♤♤♤
Skip-
Bel untuk pulang sekolah pun berbunyi. Semua siswa dan siswi yang ada di sana langsung siap-siap untuk merapikan tas nya.
Aldy yang berada di dalam kelas pun juga ikut merapikan buku buku nya ke dalam tas.
"Al! Main dulu gak nih kita?" tanya Rudi secara tiba-tiba.
Aldy terdiam, Ia berfikir sejenak. "Gue gak ikut dulu," ucapnya santai.
Sontak, semua temannya terkejut.
"Ah gak asik lu!" ucap Tegar
"Tau dih, Ayo main!" ajak Ardi
Aldy tetap menggeleng, "Gue ada urusan," ucap Aldy sembari menggendong tasnya.
Setelah berkata itu, Ia langsung pergi dengan melirik sekilas ke arah Syila.
Syila hanya membuang muka. Ia sudah terlanjur kesal dengan Aldy.
▪▪▪
Syila melambaikan tangan kepada Nata dan kedua teman barunya yang bernama Fiara dan Kazea.
"Iya, Bye," ucap Syila kepada ketiga teman barunya itu.
Syila pun masih menunggu mamah nya untuk menjemputnya di luar gerbang.
Mama negara❤
-Teh..
-Mmh gk bisa jmpt teteh skrng
-soalnya di sini macet bgt
-teteh pulang sendiri aja ya!
Syila yang membaca itu langsung lesu. Bisa-bisanya mamah nya terjebak macet. Jadi gunanya Ia menunggu mamah nya dari tadi apa?
Mama negara❤
-Teh..
-Mmh gk bisa jmpt teteh skrng
-soalnya di sini macet bgt
-teteh pulang sendiri aja ya!
=Loh, teteh naik apa dong?
-Naik odong odong!
-Ya naik angkot, lah
-Duitnya ada kan?
=Duit mah ada, angkotnya yang gk ada
-Tungguin aja angkotnya
-nanti jg ada
=hm iya
Read
Syila menghela nafasnya kasar. Dia sudah lelah hari ini. Ingin rasanya Ia rebahan di atas kasur kesayangannya.
Pasalnnya, sekarang sudah menunjukkan pukul 3 sore. Biasanya angkot sudah jarang lewat kalau jam segini.
"Apes banget hari ini. Harus nungguin angkot, mana tadi ada cowok nyebelin yang namanya Aldy," ucap Syila bermonolog.
"Gak usah ngomong sendiri!" ucap seorang lelaki yang berada di belakangnya.
Syila terkejut dan langsung membalikkan badannya.
"Lo lagi?" Tanya Syila.
Ya, lelaki itu adalah Aldy. Aldy tepat berada di belakangnya sekarang.
"Kenapa? kaget?" tanya Aldy dengan suara beratnya.
Syila langsung menoyor kepala Aldy. "Ya iya lah, pake nanya lagi." Ucapnya kesal.
"Bentar deh, bukannya lo udah pulang ya tadi?" Lanjutnya.
Aldy terdiam. Memang tadi Ia ingin pulang, tetapi Ia ingin mengikuti Syila terlebih dahulu agar Ia bisa tau rumah Syila.
"Kalau gue udah pulang, gak mungkin gue ada di depan lo sekarang," ucapnya yang masih menatap Syila dengan tatapan tajamnya.
Syila tak mau kalah, Ia juga memasang muka judes nya kepada Aldy. "Ya udah sih, gue cuman nanya," ucap Syila yang sewot.
Aldy kehabisan topik, "Belum pulang?" tanya Aldy.
Pertanyaan bodoh macam apa ini? Syila langsung kesal di buatnya.
"Kalau gue udah pulang, gak mungkin gue ada di depan lo sekarang," balas Syila yang mengikuti jawaban dari Aldy.
Aldy terkejut, "Ya kan gue cuman nanya."
"Pertanyaan lo gak bermutu," ucap Syila.
Aldy kembali terdiam. Entahlah, Ia kehabisan topik.
"Jam segini, angkot udah jarang," ucap Aldy memberi tahu.
"Iya, gue tau," ucap Syila yang cuek dan langsung membalikkan badannya untuk kembali melihat jalan.
Aldy pun melangkah ke depan untuk mensejajarkan dirinya dengan Syila.
"Terus ngapain masih disini?" Tanya Aldy.
"Lo mau nunggu angkot sendirian di sini? Yang lain udah pada pulang," lanjutnya
Sebenarnya Syila juga takut menunggu angkot sendirian. Tapi mau bagaimana lagi?
"Nyokap gue kejebak macet. Jadi, gue di suruh naik angkot aja. Kayaknya nyokap gue puter balik," ucap Syila.
"Gue anter," ucap Aldy.
Sontak, membuat Syila terkejut. "Maksudnya?"
Aldy menoleh ke arah Syila. "Ck, gue anter lo pulang. Daripada lo sendirian di sini nunggu angkot," ucap Aldy.
Syila menolaknya, "Dih, ogah banget gue pulang bareng sama lo," ucapnya.
Aldy menahan kesal. "Jadi lo lebih mentingin gengsi lo dari pada keselamatan lo?" tanya Aldy
"Justru gue lebih memilih keselamatan gue dengan gak pulang bareng sama lo!" ucapnya dengan penuh penekanan.
