Tanpa disadari ternyata Elisa sudah hampir satu minggu berada di Surabaya dan berkumpul bersama keluarganya juga. Dan sudah pasti selama itu juga Elisa dan Erlan hanya bisa saling berkomunikasi untuk mengobati rasa rindu mereka hanya memalui video call, chat dan juga telfon setiap harinya. Sama seperti malam ini dan malam-malam sebelumnya yang selalu dipenuhi dengan canda tawa sharing dan juga saling support satu sama lain.
Hari ini adalah hari terakhir Kak Angga di rumah,karena nanti malam dia sudah harus kembali lagi ke ibu kota. Sejak dia menyelesaikan pendidikan S1nya dia langsung dierima di salah sau perusahaan di ibu kota. Sedangkan Kak Indri sebelumya dia bekerja di Salah satu perusahaan Corporate di Jogjakarta sampai akhirnya dia bertemu dengan Kak Ragil sekitar 3 tahun lalu yang akan segera menjadi suaminya sekitar dua bulan lagi. Ya, ternyata Elisa diminta untuk pulang karena untuk membahas pernikahan Kak Indri dan juga lamaran yang sudah dilaksanakan juga kemarin malam dengan lancar.
Karena dari kemarin-kemarin aku dan Kak Angga dipaksa untuk ikut serta dalam memilih gedung, cattering, MUA dan juga undangan. Sedangkan hari ini kita akan pergi ke toko kain untuk memilih bahan yang akan digunakan sebagai gaun pengantin Kak Indri dan juga keluarga besar. Kak Ragil sudah menyerahkan semuanya kepada Kak Indri karena dia tidak bisa menemaninya untuk mengurus segala perlengkapan pernikahan mereka. Pekerjaan Kak Ragil yang merupakan seorang IT disalah satu perusahaan ternama di Jogjakarta memang cukup banyak menguras waktunya. Sehingga selesai acara lamaran kemarin malam Kak Ragil langsung kembali ke Jogja untuk menyelesaikan pekerjaannya sebelum dia cuti menjelang pernikahan mereka nanti. Dan disinilah Elisa sekarang, bersama Kak Angga dan juga Kak Indri. Sedangkan ayah dan Ibu lebih memilih untuk tidak ikut karena menganggap pilihan anak anaknya pasti yang terbaik. Padalah sudah jelas Aku dan Kak Indri memiliki selera fashion yang berbeda. Tapi untunglah ada Kak Angga disini yang bisa menengahi kami berdua setidaknya saat kami berdua sedang beradu argumen nantinya.
“Kak liat sini deh, bagus nggak?” Teriak Elisa saat menemukan salah sau kain dengan warna cream muda yang memiliki payet dan juga motif sangat cantik dan dirasa cocok dengan kulit putihnya Kak Indri.
“Mana dek?”
“Ini nih, cantik kan?”
“Kebetulan ini memang salah satu model terbaik yang ada disini mbak” Ujar penjual yang sedari tadi membantu kami.
“Lumayan sih kalau kata aku” Ujar Kak Angga melihat kain yang masih ada di tanganku.
“Tuh kan”
“Ya udah keep dulu aja sambil cari yang lain lagi deh”
“Yang lain ada lagi nggak Pak, yang payetnya sederhana tapi elegan gitu pak”
“Sebentar mbak, saya ambilkan dulu”
Sambil menunggu bapak penjualnya mengambilkan kain lain, dia masih asyik melihat kain-kain yang ada disekitarnya.
“Ini mbak ada beberapa yang baru datang kemarin”
Ujar bapak penjualnya sambil membopong beberapa gulung kain ke hadapan kami. Ada warna puih, coklat, cream, biru langit dan juga toska. Kami melihat kain tersebut satu persatu. Sampai akhirnya ada beberapa opsi yang kami pilih.
“Kak kalau ini sama ini bagusan mana menurut kamu?” Tanya Elisa kepada Angga kakaknya yang juga sedang memillih kain di tangannya.
“Ini bagus, nggak terlalu ramai tapi kalau buat yang cowoknya ntar gimana?”
“Pakai yang ini kan bisa”
“Boleh, atau nggak ini juga masuk kayaknya”
“Gimana kalian udah dapet? aku ada dua opsi dek bisa tolong pilihin nggak yang bagus buat Mas Ragil mana menurut kamu” Ujar Indri sambil membawa dua bahan untuk jas cowok.
“Ini sih kalau menurut aku”
Setelah sekitar hampir 3 jam kita disini akhirnya berhasil juga menemukan pilihan yang sesuai setelah sebelumnya menelfon Ibu dan juga Ragil.
