Loading...
Logo TinLit
Read Story - Memories About Him
MENU
About Us  

♤♤♤

"Hari ini, Di tanggal satu bulan tujuh. Aku mendapatkan nomor Gadis Bandung itu."
-Aldy Rifaldan

♤♤♤

Saat Aldy sedang enak-enak mengetik diary di hp nya, tiba-tiba saja teman-temannya mengajaknya untuk masuk ke dalam kelas.

"Ayo ke kelas, Al!" ajak Ardi

Aldy terkejut, tapi setelahnya Ia langsung mengangguk. "Kalian duluan aja! Gue nyusul," ucapnya sembari melirik singkat ke arah Syila.

Teman-temannya merasa ada aneh dari Aldy.

"Lah tumben, biasanya juga lo yang selalu ngajak ke kelas duluan," ucap Damar

Yang lain pun mengangguk setuju.

"Gue mau ke toilet dulu. Kenapa? Mau ikut?" tanya Aldy yang nyeleneh.

Sontak, mereka pun tertawa. Dan detik setelahnya, Rudi bertanya, "Lo mau nyebat?" Tanya Rudi.

Aldy terkejut, "Enak aja! Gue mau boker bukan mau nyebat!" ucapnya nge-gas.

Mereka pun kembali tertawa terbahak-bahak. Di antara mereka, Aldy dan Tegar lah yang jarang merokok. Bahkan bisa di hitung berapa kali mereka merokok.

"Ya udah, kita duluan," ucap Ardi.

Aldy pun mengangguk. Saat mereka sudah mulai menjauh, tiba-tiba Damar berteriak kepada Aldy.

"AL!! KALAU BOKERNYA UDAH SELESAI, JANGAN LUPA BERSIHIN YANG BENER!!" teriaknya yang membuat seisi kantin melongo tak percaya.

Teman-temannya malah tertawa, sedangkan Aldy sudah mengumpat di dalam hati.

"BANGS*T TU ANAK!"  teriak Aldy dalam hati.

Pasalnya...

Syila juga mendengar itu. Dan membuat Syila tertawa walaupun tawaannya berusaha Ia tahan.

Aldy sangat malu saat tak sengaja Ia melihat Syila yang sedang tertawa. Sepertinya Ia salah saat memberikan alasan tersebut kepada teman laknatnya itu.

▪▪▪


Setelah beberapa lama kemudian, Aldy melihat Neysha yang meninggalkan Syila sendiri. Terdengar bahwa Syila masih ingin berada di kantin.

Tak selang dari itu, Mata mereka berdua saling bertemu. Aldy memang sedang menatap Syila dari tadi, dan setelah itu Syila tak sengaja menoleh ke arah Aldy.

Ah tapi Aldy langsung memutuskan kontak mata tersebut.

Syila mengerutkan dahinya, "Kayaknya tu cowo merhatiin gue dari tadi deh," batinnya. "Apa gue kabur aja kali, ya?"  lanjutnya dalam hati.

Aldy merutuki dirinya sendiri saat ketahuan sedang menatap Syila, "Anjir, kayaknya gue ketahuan," gumamnya. "Tapi, tatapannya indah. Bola matanya buat gue gak bisa berhenti liat dia," lanjutnya.

Tapi, Syila langsung pergi dari kantin dengan berlari agak pelan. Aldy yang melihat hal itu langsung terkejut.

"Yah, Dia malah pergi."

Aldy pun mengikuti Syila dari belakang. Tapi, Syila tetap tidak menyadari kalau Aldy mengikutinya dari belakang.

Sejujurnya Aldy kesal karena Syila sama sekali tidak menoleh ke arah belakang. Karena Ia sudah tak sabar, maka Ia pun memanggil Syila.

"Syila," panggilnya.

Syila langsung berhenti melangkah. Suara berat nan serak baru saja memanggilnya.

"Suara siapa itu? Suaranya ngajak berumah tangga, Anjir" batin Syila.

Karena penasaran, Syila pun membalikkan badannya. Betapa terkejutnya saat Ia melihat Aldy dengan tatapan datarnya yang sudah berada di belakangnya.

Syila terdiam sejenak, antara takut dan gugup jadi satu. Karena Syila belum terlalu dekat dengan lekaki yang ada di kelasnya.

"I-iya, ada apa?" tanya Syila

Aldy berdeham. Ia juga sedang menetralkan jantungnya agar tidak gugup.

"Punya WA?" tanya Aldy secara tiba-tiba.

