Loading...
Logo TinLit
Read Story - Archery Lovers
MENU
About Us  

Bel istirahat kedua sudah berbunyi, semua siswa di sekolah itu segera pergi ke masjid untuk melaksanakan shalat dhuhur berjamaah. Setibanya disana Zahra yang baru saja memakai mukenah berwarna biru Sapphire bersama Rayla tiba-tiba di kejutkan oleh Aura dan Jasmine yang langsung mengambil shaf di samping Zahra, Rayla yang menyadari kehadiran Aura dan Jasmine langsung menyapa mereka berdua sementara Zahra merasa tidak nyaman. Setengah jam kemudian semua siswa yang berada didalam masjid segera kembali ke kelas namun ada juga yang pergi ke kantin untuk membeli jajan, Zahra yang baru saja selesai melipat dan memasukkan mukenahnya ke dalam tas lalu mau berdiri tiba-tiba tangannya kembali di tarik membuat gadis itu kembali duduk menghadap ke arah Aura dan Jasmine yang samar menatapnya dengan intimindasi.

“Ingat, kumpulkan formulir itu kalau kau masih ingin hari-harimu tidak seperti di neraka!” Ancam Aura sedikit berbisik.

Zahra tidak menjawab namun mengaggukkan kepalanya dan setelah itu cepat-cepat pergi menyusul Rayla yang sempat menunggunya di ambang pintu masjid. Di dalam kelas Zahra membuang napas gusar sementara pikirannya kini sibuk mencari cara untuk melepaskan diri dari dekapan perundungan yang Aura dan Jasmine lakukan kepadanya, banyak cara yang sudah ia lakukan sejak masih di SMP serta keberaniannya untuk melawan mereka tetapi sayangnya perundungan dari Aura dan Jasmine semakin menjadi bahkan semakin parah. Di keluarkannya formulir itu dari dalam saku roknya dan melihat centang hitam yang sengaja di tulis oleh Jasmine.

“Lho kamu ikut ekstrakulikuler tari?” Tanya Rayla tiba-tiba,”Katanya kamu ikut apa-apa!” Sambungnya.

Seketika itu juga Zahra tertawa canggung dengan ujung bibirnya yang keatas,”Ah ini aku Cuma ngasal kok? Sebenarnya aku bingung mau ikut yang mana karena banyak pilihannya?” Jawab Zahra.

Rayla beroh panjang setelah itu mengangguk sependapat, selang beberapa saat bel masuk kembali berbunyi Zahra segera memasukan kertas tersebut ke dalam tas dengan perasaan hampa kemudian mengeluarkan buku tulis serta tempat pensilnya diatas meja.

****

Rasa lelah sekaligus gerah sudah berada di puncaknya membuat Zahra yang baru saja tiba dirumah dari sepulang sekolah langsung buru-buru masuk ke kamarnya tanpa salim ke Ibu. Beberapa menit kemudian Zahra sudah selesai mandi dan ganti baju ia bergegas menghampiri Ibu di ruang tengah untuk salim.

“Maaf Bu tadi Zahra nggak salim karena buru-buru ingin mandi!” Ucap Zahra setelah salim.

“Iya tidak apa-apa, bagaimana tadi di sekolah?”

Dengan tersenyum Zahra menjawab,”Alhamdulilah baik Bu?” Jawabnya sengaja berbohong. “Ibu Zahra mau ke kamar dulu buat istirahat!”

“Iya sudah sana, tapi sore ini tolong bantu Ibu masak karena nanti malam Pakdhe Raihan dan Budhe Mika akan datang ke sini untuk menginap!” Ucap Ibu.

Mendengar nama itu Zahra sangat senang dan antusias, lantas berbalik dan kembali ke kamarnya untuk tidur. Sayangnya dalam pikirannya yang terus bercampuk membuat Zahra sulit tidur, merasa tidak bisa tidur gadis itu memilih untuk bangun lalu menyandarkan punggungnya ke papan tempat tidur kemudian memandang langit-langit kamar yang berwarna putih tulang. Pikirannya kini kembali tertuju pada formulir itu serta kenangan-kenangan buruk yang kembali menghampiri ingatannya, kembali membuang napas gusar gadis itu beranjak dari sana lalu menghampiri lemari pakaian dan mengambil jilbab berwarna putih susu setelah itu keluar.

