih abu sedang tersenyum padaku. Bukan hanya bibirnya yang tersenyum, tapi juga tangannya yang melambai ke arahku.

“Ehmm ... pantes saja dia tidak ada di belakang panggung, ternyata udah pindah ke depan, toh.” Aku membatin sambil mengulum senyum. Akhirnya sedikit banyak kehadiran makhluk indah pujaan hatiku ini sudah meredakan keteganganku.

Ada apa sih di dirinya yang bisa membuatku senyaman dan setenang kali ini? Aku tidak tahu dan aku tidak mau mencari tahu. Aku hanya ingin menikmati keindahan setiap helaan napasku yang bisa kulalui bersamanya.

Akhirnya aku bisa melakukan performa dengan sangat baik, entah bagaimana hasilnya. Kami tidak mau berharap banyak menjadi juara satu, memberikan penampilan yang bagus saja sudah lebih dari cukup. Usai acara, aku segera berhambur ke depan panggung untuk mencari Ranti. Aku juga ingin menikmati penampilan group band yang lain.

Namun, baru saja aku berjalan ke depan panggung beberapa penonton cewek menghampiriku. Sekali lagi aku mengalami hal ini, hal yang sama saat SMP dulu. Pengen banget rasanya aku teriak. “HEI!!! Aku bukan artis!!!”

Untung saja beberapa panitia melihat kesulitanku, mereka menghalau para penonton dan memberi aku jalan untuk lewat. Mataku langsung tertuju pada gadis cantik yang sedang duduk di tribun sambil sibuk menggoyangkan kepalanya. Aku mengulum senyum dan berjalan menghampirinya.

“Bangkunya kosong, Non?” ucapku menggoda.

Ranti tertawa kemudian menggeser duduknya dan menyilakan aku duduk di sebelahnya. Ia langsung menoleh ke arahku sambil tersenyum.

“Keren, Dit!!” ucapnya sambil mengacungkan kedua jempolnya ke arahku. Aku hanya tersenyum sambil menganggukkan kepala.

“Makasih,” jawabku sambil tersipu.

Ranti kembali mengalihkan pandangangnya ke depan panggung. Masih ada penampilan group band yang lain.

“Kamu mau nunggu sampai selesai?” tanyaku kemudian. Ranti kembali menoleh dan melihat ke arahku.

“Emang kamu mau pulang sekarang?” Ranti malah balik bertanya. Aku hanya tersenyum. Lagi-lagi itu kebiasaan kami berdua menjawab pertanyaan dengan sebuah kalimat tanya lagi.

“Enggak. Agak nanti pulangnya.” Ranti manggut-manggut sambil kembali memperhatikan ke depan. Aku hanya diam sambil meliriknya sekilas. Gemes banget ngelihat tingkahnya kali ini. Andai aku bukan pria konvensional, pasti sudah aku kecup pipi tomatnya kali ini.

“Eng ... mau ... meluk aku lagi, gak?” Tiba-tiba aku mengajukan pertanyaan aneh dan tentu saja membuat Ranti terkejut. Mata buah almondnya melihat ke arahku dengan kebingungan.

Aku diam membisu, hanya jakunku yang naik turun menelan saliva. Sepertinya aku sudah salah ngomong kali ini.

“Maksudku ... mau bareng gak pulangnya? Aku ... aku bawa motor.”

Ranti langsung tersenyum melihatku dengan gemas, mata buah almondnya kembali bersinar diiringi dengan anggukkan kepalanya. Aku langsung tersenyum kesenangan. Untung saja dia tidak banyak bertanya lagi dengan pertanyaanku tadi. Semoga saja pas pulang nanti dia ngantuk dan kembali memelukku dari belakang.    

