Loading...
Logo TinLit
Read Story - Pria Malam
MENU
About Us  

Matahari menyingsing menyusup mengusik. Kepalanya terasa berat. Pening. Sangat pening, padangannya berkunang-kunang. Ia memegangi kepalanya. 
Apa ini? Teriaknya dalam hati. Bau anyir menyeruak. Ia gelagapan melihat tangannya bersimbah darah. Bajunya pun penuh darah yang sudah mengering. Ia mencoba mengingat, apa yang terjadi semalam, tetapi kepalanya malah terasa sangat sakit.
Apa yang telah kulakukan semalam?
Ia begitu ketakutan. Ia segera bangkit dari tempat tidurnya dan membersihkan diri. Membakar bajunya yang penuh dengan darah. Lalu sisa abu tersebut ia kubur.
Sepertinya terjadi hal yang buruk.
***
Hari ini cafe  begitu ramai. Sehingga aku merasa sedikit kelelahan, ditambah luka kemarin membuatku sedikit kesulitan.  Rasanya hari ini aku merasa sedikit kesepian. Tiba-tiba aku sedikit kepikiran tentang Ran. Dia karyawan kesukaanku, tapi sangat tertutup. Dia hanya meninggalkan kontak handphonenya. Sedari kemarin aku menghubunginya, tetapi handphonenya sepertinya mati.
Hari sudah petang, aku memutuskan menutup kafeku lebih awal, karena melakukan sediri ternyata membuatku sedikit kelelahan, tetapi ketika papan “buka”akan ku ubah menjadi “tutup”. Seseorang mengetuk pintu kafeku. Aku beranjak untuk membukakan. Ternyata dia, tetapi wajahnya terlihat begitu payah seperti tengah mendapat masalah serius.
“Kau sudah akan tutup?”
“Hampir, kau mau mampir?” tanyaku. Ia mengangguk.
“Kalau begitu masuklah,”ujarku mempersilahkan ia masuk. Ia segera melepas mantelnya dan beranjak duduk.
“Kau ingin apa?” tanyaku.
“Seperti biasa,”jawabnya. Aku segera mengerti ia sangat senang kopi kapucino kafe ini karena ia hampir selalu memesannya. Aku segera membuatnya dengan cepat. Lalu ku berikan.
“Apakah di luar sangat dingin?” tanyaku untuk memulai percakapan.
“Yah lumayan,”jawabnya.
“Kau sendirian?”
“Hmm... ya.”
“Kemana perginya para karyawanmu?”
“Ku liburkan semua.”
“Bernarkah? Kau menangani ini semua?” tanyanya tampak heran. Aku mengangguk.
“Apakah seluruh karyawanmu baik-baik saja?”
“Ya, mereka semua senang kuliburkan.”
“Syukurlah.”
“Ada apa?”
“Tak apa, hanya memastikan sesuatu.”
“Sesuatu?”
“Bukan apa-apa.” Sejenak kami diam tanpa obrolan
“Kau sedang ada masalah?”
“Tidak , hanya saja aku sangat pelupa.”
“Maksudnya?”
“Lupakan, bagaimana hari ini? Kau pasti sangat kelelahan.” Tidak biasanya pria itu memberikan perhatian padaku. Membuatku sedikit salah tingkah.
“Tidak, hanya luka ini sedikit menyulitkanku,”ujarku sembari memperlihatkan luka di tangannya.
“Tanganmu kenapa?”
“Tanganku hanya tersiram air panas karena melamun ketika menuangkannya.”
“Ha... ha... bagaimana bos sepertimu bisa seceroboh itu.” Tawa itu terdengar asing bagiku. Karena sebenarnya ini kali pertama kami saling menyapa, setelah pria itu sudah menjadi pelanggan sejak hari pertama aku membuka café ini.
“Entahlah.”
“Ah sepertinya aku harus pergi, terima kasih kopinya. Berapa yang harus ku bayar?”
“Kau bercanda? Kau tak perlu membayarnya, kali ini anggap saja aku traktir.”
“Benarkah?” tanyanya sambil menatapku, mencoba menyakinkan pendengarannya tidak salah. Aku menggangguk. Ia tersenyum dan memasukkan kembali dompetnya. 
“Aku akan sering-sering ke sini untuk mendapat kopi gratis,” ujar pria itu diikuti tawa kecil.
“Bukankah kau memang sudah sering kemari.”
“Benar juga, kalau begitu kau yang harus sering memberiku kopi gratis.”canda pria itu. Pria itu bangkit dan beranjak menuju pintu keluar. Aku menghantarnya keluar.
“Kemarin kenapa kau tak kemari?”
“Aku sedang tak enak badan,” jawabnya singkat.
“Oh, apakah kau sudah baikan?”
“Lumayan.”
“Semoga kau segera sehat,”ujarku basa-basi.
Ia tampak terburu-buru pergi. Sampai tidak membalas perkataanku. Aku hanya memandangnya hingga ia menghilang di kelokan itu lagi. Aku  kembali membereskan kafe. Aku hanyut dalam aktifitasku membersihkan café hingga tidak sadar jika waktu berjalan begitu cepat.
Deting lonceng itu terdengar tepat ketika aku mengunci pintu kafe. Aku terkaget-kaget ketika melihat handphone, terdapat 20 panggilan tak terjawab dari Mac. Aku segera menelpon Mac.
“Tut..tut... Haloo?”terdengar dari suara dari seberang.
“Mac? Ada apa? Mengapa kau menelponku sebanyak itu?”
“Ma’am.. hiks..hiks... Ma’am.” Terdengar isakan dari seberang.
“Ada apa Mac? Apakah ada sesuatu yang terjadi?”
“Ma’am... Ran... Ran...”