Syila terkejut, "WA?" Sedetik kemudian, Syila mengangguk. "Punya kok, kenapa emang?"

"Bagi!" pintanya singkat.

"B-buat?"

Aldy tampak berfikir sejenak. Alasan apa yang harus Ia berikan sekarang?

Tiba-tiba terlintas di pikiran Syila untuk nge jokes.

"Bukan buat boker, kan?" Tanya Syila nyeleneh.

Aldy terkejut dan menunduk malu. "Bukan lah." Mukanya langsung tegang seketika.

Sedetik kemudian Syila tertawa. Aldy terpaku dengan tawaan gadis Bandung itu.

"Cantiknya," gumam Aldy yang tidak akan terdengar oleh Syila

Syila pun berhenti tertawa, "Santai aja kali mukanya, gak usah tegang begitu," ucap Syila yanh masih terkekeh pelan.

Aldy kembali berdeham. "Ya udah, mana nomornya!"

"Buat apa sih?" tanya Syila

"Nambah kontak."

"Owh... boleh boleh. Nih catet ya!" ucap Syila yang langsung mengeluarkan hp nya.

Aldy langsung mencegahnya, "Ehh ehh, gue aja yang nyatet nomor gue di hp lo" Ucapnya

Dengan ragu, Syila pun memberikan hp nya kepada Aldy, "Nih," ucapnya sembari memberikan hp nya kepada Aldy.

Aldy mengambilnya dan langsung mengetikkan nomornya di hp Syila.

"Nih," ucap Aldy yang sudah selesai mengetik nomornya di hp Syila.

Tak lupa, Ia juga mengetik nomor Syila di hp nya.

Syila pun mengambilnya. Dan betapa terkejutnya Ia saat melihat nama kontaknya tersebut.

"Aldy ganteng? Lo yang nulis?" tanya Syila yang terlihat sewot.

Aldy mengangguk. Aldy sengaja mengetik sendiri nomor nya di hp Syila agar Ia bisa menulis namanya sesuka hatinya di kontak Syila.

"Dih, lo biasa aja juga. Gak ganteng-ganteng amat," cibir Syila

Aldy terkejut mendengarnya. "Gak ganteng? Yakin?" tanya Aldy.

Syila mengangguk mantap, "Gue lihat lo dari sini biasa aja tuh," ucapnya santai sembari memainkan ponselnya

Aldy tersenyum remeh dan langsung mendekatkan wajahnya ke Syila. Jarak mereka hanya sesenti saja.

"Kalau dari deket kayak gini, ganteng gak?" tanya Aldy dengan suara beratnya.

Syila pun langsung mendongakkan kepalanya karena Aldy lebih tinggi darinya. Dan betapa terkejutnya Ia saat wajah Aldy tepat di depan mukanya.

"Aaaaaa," kaget Syila yang langsung mendorong pelan Aldy.

Aldy hanya terkekeh pelan. "Gimana? Ganteng gak?" tanya nya sekali lagi.

Syila yang terlanjur kesal pun menjawab dengan jutek, "Gak! Lo jelek banget!" ucapnya.

Lagi-lagi Aldy hanya terkekeh pelan. Dan langsung melenggang pergi.

Tapi, baru saja beberapa langkah Ia berjalan, Aldy langsung menghentikan langkahnya dan kembali membalikkan badannya.

"Hei, gadis Bandung!" panggilnya yang membuat Syila membalikkan badannya dengan kesal.

"Apa lagi, sih?" tanya Syila.

"Nanti kalau gue chat, bales!" perintah Aldy.

"Dih, ogah," ucap Syila yang sok jual mahal.

Aldy menahan kesal, "Ck, kalau lo gak bales chat gue. Gue samper ke rumah lo!" ancamnya.

Sayangnya, Syila tidak takut dengan ancaman dari Aldy.

"Sok atuh kalau mau nyamper ke rumah mah, Emangnya tau?" tanya Syila dengan nada meledek.

"Otw nyari tau," balasnya singkat, padat dan jelas.

Aldy langsung kembali membalikkan badannya dan melenggang pergi meninggalkan Syila yang masih terpaku dengan perkataannya.

Syila langsung terkejut tak percaya. Tapi, Ia merasa kalau omongan Aldy itu hanya kebohongan belaka.

"Alah, gak mungkin tu orang bakal nyari tau alamat rumah gue," ucapnya bermonolog.

"Ah udah lah, gak usah di pikirin!" Lanjutnya.

