Loading...
Logo TinLit
Read Story - Gunay and His Broken Life
MENU
About Us  


Gunay berjalan memasuki gerbang sekolahnya dengan raut wajah yang tak dapat digambarkan. Di satu sisi ia sangat senang bahwa kakaknya akan segera menikah, namun di sisi lain, ia juga sedih sekaligus takut—tak ikhlas jika kakaknya akan pergi meninggalkannya secepat itu.

 

Ketika melamun, tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya dari belakang dengan sangat keras.

 

"Oi!!"

 

Gunay berbalik, seketika matanya pun berbinar melihat orang yang sangat dikenalnya ini. "Dimas?! Lo dah sembuh, Mas?"

 

"Belum, nih liat gue jalannya masih pincang!"


"Kok ke sekolah?"

"Ya pengen belajar, lah! Ntar gue ketinggalan pelajaran lagi."

"Halah, bilang aja kangen sama Unay, ya, kan? Ya, kan?" tanya Gunay menaik-turunkan alisnya.

Dimas membuang wajahnya. "Hmm ...."

"Wah? Seriusan kangen sama gue?" Mata Gunay semakin berbinar-binar.

"Gak usah banyak bacot, bantuin gue jalan, cepet!" Dimas mengulurkan tangannya sendiri ke bahu Gunay. Gunay meraihnya dan mulai membopong Dimas berjalan.

"Tadi lo berangkatnya gak naik motor, kan?"

"Ya enggaklah! Mana bisa gue naik motor kaki pincang begini, gue naik gr*b tadi."

"Lo katanya masih pincang tapi kok tadi cepet banget samperin gue?"

"Ja-jangan ge-er dulu! Itu cuma gue paksain biar gue bisa nyuruh-nyuruh lo!"

"Bilang aja lo seneng gue rangkul kan? Iyakan? Gue tau kok, gak usah malu-malu gitu lah."

Dimas menampol kepala Gunay geram.

"Ughh ...." Gunay meringis. Mengelus kepalanya dengan tangan yang lain.

Tiba-tiba dia teringat sesuatu, "Eh, gue ada berita, nih."

Mereka berdua terus berjalan, dan kini sudah mulai memasuki koridor. Dimas mencoba tak acuh dengan ucapan Gunay barusan, karena dia tahu, pemuda ini biasanya tidak pernah benar-benar membincangkan hal serius. Paling tentang hal bodoh lagi. Dia pun bertanya malas, "Apaan?"

Gunay menjawab dengan raut wajah sedih, "Minggu depan, kakak nikah."

Tiba-tiba Dimas menghentikan jalannya. Matanya melebar, menatap Gunay tidak percaya. "What the meong?! Seriusan lo?Sama siapa, njir?"

Gunay mendorong punggung Dimas, memaksanya untuk lanjut berjalan. "Nah itu dia, lo pasti bakalan kaget setelah gue jawab."

Dimas, "...."

Gunay berlagak misterius, melambatkan suaranya menjawab perlahan-lahan. "Uhmm ... sama ...."

Dimas merasa tidak sabar, "Sama siapa, Bujank?"

*Bujank = anak muda


"Sama abangnya Sahrul!" seru Gunay. Lalu beralih ke samping melihat reaksi Dimas

Namun Dimas hanya terdiam sebentar, bereaksi datar, "Oh ... dunia emang sempit, ya ...."

"Kok lo gak kaget?"

"Kenapa musti kaget? Itu dah biasa kali di cerita-cerita FTV."

Pantas saja, Dimas memang suka sekali menonton sinetron. Jadi, saat melihat hal seperti itu di dunia nyata, dia pun hanya menganggap itu wajar.

Di sampingnya, bulu mata Gunay tampak turun, dia berkata lirih, "Tapi, Mas ...."

"Kenapa lagi?"

Selama berbicara sepanjang jalan, tak terasa mereka sudah sampai di dalam kelas. Gunay mendudukkan Dimas ke bangkunya dengan perlahan.

Setelah duduk, Dimas menoleh ke sampingnya, ke tempat Sahrul biasa duduk. Wajah Dimas mengkerut saat tak mendapati pemuda itu di situ. Lalu ia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kelas dan tampaklah Sahrul yang tengah duduk di sudut lain kelas.

Dimas beralih ke Gunay, bertanya,
"Kenapa Sahrul pindah tempat duduk, Nay? Di pindahin Pak Wawan?"

Gunay mengikuti arah pandang Dimas. Ia menghela napas. " Itu dia yang tadi mau gue bilang, Mas."

Dimas hanya mengerutkan keningnya, menanti perkataan Gunay selanjutnya.

"Setelah balik dari tugas penelitian itu, sikap Sahrul ke gue jadi aneh banget. Iya, gue tau gue salah karena udah nonjok dia dua kali pas waktu dalam gua, tapi gue juga udah bujuk dia sambil minta maaf berkali-kali, Mas. Tetep aja gak digubris."

Mendengar penuturan Gunay, wajah Dimas menggelap, merasa tak habis pikir. "Lagi PMS kali tuh anak. Udah, gak usah dipeduliin."

