"Selamat untuk kalian berdua atas kemenangannya bisa menjadi juara pertama mewakili sekolah ini" kata Pak Ardi selaku Kepala Sekolah SMA Harapan Jaya sambil menyalami kedua siswa yang sedang duduk di hadapannya tersebut.
Isma dan Koko menyambut uluran tangan dari Kepala Sekolah dengan perasaan bangga. Tadi pagi Isma langsung masuk ke ruang Kepala Sekolah untuk menyerahkan piala yang dibawa dari rumah. Saat Isma memasuki ruangan tersebut, ternyata sudah ada Koko yang duduk di sofa.
" Iya Pak, sama-sama. Saya dan Koko juga senang bisa menjuarai lomba tersebut", kata Isma dengan sopan.
" Saya yang bangga atas prestasi kalian selama ini, memang benar benar siswa teladan yang patut dicontoh oleh siswa di sekolah ini", puji Pak Ardi sambil tersenyum.
Setelah acara ramah tamah tersebut, mereka berdua kembali ke kelas untuk mengikuti pelajaran. Mereka berdua berjalan berdampingan.
" Eh Ko terimakasih ya yang kemaren".
" Santai aja kali", balas Koko dengan tersenyum.
Dalam perjalanannya menuju ruang kelas, Isma mendapat ide yaitu mengajak Koko untuk makan bersama di sebuah cafe yang baru saja dibuka.
" Eh Ko, ngomong-ngomong untuk malam minggu besok ada acara nggak?" tanya Isma sambil menatap ke arah Koko.
" Lagi nggak ada acara. Kenapa?"
" Emang lo gapunya pacar? " kata Isma yang tiba-tiba reflek keluar tanpa ia sadar. Tiba-tiba ia merutuki kecerobohannya untuk menanyakan hal tersebut, padahal tadi tidak ada niatan untuk melakukannya.
Koko yang mendengar hal itu sontak menoleh ke arah Isma.
" Nggak punya. Salah ya kalo aku jomblo?"
" Engg-enggak sih, gak ada yang salah. Eh berarti kita bisa dong keluar buat makan di cafe yang baru. Gimana?" tanya Isma sambil menunggu jawaban dari cowok itu.
" Boleh. Jam tujuh malam ya kita keluarnya".
Isma terkejut karena Koko langsung menerima ajakan tersebut tanpa berpikir lama. Hati Isma semakin tidak karuan dibuatnya.
" Oke, Jam tujuh ya kita berangkat", ucap Isma untuk memastikan.
" Berangkat kemana nih?".
Tiba-tiba ada suara cowok yang menyela percakapan mereka. Isma langsung menoleh ke belakang. Ternyata Roni yang sedang berjalan di belakangnya.
" Yaampun Ron, gue kira tadi lo udah di kelas".
" Iya sih gue udah dari tadi di kelas, tapi karena gue lagi mules jadi mampir ke wc sebentar. Hehe", ucap Roni yang berada di tengah-tengah mereka.
" Kebanyakan makan sih lo", sembur Isma sambil melotot.
" Eh gue tadi denger kalo kalian mau makan bareng. Gue ikut dong!"
" Nggak Ron, ini acara kita berdua buat merayakan karena sudah menang lomba karya ilmiah. Iya kan Is? tanya Koko meminta pendapat gadis itu.
Isma yang ditanyai langsung menjawab dengan terbata-bata. Ia terlalu syok karena Koko menolak jika sahabatnya ingin datang tanpa ia duga sama sekali.
" I-ii iya Ron, elo ngapain sih ikut segala. Kan ini acara kita aja", jelas Isma sambil salah tingkah.
" Ah nggak asik kalian berdua nih", setelah jeda sejenak, Roni melanjutkan perkataannya. "Tapi nggak apa-apa daripada gue dijadiin obat nyamuk, mending nggak usah ikut kalian. So, selamat menikmati kencan kalian berdua", kata Roni sambil beranjak pergi.
