"Suara?"

apakah Zahra dapat melewati traumanya dan menemukan tempat yang baik baginya?
Read More >>"> Archery Lovers (3. Ekstrakulikuler) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Archery Lovers
MENU
About Us  

Keesokan paginya selesai sarapan Zahra langsung berangkat ke sekolah bersama Fani, gadis itu sempat mengirim pesan singkat kepada Rayla dan dijawab bahwa dia sudah sampai didepan gang. Saat hampir sampai ia melihat Rayla sudah berdiri di samping mulut gang, gadis itu langsung menyapanya dan mengajak Rayla untuk berangkat bersama-sama.

“Dia adikmu ya?” Tanya Rayla saat melihat Fani yang berjalan disamping Zahra.

Zahra langsung menoleh ke arah Fani sekilas lalu kembali menoleh ke arah Rayla,” Iya, dia adikku yang paling kecil tapi rada ngeselin?” Jawab Zahra enteng.

Fani yang mendengar jawaban dari Kakaknya sontak langsung memukul pinggang Zahra dengan kencang membuat yang dipukul langsung mengaduh kesakitan. “Mbak juga ngeselin kok, malah lebih parah!” Bela Fani.

Zahra berniat membalas namun dia uruangkan karena ada Rayla, sementara Rayla tersenyum melihat interaksi kakak-adik itu lalu melihat ke depan. Beberapa menit kemudian Fani segera berpisah dengan Zahra dan Rayla, sepeninggal Fani mereka kembali melanjutkan perjalanan lalu belok ke kiri dan sampai di sekolah. Setelah melintasi halaman sekolah mereka menelusuri lorong lantai dasar akhirnya mereka sampai di kelas 10-3 IPS, kedatangan mereka sempat disapa oleh teman mereka yang sudah lebih dulu tiba di kelas juga suasananya di dalam kelas yang hanya beberapa siswa yang hadir. Setelah meletakkan tas diatas meja kemudian duduk mereka berdua mengobrol sebentar sambil menunggu bel masuk berbunyi, 10 menit kemudian bel segera berbunyi dan para siswa di sekitar kelas maupun di lapangan segera masuk ke dalam kelas termasuk teman sekelas Zahra. Setelah semua sudah duduk secara bersamaan Bu Laila masuk ke dalam kelas membawa dua tas beda ukuran; tas jinjing dan Totebag seraya mengucap salam, semua siswa termasuk Zahra segera menjawab, pandangan mereka seketika tertuju pada Totebag yang dibawa oleh guru mereka yang tampak tebal.

“Sebelum Ibu mulai pelajaran pagi ini Ibu akan memperkenalkan diri dulu. Perkenalkan nama saya Laila Nur Azizah, kalian boleh memanggil saya Bu Laila! Hari ini sebelum saya memulai pelajaran Bahasa Indonesia izinkan Ibu untuk membagikan formulir pendaftaran ekstrakulikuler kepada kalian, di sini kalian boleh memilih kegiatan yang ingin kalian ikuti dan masing-masing boleh memilih dua ekstrakulikuler yang berbeda. Ibu beri waktu seminggu buat kalian untuk memilih, jadi pikirkan baik-baik. Paham semuanya!”

“Paham Bu..”

Lantas Bu Laila satu per satu menghampiri meja para siswa sembari membagikan formulir tersebut, suara siswa yang saling berbisik mulai terdengar membahas soal kegiatan tersebut. Saat sampai di meja Zahra dan Rayla wanita muda itu memberika mereka berdua masing-masing formulir kemudian beralih ke yang lain.

“Zahra kamu mau ikut ekstrakulikuler apa?” Tanya Rayla setelah membaca isi dalam formulir tersebut.

Akan tetapi Zahra tidak menjawab. Matanya masih membaca deretan daftar nama ekstarkulikuler yang sebagian besar adalah bidang olahraga serta kolom jawaban yang harus di isi sesuai pilihan.

“Zahra!” Panggil Rayla.

Zahra menoleh, “Apa?”

“Kamu mau ikut ekstrakulikuler apa?” Rayla mengulang pertanyaannya.

“Aku nggak ikut apa-apa sepertinya?” Jawab Zahra dingin.