Gunay memandang Dimas dengan alis yang bertaut, "Tapi gue ngerasa gak enak, Mas."

"Alay lo ah, kita liat aja seberapa lama dia bisa bertahan tanpa kita,"  ujar Dimas percaya diri.

Gunay tak menjawab lagi, dia hanya menatap kosong ke arah mejanya.

Beberapa saat kemudian, dua gadis berhijab nan cantik masuk ke kelas sambil menggenggam bungkusan plastik berisi banyak cemilan.

Kanselir menatap Gunay yang masih memandangi mejanya.

"Si Gunay kenapa, Mas? Permainan baru lagi, ya? Sekarang ada permainan menatap meja rupanya, kreatif juga lo berdua."
Kanselir merasa heran, ia duduk menyamping bersandar ke dinding sambil merobek snack menggunakan giginya, memandangi Gunay lama.

Yumna pun turut duduk menyamping, namun ia tak bisa bersandar karena tempat duduknya tak berada dekat dinding. Ia berbicara takut-takut,
"Eh liat, kayaknya Gunay lagi kesurupan, deh."

Mendengar itu, Gunay tiba-tiba memelototi Yumna dengan tajam.

"Astaghfirullah," ucap gadis itu terkaget hampir saja terjungkal ke belakang.

"Hahahaha, gue cuma bercanda, kok, itu aja kaget ahahahahah." Gunay tertawa-tawa tanpa dosa.

"Sengklek," cela Kanselir.

"Eh Kansel, gue ngundang lo sama Yumna, ya!" Kini pandangan Gunay beralih ke Kanselir.

"Diundang ngapain?"

"Ke nikahan kakak gue, dong!" jawab Gunay tersenyum bangga.

"Hah? Kak Yanli?!"
tanya mereka serempak.

"Ya iyalah, emang kakak gue yang mana lagi?"

"Kak Yanli mau nikah? Huu ... entah kenapa rasanya gak ikhlas banget."  Yumna memasang tampang cemberut.

"Gue juga diundang, gak?"
Seorang gadis dengan kuncir kuda datang tiba-tiba dan langsung melontarkan pertanyaan itu dengan tak tahu malu. Saat bertanya, dia tersenyum, namun, senyuman itu lebih terlihat seperti senyum yang dipaksakan. Senyum seorang pencari muka.

Semua orang menatapnya bingung, namun Gunay berusaha memecah kecanggungan dengan menjawab ramah, "Boleh, lo boleh dateng, kok."

Mingyan tersenyum, merasa sangat dispesialkan dengan undangan itu.

Tiba-tiba Gunay berdiri dari duduknya. "Oi semuanya, dateng ya ke nikahan kakak gue minggu depan!"

Jderr

Seolah ada petir yang menyambar, alis Mingyan berkerut mendengar ucapan Gunay barusan, Gunay mengundang semua orang? Jadi dia tidak dispesialkan?

Suara Gunay menggema ke seluruh penjuru ruang kelas, semua orang menatapnya dan muncullah beberapa pertanyaan yang terlontar.

"Kak Yanli nikah, Nay?"

"Yah, hilang deh kesempatan gue,"

"Acaranya di mana, Nay?"

"Pasti meriah banget, nih,"

"Makan-makan asiqueee."

"Siapa sih cowok beruntung itu?"

"Uhh, Kakak cantikku nikah huweee ...."

Satu per satu pertanyaan dan pernyataan itu dijawab Gunay dengan santai, dia tampak sangat bahagia, senyum terus-terusan mengembang saat ia bercerita tentang kakaknya.

Namun, seseorang di sudut sana mendecih sebal melihat tingkah Gunay yang menurutnya berlebihan. Pria beruntung mereka bilang? Justru Yanli lah yang beruntung mendapatkan suami seperti abangnya!! Apa hebatnya kakak Gunay itu? Cantik juga tidak, hmph!

Kemarin malam saat Addly kembali dari rumah keluarga Gunay, dia langsung menghampiri Sahrul dan menyampaikan apa yang baru saja ia alami, ia bercerita dengan begitu bersemangat. Dan saat Addly menyampaikan bahwa perempuan yang akan dia nikahi adalah kakak dari teman dekat dirinya, Sahrul bertanya-tanya.

Addly pun memberitahunya bahwa adik Yanli tersebut bernama Gunay. Mendengar itu, mata Sahrul terbelalak dan memarahi abangnya.

Kenapa? Kenapa harus dengan keluarga orang yang paling tidak disukainya itu?

Sahrul menceritakan semua keluh kesahnya perihal Gunay, namun Addly hanya menanggapinya dengan berkata bahwa Sahrul adalah orang yang bodoh, serta hati dan pikirannya sudah sangat kotor. Kemudian Addly meninggalkannya dengan marah.

Menyadari fakta itu, hanya membuat kebencian Sahrul terhadap Gunay semakin menumpuk saja. Dia pun mulai memikirkan hal jahat lain untuk menjatuhkan Gunay.

Jika Yanli adalah orang yang paling berharga bagi Gunay, bukankah dengan abangnya menikahi Yanli, akan mempermudah dia memegang kendali atas kelemahan terbesar Gunay?