“Ibu Zahra izin keluar sebentar!” Ucap Zahra saat menghampiri Ibu di ruang tengah, wanita itu sedang membersihkan karpet menggunakan sapu lidi.

“Lho katanya istirahat, kok keluar?” Tanya Ibu heran.

“Cari angin sebentar, nggak lama kok?” Jawab Zahra dan setelah itu pergi.

Sepanjang perjalanan Zahra berjalan tidak tentu arah, selain itu ia juga merasa bersalah kepada Ibu karena tidak membantunya. Zahra membuang napas panjang atas kejadian yang menimpahnya hari ini, tanpa sadar ia tiba di depan gerbang sekolah yang sudah sepi. Merasa sudah cukup Zahra berniat untuk kembai ke rumah namun ia teringat dengan area olahraga yang dilihatnya kemarin. Tanpa pikir panjang gadis itu pergi menuju ke tempat tersebut, tidak sampai 5 menit Zahra sudah tiba di depan gerbang area tersebut berbentuk gapura dengan plang nama ‘AREA OLAHRAGA SMA MUHAMMADIYAH 1 CIREBON’ yang dipasang diantara pilar gapura, merasa tertarik Zahra langsung melenggang masuk yang di suguhi dengan pemandangan tamanam hias yang tertata rapi serta rumput hijau yang tampak dirawat dengan baik sehingga mengundang rasa ingin rebahan diatasnya. Selain itu ia melihat ada papan seperti mading yang memperlihatkan denah area lengkap dengan ilustrasi bangunan juga masing-masing nama dalam area tersebut, dengan saksama ia melihat satu per satu nama bangunan tersebut.

‘Sayang sekali sekolah ini kurang diminati, padahal sekolah ini memiliki fasilitas paling lengkap!’ Batin Zahra prihatin.

Kemudian gadis itu segera pergi menyelusuri tempat tersebut, mungkin ia dapat menemukan persembuyian baru selain di masjid. Namun langkahnya terhenti saat mendengar suara samar desingan yang berasal dari salah satu rumah, karena suasana di sekitarnya yang sepi serta memiliki indra pendengaran yang tajam ia bisa mendengar suara tersebut justru terdengar jelas. Dengan penasaran Zahra mencari asal suara tersebut, namun melihat banyaknya rumah serta lapangan di sampingnya membuat kepala Zahra lebih banyak menoleh kesana kemari melihatnya juga membaca plang papan besi yang menempel di masing-masing rumah. Gadis itu merasa yakin sekaligus bangga jika memiliki sekolah seperti ini, namun langkahnya kembali terhenti saat pandangannya tertuju pada rumah yang tampak sangat tua dengan gaya era 70-an, cat dengan warna putih kusam tetapi sudah keropos di sana-sini membuat kesan paling tua diantara rumah-rumah di area ini. Seperti rumah yang lain sebuah plang besi tetapi sudah berkarat menempel di atas samping rumah dengan tulisan besar berwarna hitam ‘RUMAH EKSTRAKULIKULER PANAHAN’, Zahra terjengkit kaget ketika kembali mendengar suara desingan yang rupanya berasal dari dalam sana. Merasa ada yang menariknya gadis itu berjalan masuk ke dalam, tidak lupa ia mengucap salam dan melihat perabotan serta tata ruang seperti rumah pada umumnya; tapi di tempat ini sangat luas. Mata Zahra langsung teralihkan saat melihat beberapa bingkai foto yang dipajang sepanjang lorong namun memiliki warna yang berbeda hingga pandangan Zahra tertuju pada bingkai foto dengan bacground hitam putih dan foto tersebut ada lima orang berdiri sambil tersenyum, tidak lupa mereka membawa busur masing-masing.

