Read More >>"> Gunay and His Broken Life (24. Kakak, Gunay Kesepian) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Gunay and His Broken Life
MENU
About Us  

Dua bulan sudah berlalu, dan Yanli pun sudah mendapatkan gelar sarjananya dua hari yang lalu.

Seperti yang Yanli janjikan sebelumnya, ia akan ikut bersama suaminya setelah wisudanya. Dan kemarin adalah hari dimana Yanli benar-benar meninggalkan Gunay dan ayahnya sendiri tanpa dia di rumah besar ini.

Gunay dan Pak Yaman tengah duduk berhadapan dengan atmosfer hening di meja makan. Mereka menatap sarapan mereka seolah tak ada minat. Tenggelam dalam pikiran masing-masing.

Pak Yaman berusaha memecah keheningan, berbicara kepada Gunay, "Cepet habisin sarapannya, Nay, ntar kamu telat ke sekolah."

Gunay hanya mengangguk sambil menyuapi makanan di hadapannya perlahan ke dalam mulut.

Pak Yaman menatap Gunay sendu, sedikit ikut merasa sedih. Seolah dia melihat kembali Gunay yang dulu baru saja kehilangan bundanya. Diam, hening, tak ada semangat hidup.

Pak Yaman pun berbicara lagi, "Kamu kan masih bisa singgah ke rumah Bang Addly tiap pulang sekolah."

Gunay mengangkat kepalanya, "Tapi kan ...."

"Udah lah, Kakakmu masih hidup, dia sehat! Jangan bertingkah seolah-olah kamu gak bakal bisa liat dia lagi selamanya."

Gunay meletakkan sendoknya lalu beranjak berdiri, mendekat ke ayahnya lalu mencium tangannya sekilas. "Gunay berangkat sekolah dulu, Yah. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam."

.

.

.

Jam pelajaran pertama adalah kimia. Yang mana masih tetap dibawakan oleh guru ter-killer seantero sekolah—Bu Nova.

Bu Nova mengajak para murid ke laboratorium kimia untuk memperkenalkan beberapa zat dan larutan serta fungsinya ke para murid.

"Ini adalah metanol, atau bisa juga disebut dengan spiritus, zat yang sangat berbahaya, bersifat mudah menguap, mudah terbakar, dan juga beracun. Jangan coba-coba menyentuhnya tanpa ada aba-aba dari saya."

"Baik, Bu," jawab para murid serentak. Terkecuali satu orang, yang kini sedang tersenyum simpul di tengah-tengah para murid itu, seolah baru saja memikirkan ide yang sangat luar biasa.

Mereka menghabiskan waktu satu jam di dalam lab, setelah itu, Bu Nova pun menggiring mereka kembali ke dalam kelas dan menugaskan mereka merangkum semua yang telah ia sampaikan.

Di antara semuanya, Sahrul adalah yang terakhir keluar dari dalam ruang laboratorium.

Saat tak ada yang melihatnya, dengan cepat tangannya meraih botol spiritus yang tergeletak di atas meja lab. Botol itu langsung ia sembunyikan di dalam kantongnya.

Banyak murid yang sudah masuk ke dalam kelas dan sudah menduduki bangku mereka masing-masing. Namun tiba-tiba, Bu Nova teringat sesuatu.

Gunay yang terlambat masuk karena baru saja izin ke kamar mandi langsung jadi target suruhan Bu Nova, "Gunay, tolong pergi dan kunci lab kimia, saya tadi lupa menguncinya."

Gunay yang mendengar namanya dipanggil dengan segera menurut dan mendekat ke meja Bu Nova. Kunci pun di lemparkan ke hadapannya. Gunay mengangguk dan mengambil kunci tersebut.

Saat kakinya hampir mencapai ambang pintu, Bu Nova berbicara lagi, "Kunci cepat tanpa menyentuh apapun," ucapnya dengan nada dingin.

Gunay berbalik ke arahnya, mengangguk patuh sambil berkata lembut, "Baik, Bu."

Langkah kaki Gunay cepat dan panjang-panjang. Ia pun sampai ke laboratorium itu. Benar saja, pintunya masih menganga terbuka. Tanpa berniat melakukan hal apapun yang tak disuruh, Gunay dengan segera menutup pintu laboratorium itu dan menguncinya.

