Jika sangat merindukan seseorang, mungkin saja ada kenangan yang belum bisa kau lepaskan. Perpisahan adalah karya terbaik dari semesta. Bukankah kehidupan kali ini jauh lebih baik dari sebelumnya? Apakah kerinduan yang kau rasakan itu cinta atau kebencian? Hanya dirimu yang bisa menilainya. Bila kau sudah selesai memilih maka aku akan mewujudkan 40 hari kerinduanmu itu. Hadapilah takdir ini dan pilihlah hidup terbaik dari hadiah yang aku sediakan.
Deg ! Deg ! Deg !
Aku mendengar suara jantungku berdetak semakin kencang. Hawa panas mulai mengalir dari dada menuju sekujur tubuhku. Rasa kebas dari tangan dan kakiku perlahan mulai hilang. Aku bisa merasakan desiran angin musim dingin. Semua panca inderaku juga sudah mulai kembali bekerja. Seperti aku hidup kembali.
Rasanya seperti baru bangun dari tidur panjang. Sakit kepalaku sepertinya sudah hilang. Ah, duniaku kembali padahal baru beberapa saat lalu aku bertemu seorang wanita bidadari. Katanya ini hadiahku untuk 40 hari. Hmm.. mungkin karya novelku akan memenangi penghargaan dalam 40 hari ke depan.
“Bukankah ‘itu’ sudah mati karena tertabrak mobil?”
“Benar ! Aku melihatnya terlempar sangat jauh dari lokasi kecelakaan. Seharusnya ‘itu’ mati.”
“Astaga ! Dia membuka matanya ! Lihatlah !”
Hah ! Kenapa banyak orang ribut-ribut di sekitarku? Kucoba membuka mataku saat seorang anak kecil berjongkok di hadapanku. Apalagi dengan maksud kata ‘itu’? Gila, apa kata ganti manusia sekarang bukan lagi ‘dia’ tapi ‘itu’? Aku harus memberi mereka pelajaran karena menghina seseorang.
Meow ! Meow !
Meow ?! Apa yang baru saja aku ucapkan? Aku mengeong?!
Mee-o-oouuww !!
Kenapa teriakanku jadi bahasa kucing? Ini bukan umpatan yang biasanya aku gunakan.
Orang-orang menatapku dengan bingung. Aku pun juga lebih bingung lagi. Kuputuskan untuk bangun dari posisiku yang tiduran tidak jelas di trotoar. Ketika aku menjejakkan kakiku, aku merasa aneh. Tanganku seperti memakai kostum kucing, gendut berbulu putih tapi dekil dengan sedikit noda merah. Aku mencoba meraba wajahku dan kurasakan semua tubuhku berbulu lebat. Ketakjubanku belum sirna ketika kulihat kakiku yang jenjang kini menjadi pendek, gemuk, dan berbulu? Selain itu aku baru bisa berjalan dengan empat kaki. Dan orang-orang yang awalnya bersimpati padaku sekarang malah berlari berhamburan sambil berteriak ‘kucing siluman’. Sebuah handphone dengan posisi kamera depan menyala terjatuh di hadapanku. Aku mendongak ke arah kamera karena penasaran. Seketika aku pun jatuh pingsan lagi melihat penampakan diriku yang seperti.. KUCING !!!