Read More >>"> Yang Terindah Itu Kamu (Chapter 36 Lara Membawa Berkah) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Yang Terindah Itu Kamu
MENU
About Us  

“Sorry, Dit. Aku lupa ngasih tahu kalau pas nyuci motor kemarin harusnya kamu nutup businya. Kalau gak ya ... kayak tadi. Mogok mulu,”urai Kak Doni.

Dia merasa bersalah saat melihatku datang dengan tubuh basah kuyup dan berjalan menuntun motor. Aku bahkan datang hampir larut malam. Aku hanya diam tidak berkata sepatah kata pun kemudian masuk ke dalam kamar. Aku ganti baju dan gegas mencharger ponselku. Aku ingin segera menghubungi Ranti, supaya dia tidak salah paham denganku.

Sayangnya aku ketiduran saat menunggu ponselku penuh dan melupakan untuk memberitahu Ranti. Apalagi subuh tadi aku sangat terkejut saat Kak Doni tiba-tiba membangunkanku dan memintaku bersiap. Aku yang masih mengantuk hanya mengucek mata dan melihat keluargaku sudah berurai air mata.

“Ma, ada apa?” tanyaku penasaran.

“Nenek, Dit. Nenek meninggal. Ayo, buruan bersiap. Kita harus ke desa!!”

Aku terhenyak kaget. Lagi-lagi beberapa kejutan menyambutku akhir-akhir ini. Kami sekeluarga gegas mempersiapkan diri dan pergi ke rumah nenek di desa. Sekali lagi aku melupakan Ranti dan sama sekali tidak sempat menghubunginya. Entah apa pendapatnya tentangku kali ini. Aku sudah siap dia akan marah atau melakukan apa pun padaku. Aku tak peduli, aku akan terima. Semoga saja dia mau terima semua penjelasanku nantinya.

Namun, sepertinya keinginanku itu tidak terjawab. Hampir seminggu aku di desa untuk mengurus kematian nenekku. Ada beberapa acara keagamaan dan adat yang harus kami lakukan di sana. Itu sebabnya membuatku tinggal lama di sana. Setiba di rumah, aku mulai menghubungi Ranti. Namun, ponselnya sama sekali tidak bisa dihubungi. Bahkan pesanku saja tidak terkirim. Ranti pasti marah dan sengaja memblokir nomorku.

Aku menghela napas panjang sambil menatap langit-langit kamarku. Padahal beberapa hari yang lalu, aku masih tersenyum lebar saat berjalan dengannya. Kini kenapa lagi aku harus menuai duka. Apa memang seperti ini alur percintaan, penuh liku-liku suka duka. Aku janji besok akan menemuinya di sekolah.

Pagi ini aku sengaja berangkat ke sekolah lebih pagi. Siapa tahu aku bisa bertemu dengannya di angkot jika aku berangkat pagi. Namun, aku salah prediksi. Kalau pagi angkot selalu ramai sehingga saat tiba di dekat rumah Ranti, penuh sesak. Aku hanya bisa melihat gadis manis pujaanku itu berdiri di tepi jalan sambil sibuk menunggu angkot lain. Ingin rasanya aku berlari turun, tapi sopir angkot terus menginjak pedal gasnya begitu tahu angkotnya penuh.

“Sial!!” gumamku pelan. Sementara mataku terus menatap Ranti lewat jendela belakang angkot.

Siangnya aku sengaja pulang sedikit terlambat. Sekolahku lebih cepat setengah jam dari sekolah Ranti, itu sebabnya aku sengaja pulang telat agar bisa bertemu dengannya. Tebakanku tepat, angkotku melambat saat mendekat di sekolahnya. Aku celinggukan mencari Ranti, begitu terlihat aku segera turun.

Aku berjalan cepat hendak menghampirinya, tapi tiba-tiba ada sebuah motor sport warna hitam yang berhenti di depannya. Aku kenal sosok yang mengendarai motor itu. Tidak lain dan tidak bukan Jefri, salah satu teman Ranti yang ganteng, kaya dan ketua paskibra. Cowok itu juga yang sedang mati-matian mengejar Ranti saat ini.

Aku bergeming di tempatku dan memperhatikannya dari jauh. Apa gadis manis pujaan hatiku itu akan menerima ajakan Jefri atau menolak seperti biasanya? Aku berharap kalau Ranti akan memilih opsi ke dua.

