Loading...
Logo TinLit
Read Story - Mendung (Eccedentesiast)
MENU
About Us  

"Halo kak galang, apa kabar?"

Galang menautkan alis detik itu juga. Heran dengan pertanyaan tiba-tiba yang keluar dari mulut pedas cewek itu.

"Kak Galang kok gak jawab? Aku kabarnya baik-baik aja, Kak Galang gimana? Baik kayanya, alhamdulillah."

Galang mendekatkan wajahnya pada Kinara, meneliti raut gadis itu lamat-lamat. Lalu menempelkan punggung tangannya di dahi Kinara.

"Kak galang ngapain?"

"Astagfirullah, kesambet apa lu anjir! Kenapa jadi gini? Bukan lo banget!" umpat Galang bergidik ngeri. Membayangkan kemungkinan cewek itu dirasuki hantu penunggu taman, atau arwah mbah iyem kantin belakang.

"Memang kenapa? Beda ya? Aku sekarang mau jadi anak yang baik Kak Galang. Aku mau jadi anak yang sopan, baik hati dan lemah lembut mulai sekarang," runtut Kinara dengan nada dilembut-lembutkan yang semakin membuat Galang merinding.

Tak lupa Kinara mengedipkan matanya sembari tersenyum.

"Sana!" Galang mengusir dengan isyarat tangannya.

"Sanaan deh, Ki! Mual gue sumpah! Ampun mba kunti om jin jauh-jauh dari Galang yang baik hati."

Detik itu juga tawa Kinara menyembur hingga matanya berkaca-kaca. Ekspresi dan respon Galang, terjadi tepat seperti dugaannya.

"Woilahh jamal, sakit perut gue. Muka Lo lucu banget dah ahh," ujar gadis itu di sela-sela tawa renyahnya.

Galang menjambak rambut Kinara yang membuat cewek itu mengadu. Tidak sakit memang, namun cukup membuat lengkingan Kinara kembali mengudara.

"Nah ini baru Lo banget! Cewek tengil bin barbar. Jangan gitu lagi lah, gak lucu banget gue merinding anjir."

"Ishh ngeselin banget sih jadi orang, kan rambut gue jadi berantakan. Gue aduin kak Vero, tau rasa Lo!"

"Ngadu sana ngadu. Dasar tukang ngadu, cengeng, manja!"

"Isshh bener-bener ya mulutnya minta disambit!" ancam Kinara, mengerucutkan bibirnya kesal.

"Ckckck! Dimana ada keributan di situ ada Galang!" ejek Reyhan yang baru saja tiba diantara kedua remaja itu.

"Nohh temen lu ngeselin parah, dah jomblo gadak akhlak, kasar lagi!" Omel Kinara sambil menunjuk-nunjuk pundak Galang dengan jari telunjuknya.

"Berisik banget, gue karungin juga lu!"

"Sana ambil karung, anter gua ke klan bulan mau ketemu Tamus biar gue salamin ada anak yang pengin dimatiin di bumi."

"Mulai deh halunya, sanaan lu! Pulang ke perpus, tidur biar mimpinya kesampean!"

"Yeee... Main ngusir! Kek kampus punya bapaknya aja."

"Buset dah ini berdua gak ada akur-akurnya. Lu lagi, masuk sana lang bolos mulu!" Potong Reyhan.

"Eh kan jadi lupa tujuan gue. Kakak-kakak sekalian ngeliat kak Vero gak? Gue telpon gak aktif."

"Intropeksi deh." Sontak Kinara melotot pada Galang.

"Kagak masuk dia, gak tau kenapa."

"Yaahhh.. kok gak tau sih. Harus tau dong, kalau kalian gak tau gue harus nanya ke siapa?" balas Kinara dengan wajah kecewa yang dibalut candaan.

"Tanya tuh sama Tamus! Mungkin Vero lagi study tour di sana."

"Ishh gak lucu!"

"Yaudah deh, kalau kakak-kakak sekalian gak tau. Kinara yang cantik ini pamit undur diri ya. Bye kak Galang." Kinara mengedipkan sebelah matanya sebelum beranjak pergi, meninggalkan Galang yang tak berhenti geleng kepala dengan sikap cewek itu.