Hanya beberapa menit sampai akhirnya ia kembali lagi ke kelas dan mengembalikan kunci itu ke Bu Nova lagi.

"Ini Bu kuncinya," kata Gunay sembari meletakkan kunci itu dengan sopan ke atas meja Bu Nova.

Bu Nova memicingkan mata padanya, menatapnya curiga, "Kau tidak menyentuh apapun, kan?"

Gunay menggeleng pelan sambil mengedipkan matanya. "Tidak, Bu."

"Duduk dan kerjakan tugasmu! Tugas itu dikumpulkan sekarang." titah Bu Nova tanpa menatap Gunay.

Namun Gunay tiba-tiba merasa tidak adil. "Tapi Bu, saya kan disuruh mengunci lab, jadinya saya kehilangan waktu beberapa menit, gimana saya bisa langsung selesaiinnya cuma dalam waktu sesingkat itu?!"

Mata Bu Nova masih terfokus ke bukunya. Dia menjawab dengan acuh tak acuh, "Itu masalahmu, saya tidak peduli."

Tubuh Gunay langsung membeku. Dia menggigit bibirnya untuk menahan amarah. Akhirnya dia cuma bisa berucap lirih. "Baik Bu, terima kasih," ucapnya dengan sedikit nada sarkas.

Bu Nova tak menjawab.

 

Gunay pun kembali ke tempat duduknya. Saat ia sudah benar-benar duduk, dia menepuk bahu Dimas kasar. "Contek punya lo ya, Beb."

 

Dimas menepis tangan Gunay kasar. "Beb-beb mata lo, gue belum selesai njing, udah jangan gangguin gue, gue lagi fokus ini."

 

Gunay mendengus sebal.


Dia beralih ke gadis yang duduk di depannya. "Sel, Sel!"

Suara Kanselir terdengar dari depan. "Apakah kita saling kenal?"

Guang mendengus lagi. Tak ingin menyerah, dia pun menggoncang-goncang bangku Yumna.

Yumna membalik badan. "Maaf Nay, punya aku aja liat dari Kansel, dia gak ngijinin buat kasih ke kamu katanya."

Bibir Gunay melengkung ke bawah, tampak seperti akan menangis.

Saat Gunay masih diliputi kebingungan hendak berbuat apa, seorang gadis melangkah diam-diam dari arah belakang dan mendekatinya.

"Nih, Nay, liat punya aku aja," ucap gadis itu sambil menyodorkan bukunya.

Saat Gunay mendongak, dia melihat wajah Mingyan yang sedang tersenyum manis ke arahnya.

Tentu saja dia tak akan menolak rezeki, dengan cepat dia menyambar buku yang Mingyan sodorkan itu dan dengan cepat menyalinnya. "Makasih," ucap Gunay balas tersenyum.

Di sisi lain, Kanselir memutar kepalanya sedikit. Entah kenapa agak sedih melihat Gunay ketika menerima buku Mingyan. Padahal tadinya dia hanya ingin mengerjai Gunay sedikit dan membuatnya agak kesal.

Selama Gunay meminta contekan darinya, dia tidak pernah benar-benar menolak. Hanya kali ini dia mencoba bercanda, tapi tidak menyangka kalau Gunay akan begitu mudah menyerah.

Setelah melihat Gunay meminta contekan pada Yumna tadi, dia sebenarnya sudah mengangkat catatannya untuk diberikan pada Gunay. Tapi sayang, pada akhirnya Mingyan berhasil mendahuluinya.

.

.

.

Jam pelajaran selanjutnya adalah pelajaran olahraga. Namun, pak guru olahraga tak dapat hadir hari ini sehingga para murid dibiarkan bebas melakukan aktivitasnya di luar ruangan begitu saja.

Mingyan duduk sendirian di bawah pohon menatap anak laki-laki yang sedang bermain basket di kiri, dan anak perempuan yang bermain voli di kanan. Kakinya masih sakit, sebab itu ia memutuskan hanya duduk dan menonton.

Tiba-tiba ia merasa jenuh, ia pun beranjak berdiri dan berniat untuk kembali ke kelas dan beristirahat.

Ia berjalan perlahan dengan tergopoh-gopoh, kelasnya yang berada di lantai dua benar-benar membuatnya kesulitan.

