Read More >>"> Through This Letter (Sudah Terbit / Open PO) (About The Letters) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Through This Letter (Sudah Terbit / Open PO)
MENU
About Us  

“Balikan! Balikan! Balikan!” Eca mengompori tiap-tiap kami untuk ikut menyerukan kata yang serupa. Aku yang masih dalam posisi duduk menerima nasib, dipaksa berdiri oleh Dinda yang sudah menarik kedua lenganku.

 

“Ayo dong, Ana,” ujar Dinda.

 

Aku menghela napas. “Dinda, please. Gue malu!” kataku meringis. Menengok pada Jeff yang justru mengibaskan tangannya alih-alih mengusirku.

 

“Dan gue capek! Kalian yang berantem, gue yang selalu aja jadi perantaranya. Pokoknya masalah kalian harus selesai sekarang juga!”

 

“Ana kalau ngga mau balikan, Randa buat gue aja nih,” celetuk Tasya.

 

“Heh, centil!” Dinda seketika menerjang.

 

Please, ngga sekarang. Nanti. Nanti bener-bener gue selesain.”

 

“Ayo, Ana. Abang Randa udah nungguin nih,” celetuk Eca yang masih berdiri di sebelah Randa. Alhasil lelaki ketus itu langsung menyambar belakang kepala Eca dan mengentakkannya ke bawah.

 

“Dinda,” panggil Randa dan Dinda menoleh ke belakang. Aku mengintip malu-malu dan kulihat Randa samar-samar menggelengkan kepalanya.

 

Dinda mendesah. “Okay. Tokohnya pada malu-malu nih,” katanya mengedikkan bahu. “Gue serahin ke Danu aja kalau gitu.”

 

Danu dengan wajah semringahnya kembali mengambil alih cerita. Dia terlihat sangat puas dengan akhir acara yang harusnya sejak awal pun memang berjalan seperti ini. 

 

Guys, thank you banget,” ujar Danu yang seakan-akan tak bisa berkata-kata. “Terutama buat Randa yang udah kasih kita cerita luar biasa. Sumpah gue ngga tau harus bilang apa, karena jujur gue masih speechless sama fakta kalau yang tulis cerita itu lo.”

 

“Ngga cuma lo, Danu. Gue pun juga. Emang sialan orang ini, ngga kasih tau ke gue pula kalau ikut nyumbangin cerita.” Yogi berkomentar sambil menggelengkan kepala heran. Belum cukup, Yogi kembali berujar, “Heh, gue inget banget di kelas X lo itu dapet nilai yang paling kecil waktu ada tugas ngarang cerita, tapi ini? Oh, come on, Randa,” lanjutnya tertawa.

 

“Ya, itu kan ngarang, mendadak, dan gue ngga punya bahan tulisan apa pun. Kalau apa yang gue tulis sekarang udah pasti berdasarkan pengalaman gue, apa yang gue rasain, jadi gue bisa tulis lebih baik.” Randa membela diri. “Dan setidaknya, gue mau coba cari sesuatu yang mungkin bisa jadi kelebihan gue.”

 

“Dan, Randa, menurut gue lo udah berhasil temuin itu sih,” sahut Adis dengan pancaran mata serius. “Kata-kata lo itu … gue ngga tau gimana Ana, tapi itu berhasil buat gue melting.”

 

“Tuh kan, gue juga ngerasa gitu!” Grace menguatkan.

 

“Wah, Ric. Siap-siap saingan sama Randa nih,” timpal Jonathan memanas-manasi.

 

“Yang ada lo yang jadi punya saingan, Jo. Rayuan lo bakal basi kalau dibandingin sama Randa!” Yogi mengoreksi yang langsung dibenarkan oleh gumaman beberapa orang dari kami.

 

“Pokoknya apa pun itu penilaian kalian, secara pribadi gue mau bilang kalau lo keren, Randa, dan kayaknya gue harus belajar sama lo,” ujar Danu tersenyum malu.

 

Sorry, tapi gue ngga bisa bagi-bagi karena gue ngga mau ada Randa lainnya. Cukup satu aja.”