“Itu adalah foto ekstrakulikuler panahan pertama di sekolah ini!” Ucap seseorang tiba-tiba.

Terkejut, Zahra reflek berbalik dan melihat kehadiran seorang pemuda bertubuh tinggi yang memakai baju Trining berwarna biru dongker dengan garis vertikal berwarna kuning cerah serta memakai celana yang senada dengan atasan, akan tetapi tatapan dingin yang tidak biasa membuat Zahra merasa tidak nyaman di tempatnya berdiri seolah seperti seorang pencuri yang menjadi tersangka atas pencurian barang.

“Siapa kau dan sedang apa disini? Mana kamu masuk nggak mengucap salam?” Tanya pemuda itu bertubi-tubi dengan suaranya yang ngbass. Mendengar retetan pertanyaan seperti itu gadis itu lantas menjawab.

”Mohon maaf aku sudah mengucap salam, tetapi tidak ada jawaban darimu! Selain itu perkenalkan namaku Zahra Nur Firdaus?” jJwabnya sopan dan jelas. Namun matanya tidak sengaja melirik ke sebuah tas panjang yang bertengger dibahunya bersama dengan tas sekolah.

Merasa sudah cukup mencari anginnya juga merasa tidak masuk ke tempat yang salah Zahra dengan sopan pamit pulang kepada pemuda itu kemudian pergi menuju pintu keluar.

“Tunggu..,!” Seru pemuda itu. Langkah Zahra sontak berhenti lalu menoleh tanpa menambahkan tubuhnya,”Apa kamu mau mencobanya sekali?” Tanya dia. Kening Zahra saling bertaut, tidak mengerti apa yang orang itu katakan barusan. Gadis itu lantas kembali berbalik dan menghampiri pemuda tersebut.

“Melakukan apa?” Zahra balik bertanya.

“Panahan?” Jawab pemuda itu singkat.

