Loading...
Logo TinLit
Read Story - Drifting Away In Simple Conversation
MENU
About Us  

Aku berdiri di belakang meja kasir, menatap jam dinding yang berdetak lambat. Aku merasa seolah-olah waktu berhenti bergerak. Aku ingin segera pulang dan mengurung diri di kamarku yang sempit. Aku ingin melupakan semua masalah yang menumpuk di kepalaku. Aku ingin melukis gambar-gambar indah yang bisa membuatku bahagia.

 

Namun, aku tidak bisa melakukan itu. Aku harus tetap bekerja di kafe ini, meskipun aku tidak suka pekerjaan ini. Aku harus mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya untuk membayar hutangku. Aku terjerat pinjaman online yang bunganya terus membengkak. Aku tidak tahu bagaimana aku bisa terjebak dalam situasi ini. Aku hanya ingin membeli alat-alat gambar yang bagus untuk meningkatkan kualitas karyaku. Aku berharap bisa menjadi seorang ilustrator sukses seperti yang aku impikan.

 

Tapi, mimpi itu tampaknya semakin jauh dari kenyataan. Aku tidak punya waktu untuk menggambar lagi. Aku harus bekerja dari pagi sampai malam, melayani pelanggan-pelanggan kafe yang kadang-kadang kasar dan sombong. Aku harus menahan emosi dan senyum palsu, meskipun aku merasa tersakiti dan marah. Aku harus bersabar dan sabar lagi, meskipun aku merasa lelah dan frustasi.

 

Dan yang paling aku takuti adalah debt collector. Mereka sering menghubungi dan mengancamku. Mereka bilang kalau aku tidak segera membayar hutangku, mereka akan datang ke rumahku dan menyita barang-barangku. Mereka bahkan mengancam akan menyakiti tubuhku atau keluargaku. Aku merasa ketakutan setiap kali mendengar suara mereka di telepon.

 

Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Aku merasa terjebak dalam lingkaran setan yang tidak ada jalan keluarnya. Aku merasa hidupku tidak ada artinya lagi. Aku merasa tidak ada harapan lagi.

 

Aku menundukkan kepala dan meneteskan air mata. Aku berdoa kepada Tuhan agar memberikan keajaiban. Aku berdoa agar ada seseorang yang bisa menyelamatkanku dari kesengsaraan ini.

 

Aku tidak tahu apakah doaku akan terjawab dalam waktu dekat, dalam hidupku saat ini atau nanti di kehidupan selanjutnya.

 

Aku melihat jam tanganku dan menyadari bahwa sudah hampir jam sepuluh malam. Kafe sudah tutup dan semua pelanggan sudah pergi. Hanya tersisa aku dan beberapa rekan kerjaku yang sedang membersihkan tempat kerja kami. Aku ingin cepat-cepat pulang, tetapi aku masih menunggu bosku datang.

 

Aku ingin meminta uang gaji bulan ini dan sebelumnya yang belum dibayar. Sudah dua bulan aku bekerja tanpa mendapat gaji sama sekali. Bosku selalu beralasan bahwa ia sedang mengalami kesulitan keuangan dan meminta kami untuk bersabar. Tetapi, aku tidak bisa bersabar lagi. Aku butuh uang sekarang juga untuk membayar hutangku.

 

Aku melihat bosku masuk ke kafe dengan langkah gontai dan wajah muram. Ia mengenakan setelan jas hitam yang tampak mahal, tetapi juga kusut dan kotor. Ia membawa tas kulit cokelat yang besar di tangannya.

 

Aku segera mendekatinya dengan harapan besar di mataku.

 

"Pak, maaf mengganggu, tapi boleh saya bicara sebentar?" tanyaku dengan sopan.

 

Bosku menoleh ke arahku dengan ekspresi datar.

 

"Apa sih? Cepat saja, saya tidak punya banyak waktu," jawabnya dengan ketus.

 

"Pak, saya belum menerima uang gaji saya bulan ini," kataku dengan sedikit gemetar.

 

Bosku mengernyitkan dahinya dan menarik napas panjang.

 

"Iya nanti saya kirim, gak sabaran amat sih," ujarnya dengan nada tinggi.

 

"Tapi, Pak, saya sudah bekerja keras selama dua bulan tanpa digaji. Saya butuh uang untuk membayar hutang saya. Saya terancam oleh debt collector. Tolong, Pak, kasihani saya," rayuku dengan nada memelas.

 

Bosku menggelengkan kepalanya dan menghela napas.

 

"Iya nanti saya kirim uangnya, nunggu sebentar apa susahnya?”

 

Aku merasa kecewa dan marah mendengar perkataannya. 

 

Tetapi, sepertinya ia tidak ingin berhenti bicara dan terus mengoceh.

 

“Kenapa matamu gitu? Gak suka? Kamu ngajak berantem? Harusnya kamu beruntung aku memberimu tempat kerja. Kamu gak tahu ya seberapa beruntungnya kamu? Kamu tuh gak punya pengalaman kerja, kalau di luar sana kamu kayak ini pasti kamu dimarahin karena urusan sekecil apapun, itu yang namanya dunia kerja.”