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Cincin dan Cinta
1411      837     22     
Short Story
Ada yang meyakini, jika sama-sama memiliki cincin tersebut, kisah cinta mereka akan seperti Vesya dan Zami. Lalu, bagaimanakah kisah cinta mereka?
Dinikahi Guru Ngaji
835      589     1     
Romance
Hobby balapan liar selama ini ternyata membuat Amara dipindahan ke Jakarta oleh Kedua orang tuanya, Rafka begitu kahwatir akan pergaulan bebas yang selama ini terjadi pada anak muda seperti putrinya. Namun, saat di Jakarta ternyata Amara semakin tidak terkendali, Rendra akhirnya akan menjodohkan cucunya dengan seorang duda anak satu. Shaka adalah guru Ngaji di TPA tidak jauh dari rumah ...
Just For You
6220      2045     1     
Romance
Terima kasih karena kamu sudah membuat hidupku menjadi lebih berarti. (Revaldo) *** Mendapatkan hal yang kita inginkan memang tidak semudah membalik telapak tangan, mungkin itu yang dirasakan Valdo saat ingin mendapatkan hati seorang gadis cantik bernama Vero. Namun karena sesuatu membuatnya harus merelakan apa yang selama ini dia usahakan dan berhasil dia dapatkan dengan tidak mudah. karen...
My Sunset
7444      1612     3     
Romance
You are my sunset.
Hei, Mr. Cold!
416      333     0     
Romance
"Kau harus menikah denganku karena aku sudah menidurimu!" Dalam semalam dunia Karra berubah! Wanita yang terkenal di dunia bisnis karena kesuksesannya itu tak percaya dengan apa yang dilakukannya dalam semalam. Alexanderrusli Dulton, pimpinan mafia yang terkenal dengan bisnis gelap dan juga beberapa perusahaan ternama itu jelas-jelas menjebaknya! Lelaki yang semalam menerima penolakan ata...
The Savior
4431      1592     10     
Fantasy
Kisah seorang yang bangkit dari kematiannya dan seorang yang berbagi kehidupan dengan roh yang ditampungnya. Kemudian terlibat kisah percintaan yang rumit dengan para roh. Roh mana yang akan memenangkan cerita roman ini?
Gunay and His Broken Life
8501      2517     0     
Romance
Hidup Gunay adalah kakaknya. Kakaknya adalah hidup Gunay. Pemuda malang ini telah ditinggal ibunya sejak kecil yang membuatnya secara naluri menganggap kakaknya adalah pengganti sosok ibu baginya. Hidupnya begitu bergantung pada gadis itu. Mulai dari ia bangun tidur, hingga kembali lagi ke tempat tidur yang keluar dari mulutnya hanyalah "kakak, kakak, dan kakak" Sampai memberi makan ikan...
Kala Senja
35367      4957     8     
Romance
Tasya menyukai Davi, tapi ia selalu memendam semua rasanya sendirian. Banyak alasan yang membuatnya urung untuk mengungkapkan apa yang selama ini ia rasakan. Sehingga, senja ingin mengatur setiap pertemuan Tasya dengan Davi meski hanya sesaat. "Kamu itu ajaib, selalu muncul ketika senja tiba. Kok bisa ya?" "Kamu itu cuma sesaat, tapi selalu buat aku merindu selamanya. Kok bisa ya...
What If I Die Tomorrow?
426      272     2     
Short Story
Aku tak suka hidup di dunia ini. Semua penuh basa-basi. Mereka selalu menganggap aku kasat mata, merasa aku adalah hal termenakutkan di semesta ini yang harus dijauhi. Rasa tertekan itu, sungguh membuatku ingin cepat-cepat mati. Hingga suatu hari, bayangan hitam dan kemunculan seorang pria tak dikenal yang bisa masuk begitu saja ke apartemenku membuatku pingsan, mengetahui bahwa dia adalah han...
Asa
4761      1421     6     
Romance
"Tentang harapan, rasa nyaman, dan perpisahan." Saffa Keenan Aleyski, gadis yang tengah mencari kebahagiaannya sendiri, cinta pertama telah di hancurkan ayahnya sendiri. Di cerita inilah Saffa mencari cinta barunya, bertemu dengan seorang Adrian Yazid Alindra, lelaki paling sempurna dimatanya. Saffa dengan mudahnya menjatuhkan hatinya ke lubang tanpa dasar yang diciptakan oleh Adrian...