🐣🐣🐣
Setelah dari tempat kain mereka memutuskan unuk mencari makan karena saking lamanya mereka disana sekarang sudah menunjukan pukul satu siang lebih. Soto pak Gondrong adalah salah satu tempat makan favorit mereka sejak kecil. Menikmati semangkuk soto dan ditambah dengan macam-macam sate yang biasa untuk menemani orang-orang makan soto. Ada sate usus, sate kulit ayam, sate telur puyuh, sate tutut dan masih banyak lagi. Harga satu porsi soto yang hanya sepuluh ribu dengan rasa seenak ini membuat warung soto pak Gondrong ini selalu ramai setiap harinya.
“Kak nanti mampir ke minimarket bentar ya ada yang mau aku beli soalnya” Ucap Elisa disela-sela mereka makan.
“Paling juga mau beli es krim” Ledek Kak Angga yang sangat mengerti adik-adiknya itu.
“Yaa itu salah satunya juga sih sebenernya, tapi ada yang lain juga yang lebih penting plisss”
“Iya Ngga, aku juga baru inget kalau ada beberapa barang yang habis di rumah” Kak Indri dan Kak angga hanya berjarak 2 tahun saja sehingga mereka terlihat seumuran dan tidak jarang juga Kak Indri hanya menyebut kakaknya tanpa embel-embel kak.
“Ya udah tapi nggak usah lama-lama”
“Siap boss” Ujar Elisa dan juga Indri serentak.
Setelah itu mereka menghabiskan soto milik masing-masing sebelum akhirnya lanjut ke supermarket.
“Kamu masih sama Kak Laura nggak sih kak?”
“Masihlah emangnya kamu pacaran dikit-dikit berantem putus berantem putus mulu”
“Yee orang tanya baik-baik juga malah ngatain ih ngeselin banget sih”
“Bener tuh dek yang dibilang Angga. Justru yang seharusnya dipertanyakan itu kamu”
“Aku juga ada kok pacar”
“Siapa kok tumben nggak cerita?”
“Lagian kalian juga nggak tanya sih” kesal Elisa
Setelah itu Elisa menceritakan gimana dia bertemu dengan Erlan dan gimana mereka bisa bersama sampai saat ini.
🐣🐣🐣
“Kak foto yuk”
Ajak Elisa saat mereka sedang berada di sebuah supermarket. Elisa memang sengaja mengajak Kak Angga alih-alih unuk membawakan barang-barangnya saja daripada menemaninya sepertinya.
“Buat apa sih dek?”
“Yaa pengen aja kenapa sih, biar kaya orang-orang gitu loh”
Tanpa menunggu jawaban kakaknya Elisa langsung menggandeng lengan kiri kakaknya sambil mengarahkan layar ponselnya dan-
Cekrek
“Ihhh senyum atuh kak”
“Ya lagian kamu main cekrek cekrek aja”
“Yaudah yaudah deh maaf”
Satu...Dua....Tiga...Cekrek
“Nahhh kan cakep, liat deh kak”
“Udah dek lanjut belanja lagi cepet keburu sore nih”
“Iya-iya”
Elisa pun langsung mengupload fotonya yang sedang menggandeng mesra kakaknya tersebut di salah satu sosial medianya lalu kembali memasukkan ponselnya ke dalam tas selempangnya. Setelah itu Elisa kembali sibuk memilih barang-barang yang akan dia beli sedangkan kakaknya terlihat sedang sibuk dengan ponselnya.
Kalian dimana aku dah di depan kasir
Indri
“Dek udah belum? Udah diungguin sama Indri di kasir katanya
“Iya udah yok”
Otw kasir
Angga
Setelah membalas chat adiknya pun Angga dan Elisa langsung meninggalkan sederet tempat minuman dingin untuk menuju ke kasir. Selesai dari supermarket merekapun langsung menghambur ke dalam mobil untuk pulang karena sudah ditanyakan oleh Ibu.
“Ih curang banget sih kalian foto nggak ngajak-ngajak” Rajuk Indri ang baru saja melihat foto adik-adiknya di sosial media Elisa.
“Yaudah si tinggal foto lagi aja” Balas Elisa yang sedang asyik dengan ice cream di tangannya.
“Nggak mau gue lagi nyetir” Tolak angga cepat.
“Udah lo diem aja tinggal nengok bentaran juga”
Ujar Indri sambil mengarahkan kamera ke depan mereka dan meminta Elisa untuk sedikit maju karena Elisa yang duduk di belakang sendiri. Sedangkan Indri duduk di samping Angga yang sedang mengemudi. Dan jadilah beberapa foto sibling tersebut setelah beberapa menit yang pastinya harus melewati adu argumen terlebih dulu antara Elisa dan juga Indri yang meributkan cahayalah atau angle fotolah belum lagi pilih filterlah dasar perempuan. Untung saja Angga sudah terbiasa menghadapi mereka berdua.