Read More >>"> Violet, Gadis yang Ingin Mati (21. Peringatan) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Violet, Gadis yang Ingin Mati
MENU
About Us  

Setelah bekerja, Hanz tidak langsung pulang ke rumah. Dia mampir ke rumah Dave dan menekan bel. Cowok itu harus menahan diri untuk tidak menghajar Dave yang muncul di ambang pintu beberapa detik kemudian.

“Mau apa kemari?” Wajah Dave kelihatan tak acuh.

“Ayo, bicara,” ketus Hanz dengan nada suara rendah.

Dave melengos, seolah tahu akan ke mana pembicaraan itu mengarah. “Kalau ini soal video, lupakan saja. Itu kerjaan Casey.” Dave hampir menutup pintu ketika kaki Hanz menahannya. Kaki cowok itu terjepit dan membuat Dave kaget.

“Apa-apan, sih? Dia segitu berharganya, ya, buatmu? Cewek jelek yang suram itu?”

“Violet Moon hampir mati karena bunuh diri tadi pagi,” desis Hanz dengan nada marah.

Dave membuka pintu kembali lalu menutupnya lagi dan berjalan ke teras. Hanz mundur beberapa langkah lalu berdiri di depannya, dengan sorot mata penuh kebencian. Sorot yang tidak pernah dilihat Dave sebelumnya.

“Apa katamu?”

“Dia menyayat pergelangan tangannya. Menurutmu, apa yang sudah mendorongnya sampai dia terpojok begitu?”

“Kamu menyalahkanku?” Dave tampak kaget dengan mulut menganga. “Wah, jahat benar! Aku nggak pernah memintanya bunuh diri. Kalau dia selemah itu, ya, itu masalahnya. Bukan masalahku!”

Tangan Hanz terkepal erat di sisi tubuh cowok itu. “Kalian mungkin nggak menyuruhnya, tapi tindakan kalian yang konyol sudah mendorong seseorang untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Apa kamu nggak merasa malu, Dave? Nggak ada rasa bersalah sama sekali?”

Hanz bisa melihat Dave terdiam dan kehilangan kata-kata.

“Kamu dan Casey sudah berbohong pada semua orang. Kalian berdua menyebar gosip dan menganggap hal itu lucu. Kamu pikir aku nggak mendengar rumor? Kamu yang sudah mencoba memerkosanya. Sekarang kamu berlagak seperti korban? Harusnya kamu dan Casey pergi ke psikiater dan cek keadaan mental kalian karena ini perbuatan nggak waras.”

Dave mendorong Hanz yang kemudian tersungkur jatuh setelah menabrak anak-anak tangga di serambi. “Kamu bicara apa barusan?” Wajah cowok itu terlihat naik pitam, sama sekali tak merasa bersalah saat sahabatnya meringis di tanah.

Hanz bangkit dan menepuk-nepuk lengannya yang kotor. “Kalian berdua memang pasangan serasi dari dulu. Sama-sama suka menyiksa orang demi kepuasan diri sendiri. Aku nggak menggubris tapi ternyata tindakanmu justru semakin jauh.” Hanz menarik napas lalu mengembuskan perlahan seolah sedang menenangkan diri. “Ingat ini, Dave, kamu boleh menyebar fitnah sepuasnya, tapi kita sama-sama tahu apa yang terjadi hari itu dan kebenaran nggak akan bisa diubah. Kalau kamu terus hidup seperti ini, suatu hari kamu juga akan menerima akibatnya.”

Dave meludah ke tanah dan berkacak pinggang. “Seorang pahlawan baik hati sedang memberi petuah sekarang? Kamu belum pernah ngomong panjang lebar begini, Hanz. Cewek itu benar-benar sudah mengubahmu, ya?”

Hanz tidak peduli pada Dave yang memandang dengan tatapan meremehkan sambil tertawa. “Kalau aku tidak mengatakan sesuatu setelah melihat apa yang sudah kamu lakukan, aku akan merasa terhina. Aku merasa ikut bertanggung jawab atas ketololan sikapmu, Dave. Tapi kalau kamu tetap keras kepala seperti ini, terserah. Anggap ini saran terakhirku sebagai seorang teman.”

Lalu Hanz pergi dari sana dengan langkah gusar. Pemuda itu bisa menangkap sosok Dave yang mematung, terperenyak.

***

 

Berita soal Violet yang mencoba bunuh diri terdengar di seantero sekolah. Sebagian merasa simpati sementara yang lain menganggap kalau gadis itu hanya berusaha menarik perhatian dengan tindakan berlebihan. Hanz hampir murka ketika melihat ketidakpedulian dari banyak orang yang seolah menganggap kabar itu hanya berita biasa.

