Flashback on
"Akhhh.., sakkhitt mas.." Lirih Jihan yang kesakitan
"Sebentar sayang.., ini udah mau nyampe.., kamu tahan ya.."
"Mas.., aku udah gak kuatt.., cepetan!!!"
"Iya sayang.., tahan ya.." Pinta suaminya
Kedua pasangan suami istri ini sedang menuju ke rumah sakit terdekat. Bukan tanpa sebab, Jihan sedang menahan sakit karena janin yang ada dalam kandungannya akan lahir sebentar lagi.
Sedangkan Irwan, suaminya. Mengharuskan dirinya untuk menenangkan istri tercintanya. Anak yang akan lahir itu, berjenis kelamin laki-laki. Dan di hari ini, malam ini, anak itu akan lahir ke dunia tipu-tipu, ehh ralat, ke dunia yang penuh warna.
Setelah beberapa menit dalam perjalanan.., akhirnya mereka sampai di rumah sakit "MEDIKA BAHAGIA".
Irwan langsung keluar dari mobil nya dan meminta pertolongan kepada suster yang ada di sekitarnya.
Dan kebetulan, Yasmine ada di sana. Irwan melihat Yasmine yang statusnya adalah teman Jihan.
"Yasmine!!" Panggil Irwan yang berteriak kencang.
Yasmine menoleh, dan betapa terkejutnya Ia saat melihat temannya sedang merintih kesakitan di dalam mobil. Yasmine langsung berlari pelan ke arah Irwan dan Jihan.
"Jihan kamu kenapa?" Panik Yasmine.
Irwan langsung menjelaskan kalau istrinya akan melahirkan sebentar lagi.
"Ya ampunn!! kalau begitu ayok cepat!!" Ucap Yasmine.
Yasmine juga meneriaki perawat-perawat yang berlalu-lalang untuk membantunya.
"Ya-yasmine.., S-sakiitt.., gak k-kuatt" Lirih Jihan menahan rasa sakit yang luar biasa saat sebelum melahirkan.
"Kamu harus kuat Jihan! Kamu harus kuat!! demi anak kamu!!" Ucapnya demi menyemangati Jihan
Setelah itu, Jihan masuk ke dalam ruang operasi.
"Yasmine, yasmine" Ucapnya sambil mencekal tangan Yasmine yang sedang terburu-buru.
Yasmine menoleh. "Ada apa?" ucapnya kesal.
"Kenapa istriku masuk ruang operasi? bukannya istriku akan melahirkan secara normal?" Ucapnya
Yasmine terdiam sejenak. "Nanti saya kasih tau"
Setelah itu, Yasmine langsung masuk ke dalam ruang operasi. Dan Irwan tidak diizinkan untuk masuk ke dalam ruangan tersebut.
~~~
Suara tangisan bayi sudah terdengar ke telinga Irwan. Ia sudah tidak sabar untuk menyambut anaknya ke dunia.
Yasmine pun keluar. Tapi..
Wajahnya terlihat muram. Seperti ada yang aneh saat Irwan melihatnya.
"Yasmine, anakku udah lahir kan?" Tanya Irwan dengan mata yang berbinar.
Yasmine mengangguk pelan.
"Terus, istriku dimana? istriku baik-baik aja kan?" Ucapnya berharap begitu.
Detik demi detik, air mata Yasmine perlahan keluar.
"Yasmine.., saya tanya!! istri saya dimana??dia baik-baik aja kan?!" Ucap Irwan yang sudah mulai tak tenang.
"M-maaf.., J-jihan meninggal..." Lirih Yasmine.
Deg
Bagai tersambar petir di siang bolong, berita apakah ini? kenapa jadi begini?? Ini mimpi bukan?? Sungguh Irwan tidak mempercayai perkataan dari Yasmine.
Irwan langsung memegang pundak Yasmine dan meminta kebenaran dari ucapan itu semua.
"Kamu bohong kan Yasmine?? kamu bohong!! Gak mungkin istriku meninggal!!" Ucapnya dengan nada yang sudah mulai tinggi.
"Saya gak bohong! Jihan meninggal karena mengalami pendarahan yang luar biasa. Dan kamu telat membawanya ke rumah sakit!!" Ucap Yasmine menjelaskan.
Irwan menatap Yasmine tak percaya. Dan perlahan melepaskan tangannya dari pundak Yasmine. Dan Ia mulai mengeluarkan air matanya.
"Lalu..."
"Anak itu? bagaimana?" Lanjut Irwan.
Yasmine mulai menegarkan dirinya.
"Syukurlah.., anak mu baik-baik saja"
Irwan hanya terdiam, menatap kosong ke arah depannya.
"Apa saya boleh masuk?" Tanya Irwan
Yasmine mengangguk.
Irwan langsung masuk ke dalam ruang operasi. Dan terdengar dari luar, kalau Irwan menangis sejadi-jadinya.
Bagaimana tidak? Ia di tinggal orang yang sangat Ia cintai, yang sangat Ia sayangi.
Flashback off
Rekal mengepalkan tangannya saat Ia benar-benar tau kejadiannya. Ia sudah menyumpahi dirinya sendiri, karena dialah penyebab mamahnya tiada.
"Sejak saat itu, bunda mengeluarkan diri dari rumah sakit itu dan bunda gak bekerja lagi. Bunda langsung fokus mengurus Rara yang baru lahir dua bulan sebelum kamu" Jelas Bunda Rara
Rekal berusaha untuk tidak mengeluarkan air matanya. Tapi, pertahanannya runtuh karena tidak kuat dengan kejadian yang baru saja di ceritakan oleh bunda Rara.
