Sepanjang kegiatan belajar mengajar dimulai, Isma pun terlihat tidak berkonsentrasi seperti terlihat bosan untuk mengikuti mata pelajaran tersebut. Padahal saat itu pelajarannya adalah Bahasa Indonesia, salah satu favorit Isma. Bu Mina sebagai guru yang sedang menjelaskan pelajaran menyadari jika hari ini Isma tidak seperti biasanya yang selalu antusias untuk menyimak ketika sedang menerangkan pelajaran. Ketika menyadari tersebut, Bu Mina pun segera bertanya ke Isma.
" Isma, kamu kenapa? kamu sakit hari ini? " tanya Bu Mina.
" Nggak kok Bu, Isma nggak apa apa" jawab Isma.
" Ya sudah kalo gitu. Nanti kalo kamu merasa nggak enak badan lebih baik ke UKS saja".
" Baik Bu".
Isma pun berusaha untuk berkonsentrasi kepada Bu Mina, ia tidak ingin jika dianggap sedang tidak enak badan padahal bukan itu masalahnya sekarang. Ia merasa sebal sendiri kenapa juga ia sampai memikirkan seperti itu.
" Lo kenapa sih, sejak habis dari kantin. Lu kayaknya jadi diem, kenapa? " tanya Nina yang juga menyadari jika temannya sedang tidak seperti biasanya.
" Nggak papa kok, mungkin gue lagi capek aja sih. Lu nggak usah khawatir. Gue nggak papa kok" jawab Isma sambil tersenyum.
" Kalo ada apa apa, lu kan bisa cerita sama gue. Lagi patah hati? ".
Pertanyaan Nina sepertinya bisa mengagetkan Isma, ia seketika menutup bukunya dengan keras. Nina yang melihat perlakuan dari Isma juga kaget. Kenapa responnya bisa seperti itu, Nina juga heran.
" Sok tau lu Nin, emang gue punya pacar? Kan nggak" kata Isma sambil menutupi kegugupannya.
" Ya gue kan cuma tanya gitu doang sih. Emang salah?" tanya Nina lagi.
" Ya ngga papa. Udah deh mendingan fokus tuh sama pelajaran biar paham" jawab Isma sambil membuka kembali bukunya yang sempat tertutup.
Nina yang melihat tingkah aneh temannya hanya menaikkan sebelah alisnya, ia heran apa ada yang salah dengan pertanyaannya. Kelihatannya Isma sebel banget waktu ndengerin apa yang Nina katakan. Nina berfikir jika Isma sedang menyukai seseorang, tapi ia tidak tahu siapa cowok yang disukai oleh temannya itu. Nina pun penasaran dan mencoba mencari tahu.
Selama pelajaran berlangsung. Anak-anak pun mengikuti dengan lancar hingga bunyi bel pertanda selesai belajar mengajar pun berdering. Anak-anak segera membereskan buku-bukunya dengan cepat. Semua ingin segera meninggalkan kelas untuk pulang atau pergi bermain. Isma pun juga memasukkan buku-bukunya ke dalam tas yang berwarna merah muda, warna kesukaan Isma dengan gambar kucing yang lucu. Nina pun juga sama sibuk untuk membereskan peralatan sekolahnya.
" Eh Isma, gue boleh ga main ketempat lo. Gue kan udah jarang buat main ke rumah lo. Sekalian pengen banget ketemu kucing baru yang namanya Coco. Gimana? " tanya Nina menunggu persetujuan dari temannya.
" Boleh kok. Lagian dirumah juga lagi sepi" kata Isma.
Akhirnya mereka pun meninggalkan ruang kelasnya dan langsung berjalan menuju koridor.
" Mau naik angkot apa pesen ojek online? " tawar Isma yang sedang mengecek notifikasi di telepon genggamnya.
" Angkot aja deh kayaknya. Lebih murah ".
" Oke deh kalo gitu. Kita tunggu disitu aja ya" kata Isma sambil menunjuk trotoar yang terdapat kursi dari batu.