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
April; Rasa yang Tumbuh Tanpa Berharap Berbalas
1518      647     0     
Romance
Artha baru saja pulih dari luka masa lalunya karena hati yang pecah berserakan tak beraturan setelah ia berpisah dengan orang yang paling ia sayangi. Perlu waktu satu tahun untuk pulih dan kembali baik-baik saja. Ia harus memungut serpihan hatinya yang pecah dan menjadikannya kembali utuh dan bersiap kembali untuk jatuh hati. Dalam masa pemulihan hatinya, ia bertemu dengan seorang perempuan ya...
Kiara - Sebuah Perjalanan Untuk Pulang
3160      1353     2     
Romance
Tentang sebuah petualangan mencari Keberanian, ke-ikhlasan juga arti dari sebuah cinta dan persahabatan yang tulus. 3 Orang yang saling mencintai dengan cara yang berbeda di tempat dan situasi yang berbeda pula. mereka hanya seorang manusia yang memiliki hati besar untuk menerima. Kiara, seorang perempuan jawa ayu yang menjalin persahabatan sejak kecil dengan Ardy dan klisenya mereka saling me...
Cecilia
495      272     3     
Short Story
Di balik wajah kaku lelaki yang jarang tersenyum itu ada nama gadis cantik bersarang dalam hatinya. Judith tidak pernah menyukai gadis separah ini, Cecilia yang pertama. Sayangnya, Cecilia nampak terlalu sulit digapai. Suatu hari, Cecilia bak menghilang. Meninggalkan Judith dengan kegundahan dan kebingungannya. Judith tak tahu bahwa Cecilia ternyata punya seribu satu rahasia.
ARRA
1354      629     6     
Romance
Argana Darmawangsa. Pemuda dingin dengan sebentuk rahasia di balik mata gelapnya. Baginya, hidup hanyalah pelarian. Pelarian dari rasa sakit dan terbuang yang selama ini mengungkungnya. Tetapi, sikap itu perlahan runtuh ketika ia bertemu Serra Anastasya. Gadis unik yang selalu memiliki cara untuk menikmati hidup sesuai keinginan. Pada gadis itu pula, akhirnya ia menemukan kembali sebuah 'rumah'...
REASON
9490      2296     10     
Romance
Gantari Hassya Kasyara, seorang perempuan yang berprofesi sebagai seorang dokter di New York dan tidak pernah memiliki hubungan serius dengan seorang lelaki selama dua puluh lima tahun dia hidup di dunia karena masa lalu yang pernah dialaminya. Hingga pada akhirnya ada seorang lelaki yang mampu membuka sedikit demi sedikit pintu hati Hassya. Lelaki yang ditemuinya sangat khawatir dengan kondi...
Dear N
15701      1802     18     
Romance
Dia bukan bad boy, tapi juga bukan good boy. Dia hanya Naufal, laki-laki biasa saja yang mampu mengacak-acak isi hati dan pikiran Adira. Dari cara bicaranya yang khas, hingga senyumannya yang manis mampu membuat dunia Adira hanya terpaku padanya. Dia mungkin tidak setampan most wanted di buku-buku, ataupun setampan dewa yunani. Dia jauh dari kata itu. Dia Naufal Aditya Saputra yang berhasil m...
IMPIANKU
27763      4206     14     
Mystery
Deskripsi Setiap manusia pasti memiliki sebuah impian, dan berusaha untuk mewujudkan impiannya itu. Walau terkadang suka terjebak dengan apa yang diusahakan dalam menggapai impian tersebut. Begitu pun yang dialami oleh Satria, dalam usaha mewujudkan segala impiannya, sebagai anak Broken Home. Walau keadaan keluarganya hancur karena keegoisan sang ayah. Satria mencoba mencari jati dirinya,...
Asa
4762      1422     6     
Romance
"Tentang harapan, rasa nyaman, dan perpisahan." Saffa Keenan Aleyski, gadis yang tengah mencari kebahagiaannya sendiri, cinta pertama telah di hancurkan ayahnya sendiri. Di cerita inilah Saffa mencari cinta barunya, bertemu dengan seorang Adrian Yazid Alindra, lelaki paling sempurna dimatanya. Saffa dengan mudahnya menjatuhkan hatinya ke lubang tanpa dasar yang diciptakan oleh Adrian...
PENYESALAN YANG DATANG TERLAMBAT
759      469     7     
Short Story
Penyesalan selalu datang di akhir, kalau diawal namanya pendaftaran.
Love Dribble
10712      2071     7     
Romance
"Ketika cinta bersemi di kala ketidakmungkinan". by. @Mella3710 "Jangan tinggalin gue lagi... gue capek ditinggalin terus. Ah, tapi, sama aja ya? Lo juga ninggalin gue ternyata..." -Clairetta. "Maaf, gue gak bisa jaga janji gue. Tapi, lo jangan tinggalin gue ya? Gue butuh lo..." -Gio. Ini kisah tentang cinta yang bertumbuh di tengah kemustahilan untuk mewuj...