Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba, Isma di kamarnya sedang bersiap-siap untuk berangkat ke cafe. Sejak tadi ia memandangi dirinya di depan cermin, takut jika ada yang tidak beres di penampilannya. Dia tidak ingin malamnya menjadi kacau karena ini pertama kali keluar berdua bersama Koko. Tanpa disadari Mama Isma sudah berdiri di ambang pintu, beliau memperhatikan anaknya yang sedari tadi masih berkutat didepan cermin.
" Duh cantiknya anak mama", puji Mama Isma sambil tersenyum menghampirinya.
" Ma, jangan gitu Isma jadi malu deh".
" Tuhkan apa Mama bilang, kamu bakalan jadian kan sama Koko".
" Iiihh apa-apaan sih Ma, ini itu cuma karena ingin merayakan kemenangan kita aja, nggak lebih. Mama selalu berpikiran seperti itu", ucap Isma sambil kesal tapi di dalam hatinya ia juga senang jika mamanya menganggap seperti itu.
Mama hanya tertawa melihat tingkah laku anaknya yang sudah beranjak besar. Setelah dirasa penampilannya rapi, Isma segera pamit untuk keluar di malam Minggu ini.
" Ma, pergi keluar dulu sama Koko ya. Bentar lagi juga dia nyampe kok", pamit Isma sembari mencium tangan mamanya.
" Iya kamu pamit sama Papa juga ya. Ati-ati di jalan ".
" Siap Ma".
Setelah Isma berpamitan dengan Papanya, ia segera menunggu ke teras rumahnya untuk menunggu Koko. Hati Isma tidak karuan saat ini. Entah harus bagaimana jika hanya berdua dengan Koko di acara makan malamnya, biasanya dia berdua jika hanya mengerjakan tugas dan itu juga tidak pernah untuk mengobrol yang tidak penting. Akhirnya setelah ditunggu ada suara motor yang mendekat ke rumahnya. Koko sudah sampai dengan motor sport berwarna hitam bermerk asal dari Jepang. Penampilan Koko juga tidak kalah rapi, kali ini ia memakai kaos warna abu-abu dilapisi dengan kemeja warna krem. Isma yang melihat penampilan cowok tersebut pun tertegun, karena baru ini melihat Koko seperti itu, terlihat sangat cocok dengan gaya outfitnya.
" Kok bengong, kenapa?", tanya Koko membuyarkan lamunan dari gadis itu.
" Eh nggak ada apa apa kok. Aku naik ya", kata Isma sambil menaiki motor sport itu.
" Udah siap?" tanya Koko untuk memastikan.
" Udah".
Koko segera melajukan motornya, hingga Isma yang berada di belakangnya tidak sengaja mengenai punggung Koko. Isma yang sadar akan hal itu hatinya merasa berdesir. Setelah beberapa menit diatas motor. Koko memulai membuka obrolan.
" Maaf ya, motor ini kalo nge gas emang agak kenceng", kata Koko agak meninggikan suaranya karena bersamaan dengan suara motornya yang menyala.
" Iya nggak papa kok".
Belum juga Isma menutup mulut, tiba-tiba ada mobil yang berhenti mendadak di depannya, segera Koko mengerem motornya hingga Isma kembali mengenai punggung Koko. Gadis itu merasa salah tingkah karena tidak sengaja mengenai lagi punggung cowok tersebut. Isma merasa ragu-ragu untuk melakukan hal ini, tapi ia memberanikan diri untuk melakukannya. Segera saja tangan Isma membelit pinggang Koko untuk berpegangan saat dibonceng karena kecepatan motor itu agak cepat. Koko yang mengetahui hal itu juga tidak mengelak malah menyentuh tangan Isma untuk memeluk lebih erat lagi. Hati Isma merasa berdebar dibuatnya, jangan sampai cowok tersebut tahu bagaimana suasana hati Isma saat ini.
Akhirnya mereka sampai juga ke cafe yang mereka tuju. Koko segera memikirkan motornya di tempat parkir. Lalu mereka memasuki ke dalam cafe. Sudah banyak pengunjung yang ingin menikmati menu yang tersedia. Mereka segera memilih tempat duduk di pojok ruangan.
" Ko, maaf ya kalo gue tadi tiba-tiba meluk kamu. Soalnya gue agak takut kalo naik motor begituan. Sori ya".
" Kalo gitu nanti kamu meluk aku lagi ya kalo dibonceng".
Isma yang mendengarnya segera memerah pipinya. Ia jadi gugup saat berdua dengan Koko. Untungnya pelayan segera menghampiri mereka berdua untuk menanyakan pesanan.
" Cokelat panas satu sama matcha cake nya satu ya mbak", pesan Isma sambil membaca buku menu yang diberikan.
" Aku pesan ice tea sama kentang goreng balado ya mbak", ucap Koko sambil mengembalikan buku menu. Setelah pelayan mengulang pesanan yang telah dicatat segera saja pergi untuk menyiapkan makanan. Isma berusaha untuk membuka obrolan agar suasana tidak canggung.
" Rame banget ya hari ini", kata Isma sambil mengedarkan pandangan ke segala penjuru cafe.