 

“Dan itu buat Ana,” sela Dinda langsung menambahkan. “Gue lempar lo!”

 

“Randa yang asli keluar, guys,” cetus Adis memutar bola mata.

 

“Akhirnya Randa balik, Ya Tuhan!” sahut Rangga mengangkat kedua tangannya. “Gue ngga mau ada Jonathan yang kedua di sekitar gue!”

 

“Lebay ih, Rangga.”

 

“Jadi, meskipun tokoh perempuan di ceritanya dijawab sama penulisnya sendiri, it’s okay lah ya.”

 

“Iya. Ngga masalah kok, yang penting kita happy,” timpal Sonya. “Thank you buat kalian semua yang rela ikutan acara ngga penting ini sampai semalam ini, gue berterima kasih banget. Terutama untuk empat orang yang udah nyumbangin ceritanya, you’re so brave, karena kita pun denger sendiri kalau mungkin ngga seharusnya cerita itu diutarakan, tapi akhirnya dengan berani mereka membeberkan itu supaya lepas semua kejanggalan di hati.”

 

Aku melirik Wine yang kini tengah dirangkul Nina. Kemudian mataku bergulir ke arah Sonya yang sedang bicara. Bertanya-tanya bagaimana bisa Sonya membicarakan masalah keberanian dalam hal menuliskan cerita dan menyebarkannya ke kami semua, padahal dia sendiri menarik kembali ceritanya. Kejanggalan di hati empat orang ini mungkin memang sudah selesai, tapi tidak berlaku untuk Sonya. Dia memutuskan untuk menyimpan ceritanya rapat-rapat. Entah sampai kapan.

 

“Rangga, lo dengan berani menyebar kebusukan lo sendiri di waktu lo masih pacaran sama Ayunda. Gue sebenarnya ngga tau mesti sebut lo berani, bodoh, atau ngga tau malu.”

 

“Semua kayaknya,” cetus Bella dan kami tertawa cekikikan.

 

“Wine …,” Sonya memilih menunduk dibanding bertatapan langsung dengan yang bersangkutan, “lo memang berani. Gue akui itu. Gue dan Tere—”

 

“Juga gue,” sergah Kevin. Membuat bola mata kami terlempar ke arahnya.

 

“Ngga bisa. Lo harus ngomong langsung. Masalah lo dan masalah gue juga Tere beda,” tampik Sonya tegas. Kevin terdiam dan setelahnya Sonya mendesah. “Pokoknya intinya adalah kami bener-bener minta maaf karena udah buat lo terpuruk sekian lama. Gue harap sekarang lo udah ngga punya dendam apa pun.”

 

Wine belum menjawab, tapi kami maklumi. Mungkin dia masih butuh waktu untuk memperbaiki suasana hatinya. 

 

“Sisi, no comment sih sebenernya. Bahkan keputusan lo untuk terima Evan jadi pacar lo, itu udah termasuk ‘berani’,” tutur Sonya tertawa kecil mengingat seperti apa Evan. “Dan Randa … gue harus bilang apa?”

 

Randa mendengkuskan tawa. 

 

“Lo adalah orang terketus, ter-absurd yang pernah gue kenal. Apa yang ada di pikiran lo, gue bener-bener ngga bisa baca. Selama ini gue ngga tau kenapa Ana bisa terima lo, tapi setelah surat yang lo buat ini, gue jadi tau betul alasannya kenapa. By the way, ternyata lo bucin juga ya?”

 

Eca dan Yogi tergelak. 

 

“Dia rela lakuin apa aja buat lo, Ana,” tutur Sonya padaku. “Termasuk sampai rela buat surat ini yang … duh, please, bukan lo banget, Randa.” Randa mengangkat alis. “Kerenlah. Gue suka perjuangan lo.”

 

“Bener banget sama apa yang dibilang Sonya.” Danu melanjutkan. “Kalau yang gue tangkep sih, dari surat sederhana ini aja ternyata ada banyak pesan, bahkan pelajaran yang bisa kita ambil juga ya. Pertama, kita harus bener-bener jaga hubungan kita. Jangan kayak Rangga yang justru kenalan sama cewek lain di saat dia lagi pacaran.”

