Saat perpisahan itu datang
Meninggalkan kenangan yang tak terlupakan
Akan ada kebahagiaan yang terselip
Karena tuhan selalu memberikan
Kebahagiaan dan kesedihan
Dengan selalu beriringan
“Sayang, ini ada sesuatu yang belum sempat Valdo kasih ke kamu nak, tadi mama nemuin ini ada di meja kamarnya”
Ucap mama Sita saat di pemakaman. disitu tinggal mama dan papanya Valdo, Vero, Yugo, Hitto dan juga Sandra. Keluarga Vero sudah pulang lebih dulu karena ada urusan, teman-teman yang lain juga sudah pulang tadi.
Vero menerima kertas berwarna biru muda yang mama Sita berikan kepadanya.
Perlahan-lahan dia membuka dan membacanya dalam hati.
Dear Vero
Apa kabarnya kamu hari ini sayang? Aku selalu berdoa supaya tuhan selalu memberimu kebahagiaan bersama orang yang kamu sayangi.
Vero, sebenernya ada satu hal yang ingin aku sampaikan sama kamu, mungkin ini terlambat atau bahkan mungkin saat kamu membaca surat ini aku sudah nggak bisa lihat kamu lagi, nggak bisa jagain kamu lagi.
Sudah dari 1 bulan yang lalu aku nyembunyiin ini semua dari kamu Vero, kalau aku sakit.
Aku nggak kasih tahu kamu bukan karena aku udah nggak sayang lagi sama kamu Vero, tapi karena aku nggak mau melihat kamu sedih dan semakin terluka.
Aku mutusin kamu juga itu adahal hal terberat dalam hidupku Vero, kamu tahu kan kalau aku sayang banget sama kamu? Tapi aku hanya bisa melakukan itu supaya kamu bisa tetap hidup bahagia. Tapi ternyata aku salah, karena aku kamu sekarang jadi murung, karena aku kamu sekarang juga jadi lebih pendiam, dan karena aku juga Sesil mencelakai kamu, aku sungguh merasa bersalah dan tidak berguna.
Asalkan kamu tahu Vero, setiap hari aku selalu mencari tahu kegiatanmu, lewat Hitto aku bisa tahu semua yang kamu lakukan, tapi saat aku tahu kamu diculik Sesil dan aku nggak bisa berbuat apa-apa karena kondisiku yang sudah sangat memburuk, aku sangat menyesal dan marah pada diriku sendiri Vero aku minta maaf.
Kamu tahu sayang, saat-saat terindah dalam hidupku adalah saat-saat dimana kita bisa bersama, bernyanyi di bawah langit malam, mendengarkan cerita kamu tentang keindahan malam, mendengarkan rengekan-rengekan kamu kalau kamu lagi ngambek, kalau kamu lagi manja, dan hal-hal lainnya yang biasa kita lakukan bersama.
Aku pernah membayangkan kalau kita akan hidup bersama kelak, sampai kita tua dan mempunyai anak-anak dan cucu yang menggemaskan, aku bisa membuatkan kamu rumah dengan nuansa pemandangan malam yang dikelilingi bukit-bukit nan indah di sekitarnya seperti yang kamu inginkan, tapi semua mimpi itu kini telah pupus karena aku sudah nggak mungkin bisa menjadi sandaran kamu disaat kamu sedih, menjadi penyemangat kamu saat kamu lagi lelah, menjadi penghibur kamu kalau kamu lagi suntuk, dan menjadi pelindung kamu disaat kamu terluka.
Vero, seandainya aku bisa hidup lebih lama lagi, aku pasti akan memilih untuk menikah sama kamu, karena seluruh cintaku ini telah tertanam dalam jiwa dan ragaku hanya untuk kamu, just for you Vero.
Dan sekarang, aku hanya bisa berdo’a semoga tuhan akan selalu menjagamu dan memberikan kamu laki-laki yang bisa membuat kamu bahagia lebih lama, dan bisa menjagamu lebih baik dari aku.
Terima kasih Vero kamu sudah membuat hidupku menjadi lebih berarti.
Dan satu lagi yang harus kamu ingat Vero, kamu nggak boleh bersedih terlalu lama setelah aku pergi Vero sayang, karena aku nggak akan pernah meninggalkanmu, aku akan selalu ada di dalam hati kamu, aku akan selalu menjaga kamu walau kita sudah dalam dimensi kehidupan yang berbeda kamu harus percaya itu. Terima kasih karena kamu sudah membuatku bahagia di saat-saat terakhirku Vero, dan terima kasih untuk kenangangan-kenangan indah yang pernah kita lewati bersama, i will remember it, i promise sweety.
Aku harap kamu akan selalu mengenang ku dalam hati mu juga. Dan mengenang kebersamaan kita yang sangat singkat itu Vero.
Semua rasa sayang rasa cinta dan rasa mengagumiku ini hanya untuk kamu, Just for you Veronika Putri Ardiansyah for now and forever.
Your sunshine
Revaldo
Vero membaca surat itu sambil terus menangis, sampai surat yang ada di tangannya pun basah oleh air matanya.
“Udah Ver, Kak Valdo pasti udah bahagia disana, sekarang kita pulang ya, udah sore”
Bujuk Sandra yang tidak tega melihat sahabatnya sangat terpukul atas kepergian pacarnya.
“Aku pulang dulu kak, tapi aku janji aku pasti bakal sering-sering kesini”
Ucap Vero lirih sambil mengusap nisan Valdo, dia berusaha tersenyum, walau terlihat seperti di paksakan.
Mereka pun akhirnya beranjak meninggalkan area pemakaman bersama semua kenangannya dengan Valdo.
Mungkin Valdo benar, kalau dia akan selalu ada di hatinya.
Valdo juga pasti sudah bahagia disana, karena sudah tidak harus merasa kesakitan lagi.
Selamat jalan Revaldo, terima kasih karena kamu sudah membuat hidupku menjadi lebih berwarna.
Aku janji aku nggak akan pernah sekali pun melupakan semua kenangan singkat kita, aku tidak akan pernah bisa melupakan kamu meskipun mungkin nanti aku sudah bersama orang lain, karena kamu adalah bintang ku yang akan selalu bersinar paling terang, And i believe it.
Love you more my sunshine...
Selesai