Loading...
Logo TinLit
Read Story - Gunay and His Broken Life
MENU
About Us  

Malamnya, Gunay berniat untuk mengunjungi kakaknya sekaligus keponakan tersayangnya yang baru saja berusia tepat satu bulan.

Di bagian stang sepeda motor mewahnya sudah tergantung plastik berwarna hijau muda berisikan mainan kerincingan berbentuk paha ayam untuk keponakan tersayangnya.

Ia mengendarai sepeda motornya dengan penuh sukacita, wajahnya berbinar cerah, mengalahkan cerahnya lampu jalan.

Tepat di depan gerbang rumah Addly, Gunay memberhentikan sepedanya motornya. Sangat sepi, pikirnya.

Memang, sejak Addly menikah dengan Yanli, rumah besar ini tak pernah lagi dijagai oleh orang-orang berwajah seram yang memakai jas. Addly akhirnya sadar bahwa itu adalah hal yang tak perlu dilakukan lagi, orang-orang sepertinya memang sudah melupakan kejadian itu. Dan hal yang terjadi di masa lalu itu tak akan berpengaruh lagi di masa sekarang.

Biasanya masih ada security yang berjaga di rumah mereka, namun Addly hanya mempekerjakannya hingga sore, karena setelah sore hari Addly akan selalu berada di rumah, jadinya ia pikir semua keamanan rumahnya adalah tanggung jawabnya.

Gunay merogoh sakunya untuk mengambil ponsel dari dalam. Berniat menelepon Addly agar membukakan gerbang untuknya.

Saat mata Gunay masih terfokus pada ponselnya, seorang pria muda yang berjalan sempoyongan datang mendekat ke arahnya. Matanya menatap tajam Gunay, dan di tangannya ... ada sebuah botol bening yang digenggam dengan pegangan yang mengendur.

Di kegelapan malam wajahnya tampak samar, namun, saat ia semakin mendekat ... semakin mendekat ...

"Hahahaha, mau ngapain lo ke sin—hik!" Dia cegukan.

Saat orang tersebut hanya berjarak kurang dari dua meter dari Gunay, wajahnya terlihat semakin jelas.

Dan tampaklah Sahrul dengan penampilan yang berantakan, pandangan matanya redup dan jalannya yang sempoyongan.

Sahrul? Ngapain Sahrul berkeliaran di halaman rumahnya sendiri malam-malam begini?

"L-lo mabuk, Rul?"

Sahrul menatap Gunay mencemooh, "Hmph! Eh, apaan tuh?" tangannya terulur ke arah stang motor Gunay.

Matanya memicing menatap mainan tersebut, lalu meledek sembari cegukan lagi beberapa kali, "Pfhht, lo mau kasih anak umur satu bulan mainan murahan kayak begini?" cela Sahrul sambil menenteng kerincingan berbentuk paha ayam yang baru saja ia rampas dari stang motor Gunay.

"Balikin!" pinta Gunay marah. Tangannya mencoba meraih benda itu dari genggaman Sahrul. Namun Sahrul malah mempermainkannya dengan semakin menjauhkannya dari Gunay.

"Mainan murahan begini pantasnya tuh diginiin!" Sahrul melemparkan mainan tersebut ke tanah, menginjaknya begitu saja.

Krak!

Benda yang terbuat dari plastik itu pun hancur berkeping-keping.

"B*ngsat, lo!!" emosi Gunay membuncah, tangan kirinya menarik kerah Sahrul kuat.

"Apa? Ngajak berantem, lo?!" tangan kanan Sahrul balik meremas kerah baju Gunay.

Botol bening di tangan kirinya ia hempaskan kuat ke motor Gunay yang berada tepat di sampingnya hingga terpecah menjadi beberapa bagian.

Pecahan yang terbentuk tidak terlalu kecil, mulut botol masih utuh beserta pecahan bagian ujungnya yang meruncing. Botol itu ia arahkan tepat ke depan wajah Gunay sambil menyeringai.

Bola mata Gunay seketika menjadi juling menatap fokus pecahan tajam yang berada tepat di depan matanya. "Lo ...."

"Takut, hm? Ayo dong takut, mana wajah ketakutannya? Ayo tunjukin!" Seringai Sahrul semakin parah. Matanya membulat tak berkedip sedikit pun menatap Gunay.

Sontak tangan Gunay satunya mencengkeram kuat genggaman Sahrul berusaha melepaskannya. Kekuatan Sahrul tak akan pernah bisa dibandingkan dengan Gunay, ditambah keadaannya yang saat ini tidak sepenuhnya sadar, sudah jelas bahwa tangan yang meremas erat kerahnya itu tak ada apa-apanya bagi Gunay.

Saat tangan Sahrul benar-benar terlepas, Gunay memutar badannya dan langsung menendang kuat dada Sahrul.

Brugh

Sahrul jatuh terduduk, dengan pecahan botol yang masih tergenggam erat di tangannya.