“Sorry, Jef. Aku mau les. Lain kali saja, ya!” tolak Ranti. Telingaku masih bisa mendengar dengan jelas penolakannya. Entah dia sengaja mengeraskan suaranya karena ada aku? Atau memang dia ingin menolaknya sedari dulu?

Jefri gegas berlalu meninggalkan Ranti seorang diri. Aku tidak melihat ada teman lain di sampingnya. Ini kesempatanku, aku berjalan cepat menghampirinya.

“Ranti!!” panggilku. Ranti tidak bereaksi hanya diam dan malah melengos membuang muka dariku.

Aku menelan saliva sambil menggerakkan jakunku naik turun. Kumendekatinya hingga berdiri di depan Ranti. Ranti hanya diam dan menundukkan kepala.

“Kita bisa ngomong bentar, gak?” pintaku. Aku melihat gadis manis di depanku ini dengan sendu. Banyak kerinduan yang ingin kutuangkan padanya. Namun, gadis pujaanku ini hanya diam dan tidak mau melihat ke arahku.

Aku masih menunggu jawabannya, tapi yang ada hanya helaan napas panjang yang keluar masuk dari bibirnya. Perlahan Ranti mengangkat kepala, tapi mata almondnya nan indah tak mau menatapku. Ini benar-benar menyakitkan bagiku.

“Sorry, Dit. Aku mau les. Sudah telat!!” ketusnya. Tanpa berkata apa-apa lagi, dia berlalu pergi meninggalkan aku. Mencegat salah satu angkot dan naik begitu saja.

Aku terdiam menatap kepergiannya. Apa aku telah melakukan kesalahan yang fatal hingga dia berlaku begitu padaku? Apa lagi-lagi kebodohan dan kesalah pahaman membuat aku menjauh darinya? Sumpah ini sangat menyakitkan. Lebih baik aku menerima pukulan bertubi-tubi daripada harus mendapat perlakuan sinis dari gadis pujaanku.

Akhirnya siang itu aku pulang dengan langkah gontai. Inginnya aku langsung pulang saja, tapi entah mengapa kakiku malah berjalan ke arah kafe depan sekolah Ranti. Aku ingin menuangkan kesedihanku di sana. Pastinya kalau di rumah akan banyak pertanyaan yang diajukan mama padaku.

Aku sudah memesan minuman dan duduk di sudut kafe sambil memainkan ponsel bututku. Aku tidak mempedulikan keadaan sekitar dan asyik sediri saja. Saat ini aku hanya ingin menghilangkan kesedihanku.

“DIT!! Kamu di sini?” seru seseorang menyapaku. Aku menoleh dan terkejut saat melihat Daniel.

“Kok kamu di sini, Niel?” kataku balik bertanya.

Daniel tersenyum kemudian langsung duduk di depanku. “Iya, kita latihan band. Sebelah kafe ini ada studio band. Kalau kamu pasti lagi nungguin pacarmu, kan?”

Aku hanya tersenyum meringis menjawab pertanyaannya. Tidak mungkin juga aku bilang kalau aku sedang berantem dengan Ranti.

“Dari pada kamu manyun sendiri di sini mending ikut aku, deh,” ajak Daniel.

“Ikut ke mana?” tanyaku dengan alis mengernyit.

“Latihan ngeband, kebetulan group bandku kurang personil bass. Kamu bisa main alat musik, gak?”

Aku tersenyum lagi. Memang aku tidak terlalu mahir, tapi kalau main bass aku bisa. Aku langsung menganggukkan kepala.

“Bisa. Kalau pegang bass, sih aku bisa, Niel.”

“Ya udah. Kamu gabung aja ama group bandku. Kebetulan kita latihan karena mau ikutan lomba. Siapa tahu juga bisa menang. Hadiahnya lumayan, Dit.”

Aku tersenyum kembali sambil menganggukkan kepala. Sebenarnya bukan perkara hadiah yang akan aku dapatkan. Namun, kebanggaan tersendiri kalau aku bisa mencapai salah satu bidang dengan baik. Ini mengingatkan aku saat SMP dulu saat aku berhasil dengan baik di futsal. Aku juga ingin menunjukkan ke Ranti, kalau aku bisa membuatnya bangga. Siapa tahu dengan begitu dia akan memaafkan aku dan hubungan kami kembali membaik.

