Jakarta, 2022
"Hari gini masih pakai surat? Lucu deh cowok lo."
Menanggapi komentar itu, aku hanya tersenyum sambil terus memandangi amplop berwarna merah jambu yang kini sudah berada di tanganku. Menerka-nerka apa kira-kira isinya, sebab rasa-rasanya sudah beberapa bulan ini aku tidak mendapat surat semacam ini darinya.
Dia—pacarku—memang seperti itu. Terkadang menyebalkan, jail, sampai-sampai buatku marah. Dan, coba tebak apa yang selalu dia lakukan untuk mengembalikan suasana hatiku?
Dia, akan mengirimkanku sebuah surat. Benar-benar berbentuk surat. Di tengah-tengah zaman yang sudah secanggih ini, dia justru lebih memilih menulis sendiri di atas secarik kertas putih, kemudian dimasukkan ke dalam sebuah amplop merah jambu. Dan setelahnya, aku sendiri tidak tahu bagaimana caranya surat ini bisa tergeletak di atas meja kantorku.
"Emang ya, cinta itu bisa buat hilang akal. Apa aja bakal dilakuin."
Lagi-lagi aku tersenyum mendengar celetukan itu.
"Ayolah. Apa salahnya sama surat? Menurut gue itu cara penyampaian pesan yang lebih romantis dibanding cuma dikirim via chat," kataku memberi pembelaan.
"Iya deh iya. Emangnya sering kalian surat-suratan begitu?"
Aku menggeleng. "Ngga. Cuma kalau gue lagi marah atau kesal aja sama dia."
"Oke gue paham. Jadi surat itu jadi semacam bukti usaha dia biar dapat maaf lo, gitu? Sumpah ya. Sweet banget sih. Dari kapan dia punya ide begitu?"
Aku hendak membuka amplop dan membaca isi suratnya, tapi detik itu juga kuurungkan. Entah kenapa perhatianku langsung teralihkan pada pertanyaan rekan kerjaku barusan.
Dari kapan begitu?
Seketika aku menunduk tersipu ketika roda ingatanku bergerak mundur ke belakang sekian jauh. Kemudian berhenti di sebuah momen yang menjadi jawaban atas pertanyaan itu.
"Dari acara perpisahan waktu SMA," jawabku tersenyum sendiri dengan kedua mata kembali terpaku pada amplop, sambil diam-diam terus menggali ingatan yang sudah tenggelam selama hampir enam tahun. Menjadikanku seakan dibawa kembali ke momen malam perpisahan yang penuh tawa dan drama, yang akhirnya membuatku tidak menyesal karena telah menyukainya.