****

Di tengah acara makan malam usai salat magrib Zahra, Fani dan Fafa; anak perempuan Pakdhe Raihan dan Budhe Mika yang sebaya dengan Fani sedang asyik menyantap makanan sementara itu Ibu, Pakdhe Raihan dan Budhe Mika sibuk mengobrol guna melepas rindu. Merasa sudah kenyang Zahra memutuskan untuk bangkit lalu membawa piringnya yang kotor ke bak cuci piring kemudian kembali ke kamarnya, di kamarnya ia langsung menghampiri tas sekolahnya yang tergeletak di bawah samping meja belajarnya kemudian segera menyiapkan buku untuk pelajaran besok. selesai menyiapkan pelajaran Zahra merebahkan sejenak tubuhnya yang pendek ke atas tempat tidur, di pandangnya langit-langit kamarnya dengan perasaan tidak menentuk. Ada dua pilihan dalam benaknya sekarang, pertama mengumpulkan formulir itu dan akan menjadi bulan-bulanan oleh Aura dan Jasmine sementara pilihan kedua adalah ia enggan melakukannya tetapi kehidupan sekolahnya akan berakhir seperti di SMP—seperti di neraka. Memikirkannya saja membuat perasaan Zahra menjadi tertekan, akan tetapi pikirannya segera teralihkan dengan sosok pemuda yang ditemuinya tadi sore di rumah tua itu, ia sempat salah mengira jika pemuda itu tidak suka dengan kehadirannya disana tetapi rupanya dia hanya mau mempromosikan kegiatan ekstrakulikuler panahan kepada Zahra. Tetapi sayangnya Zahra lupa menanyai namanya, sebuah ide terlintas dalam benaknya tetapi ia sedikit ragu dengan idenya kali ini.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Shut Up, I'm a Princess
823      521     1     
Romance
Sesuai namanya, Putri hidup seperti seorang Putri. Sempurna adalah kata yang tepat untuk menggambarkan kehidupan Putri. Hidup bergelimang harta, pacar ganteng luar biasa, dan hangout bareng teman sosialita. Sayangnya Putri tidak punya perangai yang baik. Seseorang harus mengajarinya tata krama dan bagaimana cara untuk tidak menyakiti orang lain. Hanya ada satu orang yang bisa melakukannya...
Lost you in Netherland
619      382     0     
Short Story
Kali ini aku akan benar - benar kehilangannya !!
Campus Love Story
7323      1704     1     
Romance
Dua anak remaja, yang tiap hari bertengkar tanpa alasan hingga dipanggil sebagai pasangan drama. Awal sebab Henan yang mempermasalahkan cara Gina makan bubur ayam, beranjak menjadi lebih sering bertemu karena boneka koleksi kesukaannya yang hilang ada pada gadis itu. Berangkat ke kampus bersama sebagai bentuk terima kasih, malah merambat menjadi ingin menjalin kasih. Lantas, semulus apa perjal...
Memeluk Bul(a)n
21586      3674     28     
Fantasy
Bintangku meredup lalu terjatuh, aku ingin mengejarnya, tapi apa daya? Tubuhku terlanjur menyatu dengan gelapnya langit malam. Aku mencintai bintangku, dan aku juga mencintai makhluk bumi yang lahir bertepatan dengan hari dimana bintangku terjatuh. Karna aku yakin, di dalam tubuhnya terdapat jiwa sang bintang yang setia menemaniku selama ribuan tahun-sampai akhirnya ia meredup dan terjatuh.
Looking for J ( L) O ( V )( E) B
2179      892     5     
Romance
Ketika Takdir membawamu kembali pada Cinta yang lalu, pada cinta pertamamu, yang sangat kau harapkan sebelumnya tapi disaat yang bersamaan pula, kamu merasa waktu pertemuan itu tidak tepat buatmu. Kamu merasa masih banyak hal yang perlu diperbaiki dari dirimu. Sementara Dia,orang yang kamu harapkan, telah jauh lebih baik di depanmu, apakah kamu harus merasa bahagia atau tidak, akan Takdir yang da...
Teacher's Love Story
3022      1036     11     
Romance
"Dia terlihat bahagia ketika sedang bersamaku, tapi ternyata ia memikirkan hal lainnya." "Dia memberi tahu apa yang tidak kuketahui, namun sesungguhnya ia hanya menjalankan kewajibannya." Jika semua orang berkata bahwa Mr. James guru idaman, yeah... Byanca pun berpikir seperti itu. Mr. James, guru yang baru saja menjadi wali kelas Byanca sekaligus guru fisikanya, adalah gu...
A D I E U
2007      759     4     
Romance
Kehilangan. Aku selalu saja terjebak masa lalu yang memuakkan. Perpisahan. Aku selalu saja menjadi korban dari permainan cinta. Hingga akhirnya selamat tinggal menjadi kata tersisa. Aku memutuskan untuk mematikan rasa.
Benang Merah, Cangkir Kopi, dan Setangan Leher
246      200     0     
Romance
Pernahkah kamu membaca sebuah kisah di mana seorang dosen merangkap menjadi dokter? Atau kisah dua orang sahabat yang saling cinta namun ternyata mereka berdua ialah adik kakak? Bosankah kalian dengan kisah seperti itu? Mungkin di awal, kalian akan merasa bahwa kisah ini sama seprti yang telah disebutkan di atas. Tapi maaf, banyak perbedaan yang terdapat di dalamnya. Hanin dan Salwa, dua ma...
Unforgettable
537      376     0     
Short Story
Do you believe in love destiny? That separates yet unites. Though it is reunited in the different conditions, which is not same as before. However, they finally meet.
Rain, Coffee, and You
522      365     3     
Short Story
“Kakak sih enak, sudah dewasa, bebas mau melakukan apa saja.” Benarkah? Alih-alih merasa bebas, Karina Juniar justru merasa dikenalkan pada tanggung jawab atas segala tindakannya. Ia juga mulai memikirkan masalah-masalah yang dulunya hanya diketahui para orangtua. Dan ketika semuanya terasa berat ia pikul sendiri, hal terkecil yang ia inginkan hanyalah seseorang yang hadir dan menanyaka...