" Iya kebanyakan yang dateng hari ini orang-orang pacaran. Maklum sih sekarang kan malam minggu".
" Iya bener juga. Eh btw makasih ya udah mau nerima ajakan gue buat ke cafe ini".
" Nggak masalah kok. Lagipula kadang aku juga bosen kalo malam Minggu dirumah terus. Apalagi orang tuaku selalu pergi untuk kencan berdua. Alhasil aku selalu yang menunggu rumah".
Isma yang mendengar keluhan Koko pun tersenyum.
" Sebelum pindah emang elo suka keluar malam minggu? "
" Iya kadang-kadang sih cuma sekedar nongkrong aja sama temen. Tapi karena sekarang udah pindah ke Jakarta jadi males karena ke mana-mana macet".
" Mungkin lain kalo elo udah punya gebetan, pasti bakal dilakuin buat keluar malem apalagi pas macet. Demi untuk ketemu sama cewek yang elo suka".
" Iya kayak sekarang ini kan? "
Isma segera terhenyak kembali setelah mendengar perkataan itu. Tanpa menunggu lama ada seorang cowok yang menjadi pelayan sedang mengantar makanan dan minuman yang mereka pesan hingga sampai di meja mereka.
" Ice tea satu, cokelat panas satu, kentang goreng balado satu, sama matcha cakenya satu. Sudah lengkap ya semuanya? Saya permisi dulu", kata pelayan tersebut.
Namun ketika Koko mendongak untuk mengucapkan Terima kasih, ia kaget karena merasa mengenal pelayan tersebut.
" Roy?" gumam Koko ragu-ragu.
Pelayan yang dipanggil namanya juga nggak kalah kaget dengan orang yang didepannya.
" Koko, oh elo jadi lagi sama gebetan buat dateng di soft opening cafe ini, wah lama nggak ketemu".
Kata pelayan tersebut yang bernama Roy sambil menjabat tangan Koko layaknya sahabat.
" Aku sekarang cuma jadi pelayan hari ini aja kok Ko, buat bantu bantu Pamanku yang punya cafe ini", ujar Roy sambungnya.
" Oh jadi ini cafe punya Paman kamu. Wah keren juga ya".
" Iya, eh btw ternyata kamu cepet juga ya punya pacar. Kenalin dong", kata Roy sambil memandang Isma.
" Isma kenalin ini Roy, dia ini temen aku di SMA ku yang lama, kesini cuma gara-gara ada soft opening cafe milik Pamannya. Roy kenalin ini Isma temen aku di SMA baruku", kata Koko sambil memperkenalkan satu sama lain.
Isma tersenyum mengangguk kepada Roy.
" Wah aku nggak nyangka bisa secepet ini buat dapetin cewek. Ternyata gampang banget ya move on dari yang lama Ko".
Isma segera mengerutkan dahinya. Apa Koko dulu pernah punya pacar batin Isma.
" Hahaha. aku masih nggak bisa lupa kok sama dia".
Segera Isma mendongakkan kepalanya untuk menatap Koko. Apa maksudnya.
" Yaudah aku nggak mau ganggu waktu kalian. Aku balik dulu ya", pamit Roy. Segera dibalas dengan anggukan Koko.
Sepanjang acara makan malam bersama Koko, Isma hanya termenung untuk memikirkan apa yang sudah dikatakan barusan. Bisa saja Koko sudah punya pacar, tapi pacarnya masih ada di Bandung. Ia hanya menjawab pertanyaan Koko dengan seperlunya saja tidak seperti tadi. Tak terasa malam semakin larut. Akhirnya mereka kembali untuk pulang ke rumah, sesampainya didepan rumah Isma. Koko mengucapkan terima kasih untuk malam ini.
" Isma, Terima kasih ya buat malam ini. Lain kali aku yang bayar jangan bayar sendiri sendiri seperti tadi. Aku balik dulu", pamit Koko.
Isma hanya menganggukan kepalanya dan segera ia memasuki rumahnya yang sudah sepi. Nampaknya Mama dan Papa Isma sudah tidur pulas di kamarnya. Isma segera masuk di kamar dan langsung merebahkan diri. Sekarang ia merasa penasaran dengan masa lalu Koko yang belum ia ketahui. Tapi yang ia tahu pasti Koko masih mencintai gadis tersebut. Isma merasa lesu malam itu, akhirnya ia memaksa untuk memejamkan mata agar segera tidur terlelap.
Sementara itu Koko yang sudah ada di kamarnya termenung karena percakapan ia dengan Roy tadi yang tiba-tiba membahas masa lalunya. Ia sedang tidak ingin mengingat masa lalu yang pahit itu. Bagaimanapun juga walaupun tidak ingin melupakan, ia harus sekuat tenaga untuk menghapus kenangannya dengan gadis yang dicintainya. Karena itu ada sangkut pautnya kenapa ia membenci dengan kucing.
Malam yang terasa sepi dan dihiasi dengan ribuan bintang berkilauan untuk menyinari kegelapan langit yang menemani Isma dan Koko untuk tidur terlelap.