0O0
Sekarang sudah saatnya pulang. Memang benar kata orang, kalau jamkos serasa sebentar. Sedangkan belajar, serasa berjam-jam.
Rara langsung menaiki motornya dan pergi.
Tanpa Ia sadari, sebenarnya sudah ada Rekal di belakang yang mengikuti Rara.
Awalnya, masih biasa saja saat Rara menaiki motornya. Tapi lama kelamaan ada rasa aneh pada ban belakangnya. Rara pun berhenti dan melihat apa yang sebenarnya terjadi pada ban belakangnya.
Ternyata, saat Rara melihat ban belakangnya. Ban belakangnya kempes.
"Aduhhh, kempes lagi, ah," gerutu Rara.
Dari kejauhan, ada Rekal yang melihat Rara berhenti dan seperti menggerutu sendiri. Dan saat Rekal perhatikan lagi, ternyata ban belakangnya bocor. Oleh karena itu, Rekal menghampiri Rara.
"Ada apa?" tanya Rekal tiba-tiba.
Rara terkejut bukan main. Karena Rara sedang berjongkok melihat ban belakangnya.
"Astaga!!" kaget Rara.
"Bocor ban nya?" tanya Rekal sekali lagi,
Rara pun berdiri.
"Iya," ucap Rara singkat.
"Tuh! ada tukang tambal ban!" tunjuk Rekal.
Rara menatap Rekal datar.
"Iya, gue tahu," ucap Rara.
Rara pun mendorong motornya.
Tanpa Ia sadari, Rekal juga ikut mendorong motornya.
Rara yang sedari tadi melihat ke depan, menengok sebentar ke belakang. Dan betapa terkejutnya ia saat mengetahui kalau Rekal juga mendorong motornya.
"Lo ngapain dorong motor gue?" tanya Rara sewot.
"Gue bantuin. Entar lo cape lagi," ucap Rekal.
"Gue gak perlu bantuan lo! pergi deh!" usir Rara.
Rekal menghela napasnya dan melepaskan tangannya yang tadi memegang belakang motor Rara.
Rara pun kembali mendorongnya sendiri. Tapi, seketika ia merasa kalau motornya tidak berat lagi saat di dorong. Dan dia pun melihat ke belakang lagi.
Benar saja, Rekal kembali ikut mendorong motor nya.
"Kan gue udah bilang. Gak usah di dorong! Biar gue aja sendiri," kesal Rara.
Rekal tersenyum dan mengatakan,
"Cewe cantik gak boleh capek. Makanya gue bantuin lo!" jelas Rekal.
"Siapa yang cantik?" tanya Rara.
"Lo!" tegasnya.