"Maksud lo?"
Syila bersidekap dada. "Lo itu cowok yang baru gue kenal. Gue gak tau akal busuk yang ada di otak lo!" ucap Syila. "Makanya gue gak mau pulang bareng sama lo."
"Heh gadis Bandung! Jangan asal nuduh, ya! Niat gue baik, gak ada akal busuk buat nyelakain lo!" Ucap Aldy dengan serius.
"Yang namanya cowok, bisa aja kan bohong?" Ucap Syila meledek.
Akhirnya Aldy menyerah, percuma jika berdebat dengan wanita, pikirnya.
"Ya udah, Kalau lu gak mau pulang bareng sama gue, Ya gak apa apa. Silakan tunggu mobil jemputan lo itu dateng!" Ucap Aldy yang meledek.
Syila hanya memutar bola matanya malas.
Aldy pun langsung kembali ke parkiran untuk mengambil motornya. Setelah itu, Ia langsung meninggalkan Syila yang sedang menunggu angkot datang.
▪▪▪
Aldy langsung berhenti tak jauh dari sekolahnya. Ia merutuki kebodohannya sendiri karena tidak bisa memaksa Syila untuk pulang bersamanya.
"Akhh.. Harusnya gue paksa si gadis Bandung itu buat pulang bareng sama gue. Kalau bisa gue seret dia!" ucapnya bermonolog. "Eh jangan di seret deh, gue masih punya hati soalnya."
Kemudian, Aldy sedang memikirkan caranya agar tidak ada angkot yang melintas di depan sekolahnya.
Seketika, otak cemerlang nya pun bekerja. Aldy langsung menelepon temannya, Ardi.
"Halo," ucap Aldy
"Ngapa?" tanya Ardi dari seberang sana.
"Suruh semua anggota JEDGAZ buat hadang angkot-angkot yang mau melintas ke depan sekolah kita!" perintah Aldy kepada Ardi di telepon.
Ardi pun terkejut mendengarnya.
"Heh! Lo yang bener aja, anjir. Buat apaan emang?" tanya Ardi yang masih di telepon.
"Gak usah banyak tanya! Kerjain sekarang!" perintah Aldy di telepon.
Tak butuh berapa lama, Ardi pun melaksanakan tugas dari si paketu.
Semua anggota JEDGAZ di kerahkan untuk menghadang para angkot yang ingin melintas ke sekolah mereka.
Mereka tidak hanya melakukan itu saja. Tapi, Aldy juga menyuruh mereka untuk membayar sebanyak 500 ribu kepada tukang angkot karena tidak bisa melewati sekolah mereka sore ini.
▪▪▪
Sudah pukul 4 sore tapi tidak ada angkot yang lewat sama sekali. Syila sudah menunggu sejam di depan gerbang sekolahnya yang baru.
"Ya ampun, udah jam 4 sore. Ternyata bener kata Aldy, angkot udah gak ada kalau jam segini." Ucapnya bermonolog.
"Aduhh gue harus gimana? pulang sama siapa?"
Tiba-tiba..
"Hei, gadis Bandung!" panggil Aldy yang kembali mengagetkannya.
Syila menoleh dan terkejut. "A-aldy?" tanya nya. "Lo ngapain kesini lagi?"
"Menjemput gadis Bandung yang gengsian." Ucapnya.
Syila tersindir, "Maksud lo apa?"
"Ck, Gak usah munafik. Ayo naik! Mau sampai kapan nunggu kepastian dari angkot?" Tanya Aldy
Benar juga. Syila tidak bisa berbohong kalau Ia ingin pulang sekarang juga. Tapi, Ia takut Aldy akan macam-macam kepadanya.
Syila masih terdiam dengan segala pikirannya yang sedang bergulat.
Aldy memutar bola matanya malas. Lama sekali wanita ini berfikir?
"Gue dapet info kalau angkot-angkot lagi gak lewat sini" Ucap Aldy berusaha meyakinkan.
Syila langsung terkejut bukan main. "KENAPA LO GAK BILANG DARI TADI, SIH?!!" Tanya Syila yang sudah kesal.
Aldy terkejut dan berusaha mencari alasan. "Kan gue baru di kasih taunya barusan sama temen gue" Ucapnya berbohong.
Syila pun menghela nafasnya kasar. Aldy paham kalau Syila hanya takut jika pulang bersamanya, Karena mereka baru kenal.
"Tenang! gue gak bakal macem-macem sama lo. Setelah gue nganter lo pulang, gue juga langsung pulang" Ucap Aldy menyakinkan.
Syila masih terdiam. Ia bingung saat ini.
"Kalau gue macem-macem, tinggal tendang burungnya. Ah elah," ucap Aldy yang sudah kepalang kesal karena Syila tak kunjung menjawabnya.
"Ck, iya-iya. Gue pulang bareng lo!" Ucap Syila.
Aldy mencetak senyum kemenangan.
"Hari ini, aku bisa mengantarnya pulang sekaligus tau alamat rumahnya. Dan bonusnya, mungkin aku bisa bertemu dengan calon mertua." Batinnya.
♤♤♤