"Heyy.. ayo naik! Kok bengong?" tanya Aldy kepada Syila yang masih saja belum naik ke atas motornya.
Syila langsung menjawab dengan gelagapan, "O-oh oke-oke."
Di perjalanan, keduanya hanya membisu. Tidak ada yang memulai percakapan baik itu Aldy maupun Syila.
Skip-
Setelah lama di perjalanan, mereka berdua pun sampai di rumah Syila.
"Thank's buat tebengannya. Tapi, besok-besok gak usah antar jemput gue lagi!" ucap Syila yang di akhiri dengan perintah.
"Emangnya kenapa?" tanya Aldy yang merasa bingung.
Syila menjawab, "Ya gue risih di tanya-tanya mulu sama temen-temen," balas Syila yang masih berusaha untuk membuka helm yang Ia kenakan.
Aldy hanya menatapnya datar. Tetapi, Ia peka saat melihat Syila yang berusaha untuk membuka helmnya.
"Sini gue bukain!" ucapnya sambil langsung membukakan helm nya.
Syila yang di perlakukan seperti itu hanya bisa diam tak berkutik. Entah kenapa love language nya terserang lagi.
"L-lo bisa gak sih kalau mau ngelakuin sesuatu tuh bilang-bilang dulu kek. Jangan main langsung ngelakuin aja," protes Syila.
"Emangnya kenapa?" tanya Aldy yang merasa bingung.
"Y-ya gak apa-apa sih, cuman gue kaget aja," ucap Syila yang berusaha menetralkan jantungnya kembali.
"Blushing ya?" tanya Aldy. Setelah itu Aldy pun tertawa.
Syila langsung membulatkan matanya, "E-enggak," elaknya.
"Gila lo!" umpat Syila
Syila pun langsung masuk ke dalam rumahnya, meninggalkan Aldy yang masih terdiam di depam rumah Syila.
"Lah, gue di tinggal," decak Aldy.
Mau tak mau, Aldy pun pergi dari rumah Syila dengan berat hati.
▪▪▪
Di rumah, Aldy sedang menatap dinding kamarnya. Ia baru saja sampai di rumahnya. Ia langsung ke kamarnya tanpa mengganti bajunya terlebih dahulu.
"Gila. Si cewek Bandung pake pelet apaan ya? Gue kepikiran Dia terus," ucapnya bermonolog.
Aldy pun bangkit dari kasurnya.
"Di samperin enak kali ya?"
Hah? apa maksud dari ucapan Aldy tersebut?
Sedangkan di sisi lain ada Syila yang baru saja selesai mandi. Ia sangat lelah hari ini.
"Gila, pinggang gue pegel banget. Gini nih remaja jompo."
Syila pun meraih ponselnya yang berada di atas nakas.
Dan saat Ia mengaktifkan data di ponselnya...
ting
ting
ting
ting
Notif di hp nya berjejer saat Ia menghidupkan data di ponselnya. Dan ada salah satu notif yang mengejutkannya.
Si jangkung
Otw!
Lo harus siap-siap! kita ke pasar malem
Syila langsung mengerutkan dahinya.
"Hah? pasar malem? maksudnya?"
Syila pun berniat untuk membalas pesan dari Aldy. Tapi..
Tok tok tok
Suara ketukan pintu kamarnya mengalihkan perhatiannya.
"Teh," panggil Mama nya sembari mengetuk pintu kamarnya.
"Iyaaa, kenapa?" tanya Syila sembari melangkah untuk membuka pintu kamarnya.
Ceklek
Pintu kamarnya pun terbuka olehnya, "Kenapa, mah?"
"Loh, kamu kok belum ngapa-ngapain?" tanya mamah nya yang terlihat heran.
"Ya emangnya aku harus ngapain?" ucap Syila yang malah bertanya balik.
"Siap-siap atuh. Katanya mau pergi ke pasar malem bareng Aldy, kan?"
Syila langsung terkejut dan membelakkan matanya.
"Mamah tau dari mana? Perasaan aku belum ngomong sama sekali," ucap Syila
"Kan udah ada Aldy di depan. Katanya udah janjian mau ke pasar malem."
Syila langsung terkejut tak percaya, "Terus mamah izinin?"
"Ya kenapa enggak? Ayah juga udah kasih izin ini, kan?"
"HAH?? AYAH??"
Mamah nya pun mengangguk, "Orang pas Aldy dateng, gak lama ayah juga dateng."
"T-terus?" tanya Syila dengan gugup.
"Ya Aldy minta izin ke ayah buat ajak kamu ke pasar malem. Lebih hebatnya lagi, ayah kamu langsung izinin, loh."
Syila membeo tak percaya. Mustahil sekali membuat ayah nya langsung percaya dengan seorang lelaki yang mana ingin mengajaknya pergi malam-malam.
Demi membuat dirinya percaya 100% maka Syila pun pergi ke depan untuk melihat apa yang terjadi.
Dan saat sudah sampai di depan pintu..
"Kalian..
Terlihat kalau mereka berdua tampak begitu dekat. Ayahnya dan Aldy berbincang-bincang layaknya orang yang sudah lama kenal.
