Read More >>"> Through This Letter (Sudah Terbit / Open PO) (First Flashback, 2015 (part 2)) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Through This Letter (Sudah Terbit / Open PO)
MENU 0
About Us  

Kejadian itu terjadi sangat cepat. Yang kutahu setelahnya adalah aku jatuh terjengkang dengan rasa nyeri luar biasa pada tulang ekor juga bagian pipi sebelah kanan. Rasanya seperti membengkak, panas, dan berdenyut-denyut. Pandanganku pun buyar. Telingaku hanya mendengar suara lantang Dinda yang memanggil namaku, bersamaan dengan tubuhku yang perlahan terangkat.

Hari ini aku benar-benar sangat sial. Tertabrak orang hingga jus yang belum diminum tumpah mengenai pakaian dan sekarang pipi tak sengaja tertampar permukaan bola basket. Lemparan Joy ternyata kuat juga. Beruntung rahangku tidak bergeser akibat lemparannya.

Sekarang aku sudah berada di ruang UKS. Sebenarnya tidak perlu diperlakukan sampai segininya, hanya saja Dinda memaksa. Menjadikanku seperti orang yang terasingkan. Duduk seorang diri sambil mengompres pipi kananku yang memerah saat kulihat di cermin. Setiap kali mencoba digerakkan atau disentuh dengan jari, tetap tidak kurasakan apa-apa. Mendadak mati rasa. Bagaimana ini? 

Suara engsel pintu menarik perhatianku. Sosok Yogi muncul dari balik pintu.

“Gimana? Udah baikan?” tanyanya mendekat. Kepalaku bergeleng menandakan bahwa belum cukup baik. “Sebenarnya ada semacam obat krim, tapi kebetulan banget lagi abis dan anak PMR belum beli.”

Aku ingat sekarang. Yogi adalah ketua PMR sewaktu kelas XI. Tidak heran jika dia begitu perhatian pada orang yang sakit. 

“Ngga apa-apa kok. Dikompres pakai es batu juga udah cukup. Tapi udah mau abis juga.”

“Oke kalau gitu gue ambil es batunya lagi. Tunggu ya,” ujar Yogi pergi dengan cekatan.

“Eh, Yogi—”  

Dia tidak mendengar panggilanku. Seharusnya tidak perlu dia yang berlari keluar. Aku sendiri bisa melakukannya, karena yang sakit bukan kakiku, jadi aku masih bisa berjalan. Aku tidak ingin merepotkannya. Apa mungkin Yogi masih merasa bersalah atas kejadian jus tadi, makanya sekarang dia berusaha bersikap baik padaku? 

“Anaa!” jerit seseorang yang tiba-tiba muncul dari luar ruang UKS. Yogi lupa menutup pintunya, jadi Joy seenaknya masuk tanpa mengetuk pintu. Membuatku kaget. “Ana maaf yaa. Gue ngga sengaja. Aduh pipi lo jadi merah gini. Gimana nih?” tanyanya panik.

Meski terkadang gengnya sedikit menyebalkan, tapi Joy lah yang paling baik dan perhatian di antara dua orang yang lain. Dia yang paling manis juga. 

“Ngga apa-apa, Joy. Tenang aja nanti juga ilang.”

“Ih, tapi gue tetep ngerasa ngga enak. Nih gue bawain minuman dingin,” ujarnya menyodorkan sebotol minuman kopi dingin untukku.

Dahiku mengernyit. Memikirkan bagaimana aku harus menolaknya. 

“Kalau gue terima minumannya, apa lo bakal berhenti ngerasa salah? Soalnya gue ngga suka kopi. Jadi kalau gue terima pun, yah, udah bisa dibilang effort buat gue.”

“Loh, kata Randa lo suka kopi. Ah ngeselin Randa bohongin gue,” gerutunya memberengut. Perempuan yang satu ini memang mudah dikerjai.

“Lagian kenapa lo tanya Randa? Dia ngga bakal tau apa yang gue suka.”

“Ah iya bener juga.”

“Yaudah sini gue terima. Makasih ya.”

Secercah senyuman langsung menghiasi bibir Joy. 

“Ana emang paling baik deh. Tenang aja lo tetep cantik kok,” akunya senang sekaligus memancingku untuk tertawa. Perempuan sepertiku masih saja mendapat rayuan.

“Tetep aja ngga secantik lo,” balasku.

“Ooh kalau itu sih pasti,” balasnya berseri-seri. “Yaudah gue pergi ya. Get well soon.” Joy memberikan kiss bye padaku.

