Read More >>"> Gunay and His Broken Life (20. Kakak, Gunay Undang Teman-teman) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Gunay and His Broken Life
MENU
About Us  


Gunay berjalan memasuki gerbang sekolahnya dengan raut wajah yang tak dapat digambarkan. Di satu sisi ia sangat senang bahwa kakaknya akan segera menikah, namun di sisi lain, ia juga sedih sekaligus takut—tak ikhlas jika kakaknya akan pergi meninggalkannya secepat itu.

 

Ketika melamun, tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya dari belakang dengan sangat keras.

 

"Oi!!"

 

Gunay berbalik, seketika matanya pun berbinar melihat orang yang sangat dikenalnya ini. "Dimas?! Lo dah sembuh, Mas?"

 

"Belum, nih liat gue jalannya masih pincang!"


"Kok ke sekolah?"

"Ya pengen belajar, lah! Ntar gue ketinggalan pelajaran lagi."

"Halah, bilang aja kangen sama Unay, ya, kan? Ya, kan?" tanya Gunay menaik-turunkan alisnya.

Dimas membuang wajahnya. "Hmm ...."

"Wah? Seriusan kangen sama gue?" Mata Gunay semakin berbinar-binar.

"Gak usah banyak bacot, bantuin gue jalan, cepet!" Dimas mengulurkan tangannya sendiri ke bahu Gunay. Gunay meraihnya dan mulai membopong Dimas berjalan.

"Tadi lo berangkatnya gak naik motor, kan?"

"Ya enggaklah! Mana bisa gue naik motor kaki pincang begini, gue naik gr*b tadi."

"Lo katanya masih pincang tapi kok tadi cepet banget samperin gue?"

"Ja-jangan ge-er dulu! Itu cuma gue paksain biar gue bisa nyuruh-nyuruh lo!"

"Bilang aja lo seneng gue rangkul kan? Iyakan? Gue tau kok, gak usah malu-malu gitu lah."

Dimas menampol kepala Gunay geram.

"Ughh ...." Gunay meringis. Mengelus kepalanya dengan tangan yang lain.

Tiba-tiba dia teringat sesuatu, "Eh, gue ada berita, nih."

Mereka berdua terus berjalan, dan kini sudah mulai memasuki koridor. Dimas mencoba tak acuh dengan ucapan Gunay barusan, karena dia tahu, pemuda ini biasanya tidak pernah benar-benar membincangkan hal serius. Paling tentang hal bodoh lagi. Dia pun bertanya malas, "Apaan?"

Gunay menjawab dengan raut wajah sedih, "Minggu depan, kakak nikah."

Tiba-tiba Dimas menghentikan jalannya. Matanya melebar, menatap Gunay tidak percaya. "What the meong?! Seriusan lo?Sama siapa, njir?"

Gunay mendorong punggung Dimas, memaksanya untuk lanjut berjalan. "Nah itu dia, lo pasti bakalan kaget setelah gue jawab."

Dimas, "...."

Gunay berlagak misterius, melambatkan suaranya menjawab perlahan-lahan. "Uhmm ... sama ...."

Dimas merasa tidak sabar, "Sama siapa, Bujank?"

*Bujank = anak muda


"Sama abangnya Sahrul!" seru Gunay. Lalu beralih ke samping melihat reaksi Dimas

Namun Dimas hanya terdiam sebentar, bereaksi datar, "Oh ... dunia emang sempit, ya ...."

"Kok lo gak kaget?"

"Kenapa musti kaget? Itu dah biasa kali di cerita-cerita FTV."

Pantas saja, Dimas memang suka sekali menonton sinetron. Jadi, saat melihat hal seperti itu di dunia nyata, dia pun hanya menganggap itu wajar.

Di sampingnya, bulu mata Gunay tampak turun, dia berkata lirih, "Tapi, Mas ...."

"Kenapa lagi?"

Selama berbicara sepanjang jalan, tak terasa mereka sudah sampai di dalam kelas. Gunay mendudukkan Dimas ke bangkunya dengan perlahan.

Setelah duduk, Dimas menoleh ke sampingnya, ke tempat Sahrul biasa duduk. Wajah Dimas mengkerut saat tak mendapati pemuda itu di situ. Lalu ia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kelas dan tampaklah Sahrul yang tengah duduk di sudut lain kelas.

Dimas beralih ke Gunay, bertanya,
"Kenapa Sahrul pindah tempat duduk, Nay? Di pindahin Pak Wawan?"

Gunay mengikuti arah pandang Dimas. Ia menghela napas. " Itu dia yang tadi mau gue bilang, Mas."

Dimas hanya mengerutkan keningnya, menanti perkataan Gunay selanjutnya.