Mata Sahrul langsung memerah, dia bangkit berdiri sambil melayangkan tinjunya ke arah Gunay. Segera tangan itu langsung ditangkis cepat oleh Gunay. Dia tersenyum remeh.

Tak cukup sampai disitu, tangan kirinya yang masih menggenggam botol berujung runcing itu segera ia layangkan pula.

Sama seperti sebelumnya, usaha Sahrul tetap sia-sia. Kini kedua tangan mereka saling mendorong. Satunya ingin menyerang, sedangkan satunya ingin bertahan.

Saat mereka berdua masih saling mengerahkan kekuatan masing-masing, teriakan seseorang terdengar dari kejauhan.

"Arul!!" Suara lantang itu menggema di antara sunyinya malam diikuti derap langkah yang terdengar tergesa-gesa.

Kedua orang itu tak satupun menghiraukan, mereka kini malah saling menyerang, tak ada lagi yang bertahan. Keduanya kini berusaha saling menyakiti!

"Gunay! Arul!" teriak orang itu semakin kuat.

Pecahan botol itu melayang ke sana kemari, tangan kiri Sahrul terus berusaha mengincar wajah Gunay, namun Gunay menghindar sambil sesekali melayangkan tinjunya yang kerapkali tepat sasaran.

"Cukup!!" Orang itu kini benar-benar dekat, kini dia sudah berada di tengah-tengah dua orang yang sedang diliputi amarah.

Seperti tak menyadari kehadirannya, kedua orang itu masih saja terus melanjutkan pertarungan mereka. Mata keduanya memerah, napas mereka memburu terlihat niatan untuk saling membunuh.

Dapat! Pecahan botol itu kini berpindah tangan, Gunay menggenggamnya kuat, mengangkatnya tinggi-tinggi bermaksud menghantamkannya ke kepala Sahrul.

Namun saat pecahan itu hampir mengenai kepala Sahrul, orang yang sedari tadi berusaha melerai mereka tiba-tiba menyelip di antara keduanya dan menghalangi Sahrul dari serangan Gunay, mendorong tubuh adiknya mundur di belakangnya.

Srak!

Ujung runcing botol tersebut menggores lehernya.

"Abang!!" teriak keduanya panik.

Mata mereka yang semula memerah langsung berubah putih dalam sekejap. Keringat dingin bercucuran melihat orang yang mereka panggil 'Abang' diam tak menjawab.

"Bang Addly!" Gunay berteriak semakin panik. Seolah orang yang bertarung dengan niat membunuh tadi bukanlah dia. Wajahnya menjadi pucat.

Addly masih berdiri terpaku, tangan kanannya terus berusaha menutupi darah yang mengucur deras di lehernya. Mulutnya terbuka menahan sakit, pandangannya pun perlahan memudar.

Hingga akhirnya ia jatuh berlutut, kemudian akhirnya terbaring di tanah dengan mata yang tertutup.

"Abang!!" teriakan Sahrul semakin histeris. Tangannya menggoncang-goncang tubuh tak berdaya Addly.

Gunay yang kalang kabut langsung mengambil ponselnya, dengan maksud menelpon ambulans. Tangannya yang mengetik di atas layar ponsel terus gemetar. Air mata terus jatuh membasahi tangan gemetarnya. Dia turut jatuh berlutut tepat di sebelah tubuh Addly.

Matanya yang penuh dengan buliran air mata membuat pandangnya menjadi buram.

"Bang ...." Gunay menjatuhkan kepalanya di bahu Addly, tubuhnya terus bergetar sembari terisak.

Saat Gunay mengangkat kepalanya, Sahrul tak ada lagi di sekitarnya, dia menghilang.

Namun Gunay tak ada waktu untuk memikirkan keberadaan Sahrul, dia kembali menggoncang-goncangkan tubuh Addly. "Bang! Bangun Bang!"

Terlihat Addly yang sekarat mencoba membuka kelopak matanya yang berat.

Dia berujar patah-patah, "Gunay ... dengerin abang." Mulut pemuda itu membuka dan menutup. "Sahrul ... Sahrul gak pernah sekalipun berbuat jahat ke kakakmu. Dia ... sangat menyayangi Yanli dan juga Rayhan."

Dia tersenyum pahit. "Tolong ... jangan pernah membencinya, Dek ...."

Setelah mengucapkan kata-kata terakhir itu, mata Addly menutup kembali diiringi dengan tubuhnya yang terkulai lemah di atas tanah.

Gunay ingin berteriak sekali lagi, tapi dia mulai merasakan kepalanya yang terasa berat, disertai rasa pusing yang luar biasa memenuhi syaraf-syarafnya.