***


Tenaga Anna terkuras habis. Akibat keterlambatannya, dia harus melewatkan satu mata kuliah yang tentu harus diganti dengan hukuman kejam dari bapak berkepala pelontos. Anna harus merelakan empat jam kuliahnya merapikan perpustakaan dan menyapu koridor gedung Akuntansi. Keterlaluan memang, namun dia bisa apa untuk melawan dosen menyebalkan itu. Bisa-bisa nilainya dipotong setengah dan bisa dipastikan uang bulanan ikut dipotong oleh Papanya.

Tidak sendiri memang, hukuman yang diterimanya itu dibagi dengan sahabatnya, Kinara. Namun kehadiran cewek itu sama sekali tidak menguntungkan dan meringankan hukumannya. Malah membuat Anna makin repot dan tak henti membatin sebal dengan sikap Kinara.

Bagaimana tidak, ketika mereka berada di perpustakaan, bukannya merapikan buku di rak Kinara malah asik dengan buku-buku tebal melebih ensiklopedia itu. Lalu saat membersihkan koridor, tidak sampai sepuluh menit gadis itu sudah menghilang entah kemana.

Tinggalah Anna dengan seluruh rasa kesal dan marahnya. Anna meletakkan sapu dan kain pel yang dipegangnya dengan kasar. Melangkah pergi menuju kantin, mengisi perutnya yang keroncongan.

Anna melahap makanannya dengan cepat. Sembari melenyapkan sisa-sisa kemarahannya.

"Kek gak pernah makan aja. Santai aja kali makannya, keselek tau rasa."

Anna menyeruput es teh nya, "kalau mau ceramah, cabut sana!" ketus Anna pada Dimas yang baru aja duduk di hadapannya.

"Cantik-cantik kok sadis."

"Aelahh, berisik banget sih. Gak khusyuk lagi gua makannya."

"Lagian, ganas amat makannya."

"Temen lo tuh, ngeselin banget jadi orang."

Dimas menautkan kening lalu membalas, "siapa?"

"Ya siapa lagi kalau bukan Kak Vero. Kalau gak bisa jemput ya bilang, kan kita jadi telat gegara ngejar bis."

Dimas tidak menjawab, hanya mendengarkan seksama. Dalam keadaan ini, akan lebih baik dia hanya menyimak omelan gadis di hadapannya itu. Terlihat sekali dari raut wajahnya bahwa emosi gadis itu sama sekali belum mereda.

"Satu lagi tuh Dosen sialan, pake acara ngehukum segala kek anak SD. Main ngancem nilai lagi, dasar baperan parah. Udah tua juga dah bauk tanah, masih aja nyebelin. Udah gitu temen lu satu lagi si Kinar bukannya bantuin nyapu malah ngilang. Kan gue jadi harus nyapu sendirian." Anna kembali menyeruput es teh nya hingga tandas.

"Udahan marahnya? Udah lega?"

"Belom, masih emosi gua."

"Yaudah marah dulu aja, lama-lama juga gak papa. Lo makin cantik kalau lagi marah."

"Ihh paan sih, Kak." Anna memanyunkan bibirnya demi menutupi senyum tersipunya. Namun tetap saja rona merah di pipinya tidak bisa diajak kompromi.

"Senyum aja, jangan ditahan."

"Woi!! Lagi ngomongin apaan? Serius banget!" Kinara yang tiba-tiba datang di tengah-tengah mereka membuat Anna mengusap dadanya karena terkejut.

"Ngagetin aja anjir, lu kata telinga gua ada gantinya kalau rusak!?" teriak Anna nyalang.

"Yaelahh santai aja napa mbak, ngegas mulu."

"Sanaan deh! Sebel gue liat muka lo!"

"Yee ngambek, yakin nyuruh gue pergi? Karena masih marah, atau karena gak mau diganggu? Cieee Anna, akhirnya lo punya cowok juga."

Di sebelahnya Dimas cuma bisa senyum-senyum dengan sesekali menggeleng menyaksikan perdebatan kedua cewek tersebut.

"Ish nyebelin banget sih lu, Ki!"

