Matahari menyingsing menyusup mengusik. Kepalanya terasa berat. Pening. Sangat pening, padangannya berkunang-kunang. Ia memegangi kepalanya.
Apa ini? Teriaknya dalam hati. Bau anyir menyeruak. Ia gelagapan melihat tangannya bersimbah darah. Bajunya pun penuh darah yang sudah mengering. Ia mencoba mengingat, apa yang terjadi semalam, tetapi kepalanya malah terasa sangat sakit.
Apa yang telah kulakukan semalam?
Ia begitu ketakutan. Ia segera bangkit dari tempat tidurnya dan membersihkan diri. Membakar bajunya yang penuh dengan darah. Lalu sisa abu tersebut ia kubur.
Sepertinya terjadi hal yang buruk.
***
Hari ini cafe begitu ramai. Sehingga aku merasa sedikit kelelahan, ditambah luka kemarin membuatku sedikit kesulitan. Rasanya hari ini aku merasa sedikit kesepian. Tiba-tiba aku sedikit kepikiran tentang Ran. Dia karyawan kesukaanku, tapi sangat tertutup. Dia hanya meninggalkan kontak handphonenya. Sedari kemarin aku menghubunginya, tetapi handphonenya sepertinya mati.
Hari sudah petang, aku memutuskan menutup kafeku lebih awal, karena melakukan sediri ternyata membuatku sedikit kelelahan, tetapi ketika papan “buka”akan ku ubah menjadi “tutup”. Seseorang mengetuk pintu kafeku. Aku beranjak untuk membukakan. Ternyata dia, tetapi wajahnya terlihat begitu payah seperti tengah mendapat masalah serius.
“Kau sudah akan tutup?”
“Hampir, kau mau mampir?” tanyaku. Ia mengangguk.
“Kalau begitu masuklah,”ujarku mempersilahkan ia masuk. Ia segera melepas mantelnya dan beranjak duduk.
“Kau ingin apa?” tanyaku.
“Seperti biasa,”jawabnya. Aku segera mengerti ia sangat senang kopi kapucino kafe ini karena ia hampir selalu memesannya. Aku segera membuatnya dengan cepat. Lalu ku berikan.
“Apakah di luar sangat dingin?” tanyaku untuk memulai percakapan.
“Yah lumayan,”jawabnya.
“Kau sendirian?”
“Hmm... ya.”
“Kemana perginya para karyawanmu?”
“Ku liburkan semua.”
“Bernarkah? Kau menangani ini semua?” tanyanya tampak heran. Aku mengangguk.
“Apakah seluruh karyawanmu baik-baik saja?”
“Ya, mereka semua senang kuliburkan.”
“Syukurlah.”
“Ada apa?”
“Tak apa, hanya memastikan sesuatu.”
“Sesuatu?”
“Bukan apa-apa.” Sejenak kami diam tanpa obrolan
“Kau sedang ada masalah?”
“Tidak , hanya saja aku sangat pelupa.”
“Maksudnya?”
“Lupakan, bagaimana hari ini? Kau pasti sangat kelelahan.” Tidak biasanya pria itu memberikan perhatian padaku. Membuatku sedikit salah tingkah.
“Tidak, hanya luka ini sedikit menyulitkanku,”ujarku sembari memperlihatkan luka di tangannya.
“Tanganmu kenapa?”
“Tanganku hanya tersiram air panas karena melamun ketika menuangkannya.”
“Ha... ha... bagaimana bos sepertimu bisa seceroboh itu.” Tawa itu terdengar asing bagiku. Karena sebenarnya ini kali pertama kami saling menyapa, setelah pria itu sudah menjadi pelanggan sejak hari pertama aku membuka café ini.
“Entahlah.”
“Ah sepertinya aku harus pergi, terima kasih kopinya. Berapa yang harus ku bayar?”
“Kau bercanda? Kau tak perlu membayarnya, kali ini anggap saja aku traktir.”
“Benarkah?” tanyanya sambil menatapku, mencoba menyakinkan pendengarannya tidak salah. Aku menggangguk. Ia tersenyum dan memasukkan kembali dompetnya.
“Aku akan sering-sering ke sini untuk mendapat kopi gratis,” ujar pria itu diikuti tawa kecil.
“Bukankah kau memang sudah sering kemari.”
“Benar juga, kalau begitu kau yang harus sering memberiku kopi gratis.”canda pria itu. Pria itu bangkit dan beranjak menuju pintu keluar. Aku menghantarnya keluar.
“Kemarin kenapa kau tak kemari?”
“Aku sedang tak enak badan,” jawabnya singkat.
“Oh, apakah kau sudah baikan?”
“Lumayan.”
“Semoga kau segera sehat,”ujarku basa-basi.
Ia tampak terburu-buru pergi. Sampai tidak membalas perkataanku. Aku hanya memandangnya hingga ia menghilang di kelokan itu lagi. Aku kembali membereskan kafe. Aku hanyut dalam aktifitasku membersihkan café hingga tidak sadar jika waktu berjalan begitu cepat.
Deting lonceng itu terdengar tepat ketika aku mengunci pintu kafe. Aku terkaget-kaget ketika melihat handphone, terdapat 20 panggilan tak terjawab dari Mac. Aku segera menelpon Mac.
“Tut..tut... Haloo?”terdengar dari suara dari seberang.
“Mac? Ada apa? Mengapa kau menelponku sebanyak itu?”
“Ma’am.. hiks..hiks... Ma’am.” Terdengar isakan dari seberang.