Dan saat itu juga, Rekal langsung menangis. Tak terkecuali dengan Rara yang diam menguping pembicaraan Rekal bersama bundanya.
Baru pertama kali Rara melihat Rekal sehancur ini, dan baru pertama kali nya juga Ia melihat Rekal menangis dan merasa bersalah.
Rekal yang Ia kenal sebagai lelaki yang menyebalkan dan banyak juga orang bilang kalau Rekal adalah laki-laki bringas, ternyata menyimpan kenyataan pahit dalam dirinya.
"Kamu jangan salahin diri kamu sendiri, Nak.." Ucap Yasmine
"Ini semua salah Rekal, bunda. Coba aja kalau Rekal gak lahir, Pasti mamah Rekal masih hidup. Kenapa gak Rekal aja yang mati?" Ucapnya
"Heh.., jangan begitu sayang.., Kamu adalah alasan mamah kamu bahagia disana. Lagi pula, ini semua juga sudah takdir. Apa kamu tahu? sebelum mamah mu meninggal, mamah kamu nitip pesan ke bunda, untuk menjaga dan merawat kamu kalau seandainya papah kamu.. memperlakukan kamu tidak baik"
Rekal terdiam. Papah nya memang tidak pernah memberikan kasih sayang saat Rekal masih kecil.
"Rekal" Panggil Rara saat turun dari tangga.
Rekal menoleh kaget ke arah Rara yang memanggilnya. Dan Ia langsung buru-buru menghapus air matanya.
"Eh Rara" Panggil Rekal dengan wajah cengengesan.
Ia langsung memasang topeng palsunya. Ia tidak mau kalau Rara melihat dirinya saat terpuruk dan hancur.
Rara mendekat.
Dan..
Grep
Rara memeluk Rekal dengan erat dan hanya sebagai pelukan ketenangan dari seorang teman.
Rekal sudah membalas pelukan Rara dari tadi. Kapan lagi di peluk sama mbak crush? wkwkw.
Setelah Rara sadar akan perlakuannya, Ia pun langsung melapas pelukannya dan keadaan pun menjadi canggung.
"S-sorry, gue cuman mau buat lo tenang, gak lebih."
"Hmm.., iya ngerti kok"
"Lo juga sih.., ngapain pengen mati segala? orang yang mati aja pengen hidup lagi" Gerutu Rara
Rekal terkekeh. "Iya bidadarinya Rekal.." ucap Rekal lembut.
Kalau menurut kalian Rara akan salting karena kata-kata dari Rekal, maka kalian salah karena Rara hanya memutar bola matanya malas.
"Lo gak pulang?" Tanya Rara datar.
Rekal langsung menoleh. "Ngusir nih ceritanya?"
"Ck. ini kan udah mau malem, masa iya lo mau nginep?" Ucap Rara malas.
"Ya kalau di bolehin, mending nginep sih" Ucap Rekal dengan candanya.
Bugh
Satu pukulan di tangannya oleh Rara. Dan Rekal berpura-pura mengaduh kesakitan.
"Aduhh sakit Rara.." Ucapnya mengaduh
"Cewek-cewek tenaganya gede amat" gumamnya.
Dan ternyata itu di dengar oleh Rara.
"APA LO BILANG?"
Rekal kaget, dan cengengesan. "Enggak kok, enggak"
Rara hanya memutar bola matanya malas.
"Namanya juga the power of cewek-cewek. Makannya jangan pandang remeh cewek" Ucapnya kepada Rekal.
"Iya bidadari ku" ucapnya menggoda Rara
Bukan tatapan lembut yang di dapat oleh Rekal, melainkan tatapan tajam yang Ia dapat kan.
"Udah sana pulang" Ucap Rara mengusir
"Ya udah iya.., bunda mana? mau pamitan dulu sama bunda" Tanya Rekal sembari mengedarkan pandangannya.
Rara mengidikkan bahunya. Dan tak lama, bundanya pun datang dari dapur.
"Kenapa nanyain bunda??" Tanya Bunda sambil berjalan.
Rekal dan Rara langsung berdiri.
"Mau pamitan bunda" ucap Rekal sembari salim kepada Bunda.
"Ohhh udah mau pulang? cepet banget. Kenapa gak solat dan makan dulu disini?" Tanya Bunda kepada Rekal.
"Tuh udah di usir sama—
Rara langsung mencubit pelan pinggang Rekal.
Rekal hanya meringis pelan.
"Hehe, enggak kok bunda. Rekal banyak tugas hehe" Ucap Rekal.
Padahal bundanya tau kok.
~~~
Rekal sudah menyalakan motornya dan ingin pergi dari rumah Rara.
Bukan Rekal namanya kalau Ia belum memberi gombalan pada Rara.
"Eh iya Ra. Besok pelajaran lo apa?" Tanya Rekal.
"Kepo lo, udah sana!" Ucapnya mengusir, dan langsung perlahan menutup pagar rumahnya.
Rekal mendengus. Gagal deh gombalan maut yang akan Ia berikan kepada Rara.
Dan setelah itu, Rekal pergi dari rumah Rara.
Bundanya yang melihat dari dalam rumah hanya menghela napasnya.
Dan saat Rara masuk ke dalam rumah, Rara terkejut saat mendapati Bundanya yang menatap nya penuh arti.
"Kenapa, bun?"
"Apa kamu masih belum bisa buka hati untuk Rekal karena laki-laki itu?"
Deg