Aku harus bersyukur bahwa yang membuatku celaka adalah Joy, bukan Bella. Jika ternyata benar perempuan itu, tentu aku yang akan disalahkan atas musibah ini dan tidak akan ada bagian dimana dia meminta maaf ataupun menjengukku seperti yang dilakukan Joy.

Tunggu. 

Apa susahnya sih menutup pintu? 

Sama seperti Yogi, Joy juga pergi meninggalkan ruang UKS tanpa menutup kembali pintunya. Risi rasanya jika setiap kali orang berlalu lalang di koridor, kemudian mereka menyempatkan diri menoleh ke dalam ruang UKS, dan melihatku berada di dalamnya. Serasa ada bagian dari tubuhku yang terbuka dan kubiarkan saja dilihat banyak orang.

Saat aku berdiri di ambang pintu, terlihat sudah giliran anak lelaki yang bermain basket. Dinda dan anak perempuan lainnya tampak sedang istirahat di kantin. Dan kelihatannya, Dinda sedang mengobrol dengan Joy perihal insiden tadi. Perempuan itu memang sudah seperti bodyguard-ku. Aku sangat berterima kasih memiliki sahabat seperti Dinda.

Setelah puas melihat-lihat, kutarik gagang pintu dengan maksud ingin menutupnya, tapi tiba-tiba saja tertahan oleh cengkeraman tangan yang muncul dari balik pintu. Perlahan pintu pun kembali terbuka, diikuti dengan sosok Randa yang menampakkan diri. Dia muncul dengan membawa baskom aluminium berisi beberapa bongkah es batu.

“Apa lo ngga mau izinin gue masuk?”

Tubuhku refleks meminggir ketika sadar jika aku berdiri mengadang jalan, lalu kembali menutup pintu saat Randa sudah masuk ke dalam. 

Sorry, niatnya tadi cuma mau tutup pintu. Soalnya agak risi aja kalau kebuka. Gue ngga tau kalau lo mau ke sini.”

“Santai aja. Tapi apa malah ngga aneh?"

“Aneh kenapa?” balasku bingung.

“Lo malah tutup pintu di saat cuma ada kita berdua di sini. Apa situasi begini ngga lebih buat lo ngerasa risi?” tanyanya menatapku. Sesaat kupikir yang dikatakan Randa ada benarnya. Namun, mustahil. Memangnya dia mau melakukan apa? 

“Apa es itu buat gue?” tanyaku mengalihkan pembicaraan. Sekilas kulihat Randa menarik satu sudut bibirnya dan meletakkan baskom di atas meja obat-obatan.

“Yogi minta tolong ke gue buat bawain ini, soalnya sekarang giliran timnya main.”

Aku mengangguk-angguk paham. Mengambil alih baskom itu dan memindahkannya ke atas meja yang tak jauh dari tempat tidur. Memasukkan satu per satu es ke dalam kantong kompres.

“Oya, kopi ini buat lo aja,” ujarku memberikan minuman kopi tadi pada Randa. “Dari Joy. Kebetulan gue ngga suka kopi, jadi sayang kalau ngga diminum,” tuturku lebih memberi penekanan saat menyebut nama Joy. Sengaja agar Randa tahu bahwa kopi inilah yang merupakan usulan darinya.

Tanpa membahas apa pun, dia mengambilnya. 

“Udah, ‘kan? Ngga ada yang lain?” tanyanya langsung membuka tutup botol dan meminumnya dengan santai.

“Udah kok. Makasih banyak. Jangan lupa tutup pintunya.”

Memang setelah itu aku tidak melihatnya lagi, karena sedang fokus dengan aktivitasku sendiri. Hanya saja aku tahu kalau Randa sudah berbalik pergi. Setelah kantong kompres penuh dengan batu es, aku kembali duduk di atas tempat tidur. Dan rupanya, sejak tadi Randa masih berdiri di ambang pintu.