"Gengsi banget mbaknya, pantes jomblo! Udah sana pacaran aja napa, kalian berdua tuh cocok banget tauk!"

"Bacot!"

"Cieee blushing! Tanggung jawab lo kak, awas aja gak dipacarin temen gue, dia udah ngarep pasti ya gak, An?" goda Kinar terus menerus membuat Anna jengah.

Gadis itu bangun, tanpa sepatah kata pun melangkah pergi dari tempat itu tanpa menoleh lagi.

"Anna, canda astaga. Jangan marah! Woii Anna tungguin, yaelah pake ngambek beneran segala!"

Kinara terus mengejar Anna yang semakin mempercepat langkahnya. Sampai kakinya berhasil menyejajari langkah sahabatnya itu dan menghadangnya.

"Arghh!!" Kinara menjerit tepat ketika ponsel Anna menghantam kepalanya.

"Yee, kasar!"

"Bacot! Nyebelin, jauh-jauh dari gue!"

"Ututuu sayang, jan marahlah. Maafin Kinara yang cantik ini ya," goda Kinara menampilkan Puppy eyesnya. Ia merangkul Anna dan terus menggodanya sampai sahabatnya itu kembali tertawa. Ya Anna tidak akan mungkin lama marah padanya.

***


Tanpa menyelesaikan makan malamnya, Kinara beranjak pergi membuka pintu kaca yang manghadap ke kolam renang.

Dia kehilangan napsu makannya karena beberapa alasan. Yang pertama dia tidak suka makan malam sendirian. Papa masih di kantor, Kak Qya sudah kembali ke Bogor dan Alan ya mana mungkin dia mau duduk satu meja dengan Kinara. Alasan kedua dari hilangnya napsu makan Kinara adalah fakta bahwa sampai saat ini Vero belum ada kabar. Sudah dua hari cowok itu menghilang tanpa jejak, bahkan Dimas dan teman-temannya yang lain tidak tahu keberadaan cowok itu.

Kinara menghela napas jengah, dia memutuskan duduk di tepian kolam dan mencelupkan kakinya ke dalam air. Rasanya sedikit menenangkan. Dia menengadah menatap langit malam bersama purnamanya yang benderang. Berbeda jauh dengan suasana hatinya yang sedang suram.

Gadis itu mengeluarkan gawainya dari dalam saku celana pendek yang ia kenakan.

Mengetikkan sesuatu di dalam room chat bertulisan nama pacarnya.

"Selamat malam kak Vero."

"Malam ini aku lagi duduk di pinggir kolam, sendirian. Langitnya cantik banget, bulan purnama. Lo lagi lihat langit yang sama kan? Hayo ngaku!"

"Kak Vero, baik-baik aja kan di sana? Aku kangen kak."

Entah sudah berapa banyak pesan yang ia kirimkan sejak dua hari yang lalu, yang sampai saat ini masih ceklist satu menunjukan sang empunya belum membacanya sama sekali.

Namun bukan Kinara namanya jika gampang menyerah, tak peduli sudah puluhan bahkan ratusan Kinara tetap akan mengirimkan pesan, menceritakan semua yang ia lalui seharian penuh. Mulai dari kejahilannya pada Galang sampai pertengkaran kecilnya dengan Anna. Semuanya tanpa sedikitpun terlewatkan.