Seseorang mencoba untuk mengakhiri hidupnya sendiri dan bagi mereka, itu tidak cukup buruk untuk direnungkan. Atau membuat mereka merasa bersalah. Tidak heran jika kasus perundungan dan penindasan bisa memojokkan seseorang kalau manusia memiliki sikap cuek begini. Pengabaian sama buruknya dengan perundungan. Mereka melihat, mereka tahu itu salah dan mereka tidak berbuat apa-apa.

Hanz mulai merasa muak dan semakin menjauhi orang-orang. Cowok itu memilih untuk duduk di salah satu meja di kantin sendirian sementara sudut matanya melihat Dave dan Casey yang duduk bersama di meja lain. Saling pandang dan tertawa seolah tidak terjadi apa-apa. Seolah-olah mereka tidak melakukan hal buruk.

“Ng, Hanz ….”

“Apa?”

Kedua cewek di depan Hanz tampak kaget sementara Hans juga terkejut dengan nada suaranya yang ketus. Tanpa sadar, kemarahan menguasai dirinya sejak kemarin dan dia belum benar-benar tenang dari ketegangan. Cowok itu menghela napas.

“Sori. Kenapa?”

“Aku Judy dan ini Samantha. Kami teman sekelas Violet. “

“Lalu?”

Kedua gadis itu saling pandang dan raut mereka berubah sedih. “Bagaimana keadaannya?” tanya salah seorang di antara mereka yang mengenakan kemeja biru dan jaket hitam. “Kami benar-benar ingin tahu, Hanz.”

“Dia nggak apa-apa. Hanya perlu dirawat beberapa hari.”

“Syukurlah.” cCewek yang mengenakan jaket kelabu tampak nyaris menangis. “Kami benar-benar takut waktu mendengar dia ingin bunuh diri.”

“Benarkah?” tanya Hanz, tidak bisa menyingkirkan nada sinis dalam suaranya. “Baru sekarang? Kalian diam saja waktu Violet dipermalukan tempo hari dan sekarang tiba-tiba peduli?”

Kasak kusuk mulai terdengar dan sekarang semua orang berpaling ke meja Hanz. Cowok itu tidak peduli saat orang-orang mulai memandangnya dengan tatapan tajam.

“Itu … karena ….”

“Karena kalian ingin cari aman dan nggak terlibat dengan masalah. Tapi tahu nggak? Kalian sama saja dengan para penindas itu. Sikap cuek kalian yang pura-pura tidak tahu dan tidak melihat, ikut menyebar gosip, tertawa bersama, nggak lebih baik dari mereka yang terang-terangan menindas Violet.” Suara Hanz meninggi, serak dan nyata-nyata marah dengan kilat dari mata cokelat terangnya.

Hanz sempat mengerling sekilas pada Dave yang masih memasang ekspresi datar dan tidak bersalah sementara Casey berbicara dengan suara pelan pada beberapa cewek lalu tertawa cekikikan. Pemuda itu merasa tidak tahan lagi. Kejadian sudah separah ini tapi tidak ada dari mereka yang merasa bersalah. Tidak ada yang bicara ketika cowok itu bangkit dan nyaris membanting pintu kantin.

***

Saat tiba di rumah, Hanz langsung naik ke kamar dan menyalakan komputer. Setelah masuk ke akun surat elektroniknya, benda pipih itu berdenting. Ada sebuah e-mail masuk. Tertulis nama Asami sebagai pengirim dengan subjek yang membuat kening Hanz berkerut. Cowok itu segera membuka dan membacanya. Isinya tidak banyak, hanya memberi tahu kalau Asami sudah menyuruh seseorang untuk melacak si penyebar video. Kalau berhasil, hanya soal waktu sampai Asami menemukan pelakunya dan bisa mengajukan tuntutan atas tuduhan fitnah.

Hanz menghela napas, sejenak bersyukur karena Asami ada di pihak Violet. Di saat bersamaan, dia merasa aneh karena mereka bertiga jarang menghabiskan waktu bersama tapi sudah terikat dalam jalinan pertemanan yang kuat. Apakah karena mereka sama-sama orang yang menarik diri dari sekitar? Atau karena mereka sama-sama tidak tahan melihat ketidakadilan? Yang mana pun, Hanz lega karena setidaknya ada langkah yang dapat dicoba untuk membuat Dave dan Casey kapok. Jika ada bukti, mereka tidak akan bisa omong besar seperti saat ini.

Hanz melepas jaket dan mengganti bajunya dengan kaus wol dan celana panjang katun yang hangat. Pemuda itu merebahkan diri di ranjang lalu meraih ponsel yang baterainya tinggal separuh. Agak lama dia mengamati layar sebelum akhirnya mengirim pesan pada Rosie. Setelah lima menit, pesan balasan masuk ke gawai genggam itu. Hanz berhenti mengerjakan tugas sekolah dan meraih ponsel. Balasan dari Rosie tidak panjang.