 

“Kocak itu mah,” celetuk Oni.

 

“Kedua, so sorry, Kevin. Jangan juga php ke orang lain sebelum status hubungan kita sama orang yang sebelumnya itu bener-bener selesai dan …,” Danu melirik Sonya juga Tere, “dan juga jangan asal main ambil tindakan sendiri sebelum tau betul akar permasalahannya. Tapi hebatnya gara-gara surat Wine juga, akhirnya masalah bisa selesai, ‘kan?” tanya Danu mengedarkan pandangan pada Wine, Sonya, Tere, dan Kevin. Hanya saja tidak ada respons apa pun dari mereka. “Yah, seenggaknya. Seenggaknya pintu maafnya udah kebuka sedikit.”

 

Danu membenarkan kacamatanya dengan canggung. “Lalu yang ketiga: Sisi. Dari cerita Sisi, bisa kelihatan kalau ya … jodoh itu memang ngga ada yang tau. Dan apa yang dibilang Bella gue setuju. cari pasangan itu yang bikin kita happy, bukan yang bikin kita waswas.”

 

“Kapan sih ucapan gue salah?” sahut Bella bernada bangga.

 

“Dan yang terakhir, Randa. Kelihatan banget ya, kalau cinta tuh bisa bikin kita 'aneh'. Bisa bikin kita berubah. Bisa bikin kita ngelakuin apa aja yang di luar dugaan. Mungkin gue harus terima kasih sama Ana,” ujar Danu dan aku menegapkan punggungku. Mengerjap bingung. “Kalau bukan karena lo dan bukan karena hubungan lo yang lagi break, kayaknya sampai kapan pun kita ngga akan pernah lihat Randa mau nulis surat se-sweet ini.”

 

“Eh, bener juga,” timpal Eca tertawa.

 

“Gue berharap banget kalian bisa balikan lagi,” lanjut Danu dan aku hanya mengulas senyuman tipis. “Akhir kata, maaf kalau acaranya mungkin sempat ngga sesuai sama yang kita semua harapkan, tapi gue tetep seneng kok. Gue tetep bilang acara ini berhasil dan pasti bakal terkenang sampai kapan pun, bener ngga? Apa gue salah?”

 

“Jadi, beneran udah selesai nih? Kok gue ngga rela ya malam ini selesai,” tutur Joy memberengut sambil bertopang dagu.

 

Sepertinya, dengan selesainya acara ini secara tidak langsung jadi memunculkan masalah baru. Kami semua belum rela malam ini selesai begitu cepat.

 

“Yup, udah selesai. Besok pagi kita udah harus pulang, jadi yang setelah ini mau langsung tidur silakan atau yang masih mau ngeronda dulu silakan.” Beberapa dari kami sudah beranjak dari posisi dengan malas. Aneh. Padahal awalnya begitu malas ingin ikut acara konyol ini, tapi sekarang justru malas untuk beranjak pergi karena sudah terlampau asyik. “Oya, untuk hadiah. Besok pagi bakal gue kasih tau, oke?”

 

“Oke, Danuu,” seru Bella, Tasya, dan Joy.

 

Danu menghela napas dan setelahnya merapatkan bibir juga memandang muram. Mungkin dia tengah berpikir, kapan lagi bisa mendengar teriakan dari para personel geng perayu, karena sepertinya mulai besok tidak akan terdengar lagi.