"Kayanya mau hujan, aku masuk dulu ya kak Vero." Setelah mengetikkan kalimat berikut Kinara kembali masuk ke rumahnya.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
SEMPENA
3609      1218     0     
Fantasy
Menceritakan tentang seorang anak bernama Sempena yang harus meraih harapan dengan sihir-sihir serta keajaiban. Pada akhir cerita kalian akan dikejutkan atas semua perjalanan Sempena ini
Cinta Tiga Meter
609      385     0     
Romance
Fika sudah jengah! Dia lelah dengan berbagai sikap tidak adil CEO kantor yang terus membela adik kandungnya dibanding bekerja dengan benar. Di tengah kemelut pekerjaan, leadernya malah memutuskan resign. Kini dirinya menjadi leader baru yang bertugas membimbing cowok baru dengan kegantengan bak artis ibu kota. Ketika tuntutan menikah mulai dilayangkan, dan si anak baru menyambut setiap langkah...
Premium
Antara Aku Pelangi & Hujan
4238      1427     0     
Romance
Zayn bertemu dengan seorang gadis yang sedang menangis di tengah derasnya hujan dan tanpa sadar Zayn tertarik dengan gadis tersebut Ternyata gadis tersebut membawa Zayn pada sebuah rahasia masa lalu yang di lupakan Zayn Membawanya pada sesuatu yang tidak terduga
A.P.I (A Perfect Imaginer)
144      122     1     
Fantasy
Seorang pelajar biasa dan pemalas, Robert, diharuskan melakukan petualangan diluar nalarnya ketika seseorang datang ke kamarnya dan mengatakan dia adalah penduduk Dunia Antarklan yang menjemput Robert untuk kembali ke dunia asli Robert. Misi penjemputan ini bersamaan dengan rencana Si Jubah Hitam, sang penguasa Klan Kegelapan, yang akan mencuri sebuah bongkahan dari Klan Api.
Tanpa Kamu, Aku Bisa Apa?
99      83     0     
Romance
Tidak ada yang pernah tahu bahwa pertemuan Anne dan Izyan hari itu adalah hal yang terbaik bagi kehidupan mereka berdua. Anne tak pernah menyangka bahwa ia akan bersama dengan seorang manager band indie dan merubah kehidupannya yang selalu menyendiri menjadi penuh warna. Sebuah rumah sederhana milik Anne menjadi saksi tangis dan canda mereka untuk merintis 'Karya Tuhan' hingga sukses mendunia. ...
Jelek? Siapa takut!
3035      1336     0     
Fantasy
"Gue sumpahin lo jatuh cinta sama cewek jelek, buruk rupa, sekaligus bodoh!" Sok polos, tukang bully, dan naif. Kalau ditanya emang ada cewek kayak gitu? Jawabannya ada! Aine namanya. Di anugerahi wajah yang terpahat hampir sempurna membuat tingkat kepercayaan diri gadis itu melampaui batas kesombongannya. Walau dikenal jomblo abadi di dunia nyata, tapi diam-diam Aine mempunyai seorang pac...
Teman Hidup
5776      2263     1     
Romance
Dhisti harus bersaing dengan saudara tirinya, Laras, untuk mendapatkan hati Damian, si pemilik kafe A Latte. Dhisti tahu kesempatannya sangat kecil apalagi Damian sangat mencintai Laras. Dhisti tidak menyerah karena ia selalu bertemu Damian di kafe. Dhisti percaya kalau cinta yang menjadi miliknya tidak akan ke mana. Seiring waktu berjalan, rasa cinta Damian bertambah besar pada Laras walau wan...
ASA
4420      1500     0     
Romance
Ketika Rachel membuka mata, betapa terkejutnya ia mendapati kenyataan di hadapannya berubah drastis. Kerinduannya hanya satu, yaitu bertemu dengan orang-orang yang ia sayangi. Namun, Rachel hanya diberi kesempatan selama 40 hari untuk memilih. Rachel harus bisa memilih antara Cinta atau Kebencian. Ini keputusan sulit yang harus dipilihnya. Mampukah Rachel memilih salah satunya sebelum waktunya ha...
Langit Indah Sore Hari
122      106     0     
Inspirational
Masa lalu dan masa depan saling terhubung. Alka seorang remaja berusia 16 tahun, hubungannya dengan orang sekitar semakin merenggang. Suatu hari ia menemukan sebuah buku yang berisikan catatan harian dari seseorang yang pernah dekat dengannya. Karena penasaran Alka membacanya. Ia terkejut, tanpa sadar air mata perlahan mengalir melewati pipi. Seusai membaca buku itu sampai selesai, Alka ber...
Marry
1250      626     0     
Fantasy
Orang-orang terdekat menghilang, mimpi yang sama datang berulang-ulang, Marry sempat dibuat berlalu lalang mencari kebenaran. Max yang dikenal sebagai badut gratis sekaligus menambatkan hatinya hanya pada Orwell memberi tahu bahwa sudah saatnya Marry mengetahui sesuatu. Sesuatu tentang dirinya sendiri dan Henry.