Isma yang mendengarnya pun merutuki ketua kelasnya yang sudah seenaknya ngomong seperti itu. Koko yang melihatnya hanya tertawa kecil. Isma kembali salah tingkah, dia ingin segera sampai di kelas agar segera menenangkan dirinya.
Mereka berdua akhirnya sampai ke kelas dan berpencar untuk duduk di bangku masing-masing.
Nina yang melihat temannya berdampingan dengan Koko, seperti biasa menanyakan hal-hal yang membuat Isma semakin salah tingkah.
" Eh Is, gimana?"
" Gimana apanya? " tanya Isma balik.
" Duh, dia ngejak kencan lo gak malam minggu besok?"
" Hah, Nin plis deh elo nggak usah tanya-tanya yang aneh-aneh", ucap Isma sambil memasang wajah manyun.
" Kan kalian menang, ya masa sih nggak ngajakin elo kencan itung-itung buat ngerayain apa yang selama ini kalian kerjain".
" Iya udah, malam minggu nanti gue sama dia mau makan malam di cafe yang baru buka. Cafenya bagus jadi aku penasaran pingin liat".
" Apaaaa? Elo sama Koko jadi kencan malam minggu nanti? " teriak Nina yang segera dibekap oleh tangan Isma agar mulut temannya tidak mengeluarkan kata-kata yang tidak diinginkan. Sayangnya, teriakan Nina sudah didengar oleh teman satu kelasnya dan langsung menoleh ke arah mereka berdua.
" Sakit mulut gue, lepasin napa! " kata Nina yang suaranya tidak jelas karena mulutnya masih dibekap oleh Isma.
" Makanya lo jangan asal teriak. Lagian juga belum tentu Koko bisa dateng kalo pas gak ada acara mendadak. Nyesel gue ngomong sama lo", ucap Isma sambil mendelikkan matanya.
" Iya ampun, sori ini salah gue. Plis sekarang lo lepasin mulut gue", kata Nina sambil memohon.
Akhirnya dengan berat hati Isma melepas tangannya dan Nina pun mendesah lega karena sudah tidak merasa sakit lagi.
" Awas ya lo kalo ngelakuin itu lagi, bisa-bisa gue sumpel pakai kain lap ke mulut lo", ancam Isma.
" Duh, iya. Serem amat sih. Lagian kita kan pren Isma", rayu Nina agar temannya tidak marah kepadanya lagi.
Belum juga hati Isma merasa lega, Tiba-tiba ada salah satu temannya yang menghampiri bangkunya.
" Isma emang bener lo mau kencan sama anak baru itu? Ceritain dong dia anaknya kayak gimana, lagian dia cool banget jadi cowok. Emang dia ramah ya kalo diajak ngobrol. Kok lo bisa sih kencan sama dia. Duh gue iri nih sama lo", tanya Vira yang bertubi-tubi.
Tapi Isma hanya menjawab dengan mukanya yang judes, dan Vira langsung beringsut untuk kembali ke bangkunya kembali sebelum dia kena semburan amarah dari temannya itu.
Bel masuk sekolah berbunyi, Isma segera memusatkan perhatiannya untuk pelajaran saat ini. Di sisi lain, Koko yang sedang sibuk melihat layar teleponnya tiba-tiba tersenyum mengingat kejadian yang baru saja terjadi. Koko tidak menyangka jika Isma memberitahu tentang ajakan makan malam kepada sahabatnya, itu berarti Isma selalu berbicara tentangnya. Entah kenapa hati Koko merasa senang. Walaupun raga mereka berdua ada di dalam kelas akan tetapi pikiran mereka sedang tidak ada disana. Mereka sama-sama memikirkan acara makan malam untuk malam minggu besok. Tanpa sadar mereka juga tidak sabar untuk menunggu hari.
Pelajaran dimulai Bu Sri guru Fisika sedang sibuk menerangkan materinya sambil menulis di papan tulis, Anak-anak menyimak dan mencatat setiap materi yang diterangkan dengan penuh perhatian. Isma dan Koko juga menyimak penjelasan di depan akan tetapi hatinya berdetak kencang. Apakah ini pertanda mereka jatuh cinta?