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Tumpuan Tanpa Tepi
6629      2537     0     
Romance
Ergantha bercita-cita menjadi wanita 'nakal'. Mencicipi segala bentuk jenis alkohol, menghabiskan malam bersama pria asing, serta akan mengobral kehormatannya untuk setiap laki-laki yang datang. Sialnya, seorang lelaki dewasa bermodal tampan, mengusik cita-cita Ergantha, memberikan harapan dan menarik ulur jiwa pubertas anak remaja yang sedang berapi-api. Ia diminta berperilaku layaknya s...
Under The Moonlight
1424      785     2     
Romance
Ini kisah tentang Yul dan Hyori. Dua sahabat yang tak terpisahkan. Dua sahabat yang selalu berbagi mimpi dan tawa. Hingga keduanya tak sadar ‘ada perasaan lain’ yang tumbuh diantara mereka. Hingga keduanya lupa dengan ungkapan ‘there is no real friendship between girl and boy’ Akankah keduanya mampu melewati batas sahabat yang selama ini membelenggu keduanya? Bagaimana bisa aku m...
Aku Menunggu Kamu
102      91     0     
Romance
sebuah kisah cinta yang terpisahkan oleh jarak dan kabar , walaupun tanpa saling kabar, ceweknya selalu mendo'akan cowoknya dimana pun dia berada, dan akhirnya mereka berjumpa dengan terpisah masing-masing
Rumah (Sudah Terbit / Open PO)
2177      982     3     
Inspirational
Ini bukan kisah roman picisan yang berawal dari benci menjadi cinta. Bukan pula kisah geng motor dan antek-anteknya. Ini hanya kisah tentang Surya bersaudara yang tertatih dalam hidupnya. Tentang janji yang diingkari. Penantian yang tak berarti. Persaudaraan yang tak pernah mati. Dan mimpi-mimpi yang dipaksa gugur demi mimpi yang lebih pasti. Ini tentang mereka.
Premium
MARIA
5099      1858     1     
Inspirational
Maria Oktaviana, seorang fangirl akut di dunia per K-Popan. Dia adalah tipe orang yang tidak suka terlalu banyak bicara, jadi dia hanya menghabiskan waktunya sebagian besar di kamar untuk menonton para idolanya. Karena termotivasi dia ingin bercita-cita menjadi seorang idola di Korea Selatan. Hingga suatu ketika, dia bertemu dengan seorang laki-laki bernama Lee Seo Jun atau bisa dipanggil Jun...
EPHEMERAL
92      84     2     
Romance
EPHEMERAL berarti tidak ada yang kekal, walaupun begitu akan tetap kubuktikan bahwa janji kita dan cinta kita akan kekal selamanya walaupun nanti kita dipisahkan oleh takdir. Aku paling benci perpisahan tetapi tanpa perpisahan tidak akan pernah adanya pertemuan. Aku dan kamu selamanya.
The Black Heart
841      440     0     
Action
Cinta? Omong kosong! Rosita. Hatinya telah menghitam karena tragedi di masa kecil. Rasa empati menguap lalu lenyap ditelan kegelapan. Hobinya menulis. Tapi bukan sekadar menulis. Dia terobsesi dengan true story. Menciptakan karakter dan alur cerita di kehidupan nyata.
Of Girls and Glory
2533      1201     1     
Inspirational
Pada tahun keempatnya di Aqiela Ru'ya, untuk pertama kalinya, Annika harus berbeda kamar dengan Kiara, sahabatnya. Awalnya Annika masih percaya bahwa persahabatan mereka akan tetap utuh seperti biasanya. Namun, Kiara sungguh berubah! Mulai dari lebih banyak bermain dengan klub eksklusif sekolah hingga janji-janji yang tidak ditepati. Annika diam-diam menyusun sebuah rencana untuk mempertahank...
Si Neng: Cahaya Gema
96      86     0     
Romance
Neng ialah seorang perempuan sederhana dengan semua hal yang tidak bisa dibanggakan harus bertemu dengan sosok Gema, teman satu kelasnya yang memiliki kehidupan yang sempurna. Mereka bersama walau dengan segala arah yang berbeda, mampu kah Gema menerima Neng dengan segala kemalangannya ? dan mampu kah Neng membuka hatinya untuk dapat percaya bahwa ia pantas bagi sosok Gema ? ini bukan hanya sede...
Tulus Paling Serius
1491      631     0     
Romance
Kisah ini tentang seorang pria bernama Arsya yang dengan tulus menunggu cintanya terbalaskan. Kisah tentang Arsya yang ingin menghabiskan waktu dengan hanya satu orang wanita, walau wanita itu terus berpaling dan membencinya. Lantas akankah lamanya penantian Arsya berbuah manis atau kah penantiannya hanya akan menjadi waktu yang banyak terbuang dan sia-sia?