"Setelah balik dari tugas penelitian itu, sikap Sahrul ke gue jadi aneh banget. Iya, gue tau gue salah karena udah nonjok dia dua kali pas waktu dalam gua, tapi gue juga udah bujuk dia sambil minta maaf berkali-kali, Mas. Tetep aja gak digubris."

Mendengar penuturan Gunay, wajah Dimas menggelap, merasa tak habis pikir. "Lagi PMS kali tuh anak. Udah, gak usah dipeduliin."

Gunay memandang Dimas dengan alis yang bertaut, "Tapi gue ngerasa gak enak, Mas."

"Alay lo ah, kita liat aja seberapa lama dia bisa bertahan tanpa kita,"  ujar Dimas percaya diri.

Gunay tak menjawab lagi, dia hanya menatap kosong ke arah mejanya.

Beberapa saat kemudian, dua gadis berhijab nan cantik masuk ke kelas sambil menggenggam bungkusan plastik berisi banyak cemilan.

Kanselir menatap Gunay yang masih memandangi mejanya.

"Si Gunay kenapa, Mas? Permainan baru lagi, ya? Sekarang ada permainan menatap meja rupanya, kreatif juga lo berdua."
Kanselir merasa heran, ia duduk menyamping bersandar ke dinding sambil merobek snack menggunakan giginya, memandangi Gunay lama.

Yumna pun turut duduk menyamping, namun ia tak bisa bersandar karena tempat duduknya tak berada dekat dinding. Ia berbicara takut-takut,
"Eh liat, kayaknya Gunay lagi kesurupan, deh."

Mendengar itu, Gunay tiba-tiba memelototi Yumna dengan tajam.

"Astaghfirullah," ucap gadis itu terkaget hampir saja terjungkal ke belakang.

"Hahahaha, gue cuma bercanda, kok, itu aja kaget ahahahahah." Gunay tertawa-tawa tanpa dosa.

"Sengklek," cela Kanselir.

"Eh Kansel, gue ngundang lo sama Yumna, ya!" Kini pandangan Gunay beralih ke Kanselir.

"Diundang ngapain?"

"Ke nikahan kakak gue, dong!" jawab Gunay tersenyum bangga.

"Hah? Kak Yanli?!"
tanya mereka serempak.

"Ya iyalah, emang kakak gue yang mana lagi?"

"Kak Yanli mau nikah? Huu ... entah kenapa rasanya gak ikhlas banget."  Yumna memasang tampang cemberut.

"Gue juga diundang, gak?"
Seorang gadis dengan kuncir kuda datang tiba-tiba dan langsung melontarkan pertanyaan itu dengan tak tahu malu. Saat bertanya, dia tersenyum, namun, senyuman itu lebih terlihat seperti senyum yang dipaksakan. Senyum seorang pencari muka.

Semua orang menatapnya bingung, namun Gunay berusaha memecah kecanggungan dengan menjawab ramah, "Boleh, lo boleh dateng, kok."

Mingyan tersenyum, merasa sangat dispesialkan dengan undangan itu.

Tiba-tiba Gunay berdiri dari duduknya. "Oi semuanya, dateng ya ke nikahan kakak gue minggu depan!"

Jderr

Seolah ada petir yang menyambar, alis Mingyan berkerut mendengar ucapan Gunay barusan, Gunay mengundang semua orang? Jadi dia tidak dispesialkan?

Suara Gunay menggema ke seluruh penjuru ruang kelas, semua orang menatapnya dan muncullah beberapa pertanyaan yang terlontar.

"Kak Yanli nikah, Nay?"

"Yah, hilang deh kesempatan gue,"

"Acaranya di mana, Nay?"

"Pasti meriah banget, nih,"

"Makan-makan asiqueee."

"Siapa sih cowok beruntung itu?"

"Uhh, Kakak cantikku nikah huweee ...."

Satu per satu pertanyaan dan pernyataan itu dijawab Gunay dengan santai, dia tampak sangat bahagia, senyum terus-terusan mengembang saat ia bercerita tentang kakaknya.

Namun, seseorang di sudut sana mendecih sebal melihat tingkah Gunay yang menurutnya berlebihan. Pria beruntung mereka bilang? Justru Yanli lah yang beruntung mendapatkan suami seperti abangnya!! Apa hebatnya kakak Gunay itu? Cantik juga tidak, hmph!

Kemarin malam saat Addly kembali dari rumah keluarga Gunay, dia langsung menghampiri Sahrul dan menyampaikan apa yang baru saja ia alami, ia bercerita dengan begitu bersemangat. Dan saat Addly menyampaikan bahwa perempuan yang akan dia nikahi adalah kakak dari teman dekat dirinya, Sahrul bertanya-tanya.

Addly pun memberitahunya bahwa adik Yanli tersebut bernama Gunay. Mendengar itu, mata Sahrul terbelalak dan memarahi abangnya.