“Mau gue bawain jus mangga?” tanyanya menawarkan diri.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
The Maiden from Doomsday
10298      2258     600     
Fantasy
Hal yang seorang buruh kasar mendapati pesawat kertas yang terus mengikutinya. Setiap kali ia mengambil pesawat kertas itu isinya selalu sama. Sebuah tulisan entah dari siapa yang berisi kata-kata rindu padanya. Ia yakin itu hanya keisengan orang. Sampai ia menemukan tulisan tetangganya yang persis dengan yang ada di surat. Tetangganya, Milly, malah menyalahkan dirinya yang mengirimi surat cin...
One-Week Lover
1436      788     0     
Romance
Walter Hoffman, mahasiswa yang kebosanan saat liburan kuliahnya, mendapati dirinya mengasuh seorang gadis yang entah dari mana saja muncul dan menduduki dirinya. Yang ia tak tahu, adalah fakta bahwa gadis itu bukan manusia, melainkan iblis yang terlempar dari dunia lain setelah bertarung sengit melawan pahlawan dunia lain. Morrigan, gadis bertinggi badan anak SD dengan gigi taring yang lucu, meng...
Wanita Di Sungai Emas (Pendek)
367      262     3     
Fantasy
Beberapa saat kemudian, aku tersandung oleh akar-akar pohon, dan sepertinya Cardy tidak mengetahui itu maka dari itu, dia tetap berlari... bodoh! Akupun mulai menyadari, bahwa ada sungai didekatku, dan aku mulai melihat refleksi diriku disungai. Aku mulai berpikir... mengapa aku harus mengikuti Cardy? Walaupun Cardy adalah teman dekatku... tetapi tidak semestinya aku mengikuti apa saja yang dia...
Kiara - Sebuah Perjalanan Untuk Pulang
2345      1136     2     
Romance
Tentang sebuah petualangan mencari Keberanian, ke-ikhlasan juga arti dari sebuah cinta dan persahabatan yang tulus. 3 Orang yang saling mencintai dengan cara yang berbeda di tempat dan situasi yang berbeda pula. mereka hanya seorang manusia yang memiliki hati besar untuk menerima. Kiara, seorang perempuan jawa ayu yang menjalin persahabatan sejak kecil dengan Ardy dan klisenya mereka saling me...
Kanvas Putih
130      115     0     
Humor
Namaku adalah Hasywa Engkak, yang berarti pengisi kehampaan dan burung hitam kecil. Nama yang memang sangat cocok untuk kehidupanku, hampa dan kecil. Kehidupanku sangat hampa, kosong seperti tidak ada isinya. Meskipun masa depanku terlihat sangat tertata, aku tidak merasakannya. Aku tidak bahagia. Wajahku tersenyum, tetapi hatiku tidak. Aku hidup dalam kebohongan. Berbohong untuk bertahan...
Orange Haze
398      280     0     
Mystery
Raksa begitu membenci Senja. Namun, sebuah perjanjian tak tertulis menghubungkan keduanya. Semua bermula di hutan pinus saat menjelang petang. Saat itu hujan. Terdengar gelakan tawa saat riak air berhasil membasahi jas hujan keduanya. Raksa menutup mata, berharap bahwa itu hanyalah sebuah mimpi. "Mata itu, bukan milik kamu."
DI ANTARA DOEA HATI
1016      540     1     
Romance
Setelah peristiwa penembakan yang menewaskan Sang mantan kekasih, membuat Kanaya Larasati diliputi kecemasan. Bayang-bayang masa lalu terus menghantuinya. "Siapapun yang akan menjadi pasanganmu akan berakgir tragis," ucap seorang cenayang. Hal tersebut membuat sahabat kecilnya Reyhan, seorang perwira tinggi Angkatan Darat begitu mengkhawatirkannya. Dia berencana untuk menikahi gadis itu. Disaa...
Daybreak
3381      1586     1     
Romance
Najwa adalah gadis yang menyukai game, khususnya game MOBA 5vs5 yang sedang ramai dimainkan oleh remaja pada umumnya. Melalui game itu, Najwa menemukan kehidupannya, suka dan duka. Dan Najwa mengetahui sebuah kebenaran bahwa selalu ada kebohongan di balik kalimat "Tidak apa-apa" - 2023 VenatorNox
Romance is the Hook
3556      1336     1     
Romance
Tidak ada hal lain yang ia butuhkan dalam hidupnya selain kebebasan dan balas dendam. Almira Garcia Pradnyani memulai pekerjaannya sebagai editor di Gautama Books dengan satu tujuan besar untuk membuktikan kemampuannya sendiri pada keluarga ibunya. Namun jalan menuju keberhasilan tidaklah mudah. Berawal dari satu kotak cinnamon rolls dan keisengan Reynaldo Pramana membuat Almira menambah satu ...
Claudia
5162      1475     1     
Fan Fiction
Claudia Renase Ardhitalko, anak angkat dari pasangan Ciandra Louise Ardhitalko dan Reyno Andika Ardhitalko. Berawal dari Ciandra yang menemukan bayi dari semak-semak lalu ia bawa pulang. Atas persetujuan sang suami, Reyno Ardhitalko bayi tersebut diberi nama Claudia Renase Ardhitalko dan diangkat menjadi anaknya. Claudia tumbuh besar menjadi anak yang cantik dan berprestasi dibidang akade...