Kening Rayla seketika bertaut heran mendengar jawaban Zahra barusan, ditambah raut wajah temannya yang mendadak menjadi dingin ketika menatap kertas ditangannya. Rayla berniat bertanya kepadanya tetapi Bu Laila sudah keburu memulai pelajaran Bahasa Indonesia sehigga Rayla mengurungkan niatnya dan memerhatikan gurunya didepan kelas.

****

Ketika jam istirahat tiba semua siswa termasuk kelas 10-3 IPS segera keluar kelas menuju kantin, namun ada sebagian yang pergi ke lapangan untuk bermain bola. Di saat yang lain pergi ke kantin Zahra justru pergi ke masjid sekolah yang berada di samping sekolah dan diikuti Rayla.

“Zahra kamu nggak ke kantin?” Tanya Rayla saat mereka tiba di masjid, setelah melepas sepatu lalu masuk dan duduk di dalam masjid. “Terus kita ngapain disini?”

“Bukan apa-apa, aku merasa tenang saja jika beristirahat di dalam masjid! Kamu kalau mau ke kantin nggak apa-apa kok, kamu pasti lapar!” Ujar Zahra.

Rayla memang berniat pergi ke kantin namun dia tidak bisa meninggalkan temannya sendirian, akan tetapi perut Rayla sudah merengek minta di isi sampai akhirnya dia memutuskan untuk izin pergi ke kantin. Sepeninggal Rayla gadis itu menikmati suasana tenang dan hening sementara di sekitarnya tidak ada siapapun selain dirinya. Masjid itu tidak terlalu besar namun memiliki dua lantai, Zahra sengaja datang ke sini agar dirinya tidak bertemu dengan Aura dan Jasmine. Tetapi di sisi lain ia juga mulai kepikiran soal formulir pendaftaran ekstrakulikuler yang mengingatkan kembali tentang masa lalunya  serta luka yang disebabkannya, tidak berselang lama Zahra melihat Rayla dari kejauhan yang sudah kembali dari kantin membawa kantung plastik transparan berisi banyak makanan. Setelah Rayla melepas sepatunya dan duduk disamping Zahra gadis itu mengambil salah satu roti rasa cokelat dari dalam kantung plastik lalu menyodorkannya pada Zahra.

“Aku nggak bisa makan sendiri kalau melihat temanku tidak makan! Ini, aku sengaja membelikannya untukmu. Kamu juga pasti lapar!” Ucap Rayla sambil tersenyum ramah.

Pepatah mengatakan rezeki jangan ditolak. Membalas senyum Zahra menerima roti tersebut seraya mengucap terima kasih lalu membuka pembungkusnya, suasana kembali hening dan hanya semilir angin yang lewat dan masuk ke dalam masjid serta membuat suasana didalam sana terasa sejuk dan damai. Selesai makan mereka segera kembali ke kelas sebelum bel masuk, namun setibanya di kelas seorang gadis bertubuh pendek; sama seperti dirinya tiba-tiba datang menghampiri mereka berdua.

“Zahra tadi ada yang nyariin kamu loh!” ujar Intan.

“Siapa?” Tanya Zahra penasaran.

“Hm…kalau tidak salah ingat namanya Aura sama Jasmine, mereka tadi ke sini buat nyariin kamu tapi kamu nggak ada, jadi mereka nitip pesan kalau kamu disuruh pergi ke halaman belakang sekolah buat menemui mereka sepulang nanti?” Jawab Intan.