“Oke, aku mau, Niel. Kapan mulai latihannya?”

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Pahitnya Beda Faith
429      303     1     
Short Story
Aku belum pernah jatuh cinta. Lalu, aku berdo\'a. Kemudian do\'aku dijawab. Namun, kami beda keyakinan. Apa yang harus aku lakukan?
Hello Goodbye, Mr. Tsundere
860      612     2     
Romance
Ulya tak pernah menyangka akan bertemu lagi dengan Natan di kampus. Natan adalah panggilan kesayangan Ulya untuk seorang cowok cool, jenius, dan anti sosial Hide Nataneo. Ketika para siswa di SMU Hibaraki memanggilnya, Hide, Ulya malah lain sendiri. Ulya yakin si cowok misterius dan Tsundere ini punya sisi lain yang menakjubkan. Hingga suatu hari, seorang wanita paruh baya bertopi fedora beludru...
Gino The Magic Box
3013      990     1     
Fantasy
Ayu Extreme, seorang mahasiswi tingkat akhir di Kampus Extreme, yang mendapat predikat sebagai penyihir terendah. Karena setiap kali menggunakan sihir ia tidak bisa mengontrolnya. Hingga ia hampir lulus, ia juga tidak bisa menggunakan senjata sihir. Suatu ketika, pulang dari kampus, ia bertemu sosok pemuda tampan misterius yang memberikan sesuatu padanya berupa kotak kusam. Tidak disangka, bahwa ...
Suami Untuk Kayla
7146      2309     7     
Romance
Namanya Kayla, seorang gadis cantik nan mungil yang memiliki hobi futsal, berdandan seperti laki-laki dan sangat membenci dunia anak-anak. Dijodohkan dengan seorang hafidz tampan dan dewasa. Lantas bagaimana kehidupan kayla pasca menikah ? check this out !
Perjalanan Move On Tata
433      286     0     
Short Story
Cinta, apasih yang bisa kita katakan tentang cinta. Cinta selalu menimbulkan rasa sakit, dan bisa juga bahagia. Kebanyakan penyakit remaja sekarang yaitu cinta, walaupun sudah pernah merasakan sakit karena cinta, para remaja tidak akan menghilangkan bahkan berhenti untuk bermain cinta. Itulan cinta yang bisa membuat gila remaja.
ALIF
1199      562     1     
Romance
Yang paling pertama menegakkan diri diatas ketidakadilan
Wanna Be
5481      1463     3     
Fan Fiction
Ia dapat mendengar suaranya. . . Jelas sekali, lebih jelas dari suara hatinya sendiri. Ia sangat ingin terus dapat melihatnya.. Ia ingin sekali untuk mengatakan selantang-lantangnya Namun ia tak punya tenaga sedikitpun untuk mengatakannya. Ia sadar, ia harus segera terbangun dan bergegas membebaskan dirinya sendiri...
Mengejarmu lewat mimpi
1891      729     2     
Fantasy
Saat aku jatuh cinta padamu di mimpiku. Ya,hanya di mimpiku.
Luka Adia
681      413     0     
Romance
Cewek mungil manis yang polos, belum mengetahui apa itu cinta. Apa itu luka. Yang ia rasakan hanyalah rasa sakit yang begitu menyayat hati dan raganya. Bermula dari kenal dengan laki-laki yang terlihat lugu dan manis, ternyata lebih bangsat didalam. Luka yang ia dapat bertahun-tahun hingga ia mencoba menghapusnya. Namun tak bisa. Ia terlalu bodoh dalam percintaan. Hingga akhirnya, ia terperosok ...
Dunia Tiga Musim
2889      1163     1     
Inspirational
Sebuah acara talkshow mempertemukan tiga manusia yang dulunya pernah bertetangga dan menjalin pertemanan tanpa rencana. Nda, seorang perempun seabstrak namanya, gadis ambivert yang berusaha mencari arti pencapaian hidup setelah mimpinya menjadi diplomat kandas. Bram, lelaki ekstrovert yang bersikeras bahwa pencapaian hidup bisa ia dapatkan dengan cara-cara mainstream: mengejar titel dan pre...