 

Tepat, kalau sudah mulai mengoceh, bisa seperti pembina upacara yang terus mengoceh.

 

“Aku ini ngasih tahu pelajaran hidup yang berharga, seharusnya kamu belajar. Gak akan ada yang ngajarin kamu kayak gini, harusnya kamu berterima kasih padaku. Sudah, sana kembali bekerja.”

 

Ia hanya mau membayar gaji satu bulan, padahal aku berhak mendapat dua bulan gaji. Ia bilang ia sedang kesulitan keuangan, padahal ia masih bisa memakai pakaian dan tas yang mahal. Ia bilang aku harus ikhlas, padahal ia tidak menghargai kerja kerasku.

 

Aku ingin protes dan menuntut hakku, tetapi aku tidak berani. Aku takut ia akan marah dan memecatku. Aku takut aku tidak akan mendapat pekerjaan lagi. Aku takut aku tidak akan bisa membayar hutangku.

 

Aku hanya bisa mengambil uang yang ia berikan dengan tangan gemetar. Aku menghitungnya dengan cepat dan menyadari bahwa jumlahnya tidak cukup untuk melunasi hutangku. Aku masih harus mencari uang tambahan dari sumber lain.

 

Aku mengucapkan terima kasih dengan suara parau dan berbalik untuk pergi.

 

Aku merasa putus asa dan hancur.

 

Aku merasa tidak ada yang peduli padaku atau mau membantuku.

 

Aku merasa sendirian di dunia ini.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
When Flowers Learn to Smile Again
838      623     10     
Romance
Di dunia yang menurutnya kejam ini, Jihan hanya punya dirinya sendiri. Dia terjebak pada kelamnya malam, kelamnya hidup, dan kelamnya dunia. Jihan sempat berpikir, jika dunia beserta isinya telah memunggunginya sebab tidak ada satu pun yang peduli padanya. Karena pemikirannya itu, Jihan sampai mengabaikan eksistensi seorang pemuda bernama Natha yang selalu siap menyembuhkan luka terdalamnya. B...
PROMISES [RE-WRITE]
6080      1790     13     
Fantasy
Aku kehilangan segalanya, bertepatan dengan padamnya lilin ulang tahunku, kehidupan baruku dimulai saat aku membuat perjanjian dengan dirinya,
Akhir yang Kau Berikan
530      373     1     
Short Story
\"Membaca Novel membuatku dapat mengekspresikan diriku, namun aku selalu diganggu oleh dia\" begitulah gumam Arum ketika sedang asyik membaca. Arum hanya ingin mendapatkan ketenangan dirinya dari gangguan teman sekelasnya yang selalu mengganggu ia. Seiring berjalan dengan waktu Arum sudah terbiasa dengan kejadian itu, dan Laki Laki yang mengganggu ini mulai tertarik apa yang diminati oleh Arum...
LUCID DREAM
548      386     0     
Short Story
aku bertemu dengan orang yang misterius selalu hadir di mimpi walapun aku tidak kenal dengannya. aku berharap aku bisa kenal dia dan dia akan menjadi prioritas utama bagi hidupku.
Je te Vois
619      411     0     
Romance
Dow dan Oi sudah berteman sejak mereka dalam kandunganklaim kedua Mom. Jadi tidak mengherankan kalau Oi memutuskan ikut mengadopsi anjing, Teri, yang merupakan teman baik anjing adopsi Dow, Sans. Bukan hanya perihal anjing, dalam segala hal keduanya hampir selalu sama. Mungkin satu-satunya yang berbeda adalah perihal cita-cita dan hobi. Dow menari sejak usia 8 tahun, tapi bercita-cita menjadi ...
Dissolve
442      293     2     
Romance
Could you tell me what am I to you?
LUCID DREAM
493      354     2     
Short Story
aku mengalami lucid dream, pada saat aku tidur dengan keadaan tidak sadar tapi aku sadar ketika aku sudah berada di dunia alam sadar atau di dunia mimpi. aku bertemu orang yang tidak dikenal, aku menyebutnya dia itu orang misterius karena dia sering hadir di tempat aku berada (di dalam mimpi bukan di luar nyata nya)
Well The Glass Slippers Don't Fit
1406      639     1     
Fantasy
Born to the lower class of the society, Alya wants to try her luck to marry Prince Ashton, the descendant of Cinderella and her prince charming. Everything clicks perfectly. But there is one problem. The glass slippers don't fit!
Be Yourself
530      359     0     
Short Story
be yourself, and your life is feel better
BELVANYA
339      235     1     
Romance
Vanya belum pernah merasakan jatuh cinta, semenjak ada Belva kehidupan Vanya berubah. Vanya sayang Belva, Belva sayang Vanya karna bisa membuatnya move on. Tapi terjadi suatu hal yang membuat Belva mengurungkan niatnya untuk menembak Vanya.