"Syila? Belum siap juga?" tanya Aldy yang sadar akan kehadiran Syila.
Syila hanya menggeleng, "Sorry, gue baru baca chat dari lu barusan."
"Oh ya udah, nggak apa-apa. Sok siap-siap dulu, gue tungguin kok," ucap Aldy dengan senyuman manisnya.
"Nih orang ngapain senyum, sih?" batinnya.
"Udah sana siap-siap! kasian nak Aldy nungguin. Makanya punya hp tuh jangan kebiasaan di silent," peringat Ayah nya.
"Ayah izinin aku pergi ke pasar malem sama Aldy?" tanya Syila untuk meyakinkan.
Ayahnya pun hanya mengangguk.
"Serius, Yah? Dia cowok loh," ucap Syila yang menekankan kata 'cowok'
Ayah nya pun menatap Syila dengan serius.
"Siapa bilang dia bencong? Ayah izinin kok, udah sana cepet siap-siap!" ucap Ayahnya memerintahkan.
Syila pun mengangguk dan meninggalkan mereka berdua yang kembali mengobrol.
"Kok tumben Ayah kasih izin? Ayah lagi kesambet apaan?" ucapnya bermonolog.
▪▪▪
"Ayok!" ajak Syila yang sudah rapih dengan pakaian sopannya.
Aldy pun yang melihat Syila menjadi terpukau.
"Om" panggil Aldy ke Ayahnya Syila.
"Kenapa?"
"Anak om cantik banget. Suwer dah gak boong."
"Owh jelas. Hasil usaha saya sama istri saya gitu, loh," ucap Ayah Syila nyeleneh.
Seketika, mereka berdua langsung tertawa. Syila yang paham maksudnya tetapi tidak suka dengan jokesnya pun malah terlihat kesal.
"Udah ah, ayok berangkat" ajak Syila.
Aldy pun mengangguk, "Pamit dulu ya om. Kita mau nge-date," ucapnya cengengesan.
Syila langsung membolakan matanya, "Heh! nge-date pala lo! Katanya cuman jalan-jalan doang."
Sebenarnya Syila panik bukan main, karena Ia takut Ayahnya marah karena berfikir kalau mereka berdua pacaran beneran.
"Maksudnya simulasi nge-date gitu," ucap Aldy.
"Owh.., belum pacaran ya?" tanya Ayah nya yang terlihat santai.
"Otw om," balas Aldy dengan semangat.
"GAK! GAK ADA PACAR-PACARAN. BELAJAR DULU LO YANG BENER," balas Syila dengan kesal.
Ayah nya langsung melipatkan kedua tangannya di dada.
"Padahal kalau mau pacaran juga nggak apa-apa, sih. Ayah kasih lampu hijau," ucap Ayahnya.
Mereka berdua sama-sama terkejut.
"APA?"
Aldy tersenyum, sedangkan Syila merenggut kesal. Bisa-bisanya, dari sekian banyaknya lelaki yang pernah mendekatinya, hanya Aldy yang di perbolehkan pergi bersamanya.
"Seriusan, om?" tanya Aldy memastikan.
Dan jawaban Ayahnya Syila pun tetap sama, "Kan tadi ayah sudah bilang, ayah kasih lampu hijau. Dan itu sungguhan."
Syila menatap ayahnya tak percaya, "Kok tumben, Yah?"
"Tumben apanya?" tanya Ayahnya.
"Biasanya kalau ada cowok yang ngajak aku jalan, Ayah selalu ngelarang"
Ayahnya langsung bersidekap dada, "Cowoknya lembek, masa nggak berani berhadapan dan minta izin langsung sama Ayah. Rata-rata, cowok yang ajak kamu jalan nggak pernah minta izin langsung sama ayah, kan?"
Syila mengangguk, "Iya sih, rata-rata cuman nyuruh aku buat izin sama Ayah."
"Nah, makanya nggak pernah Ayah izinin. Ayah mau anak gadis Ayah ini dapat cowok yang berani bertanggung jawab," jelas Ayah Syila. "Sama kayak pemuda ini," tunjuknya ke arah Aldy.
Aldy terkejut karena dirinya di tunjuk oleh Ayah Syila. Maksud Ayah Syila itu apa?
"Maksud, om?" tanya Aldy yang nge-lag.
"Ya kamu itu berani. Berani datang langsung dan minta izin langsung ke saya, makanya saya izinkan kamu jalan sama anak saya. Asalkan jaga Dia, kalau sampai anak saya kegores sedikit aja, saya penggal kepala kamu!" ucap Ayah nya dengan nada yang terlihat seram.
Awal-awal ucapan Ayah Syila membuat dirinya melayang karena di puji, tapi di detik-detik terakhir ucapan Ayah Syila malah membuatnya menelan ludah dengan kasar.
"Gila, kepala gue mau di penggal, anjir" batinnya.
Ayah Syila terkekeh, "Takut, kan? Makanya jangan macam-macam kamu sama anak saya!"
Aldy mengangguk pelan.
Tak berselang lama, mereka pun akhirnya pergi dari sana dan langsung menuju ke pasar malam.
...