“Ada apa dengan Ran?”
“Ran Meninggal...”Rasanya aku seperti tersambar petir. Handphoneku terjatuh karena saking kagetnya. Air mataku jatuh tanpa diminta.
“Ma’am? Ma’am? Ma’am? Apakah kau baik baik saja...”

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Prakerin
7984      2118     14     
Romance
Siapa sih yang nggak kesel kalo gebetan yang udah nempel kaya ketombe —kayanya Anja lupa kalo ketombe bisa aja rontok— dan udah yakin seratus persen sebentar lagi jadi pacar, malah jadian sama orang lain? Kesel kan? Kesel lah! Nah, hal miris inilah yang terjadi sama Anja, si rajin —telat dan bolos— yang nggak mau berangkat prakerin. Alasannya klise, karena takut dapet pembimbing ya...
Hyeong!
195      170     1     
Fan Fiction
Seok Matthew X Sung Han Bin | Bromance/Brothership | Zerobaseone "Hyeong!" "Aku bukan hyeongmu!" "Tapi—" "Seok Matthew, bisakah kau bersikap seolah tak mengenalku di sekolah? Satu lagi, berhentilah terus berada di sekitarku!" ____ Matthew tak mengerti, mengapa Hanbin bersikap seolah tak mengenalnya di sekolah, padahal mereka tinggal satu rumah. Matthew mulai berpikir, apakah H...
Through This Letter (Sudah Terbit / Open PO)
5750      1616     0     
Romance
Dia—pacarku—memang seperti itu. Terkadang menyebalkan, jail, sampai-sampai buatku marah. Dan, coba tebak apa yang selalu dia lakukan untuk mengembalikan suasana hatiku? Dia, akan mengirimkanku sebuah surat. Benar-benar berbentuk surat. Di tengah-tengah zaman yang sudah secanggih ini, dia justru lebih memilih menulis sendiri di atas secarik kertas putih, kemudian dimasukkan ke dalam sebuah a...
Wanita Di Sungai Emas (Pendek)
571      385     3     
Fantasy
Beberapa saat kemudian, aku tersandung oleh akar-akar pohon, dan sepertinya Cardy tidak mengetahui itu maka dari itu, dia tetap berlari... bodoh! Akupun mulai menyadari, bahwa ada sungai didekatku, dan aku mulai melihat refleksi diriku disungai. Aku mulai berpikir... mengapa aku harus mengikuti Cardy? Walaupun Cardy adalah teman dekatku... tetapi tidak semestinya aku mengikuti apa saja yang dia...
Kiara - Sebuah Perjalanan Untuk Pulang
3172      1356     2     
Romance
Tentang sebuah petualangan mencari Keberanian, ke-ikhlasan juga arti dari sebuah cinta dan persahabatan yang tulus. 3 Orang yang saling mencintai dengan cara yang berbeda di tempat dan situasi yang berbeda pula. mereka hanya seorang manusia yang memiliki hati besar untuk menerima. Kiara, seorang perempuan jawa ayu yang menjalin persahabatan sejak kecil dengan Ardy dan klisenya mereka saling me...
A Freedom
155      135     1     
Inspirational
Kebebasan adalah hal yang diinginkan setiap orang. Bebas dalam menentukan pilihan pun dalam menjalani kehidupan. Namun sayang kebebasan itu begitu sulit bagi Bestari. Seolah mendapat karma dari dosa sang Ayah dia harus memikul beban yang tak semestinya dia pikul. Mampukah Bestari mendapatkan kebebasan hidup seperti yang diinginkannya?
Teman Berbagi
3697      1359     0     
Romance
Sebingung apapun Indri dalam menghadapi sifatnya sendiri, tetap saja ia tidak bisa pergi dari keramaian ataupun manjauh dari orang-orang. Sesekali walau ia tidak ingin, Indri juga perlu bantuan orang lain karena memang hakikat ia diciptakan sebagai manusia yang saling membutuhkan satu sama lain Lalu, jika sebelumnya orang-orang hanya ingin mengenalnya sekilas, justru pria yang bernama Delta in...
PATANGGA
888      606     1     
Fantasy
Suatu malam ada kejadian aneh yang menimpa Yumi. Sebuah sapu terbang yang tiba-tiba masuk ke kamarnya melalui jendela. Muncul pula Eiden, lelaki tampan dengan jubah hitam panjang, pemilik sapu terbang itu. Patangga, nama sapu terbang milik Eiden. Satu fakta mengejutkan, Patangga akan hidup bersama orang yang didatanginya sesuai dengan kebijakan dari Kementerian Sihir di dunia Eiden. Yumi ingin...
Premium
Claudia
7022      1779     1     
Fan Fiction
Ternyata kebahagiaan yang fana itu benar adanya. Sialnya, Claudia benar-benar merasakannya!!! Claudia Renase Arditalko tumbuh di keluarga kaya raya yang amat menyayanginya. Tentu saja, ia sangat bahagia. Kedua orang tua dan kakak lelaki Claudia sangat mengayanginya. Hidup yang nyaris sempurna Claudia nikmati dengan senang hati. Tetapi, takdir Tuhan tak ada yang mampu menerka. Kebahagiaan C...
Rembulan
1236      697     2     
Romance
Orang-orang acap kali berkata, "orang yang gagal dalam keluarga, dia akan berhasil dalam percintaan." Hal itu tidak berlaku bagi Luna. Gadis mungil dengan paras seindah peri namun memiliki kehidupan seperti sihir. Luna selalu percaya akan cahaya rembulan yang setiap malam menyinari, tetapi sebenarnya dia ditipu oleh alam semesta. Bagaimana rasanya memiliki keluarga namun tak bisa dianggap ...