Rara langsung memeluk Jesica dan Derlina karena Ia baru tahu kalau mereka berdua adalah teman masa kecil Rara.
"Ini bener kalian kan?" tanya Rara yang masih tak percaya.
"Iya, Ra! Akhirnya lo inget." Derlina pun lega mendengarnya.
"Semenjak lo pindah rumah, kita kesepian, Ra. Lo udah pindah dan kita berdua gak tau rumah baru lo dimana," ucap Jesica dan tersirat kesedihan di matanya.
"Gue pindah, karena gak kuat bayar rumah. Jadinya rumah gue di jual dan pindah ke kontrakan, kalian tahu sendiri bokap gue udah gak ada. Semenjak bokap gue udah gak ada, nyokap gue bingung sama pendapatan yang semakin hari semakin menipis," ucap Rara yang curhat.
"Gue tau kalau bokap lo meninggal. Tapi kenapa lo gak bilang kalau lo pindah karena gak bisa bayar rumah?" tanya Jesica.
"Kan gue masih kecil, gue mana ngerti. Dan kalau misalnya gue kasih tahu kalian, emangnya kalian bakal ngerti? kan kita sama-sama masih kecil," lirih Rara jika mengingat kejadian dulu.
Jesica dan Derlina paham dengan keadaan Rara waktu itu.
"Terus-
"Eh, kita ngobrolnya di kantin aja, yuk!" ajak Derlina.
"Eh iya juga, Ayok deh!" Jesika mengiyakan.
Mereka bertiga pun pergi ke kantin.
~~~
Saat ini, mereka bertiga sudah ada di kantin. Rasanya tidak lengkap kalau ngegosip tanpa ada cemilan di meja. Oleh karena itu, Derlina memesan mie goreng 3.
"Ini bukan cemilan, Lin! Tapi makanan yang bisa buat perut gue gemuk!" ucap Jesica yang geleng-geleng dengan kelakuan temannya.
"Ck, gue tetep sebut ini cemilan. Gue bakal sebut makanan kalau ada bakso, seblak, sama mie ayam."
Derlina memang hobi makan, tapi entah kenapa perutnya tidak gendut-gendut.
"Lo emang hobi makan ya Der?" tanya Rara sambil terkekeh.
"Jangan panggil gue pake kata 'Der'. Panggil gue pake kata 'Lin' atau 'Na'," ucap Derlina mengoreksi.
"Kenapa emangnya?" tanya Rara heran.
"Karena...
Derlin menggantung kata-kata nya.
"Karena panggilan 'Der' khusus untuk pacar gue," bisik Derlina ke telinga Rara
"Lo punya pacar?" tanya Rara kaget.
"Ya punya dong!!! Gue sama Jesica udah punya pacar," ucap Derlin dengan bangga.
Jesica hanya menggelengkan palanya.
"Siapa nama pacar kalian?" tanya Rara kepada Jesica dan Derlin.
"Pacar gue, Nando, temannya Rekal," jelas Jesica.
"Dan pacar gue namanya Angga, emennya Rekal juga," ucap Derlin.
Rara hanya mengangguk-angguk saja.
Saat makanannya datang, Rara langsung makan mie tersebut.
Tapi, ada saja yang mengganggu.
"HEH!" gertak seseorang yang tiba-tiba menggebrak meja tempat Rara duduki.
Rara terkejut, dan Dia juga tersedak. "Uhuk-uhuk."
Jesica dan Derlina sama terkejutnya, lalu mereka memeberikan minum kepada Rara.
"LO JANGAN PERNAH DEKET SAMA REKAL LAGI!" ancam orang itu.
Rara masih tidak mengerti. Sebagai teman, Jesica menggertak cewek itu.
"HEH! LO SIAPA NYURUH-NYURH DIA, HAH?! MENTANG-MENTANG ANAK DEWAN!" teriak Jesica yang terdengar dari segala penjuru.
"LO JUGA SIAPA?!! GUE GAK ADA URUSAN SAMA LO! GUE PUNYA URUSAN SAMA SI CEWEK INI!" ucapnya menunjuk Rara.
Rara masih diam, Ia malas berdebat.
Derlina yang tak terima temannya di katai seperti itu pun bertindak.
"Heh! tante jabl*y! Rara gak pernah ngedeketin Rekal, justru Rekal yang deketin Rara!" ucap Derlin dengan penuh penekanan.
"Owh.. nama Dia Rara! Dasar! cewe murahan!" hardik cewek itu sambil menekan kata 'MURAHAN'
"WOY JAGA MULUT LO!" teriak Jesica yang ingin menjambak rambut cewe itu.
Tapi, itu di tahan oleh Rara. "Gak usah di bales Jes!" cegah Rara.
Jesica menatap Rara yang sekarang wajah Rara sudah datar. Dan Jesica pun menurunkan tangannya.
Rara berdiri dan mensejajari tubuhnya dengan Cewe itu, bahkan dari tingginya saja masih tinggian Rara.
"Nama lo?" tanya Rara.
Cewek itu langsung bersidekap dada dan tersenyum remeh. "Nama Gue, Charmila Eveline."
"Bagus ya namanya!" ucap Rara memuji.
Charmila langsung tersenyum bangga dan sombong. "Iya dong! Emangnya elo?!"
"Tapi sayang... namanya doang yang bagus, attitude nya enggak," ucap Rara yang tak kalah pedas.
Dan itu langsung membuat Mila melototkan matanya. Dan tangannya sudah bersiap untuk menampar pipi Rara.
Tapi usahanya gagal karena tangannya sudah di tahan oleh Rere dari belakang.
"Lo jangan keterlaluan, Mil!" ucap Rere geram.
Mila langsung menoleh ke belakang dan tersenyum sinis. "KENAPA????"
"Lo juga suka kan sama Rekal? kenapa lo cegah gue?" tanya Mila dengan sinis.
"BUKAN GINI CARANYA, BEGO!" Rere berteriak.
Rara masih setia mendengarkan.
"Lo bakal gue laporin ke Rekal!" ancam Rere.
Rere pun langsung pergi entah kemana, dan di ikuti oleh Mila yang tidak terima kalau ia akan di laporkan kepada Rekal.
~~~
Rara masih menatap kepergian mereka. Jesica dan Derlina ikut berdiri.
"Yang sabar aja, Ra!" ucap Jesica menenangkan.
"Kenapa?" tanya Rara heran.
"Emang gitu resikonya disukain sama Rekal. Soalnya banyak yang suka sama Rekal dan gak cuman satu."
Rara mengerutkan dahinya. "Emangnya, Rekal suka sama gue?" tanya Rara
"ASTAGA RARA!" heboh Derlin.
"Masa lo gak tahu kalau Rekal suka sama lo? Padahal Dia terang-terangan nunjukin kalau dia suka sama lo, Ra!" lanjutnya.
Rara menghela napasnya. "Iya sih, tapi gue gak bakal suka sama dia," ucap Rara, enteng.
Sontak itu membuat Jesica dan Derlina melototkan matanya
"KENAPA?" Kaget mereka berdua bersamaan.
"Karena gue udah mati rasa."