Pandangannya pun turut menjadi gelap, kepalanya jatuh tepat di sebelah Addly.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Premium
Antara Aku Pelangi & Hujan
16682      1646     0     
Romance
Zayn bertemu dengan seorang gadis yang sedang menangis di tengah derasnya hujan dan tanpa sadar Zayn tertarik dengan gadis tersebut Ternyata gadis tersebut membawa Zayn pada sebuah rahasia masa lalu yang di lupakan Zayn Membawanya pada sesuatu yang tidak terduga
Selepas patah
207      169     1     
True Story
Tentang Gya si gadis introver yang dunianya tiba-tiba berubah menjadi seperti warna pelangi saat sosok cowok tiba-tiba mejadi lebih perhatian padanya. Cowok itu adalah teman sebangkunya yang selalu tidur pada jam pelajaran berlangsung. "Ketika orang lain menggapmu tidak mampu tetapi, kamu harus tetap yakin bahwa dirimu mampu. Jika tidak apa bedanya kamu dengan orang-orang yang mengatakan kamu...
Persinggahan Hati
2095      845     1     
Romance
Pesan dibalik artikel Azkia, membuatnya bertanya - tanya. Pasalnya, pesan tersebut dibuat oleh pelaku yang telah merusak mading sekolahnya, sekaligus orang yang akan mengkhitbahnya kelak setelah ia lulus sekolah. Siapakah orang tersebut ? Dan mengakhiri CInta Diamnya pada Rifqi ?
Bifurkasi Rasa
147      125     0     
Romance
Bifurkasi Rasa Tentang rasa yang terbagi dua Tentang luka yang pilu Tentang senyum penyembuh Dan Tentang rasa sesal yang tak akan pernah bisa mengembalikan waktu seperti sedia kala Aku tahu, menyesal tak akan pernah mengubah waktu. Namun biarlah rasa sesal ini tetap ada, agar aku bisa merasakan kehadiranmu yang telah pergi. --Nara "Kalau suatu saat ada yang bisa mencintai kamu sedal...
Tanpa Kamu, Aku Bisa Apa?
127      100     0     
Romance
Tidak ada yang pernah tahu bahwa pertemuan Anne dan Izyan hari itu adalah hal yang terbaik bagi kehidupan mereka berdua. Anne tak pernah menyangka bahwa ia akan bersama dengan seorang manager band indie dan merubah kehidupannya yang selalu menyendiri menjadi penuh warna. Sebuah rumah sederhana milik Anne menjadi saksi tangis dan canda mereka untuk merintis 'Karya Tuhan' hingga sukses mendunia. ...
Manusia Air Mata
1163      709     4     
Romance
Jika air mata berbentuk manusia, maka dia adalah Mawar Dwi Atmaja. Dan jika bahagia memang menjadi mimpinya, maka Arjun Febryan selalu berusaha mengupayakan untuknya. Pertemuan Mawar dan Arjun jauh dari kata romantis. Mawar sebagai mahasiswa semester tua yang sedang bimbingan skripsi dimarahi habis-habisan oleh Arjun selaku komisi disiplin karena salah mengira Mawar sebagai maba yang telat. ...
Sweet Notes
12625      2391     5     
Romance
Ketika kau membaca ini, jangan berpikiran bahwa semua yang terjadi disini adalah murni dari kisah cintaku. Ini adalah sekumpulan cerita-cerita unik dari teman-teman yang mau berbagi dengan saya. Semua hal yang terjadi adalah langsung dari pengalaman para narasumber. Nama sengaja disamarkan namun setting tempat adalah real. Mohon maaf sesuai perjanjian jalan cerita tidak dijelaskan seperti kisah ...
ONE SIDED LOVE
1534      680     10     
Romance
Pernah gak sih ngalamin yang namanya cinta bertepuk sebelah tangan?? Gue, FADESA AIRA SALMA, pernah!. Sering malah! iih pediih!, pedih banget rasanya!. Di saat gue seneng banget ngeliat cowok yang gue suka, tapi di sisi lain dianya biasa aja!. Saat gue baperan sama perlakuannya ke gue, dianya malah begitu juga ke cewek lain. Ya mungkin emang guenya aja yang baper! Tapi, ya ampun!, ini mah b...
REMEMBER
4664      1395     3     
Inspirational
Perjuangan seorang gadis SMA bernama Gita, demi mempertahankan sebuah organisasi kepemudaan bentukan kakaknya yang menghilang. Tempat tersebut dulunya sangat berjasa dalam membangun potensi-potensi para pemuda dan pernah membanggakan nama desa. Singkat cerita, seorang remaja lelaki bernama Ferdy, yang dulunya pernah menjadi anak didik tempat tersebut tengah pulang ke kampung halaman untuk cuti...
Teman Hidup
6766      2476     1     
Romance
Dhisti harus bersaing dengan saudara tirinya, Laras, untuk mendapatkan hati Damian, si pemilik kafe A Latte. Dhisti tahu kesempatannya sangat kecil apalagi Damian sangat mencintai Laras. Dhisti tidak menyerah karena ia selalu bertemu Damian di kafe. Dhisti percaya kalau cinta yang menjadi miliknya tidak akan ke mana. Seiring waktu berjalan, rasa cinta Damian bertambah besar pada Laras walau wan...