“Ada apa Mac? Apakah ada sesuatu yang terjadi?”
“Ma’am... Ran... Ran...”
“Ada apa dengan Ran?”
“Ran Meninggal...”Rasanya aku seperti tersambar petir. Handphoneku terjatuh karena saking kagetnya. Air mataku jatuh tanpa diminta.
“Ma’am? Ma’am? Ma’am? Apakah kau baik baik saja...”
Cinta Tiga Meter
463
296
0
Romance
Fika sudah jengah! Dia lelah dengan berbagai sikap tidak adil CEO kantor yang terus membela adik kandungnya dibanding bekerja dengan benar. Di tengah kemelut pekerjaan, leadernya malah memutuskan resign. Kini dirinya menjadi leader baru yang bertugas membimbing cowok baru dengan kegantengan bak artis ibu kota.
Ketika tuntutan menikah mulai dilayangkan, dan si anak baru menyambut setiap langkah...
EPHEMERAL
99
90
2
Romance
EPHEMERAL berarti tidak ada yang kekal, walaupun begitu akan tetap kubuktikan bahwa janji kita dan cinta kita akan kekal selamanya walaupun nanti kita dipisahkan oleh takdir. Aku paling benci perpisahan tetapi tanpa perpisahan tidak akan pernah adanya pertemuan. Aku dan kamu selamanya.
The Maze Of Madness
3776
1537
1
Fantasy
Nora tak banyak tahu tentang sihir. Ia hidup dalam ketenangan dan perjalanan normal sebagai seorang gadis dari keluarga bangsawan di kota kecilnya, hingga pada suatu malam ibunya terbunuh oleh kekuatan sihir, begitupun ayahnya bertahun-tahun kemudian.
Dan tetap saja, ia masih tidak tahu banyak tentang sihir. Terlalu banyak yang terjadi dalam hidupnya hingga pada saat semua kejadian itu merubah...
Langit Indah Sore Hari
98
84
0
Inspirational
Masa lalu dan masa depan saling terhubung. Alka seorang remaja berusia 16 tahun, hubungannya dengan orang sekitar semakin merenggang.
Suatu hari ia menemukan sebuah buku yang berisikan catatan harian dari seseorang yang pernah dekat dengannya. Karena penasaran Alka membacanya. Ia terkejut, tanpa sadar air mata perlahan mengalir melewati pipi.
Seusai membaca buku itu sampai selesai, Alka ber...
Rembulan
768
428
2
Romance
Orang-orang acap kali berkata,
"orang yang gagal dalam keluarga, dia akan berhasil dalam percintaan."
Hal itu tidak berlaku bagi Luna. Gadis mungil dengan paras seindah peri namun memiliki kehidupan seperti sihir. Luna selalu percaya akan cahaya rembulan yang setiap malam menyinari, tetapi sebenarnya dia ditipu oleh alam semesta.
Bagaimana rasanya memiliki keluarga namun tak bisa dianggap ...
Just For You
4125
1625
1
Romance
Terima kasih karena kamu sudah membuat hidupku menjadi lebih berarti. (Revaldo)
***
Mendapatkan hal yang kita inginkan memang tidak semudah membalik telapak tangan, mungkin itu yang dirasakan Valdo saat ingin mendapatkan hati seorang gadis cantik bernama Vero. Namun karena sesuatu membuatnya harus merelakan apa yang selama ini dia usahakan dan berhasil dia dapatkan dengan tidak mudah. karen...
Edelweiss: The One That Stays
1385
589
1
Mystery
Seperti mimpi buruk, Aura mendadak dihadapkan dengan kepala sekolah dan seorang detektif bodoh yang menginterogasinya sebagai saksi akan misteri kematian guru baru di sekolah mereka. Apa pasalnya? Gadis itu terekam berada di tempat kejadian perkara persis ketika guru itu tewas.
Penyelidikan dimulai. Sesuai pernyataan Aura yang mengatakan adanya saksi baru, Reza Aldebra, mereka mencari keberada...
Dandelion
4381
1313
0
Romance
Kuat, Cantik dan Penuh Makna. Tumbuh liar dan bebas. Meskipun sederhana, ia selalu setia di antara ilalang.
Seorang pemuda yang kabur dari rumah dan memilih untuk belajar hidup mandiri. Taehyung bertemu dengan Haewon, seorang gadis galak yang menyimpan banyak masalah hidup.
Cinta dalam Impian
86
67
1
Romance
Setelah ditinggal oleh kedua orang tuanya, seorang gadis dan abangnya merantau untuk menjauh dari memori masa lalu. Sang gadis yang mempunyai keinginan kuat untuk meraih impian. Voska belajar dengan rajin, tetapi dengan berjalannya waktu, gadis itu berpisah dengan san abang. Apa yag terjadi dengan mereka? Mampukah mereka menyelesaikan masalahnya atau berakhir menjauh?
Asmaraloka Jawadwipa (Sudah Terbit / Open PO)
7263
2169
1
Romance
Antara anugerah dan kutukan yang menyelimuti Renjana sejak ia memimpikan lelaki bangsawan dari zaman dahulu yang katanya merupakan sang bapa di lain masa. Ia takkan melupakan pengalaman dan pengetahuan yang didapatnya dari Wilwatikta sebagai rakyat biasa yang menyandang nama panggilan Viva. Tak lupa pula ia akan indahnya asmara di Tanah Blambangan sebelum mendapat perihnya jatuh cinta pada seseor...