 

Violet sudah sadar tapi dia nggak banyak bicara. Dokter datang untuk mengontrol dan bilang pada Mom kalau Violet sebaiknya menemui psikiater.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Tumpuan Tanpa Tepi
6628      2537     0     
Romance
Ergantha bercita-cita menjadi wanita 'nakal'. Mencicipi segala bentuk jenis alkohol, menghabiskan malam bersama pria asing, serta akan mengobral kehormatannya untuk setiap laki-laki yang datang. Sialnya, seorang lelaki dewasa bermodal tampan, mengusik cita-cita Ergantha, memberikan harapan dan menarik ulur jiwa pubertas anak remaja yang sedang berapi-api. Ia diminta berperilaku layaknya s...
Under The Moonlight
1424      785     2     
Romance
Ini kisah tentang Yul dan Hyori. Dua sahabat yang tak terpisahkan. Dua sahabat yang selalu berbagi mimpi dan tawa. Hingga keduanya tak sadar ‘ada perasaan lain’ yang tumbuh diantara mereka. Hingga keduanya lupa dengan ungkapan ‘there is no real friendship between girl and boy’ Akankah keduanya mampu melewati batas sahabat yang selama ini membelenggu keduanya? Bagaimana bisa aku m...
Aku Menunggu Kamu
102      91     0     
Romance
sebuah kisah cinta yang terpisahkan oleh jarak dan kabar , walaupun tanpa saling kabar, ceweknya selalu mendo'akan cowoknya dimana pun dia berada, dan akhirnya mereka berjumpa dengan terpisah masing-masing
Rumah (Sudah Terbit / Open PO)
2177      982     3     
Inspirational
Ini bukan kisah roman picisan yang berawal dari benci menjadi cinta. Bukan pula kisah geng motor dan antek-anteknya. Ini hanya kisah tentang Surya bersaudara yang tertatih dalam hidupnya. Tentang janji yang diingkari. Penantian yang tak berarti. Persaudaraan yang tak pernah mati. Dan mimpi-mimpi yang dipaksa gugur demi mimpi yang lebih pasti. Ini tentang mereka.
Premium
MARIA
5099      1858     1     
Inspirational
Maria Oktaviana, seorang fangirl akut di dunia per K-Popan. Dia adalah tipe orang yang tidak suka terlalu banyak bicara, jadi dia hanya menghabiskan waktunya sebagian besar di kamar untuk menonton para idolanya. Karena termotivasi dia ingin bercita-cita menjadi seorang idola di Korea Selatan. Hingga suatu ketika, dia bertemu dengan seorang laki-laki bernama Lee Seo Jun atau bisa dipanggil Jun...
EPHEMERAL
92      84     2     
Romance
EPHEMERAL berarti tidak ada yang kekal, walaupun begitu akan tetap kubuktikan bahwa janji kita dan cinta kita akan kekal selamanya walaupun nanti kita dipisahkan oleh takdir. Aku paling benci perpisahan tetapi tanpa perpisahan tidak akan pernah adanya pertemuan. Aku dan kamu selamanya.
The Black Heart
841      440     0     
Action
Cinta? Omong kosong! Rosita. Hatinya telah menghitam karena tragedi di masa kecil. Rasa empati menguap lalu lenyap ditelan kegelapan. Hobinya menulis. Tapi bukan sekadar menulis. Dia terobsesi dengan true story. Menciptakan karakter dan alur cerita di kehidupan nyata.
Of Girls and Glory
2533      1201     1     
Inspirational
Pada tahun keempatnya di Aqiela Ru'ya, untuk pertama kalinya, Annika harus berbeda kamar dengan Kiara, sahabatnya. Awalnya Annika masih percaya bahwa persahabatan mereka akan tetap utuh seperti biasanya. Namun, Kiara sungguh berubah! Mulai dari lebih banyak bermain dengan klub eksklusif sekolah hingga janji-janji yang tidak ditepati. Annika diam-diam menyusun sebuah rencana untuk mempertahank...
Si Neng: Cahaya Gema
96      86     0     
Romance
Neng ialah seorang perempuan sederhana dengan semua hal yang tidak bisa dibanggakan harus bertemu dengan sosok Gema, teman satu kelasnya yang memiliki kehidupan yang sempurna. Mereka bersama walau dengan segala arah yang berbeda, mampu kah Gema menerima Neng dengan segala kemalangannya ? dan mampu kah Neng membuka hatinya untuk dapat percaya bahwa ia pantas bagi sosok Gema ? ini bukan hanya sede...
Tulus Paling Serius
1491      631     0     
Romance
Kisah ini tentang seorang pria bernama Arsya yang dengan tulus menunggu cintanya terbalaskan. Kisah tentang Arsya yang ingin menghabiskan waktu dengan hanya satu orang wanita, walau wanita itu terus berpaling dan membencinya. Lantas akankah lamanya penantian Arsya berbuah manis atau kah penantiannya hanya akan menjadi waktu yang banyak terbuang dan sia-sia?