"Ck, ini lagi nama kontaknya segala 'Aldy ganteng' emangnya dia ganteng apa? Muka nya nyebelin gitu, pengen gue tonjok," lanjutnya.

Syila pun langsung menghapus kontak Aldy.

Di sisi lain, Ada Aldy yang sudah mencetak senyum di wajahnya.

"Hari ini, Di tanggal satu bulan tujuh. Aku mendapatkan nomor gadis Bandung itu," batinnya

♤♤♤

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Bifurkasi Rasa
138      118     0     
Romance
Bifurkasi Rasa Tentang rasa yang terbagi dua Tentang luka yang pilu Tentang senyum penyembuh Dan Tentang rasa sesal yang tak akan pernah bisa mengembalikan waktu seperti sedia kala Aku tahu, menyesal tak akan pernah mengubah waktu. Namun biarlah rasa sesal ini tetap ada, agar aku bisa merasakan kehadiranmu yang telah pergi. --Nara "Kalau suatu saat ada yang bisa mencintai kamu sedal...
Altitude : 2.958 AMSL
719      491     0     
Short Story
Seseorang pernah berkata padanya bahwa ketinggian adalah tempat terbaik untuk jatuh cinta. Namun, berhati-hatilah. Ketinggian juga suka bercanda.
Jurus PDKT
376      236     1     
Short Story
Heran deh.. Kalau memang penasaran kenapa tidak dibuka saja? Nina geleng-geleng kepala. Tidak mengerti jalan pikiran sahabatnya Windi yang tengah tersiksa dengan rasa penasaran ditambah cemas.
Sacrifice
6695      1709     3     
Romance
Natasya, "Kamu kehilangannya karena itu memang sudah waktunya kamu mendapatkan yang lebih darinya." Alesa, "Lalu, apakah kau akan mendapatkan yang lebih dariku saat kau kehilanganku?"
the invisible prince
1555      844     7     
Short Story
menjadi manusia memang hal yang paling didambakan bagi setiap makhluk . Itupun yang aku rasakan, sama seperti manusia serigala yang dapat berevolusi menjadi warewolf, vampir yang tiba-tiba bisa hidup dengan manusia, dan baru-baru ini masih hangat dibicarakan adalah manusia harimau .Lalu apa lagi ? adakah makhluk lain selain mereka ? Lantas aku ini disebut apa ?
Rindumu Terbalas, Aisha
539      374     0     
Short Story
Bulan menggantung pada malam yang tak pernah sama. Dihiasi tempelan gemerlap bintang. Harusnya Aisha terus melukis rindu untuk yang dirindunya. Tapi kenapa Aisha terdiam, menutup gerbang kelopak matanya. Air mata Aisha mengerahkan pasukan untuk mendobrak gerbang kelopak mata.
Jangan Datang Untuk Menyimpan Kenangan
524      374     0     
Short Story
Kesedihan ini adalah cerita lama yang terus aku ceritakan. Adakalanya datang sekilat cahaya terang, menyuruhku berhenti bermimpi dan mencoba bertahan. Katakan pada dunia, hadapi hari dengan berani tanpa pernah melirik kembali masa kelam.
Kisah Kemarin
6789      1674     2     
Romance
Ini kisah tentang Alfred dan Zoe. Kemarin Alfred baru putus dengan pacarnya, kemarin juga Zoe tidak tertarik dengan yang namanya pacaran. Tidak butuh waktu lama untuk Alfred dan Zoe bersama. Sampai suatu waktu, karena impian, jarak membentang di antara keduanya. Di sana, ada lelaki yang lebih perhatian kepada Zoe. Di sini, ada perempuan yang selalu hadir untuk Alfred. Zoe berpikir, kemarin wak...
LOVEphobia
411      273     4     
Short Story
"Aku takut jatuh cinta karena takut ditinggalkan” Mengidap Lovephobia? Itu bukan kemauanku. Aku hanya takut gagal, takut kehilangan untuk beberapa kalinya. Cukup mereka yang meninggalkanku dalam luka dan sarang penyesalan.
Dunia Alen
5656      1667     2     
Romance
Alena Marissa baru berusia 17 belas tahun, tapi otaknya mampu memproduksi cerita-cerita menarik yang sering membuatnya tenggelam dan berbicara sendiri. Semua orang yakin Alen gila, tapi gadis itu merasa sangat sehat secara mental. Suatu hari ia bertemu dengan Galen, pemuda misterius yang sedikit demi sedikit mengubah hidupnya. Banyak hal yang menjadi lebih baik bersama Galen, namun perlahan ba...