Tepat saat hampir mencapai pintu kelas, matanya tiba-tiba menangkap seseorang yang tak asing.

Mata Mingyan melebar, seketika dia pun menahan napas.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Tentang Hati Yang Patah
459      335     0     
Short Story
Aku takut untuk terbangun, karena yang aku lihat bukan lagi kamu. Aku takut untuk memejam, karena saat terpejam aku tak ingin terbangun. Aku takut kepada kamu, karena segala ketakutanku.bersumber dari kamu. Aku takut akan kesepian, karena saat sepi aku merasa kehilangan. Aku takut akan kegelapan, karena saat gelap aku kehilangan harapan. Aku takut akan kehangatan, karena wajahmu yang a...
Nightmare
537      374     1     
Short Story
Ketika mimpi buruk datang mengusik, ia dihadapkan pada kenyataan tentang roh halus yang mengahantui. Sebuah 'dreamcatcher' sebagai penangkal hantu dan mimpi buruk diberikan. Tanpa ia tahu risiko sebenarnya. Pic Source : -kpop.asiachan.com/Ash3070 -pexels.com/pixabay Edited by : Picsart Cerita ini dibuat untuk mengikuti thwc18
Seberang Cakrawala
83      78     0     
Romance
sepasang kekasih menghabiskan sore berbadai itu dengan menyusuri cerukan rahasia di pulau tempat tinggal mereka untuk berkontemplasi
MONSTER
5515      1523     2     
Romance
Bagi seorang William Anantha yang selalu haus perhatian, perempuan buta seperti Gressy adalah tangga yang paling ampuh untuk membuat namanya melambung. Berbagai pujian datang menghiasi namanya begitu ia mengumumkan kabar hubungannya dengan Gressy. Tapi sayangnya William tak sadar si buta itu perlahan-lahan mengikatnya dalam kilat manik abu-abunya. Terlalu dalam, hingga William menghalalkan segala...
The Investigator : Jiwa yang Kembali
1762      707     5     
Horror
Mencari kebenaran atas semuanya. Juan Albert William sang penyidik senior di umurnya yang masih 23 tahun. Ia harus terbelenggu di sebuah gedung perpustakaan Universitas ternama di kota London. Gadis yang ceria, lugu mulai masuk kesebuah Universitas yang sangat di impikannya. Namun, Profesor Louis sang paman sempat melarangnya untuk masuk Universitas itu. Tapi Rose tetaplah Rose, akhirnya ia d...
Teacher's Love Story
2741      931     11     
Romance
"Dia terlihat bahagia ketika sedang bersamaku, tapi ternyata ia memikirkan hal lainnya." "Dia memberi tahu apa yang tidak kuketahui, namun sesungguhnya ia hanya menjalankan kewajibannya." Jika semua orang berkata bahwa Mr. James guru idaman, yeah... Byanca pun berpikir seperti itu. Mr. James, guru yang baru saja menjadi wali kelas Byanca sekaligus guru fisikanya, adalah gu...
Dessert
867      443     2     
Romance
Bagi Daisy perselingkuhan adalah kesalahan mutlak tak termaafkan. Dia mengutuk siapapun yang melakukannya. Termasuk jika kekasihnya Rama melakukan penghianatan. Namun dia tidak pernah menyadari bahwa sang editor yang lugas dan pandai berteman justru berpotensi merusak hubungannya. Bagaimana jika sebuah penghianatan tanpa Daisy sadari sedang dia lakukan. Apakah hubungannya dengan Rama akan terus b...
Luka di Atas Luka
399      262     0     
Short Story
DO NOT COPY MY STORY THANKS.
The Soul Of White Glass
412      293     0     
Short Story
Jika aku sudah berjalan, maka aku ingin kembali ke tempat dimana aku sekarang. Bukan hancur tak sengaja
My LIttle Hangga
736      469     3     
Short Story
Ini tentang Hangga, si pendek yang gak terlalu tampan dan berbeda dengan cowok SMA pada umunya. ini tentang Kencana, si jerapah yang berbadan bongsor dengan tinggi yang gak seperti cewek normal seusianya. namun, siapa sangka, mereka yang BEDA bisa terjerat dalam satu kisah cinta. penasaran?, baca!.