NYUT…dada Zahra seketika terasa sakit mendengar kabar itu, sambil memasang senyum paksa ia mengucap terima kasih kepada Intan dan kemudian kembali ke mejanya. Selama pelajaran Bahasa Inggris Zahra tidak bisa fokus memerhatikan pelajaran yang disampaikan Pak Wawan karena pesan dari Aura dan Jasmine,’Kenapa selalu di halaman belakang sekolah’,Pikir Zahra gusar. Gadis itu sudah tahu apa yang ingin Aura dan Jasmine katakan kepadanya nanti, sambil menghela napas gusar serta malas ia berusaha untuk mengalihkan pikirannya dengan menyimak materi didepan kelas. dua jam kemudian bel pergantian pelajaran berbunyi, setelah guru ke luar kelas Zahra tidak bisa memerhatikan materi yang di terangkan akibat pikirannya yang sibuk dengan kemungkinan terburuk selepas pelajarn berakhir, bahkan gadis itu tidak sadar jika guru lain sudah masuk kelas dan pelajaran terakhir pun dimulai.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Inital J (500 Tahun Lagi Kita Bertemu) (Sudah Terbit / Open PO)
2346      871     0     
Romance
Karena muak hidup dalam bayang kemiskinan dan selalu terhina akhirnya Jo terjerumus ke jalan kegelapan Penyelundupan barang mewah pembunuhan berkolusi dengan para politikus kotor dan segala jenis kejahatan di negara ini sudah pasti Jo terlibat di dalamnya Setelah menjalani perjodohan rumit dengan sahabat masa kecil yang telah lama berpisah itu akhirnya Nana menerima lamaran Jo tanpa mengetahui...
Pasha
1101      470     3     
Romance
Akankah ada asa yang tersisa? Apakah semuanya akan membaik?
Invisible Girl
974      503     1     
Fan Fiction
Cerita ini terbagi menjadi 3 part yang saling berkaitan. Selamat Membaca :)
Katanya Buku Baru, tapi kok???
435      289     0     
Short Story
Seharap
5041      2110     0     
Inspirational
Tisha tidak pernah menyangka, keberaniannya menyanggupi tantangan dari sang kakak untuk mendekati seorang pengunjung setia perpustakaan akan menyeretnya pada sebuah hubungan yang meresahkan. Segala kepasifan dan keteraturan Tisha terusik. Dia yang terbiasa menyendiri dalam sepi harus terlibat berbagai aktivitas sosial yang selama ini sangat dihindari. Akankah Tisha bisa melepaskan diri dan ...
Until The Last Second Before Your Death
431      308     4     
Short Story
“Nia, meskipun kau tidak mengatakannya, aku tetap tidak akan meninggalkanmu. Karena bagiku, meninggalkanmu hanya akan membuatku menyesal nantinya, dan aku tidak ingin membawa penyesalan itu hingga sepuluh tahun mendatang, bahkan hingga detik terakhir sebelum kematianku tiba.”
Tuan Landak dan Nona Kura-Kura
2419      819     1     
Romance
Frans Putra Mandala, terancam menjadi single seumur hidupnya! Menjadi pria tampan dan mapan tidak menjamin kisah percintaan yang sukses! Frans contohnya, pria itu harus rela ditinggal kabur oleh pengantinnya di hari pernikahannya! Lalu, tiba-tiba muncul seorang bocah polos yang mengatakan bahwa Frans terkena kutukan! Bagaimana Frans yang tidak percaya hal mistis akan mematahkan kutukan it...
Kembali Bersama Rintik
2520      1332     5     
Romance
Mendung tidak selamanya membawa duka, mendung ini tidak hanya membawa rintik hujan yang menyejukkan, namun juga kebahagiaan dan kisah yang mengejutkan. Seperti yang terjadi pada Yara Alenka, gadis SMA biasa dengan segala kekurangan dalam dirinya yang telah dipertemukan dengan seseorang yang akan mengisi hari-harinya. Al, pemuda misterius yang berhati dingin dengan segala kesempurnaan yang ada, ya...
Strange and Beautiful
4216      1144     4     
Romance
Orang bilang bahwa masa-masa berat penikahan ada di usia 0-5 tahun, tapi Anin menolak mentah-mentah pernyataan itu. “Bukannya pengantin baru identik dengan hal-hal yang berbau manis?” pikirnya. Tapi Anin harus puas menelan perkataannya sendiri. Di usia pernikahannya dengan Hamas yang baru berumur sebulan, Anin sudah dibuat menyesal bukan main karena telah menerima pinangan Hamas. Di...
Luka Adia
676      411     0     
Romance
Cewek mungil manis yang polos, belum mengetahui apa itu cinta. Apa itu luka. Yang ia rasakan hanyalah rasa sakit yang begitu menyayat hati dan raganya. Bermula dari kenal dengan laki-laki yang terlihat lugu dan manis, ternyata lebih bangsat didalam. Luka yang ia dapat bertahun-tahun hingga ia mencoba menghapusnya. Namun tak bisa. Ia terlalu bodoh dalam percintaan. Hingga akhirnya, ia terperosok ...