Kenapa? Kenapa harus dengan keluarga orang yang paling tidak disukainya itu?

Sahrul menceritakan semua keluh kesahnya perihal Gunay, namun Addly hanya menanggapinya dengan berkata bahwa Sahrul adalah orang yang bodoh, serta hati dan pikirannya sudah sangat kotor. Kemudian Addly meninggalkannya dengan marah.

Menyadari fakta itu, hanya membuat kebencian Sahrul terhadap Gunay semakin menumpuk saja. Dia pun mulai memikirkan hal jahat lain untuk menjatuhkan Gunay.

Jika Yanli adalah orang yang paling berharga bagi Gunay, bukankah dengan abangnya menikahi Yanli, akan mempermudah dia memegang kendali atas kelemahan terbesar Gunay?

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Tentang Hati Yang Patah
459      335     0     
Short Story
Aku takut untuk terbangun, karena yang aku lihat bukan lagi kamu. Aku takut untuk memejam, karena saat terpejam aku tak ingin terbangun. Aku takut kepada kamu, karena segala ketakutanku.bersumber dari kamu. Aku takut akan kesepian, karena saat sepi aku merasa kehilangan. Aku takut akan kegelapan, karena saat gelap aku kehilangan harapan. Aku takut akan kehangatan, karena wajahmu yang a...
Nightmare
537      374     1     
Short Story
Ketika mimpi buruk datang mengusik, ia dihadapkan pada kenyataan tentang roh halus yang mengahantui. Sebuah 'dreamcatcher' sebagai penangkal hantu dan mimpi buruk diberikan. Tanpa ia tahu risiko sebenarnya. Pic Source : -kpop.asiachan.com/Ash3070 -pexels.com/pixabay Edited by : Picsart Cerita ini dibuat untuk mengikuti thwc18
Seberang Cakrawala
83      78     0     
Romance
sepasang kekasih menghabiskan sore berbadai itu dengan menyusuri cerukan rahasia di pulau tempat tinggal mereka untuk berkontemplasi
MONSTER
5512      1522     2     
Romance
Bagi seorang William Anantha yang selalu haus perhatian, perempuan buta seperti Gressy adalah tangga yang paling ampuh untuk membuat namanya melambung. Berbagai pujian datang menghiasi namanya begitu ia mengumumkan kabar hubungannya dengan Gressy. Tapi sayangnya William tak sadar si buta itu perlahan-lahan mengikatnya dalam kilat manik abu-abunya. Terlalu dalam, hingga William menghalalkan segala...
The Investigator : Jiwa yang Kembali
1762      707     5     
Horror
Mencari kebenaran atas semuanya. Juan Albert William sang penyidik senior di umurnya yang masih 23 tahun. Ia harus terbelenggu di sebuah gedung perpustakaan Universitas ternama di kota London. Gadis yang ceria, lugu mulai masuk kesebuah Universitas yang sangat di impikannya. Namun, Profesor Louis sang paman sempat melarangnya untuk masuk Universitas itu. Tapi Rose tetaplah Rose, akhirnya ia d...
Teacher's Love Story
2740      930     11     
Romance
"Dia terlihat bahagia ketika sedang bersamaku, tapi ternyata ia memikirkan hal lainnya." "Dia memberi tahu apa yang tidak kuketahui, namun sesungguhnya ia hanya menjalankan kewajibannya." Jika semua orang berkata bahwa Mr. James guru idaman, yeah... Byanca pun berpikir seperti itu. Mr. James, guru yang baru saja menjadi wali kelas Byanca sekaligus guru fisikanya, adalah gu...
Dessert
867      443     2     
Romance
Bagi Daisy perselingkuhan adalah kesalahan mutlak tak termaafkan. Dia mengutuk siapapun yang melakukannya. Termasuk jika kekasihnya Rama melakukan penghianatan. Namun dia tidak pernah menyadari bahwa sang editor yang lugas dan pandai berteman justru berpotensi merusak hubungannya. Bagaimana jika sebuah penghianatan tanpa Daisy sadari sedang dia lakukan. Apakah hubungannya dengan Rama akan terus b...
Luka di Atas Luka
399      262     0     
Short Story
DO NOT COPY MY STORY THANKS.
The Soul Of White Glass
411      292     0     
Short Story
Jika aku sudah berjalan, maka aku ingin kembali ke tempat dimana aku sekarang. Bukan hancur tak sengaja
My LIttle Hangga
736      469     3     
Short Story
Ini tentang Hangga, si pendek yang gak terlalu tampan dan berbeda dengan cowok SMA pada umunya. ini tentang Kencana, si jerapah yang berbadan bongsor dengan tinggi yang gak seperti cewek normal seusianya. namun, siapa sangka, mereka yang BEDA bisa terjerat dalam satu kisah cinta. penasaran?, baca!.