Setelah mereka sampai di tempat yang mereka tuju. Mereka akhirnya duduk berdua untuk menunggu angkot yang datang. Hari lumayan terik dan panas pun terasa menyengat di kulit. Sebenarnya Nina ingin saja untuk naik ojek online karena lebih nyaman dan ada AC -nya tapi biayanya lebih mahal, jadi dia terpaksa memilih angkot yang harus berdesakan.
"Tumben sih angkotnya belum dateng, padahal siang-siang gini biasanya udah pada ngetem di depan sekolah. Emang pada kemana sih? " gerutu Nina sambil menyibak kan rambutnya yang panjang, sambil sesekali tangannya mengipasi lehernya yang berkeringat.
" Tunggu aja, ntar juga nongol angkotnya. Mungkin lagi macet" kata Isma sambil menengokkan kepalanya kekiri untuk mencari angkot.
" Panas banget hari ini. Sebenernya ya Is, gue juga mau kalo naik ojek online tapi kan gue harus berhemat biar uangnya kekumpul dan bisa beli jaket Army. Makanya gue milih angkot" kata Nina sambil menguncir rambutnya dengan karet. Nina memang penggemar fanatik grup band asal Korea Selatan yang bernama BTS. Di kamarnya saja sudah terdapat beberapa poster anggota grup band tersebut dengan lengkap. Nina memang suka menabung untuk membeli pernak pernik yang berkaitan dengan BTS. Makanya saat ini ia mati-matian untuk menghemat uang agar bisa beli jaket Army yang sangat didambakannya itu.
" Lu ya bela-belain sampe segitunya demi bisa beli jaket Army".
" Iya dong, makanya gue sekarang lagi hemat banget nih, ga sabar banget bisa beli jaket terus dipamerin deh ke temen-temen gue" kata Nina sambil tertawa.
Isma yang mendengarnya pun hanya bisa menggeleng gelengkan kepalanya melihat kelakuan temannya. Isma yang bukan penggemar grup band tersebut terkadang tidak mengerti jika saja Nina sedang membahas anggota band tersebut. Tapi, sebagai teman selalu berusaha untuk mendengarkan ocehan ketika ia sedang membicarakan grup band idolanya. Mau tidak mau, Isma terkadang jadi tahu gosip gosip yang berkaitan dengan salah satu member.
Mereka masih menunggu di kala teriknya sinar matahari sedang menyengat. Lalu tidak disangka -sangka , Koko muncul yang lagi sendirian juga berjalan perlahan dengan melihat telepon genggamnya sambil menuju ke trotoar tersebut untuk menunggu pesanan ojek onlinenya. Isma yang melihat Koko pun seketika langsung malas untuk bertatap muka dengannya. Ia ingin segera pergi ke tempat itu sekarang juga. Belum sempat mengajak Nina untuk menunggu di tempat yang lain. Nina pun menyadari jika ada Koko yang menunggu di trotoar ini.
" Eh ada Koko tuh, kita panggil aja dia biar ngga sendirian" kata Nina yang segera berdiri dari bangku kursi.
Isma yang mengetahui tersebut, dengan cepat mencegah Nina untuk melakukannya.
" Eh Nin, kita tunggu di tempat lain aja ya. Disini kan panas banget ga ada pohonnya lagi. Kita cabut dari sini yuk, cari tempat yang lebih adem" ajak Isma sambil memegang lengan temannya.
" Padahal ada Koko tuh, dia juga lagi nunggu jemputan orderannya, lagian kita belum sempet buat ngobrol sama dia".
" Ih, ngapain sih. Ayo deh mending kita pergi dari sini. Keburu panas banget nih" kata Isma sambil memaksa Nina untuk segera pergi dari sana.
" Tapi Is, gue mager buat jalan nih".
" Udah ayok. Ntar gua beliin es deh. Ayo deh cepetan gih" kata Isma sambil menarik lengan Nina dengan memaksa. Akhirnya Nina pun mengikuti saran Isma untuk mencari tempat yang lebih sejuk.
Nina heran kenapa Isma tiba-tiba mendadak untuk pergi dari tempat itu. Padahal ada teman sekelasnya yang juga menunggu jemputan. Apa gara-gara Koko yang baru dateng tadi. Benak Nina dipenuhi dengan pertanyaan yang membuat ia semakin penasaran dengan temannya.